Anda di halaman 1dari 10

1.

Seorang anak laki-laki umur 3 tahun dengan BB 10 kg, TB 75 cm dating ke


IGD dengan keluhan demam 5 hari terus menerus, mual, muntah isi
makanan. Pada pemeriksaan didapatkan anak lemas, akral dingin, HR
120x/mnt, RR 28x/mnt, TD 80/50 mmHg, suhu 36oC.
A. Apakah WD/ diagnosis anda? Apa alasannya?
Dengue Hemorrhagic Fever.
Alasan :
Demam 5 hari terus menerus (mengarah ke Dengue Fever)
Akral dingin
Mual, muntah
Denyut nadi/HR cepat (N untuk 3 th : <110x/mnt)
Tekanan darah rendah ( N untuk 3 th : 95/65mmHg)
Sumber : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm
19.20

June2nd,15

B. Anamnesis dan pemeriksaan serta penunjang apa yang harus dilakukan


untuk menentukan diagnosis pasti?
Anamnesis : nyeri perut, nyeri sendi, ruam merah, lingkungan sekitar, tempat
penampungan air
Pemeriksaan fisik lengkap : TTV dan status generalis
Pem.Penunjang : DL (darah lengkap) dari v.brachialis akan ditemukan trombosit
menurun dan NS-1 (+)
C. Bagaimana tatalaksanan awal pasien ini? (cairan dan terapinya)
Parasetamol tidak diberikan, karena indikasi pemberian hanya pada pasien dengan
suhu 39oC atau lebih. Jangan berikan Asetosal/Ibuprofen kalaupun demam, karena
memicu perdarahan.
TERAPI CAIRAN :
1. Larutan isotonis : Ringer Laktat / Ringer Asetat
(berapa tetes ya? 14 gitu awalnya? Soalnya dr.Hediana selalu nurunin dari 8 ke 6 tetes.
Googling susah nemunya nih hehe)
2. Glukosa 5%
Rehidrasi cairan harus sesuai dengan cairan yang hilang, sehingga 10ml/kg harus
digantikan setara dengan 1% cairan yang hilang. Anggaplah kita memakai cairan
Glukosa 5%(*) untuk rehidrasi, maka 50/kg
Cairan Rehidrasi :
10 kg x 50 = 500 ml
Cairan maintenance : 10 kg x 100 = 1000 ml

Total cairan sehari :

1500ml

*Glukosa 5% = glukosa (50 gr/l) dicairkan dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 dalam
cairan saline.
3. Transfusi Plasma / 5% Albumin 102-ml/kg (dilakukan bila hematokrit
meningkat)
Sumber
:

http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication/en/
June2nd,15 20:23
2. Malam hari, datang seorang ibu menggendong bayinya yang baru berusia
2 bulan ke IGD RSUD Pasar Rebo dalam kondisi kejang-kejang. Tangan dan
kakinya kaku, mulut terkatup rapat dan mata menututp. Ibu menangis
sambil menceritakan bahwa anaknya kejang sejak dari rumahnya (30 menit
sampai IGD)
A. Apakah yang disebut kejang? Bagaimana pembagiannya?
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat
berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom
yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak..
Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan
pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara
bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh;
1] kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan
listrik yang berlebihan;
2] berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau
3] meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui
jalur eksitasi yang berulang.

Sedangkan Status Epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atu
kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan kesadaran Status
epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus
menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak sempurna.
Setelah diyakini bahwa serangan ini adalah kejang, selanjutnya perlu ditentukan
jenis kejang. Saat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah berdasarkan
Klasifikasi International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure [ILAE] 1981, yaitu
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi kejang

Sumber
:
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/02/kejang_pada_anak.pdf 4.50 AM May 29th,
A. Kejang Parsial

Kejang Parsial Sederhana


Kesadaran tidak terganggu;
Tanda-tanda motoris : kedutaan pada wajah, tangan, atau salah satu sisi tubuh
(umumnya gerakan kejang yang sama)
Tanda atau gejala otonomi : muntah berkeringat, muka merah, dilatasi pup
Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan
jatuhdari udara, parestesia
Gejala psikik : dejavu, rasa takut, sisi panoramic
Kejang Parsial Kompleks
1.Terdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial
simpleks.
2. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromaticmengecapkan bibir,
mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan
tangan lainnya.
3. Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku.
B. Kejang Umum (Konvulsif & Non-Konvulsif)
Kejang Absens
1. Gangguan kewaspadaan dan responsivitas.
2. Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik.
3. Awitan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan berkonsentrasi penuh.
4. Umumnya dimulai pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering sembuh dengan
sendirinya pada usia 18 tahun
Kejang Mioklonik
Kedutaan-kedutaan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi mendadak
Kejang Mioklonik (Lanjutan)
1. Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik, berupa
kedutaan-kedutaan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan kaki.
2. Umumnya berlangusung kurang dari 15 detik dan terjadi didalam kelompok.
3. Kehilangan kesadaran hanya sesaat
Kejang Tonik-Klonik
1. Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot
ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung kurang dari 1 menit.
2. Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.
3.Tidak adan respirasi dan sianosis
4.Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan bawah.
5.letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical
Kejang Atonik

Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata


turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.
Singkat, dan terjadi tampa peringatan

Sumber : http://www.scribd.com/doc/36495271/Kejang June2,15 19.04


B. Apa yang harus dilakukan pada bayi ini? Bagaimana tatalaksana awalnya?
Diazepam rektal 5-10 mg, maksimal pemberian 2x dengan jarak 5 menit

C. Bila kejang berhenti, namun 30 menit kemudian terdapat kejang berulang,


apa yang harus dilakukan?
Fenitoin IV : 20mg/kg (20mnt/50ml NS) maksimal 1000mg
Dengan BB 3,5 kg, maka pasien diberikan fenitoin 70mg
D. Pada anamnesis, terdapat diare 2 hari, 5x/hari. BB awal 4 kg, saat datang
BB 3,5kg. apa diagnosisnya?

Diare akut dengan dehidrasi berat (karena penururnan BB >10%)


E. Bagaimana pembagian diare akut dan bagaimana tatalaksananya?

Sumber : Depkes RI Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.


2011. Lima Langkah Tuntaskan DIare (LINTAS). Jakarta : Depkes RI.

3. Terangkan langkah Resusitasi Neonatus dan Resusitasi pada anak (PBLS/


Pediatric Basic Life Support)

Anda mungkin juga menyukai