PE N DAH U LUAN
masyarakat, komunikasi yang efektif juga dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau
perusahaan terutama dalam mengimplementasikan visi dan misi perusahaan.
Corporate Reputasi (PR) merupakan teknik komunikasi yang dilakukan sebuah
lembaga, organisasi, ataupun perusahaan untuk menjalin kegiatan, hubungan, dan
komunikasi dengan masyarakat atau publik. Aktivitas Corporate Reputasi merupakan
proses yang berkelanjutan, dimana manajemen berusaha untuk memperoleh itikad baik
dan pengertian dari komunitasnya, dari para pegawainya, dan juga merupakan kelanjutan
proses penetapan kebijakan pihak manajemen dalam memberikan masukan dan saran
perbaikan untuk mempertahankan citra.
Corporate Reputasi di dalam hal ini merupakan sosok yang mewakili
kepentingan perusahaan. Keberhasilan Corporate Reputasi di dalam menjalankan
aktivitasnya dinilai akan membawa nama baik perusahaan di mata khalayaknya, dan juga
sebaliknya kegagalan PR akan membawa citra buruk perusahaan.
Corporate Reputasi mempunyai peranan, peranan Corporate Reputasi dalam
menjalin hubungan dengan publiknya itu sangat penting, baik dengan public internal
perusahaan maupun dengan public eksernal perusahaan. Kegiatan Corporate Reputasi
tidak hanya untuk menyampaikan informasi kepada publiknya saja melainkan juga
sebagai sarana penerangan di dalam perusahaan yaitu menerima dan memberikan segala
bentuk informasi yang diperlukan agar dapat membentuk komunikasi yang efektif dengan
publik-nya. Corporate Reputasi memerlukan ruang untuk menggambarkan peran dan
fungsinya dalam membangun atau membentuk citra positif bagi perusahaan, menjalin
hubungan yang harmonis dengan publik, dan juga menyelesaikan krisis yang terjadi di
dalam perusahaan. Krisis merupakan hal yang tidak dapat diprediksi, karena krisis itu
datangnya secara tiba-tiba dan juga kehadirannya sangat tidak diharapkan didalam
perusahaan. Krisis yang terjadi di perusahaan erat kaitannya dengan citra yang akan
timbul di lingkungan public, citra tersebut memiliki pengaruh terhadap reputasi
perusahaan.
REPUTASI
CITRA
PROYEKSI
IDENTITAS
NILAINILAI
NILAI-NILAI
PUSAT
I.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendapatkan bukti secara
empiris terhadap hal-hal yang disebut diatas, antara lain :
a. Untuk mengetahui pengaruh hadirnya praktisi Corporate Reputasi terhadap
kasus reputasi yang dialami perusahaan.
b. Untuk mengetahui pengaruh pembentukan management khusus untuk
mengatasi reputasi.
c. Untuk mengetahui criteria dan strategi pemecahan masalah terhadap reputasi.
I.3 Perumusan Masalah
1. Apakah pengaruh hadirnya praktisi Corporate Reputasi terhadap kasus
reputasi yang dialami perusahaan?
2. Apakah ada pengaruh dan untuk kepentingan apa pembentukan management
khusus untuk mengatasi reputasi?
3. Apakah ada criteria dan strategi pemecahan masalah terhadap reputasi?
B A B II
PE M B AH AS AN
Pengalaman Perusahaan
Yang dimaksud pengalaman perusahaan adalah seberapa lama perusahaan
tersebut telah berkecimpung dan eksis dalam industri yang dimasukinya. Semakin
lama perusahaan tersebut berada dalam bidang industri tertentu, maka perusahaan
6
tersebut terbukti focus terhadap inti bisnis yang mereja jalani, sehingga
kompetensi perusahaan tersebut aka semakin terlihat. Hal ini akan mendorong
reputasi perusahaan di mata masyarakat menjadi terlihat semakin baik.
-
Kompetensi Perusahaan
Kompetensi adalah kemampuan perusahaan
sumberdaya yang
berbeda,
untuk
mengekploitasi
untuk mencapai hasil yang diinginkan (Grant, 1991; Amit and Schoemaker,
1993). Sedangkan menurut Bogner and Thomas (1994), kompetensi inti
sebagai keahlian khusus yang dimiliki perusahaan dan pengetahuan yang
diarahkan untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen yang lebih tinggi
dibandingkan pesaingnya.
-
bersaing
(competitive
advantage)
dibandingkan
dengan
proses-proses
pengorganisasian-perencanaan,
penggarahan,
krisis. Membangun reputasi memang tidak sama dengan memperbaiki kembali bangunan
yang telah hancur. Ada factor kepercayaan public yang sangat kental melekat didalamnya
sehingga, bila reputasi jeblok, maka kepercayaan pubik yang melekat itu lepas dengan
cepat dan untuk menempelkannya kembali membutuhkan waktu yang lama. Dalam
kaitan ini, para praktisi PR memiliki peran kunci dalam memelihara reputasi, mengingat
jangkauan reputasi mampu melampaui batas-batas dimensi yang ada dan PR merupakan
jembatan yang sanggup menghubungkan komunikasi di batas-batas tersebut.
5.
yang baik organisasinya. Artinya ada dua sisi wujud relasi antara reputasi dan
media relations. Pada satu sisi, media relations yang baik akan menjadi
sarana untuk menjaga dan meningkatkan reputasi. Pada sisi lain, reputasi
akan mempermudah membangun media relations yang baik.
8. Government Relations, dengan mengingat pemerintah melalui lembagalembaga yang didalamnya menjalankan peran sebagai agen regulasi dan
pengambil kebijakan, maka hubungan yang baik dengan pemerintah juga
penting dalam menjaga relasi.
9. Manajemen isu dan manajemen krisis. Isu dan krisis bisa muncul tanpa
diduga. Karena organisasi pada umumnya memiliki prosedur baku dalam
manajemen isu dan manajemen krisis untuk berjaga-jaga bila terjadi krisis
atau berkembang isu yang merugikan organisasi.
Pendekatan kedua menguaraikan langkah-langkah yang lebih praktis dalam menjaga
reputasi oragnisasi disampaikan Lamotta (2004) yang menunujukan tahapan manajemen
reputasi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Iklan, media relations, materi untuk investor, siaran pers dan program
filantrofi organisasi dijalankan bersama-sama untuk menyebarluaskan pesan
yang konsisten dan komprehensif.
Pendekatan lain, sebagai pendekatan ketiga, dikembangkan firma PR, Morrissey &
Co dalam manajemen reputasi ini mencakup 4 aspek yang didasarkan pada sumber daya
organisasi untuk disampaikan pada publik, sebagai berikut :
1. penelitian
2. positioning
3. penyusunan pesan
4. Strategi
12
13
Menurut statistik pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Papua berjumlah
760.350 orang dari jumlah penduduk 2.056.500. Selain itu adanya kasus kelaparan
yang menyebabkan meninggalnya hampir 100 orang di Yahukimo semakin
memperjelas adanya kesenjangan sosial antara pekerja asing di PT Freeport dengan
penduduk pribumi.
Hal ini sangat bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 2
dan 3 pada ayat 2 yang menyebutkan bahwa "Cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara", dan
pada ayat 3 disebutkan bahwa "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat".
Kesenjangan sosial yang terjadi di sekitar pertambangan Freeport Indonesia
berdampak pada konflik yang terjadi di daerah sekitar lokasi pertambangan. Konflik
tersebut diawali dengan aksi protes mahasiswa Papua yang menuntut penutupan PT
Freeport Indonesia hingga berlanjut kepada aksi-aksi kekerasan seperti penculikan
terhadap pegawai PT Freeport Indonesia.
Pemerintah seharusnya dapat mengatasi masalah-masalah tersebut melalui
peraturan-peraturan yang ditetapkannya. Jauh dari itu apabila pemerintah mampu
mengelola SDA yang ada di Papua dan di Indonesia masyarakat Indonesia akan hidup
lebih sejahtera.
Selama ini banyak kekayaan alam yang seharusnya dapat menjadi pemasukan
negara dan dapat mensejahterakan rakyat diambil alih oleh pihak asing. Mereka
cenderung mengeksploitasi sumber daya alam kita untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya.
Prinsip
ekonomi
memang
mengajarkan
kita
untuk
bertindak
dengan
14
besarnya. Tapi, hal tersebut bukan berarti kita boleh mengesampingkan nilai-nilai
kemanusiaan.
Potensi alam Indonesia sangat melimpah. Seharusnya kita menyadari itu dan
berusaha untuk mengelola sumber daya alam tersebut dan memanfaatkannya untuk
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain itu apabila kita dapat mengelola potensi
alam kita sendiri secara bijaksana tentu hal tersebut akan berdampak pada
membaiknya perekonomian Indonesia. Sudah saatnya berubah.
15
B A B III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Dari semua uraian yang telah kita pelajari dan simak dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya krisis dan reputasi di sebuah organisasi/perusahaan tidak akan bisa
dihindari, sesempurna apa pun manajemen yang diterapkan karena salah satu sifat krisis
dan reputasi adalah tidak bisa diperhitungkan, yaitu krisis yang diakibatkan misalnya oleh
bencana alam. Selain itu, untuk krisis dan reputasi yang disebabkan karena faktor internal
organisasi/perusahaan, menurut teori, krisis ini akan selalu bepotensi terjadi, karena krisis
selalu menyertai dalam setiap fase pertumbuhan organisasi/perusahaan. Namun demikian,
setiap organisasi/perusahaan sebaiknya memiliki sebuah tim manajemen reputasi dengan
struktur dan rancangan manajemen reputasi yang baik, sehingga ketika krisis dan reputasi
benar-benar terjadi, tim telah siap melakukan langkah-langkah yang telah terencana
dalam menangani kasus reputasi. Humas juga memiliki andil besar dalam menangani
krisis dan reputasi, terutama ketika harus berhadapan dengan pihak pers yang berpotensi
membentuk opini publik negatif mengenai organisasi/perusahaan bersangkutan sebagai
efek dari terjadinya krisis dan reputasi.
Pelaksanaan peranan Corporate Reputasi pada PT. Freeport Indonesia dalam
mempertahankan citra pasca menghadapi reputasi perusahaan sangatlah penting. Hal ini
tentunya dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan hal
yang paling penting proses penyampaian informasi dari komunikator (Corporate
Reputasi) ke komunikan (publiknya). Corporate Reputasi merupakan fungsi
manajemen dalam teknik komunikasi yang dilakukan di sebuah perusahaan yaitu
PT. Freeport Indonesia untuk melaksanakan tanggung jawab dalam memberikan
informasi yang di komunikasikan kepada publiknya.
2. Corporate Reputasi PT. Freeport Indonesia hendaknya menjalankan perannya
dengan baik yaitu memberikan informasi yang akurat, menyelesaikan segala
sesuatu dengan tepat, yaitu ketika terjadinya krisis reputasi Corporate Reputasi.
3. Peranan Corporate Reputasi PT. Freeport Indonesia menjalankan keseluruhan
harus sesuai dengan ke empat peranan Corporate Reputasi yaitu sebagai
16
perusahaan
memberikan
solusi
penyelesaian
masalah,
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Afdhal. 2005. Tips & Trik Public Relations. Jakarta: Penerbit
Grasindo.
Beni Bevly. 2012. Corporate Social Responsibilty : Hikmah Kegagalan
dan Keberhasilan Strategi Bisnis di Amerika Serikat. San Francisco : San
Francisco School.
Dipohusodo Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid II.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Mike Beard. 2004. Menejemen Departamen Public Relations. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Suharyadi. 2007. Kewirausahaan : Membangun Usaha Sukses Sejak Usia
Muda. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Silih Agung Wasena. 2006. Strategi Public Relations. Jakarta : Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama.
http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organizationdevelopment/mengukur-reputasi-perusahaan
http://jembatantiga.com/2015/01/mengukur-citra-dan-reputasi-perusahaan/
http://zainalpartao.blogspot.co.id/2010/09/apa-yang-dimaksud-denganreputasi.html
18