Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GANJL TAHUN AJARAN 2015/2016

Modul

: Sedimentasi

Pembimbing

: Ir. Emma Hermawati, MT

Tanggal Praktikum

: 20 Oktober 2015

Tanggal Penyerahan Laporan : 20 Oktober 2015


Tanggal Revisi

: 3 November 2015
Oleh

Kelompok

:8

Nama

: Fitra Firmansyah Herdiana

(131411008)

Rima Agustin Merdekawati

(131411061)

Ulfa Nurul Azizah

(131411063)

Kelas

: 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

I.

Tujuan Praktikum
Setelah praktikum mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi
2. Menghitung efisiensi pengendapan

II.

Dasar Teori
Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan secara

gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Umumnya proses sedimentasi digunakan


setelah proses koagulasi dan flokulasi yang berfungsi untuk destabilisasi dan
memperbesar gumpalan/ukuran partikel, sehingga mudah untuk diendapkan. Proses
koagulasi menggunakan PAC (Poly Aluminium Chloride) untuk mengikat kotoran atau
memutus rantai pada ikatan senyawa zat warna sehingga membentuk gumpalan.
Sedangkan proses flokulasi dengan cara menambah larutan polimer untuk memperbesar
gumpalan, sehingga relatif mudah untuk diendapkan.
Bak sedimentasi ada yang berbentuk lingkaran, bujur sangkar ataupun segi empat.
Bak berbentuk lingkaran umumnya berdiameter 10,7 45,7 m dan kedalaman 3 4,3 m.
Bak berbentuk bujur sangkar umumnya mempunyai lebar 10 hingga 79 m dan kedalaman
1,8 hingga 5,8 m.bak berbentuk segi empat umumnya mempunyai lebar 1,5 6 m,
panjang bak sampai 76 m dan kedalaman lebih dari 1,8 m (Reynold & Richards, 1996).
Bentuk bak sedimentasi :

Segi empat (rectangular). Pada bak ini, mengalir horisontal dari inlet menuju outlet,
sementara partikel mengendap ke bawah.

Lingkaran (circular) center feed. Pada bak ini, air masuk melalui pipa menuju inlet
bak dibagian tengak bak, kemudian air mengalir horisontal dari inlet menuju outlet
disekeliling bak, sementara partikel mngendap ke bawah.

Lingaran (circular) periferal feed. Pada bak ini, air masuk melalui sekeliling
lingkaran dan secara horisontal mengalir menuju ke outlet di bagian tengah lingkaran,
sementara partikel mengendap ke bawah.

Bagian-bagian bak sedimentasi :


a)
b)
c)
d)

Inlet : tempat air masuk ke dalam bak


Zona pengendapan : tempat flok/partikel mengalami proses pengendapan
Ruang lumpur : tempat lumpur mengumpul sebelum diambil ke luar bak
Outlet : tempat dimana air akan meninggalkan bak

Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi, proses sedimentasi


terbagi atas tiga macam:
1) Sedimentasi TIpe I/Plain Settling/Discrete particle
Merupakan pengendapan partikel tanpa menggunakan koagulan. Tujuan dari
unit ini adalah menurunkan kekeruhan air baku dan digunakan pada grit chamber.
Dalam

perhitungan

dimensi

efektif

bak,

faktor-faktor

yang

mempengaruhiperformance bak seperti turbulensi pada inlet dan outlet, pusaran arus
lokal, pengumpulan lumpur, besar nilai G sehubungan dengan penggunaan
perlengkapan

penyisihan

lumpur

dan

faktor

lain

diabaikan

untuk

menghitungperformance bak yang lebih sering disebut dengan ideal settling basin.
2) Sedimentasi Tipe II (Flocculant Settling)
Pengendapan material koloid dan solid tersuspensi terjadi melalui adanya
penambahan koagulan, biasanya digunakan untuk mengendapkan flok-flok kimia
setelah proses koagulasi dan flokulasi.
Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien pada ketinggian bak yang
relatif kecil. Karena tidak memungkinkan untuk membuat bak yang luas dengan
ketinggian minimum, atau membagi ketinggian bak menjadi beberapa kompartemen,
maka alternatif terbaik untuk meningkatkan efisiensi pengendapan bak adalah dengan
memasang tube settler pada bagian atas bak pengendapan untuk menahan flokflok
yang terbentuk.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi bak pengendapan adalah:

3)

Luas bidang pengendapan


Penggunaan baffle pada bak sedimentasi
Mendangkalkan bak
Pemasangan plat miring
Hindered Settling (Zone Settling)
Merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid dan partikel tersuspensi

adalah sedang, di mana partikel saling berdekatan sehingga gaya antar pertikel
menghalangi pengendapan paertikel-paertikel di sebelahnya. Partikel berada pada posisi
yang relatif tetap satu sama lain dan semuanya mengendap pada suatu kecepatan yang
konstan. Hal ini mengakibatkan massa pertikel mengendap sebagai suatu zona, dan
menimbulkan suatu permukaan kontak antara solid danliquid.
Jenis sedimentasi yang umum digunakan pada pengolahan air bersih adalah
sedimentasi tipe satu dan dua, sedangkan jenis ketiga lebih umum digunakan pada
pengolahan air buangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi :

III.

Banyaknya lumpur
Luas bak pengendapan
Kedalaman bak pengendapan
Alat dan Bahan
Peralatan
Bahan
Turbidy meter
Bentonit (kapur)
TDS meter
PAC
pH meter
Air kran
Bak sedimentasi
Kertas saring
Lamella Clarifier
Gelas kimia
Gelas ukur
Pompa
oven
Neraca analitik
desikator
Krus tang

IV.

Prosedur
Air kran 80 L

Aqua clear 20 mL

Air limbah sintetis

Bentonit 24 gram

Unit sedimentasi

Efluen

Menghitung konsentrasi air limbah


(TSS, TDS kekeruhan dan pH)

Mencatat waktu air yang keluar melalui unit


sedimentasi dan mengukur volume efluen serta
melakukan sampling setiap 15 menit
Menghitung konsentrasi efluen
(TSS, TDS, kekeruhan dan pH)
V.

Data Pengamaatan
Volume air umpan
Berat bentonit/kapur
Konsentrasi bentonit
Volume flokulan (aqua clear)

= 80 liter
= 24 gram
= 0,03%
= 20 mL

Volume bak sedimentasi


Kekeruhan umpan (di bak)
Kekeruhan awal
pH umpan
pH setelah penambahan flokulan
pH awal
Waktu (menit)
0
10
20
30
40
50
60
70

= 57498,75 cm3
= 32, p 56 NTU
= 27,93 NTU
= 7,1
= 6,5
=6

Volume Efluen (mL)/45 s Kekeruhan (NTU)


30
5.38
60
5.07
23
4.74
24
4.68
16
4.58
20
4.6
18
4.43
23
4.39

pH
7.2
6.7
6.7
6.8
6.5
6.8
6.9
6.8

Pengukuran TSS

Sebelum sedimentasi
Berta kertas saring kosong
Berat kertas saring + padatan
Berat padatan

Setelah sedimentasi
Berta kertas saring kosong
Berat kertas saring + padatan
Berat padatan

VI.

1,1 gram
1.1248 gram
0.0248 gram

0.9350 gram
0.9404 gram
0.0054 gram

Pengolahan Data
TSS (Total Suspended Solid)
Sebelum sedimentasi :
TSS

=
=

x 1000
x 1000

= 248 mg/L
Setelah sedimentasi :
TSS

x 1000

x 1000

= 54 mg/L

Efisiensi (penurunan konsentrasi TSS)

x 100%

x 100%

= 78 %

VII.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilaksanakan pengolahan limbah dengan cara
sedimentasi, secara batch, adapun yang dijadikan larutan limbahnya adalah air
sebanyak 80 liter dicampur dengan bentonit sebanyak 24 gram dan ditambah
flokulan aquaclear sebanyak 20 ml. Data yang diamati pada praktikum kali ini
adalah pH, kekeruhan, dan volume effluent. Data-data ini selanjutnya diolah untuk
mendapatkan effisiensi dari proses sedimentasi, serta kurva kurva dari data yang
didapatkan.

Berdasarkan grafik yang didapat pada pengaluran data, maka dapat dilihat trend
yang menunjukan bahwa terjadi penurunan dari kekeruhan pada larutan yang
diujikan. Hanya saja terdapat anomali dari data yang didapat, yakni pada menit
30. Anomali ini kemungkinan terjadi karena pada waktu 30 menit ada aliran
masuk berlebih dari tangki flokulasi, yang mengakibatkan terjadi pengadukan dan
pencampuran pada tangki sedimentasi. Aliran masuk berlebih disebabkan terjadi
penambahan air kedalam tangki flokulasi menggunakan gayung (manual) akibat
volume pada tangki flokulasi mengalami penuruan.

Pada pengamatan pH terhadap waktu, dapat dilihat bahwa grafik yang didapat
berfluktuatif. Hal ini disebabkan oleh alat yang digunakan sedang berada dalam
kondisi tidak stabil, selain itu, bila dilihat secara rentang, rentang pH ini sendiri
dapat dikatakan tidak terlalu jauh. Sehingga masih dapat dikatakan normal atau
sesuai.

Selain dari pengamatan diatas, dilakukan juga perhitungan effisiensi, effisiensi


yang didapat dari hasil percobaan ini menunjukan nilai 78%, penurunan ini dari
nilai 248 ppm menjadi 54 ppm. Effisiensi ini proses sedimentasi telah berlangsung
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C., Transport Process and Unit Operation. Third Edition Prentice-Hall Inc
Englewood Clifts, New Jarsey, 1993
Tim Penyusun, 2006, job sheet pengolahan air dan limbah industry, Bandung : Politeknik
Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai