Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

ANALISA BOD
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Limbah
Industri
Dosen Pembimbing : Ir. Endang Kusumawati, MT.
Disusun oleh :
Kelompok 8
Fitra Firmansyah Herdiana

131411008

Rima Agustin Merdekawati

131411061

Ulfa Nurul Azizah

131411063

Tanggal Praktikum

: 1 Desember 2015

Tanggal Pengumpulan Laporan

Kelas : 3 A

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Perkembangan industri yang semakin pesat di Indonesia ditandai dengan semakin
beragamnya produk yang beredar di pasaran seperti industri kertas, tekstil, makanan, dan
sebagainya. Hal tersebut mempengaruhi jumlah limbah yang diproduksi industri setiap
harinya terutama limbah cair. Banyaknya limbah cair yang dibuang secara sembarangan
ke lingkungan mempengaruhi ekosistem lingkungan dan dampaknya bagi manusia adalah
krisis air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Salah satu cara untuk menanggulangi pencemaran air limbah adalah dengan
pengolahan air limbah industri agar sesuai dengan baku mutu. Salah satu parameter yang
sangat umum digunakan sebagai tolak ukur tercemarnya suatu ekosistem terutama
ekosistem air adalah BOD (Biochemical Oxygen Demand). Dengan mengetahui nilai
BOD suatu limbah cair, maka dapat diketahui tingkat polutan yang dikandung dalam
limbah tersebut.

1.2.

Tujuan Percobaan
a. Menentukan angka KMnO4 dalam praktikum.
b. Mengukur nilai BOD pada hari ke-0 dan hari ke-7.
c. Mengetahui pengaruh waktu inkubasi terhadap nilai BOD

1.3.

Ruang Lingkup Percobaan


Percobaan ini merupakan analisa terhadap DO dan BOD limbah
Sampel air limbah yang digunakan merupakan air limbah yang tersedia di
Laboratorium Pengelolaan Limbah Industri Jurusan Teknik Kimia POLBAN.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang
diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik.
Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme
sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (Pescod,1973).
Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air
buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat
hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama
organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi
yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang
diperiksa harus bebas dari udara luar untuk mencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di
udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu tingkat
pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada selama
pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas
dan hanya berkisar 9 ppm pads suhu 20C (Sawyer & Mc Carty, 1978).
Biochemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di
dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air
buangan penduduk atau industri. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, apabila
suatu badan air dicemari oleh zat oragnik, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam
air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air
dan dapat menimbulkan bau busuk pada air tersebut. Beberapa zat organik maupun anorganik
dapat bersifat racun misalnya sianida, tembaga, dan sebagainya, sehingga harus dikurangi
sampai batas yang diinginkan.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 CO2 + m.o + sisa material organik
Berkurangnya oksigen selama biooksidasi ini sebenarnya selain digunakan untuk oksidasi
bahan organik, juga digunakan dalam proses sintesa sel serta oksidasi sel dari
mikroorganisme. Oleh karena itu uji BOD ini tidak dapat digunakan untuk mengukur jumlah
bahan-bahan organik yang sebenarnya terdapat di dalam air, tetapi hanya mengukur secara
relatif jumlah konsumsi oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi bahan organik tersebut.

Semakin banyak oksigen yang dikonsumsi, maka semakin banyak pula kandungan bahanbahan organik di dalamnya.
Oksigen yang dikonsumsi dalam uji BOD ini dapat diketahui dengan menginkubasikan
contoh air pada suhu 20C selama lima hari. Untuk memecahkan bahan-bahan organik
tersebut secara sempurna pada suhu 20C sebenarnya dibutuhkan waktu lebih dari 20 hari,
tetapi untuk prasktisnya diambil waktu lima hari sebagai standar. Inkubasi selama lima hari
tersebut hanya dapat mengukur kira-kira 68 persen dari total BOD (Sasongko, 1990).
Terdapat pembatasan BOD yang penting sebagai petunjuk dari pencemaran organik.
Apabila ion logam yang beracun terdapat dalam sampel maka aktivitas bakteri akan
terhambat sehingga nilai BOD menjadi lebih rendah dari yang semestinya (Mahida, 1981).
Pada Gambar 1 dapat dilihat waktu yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik di
dalam air.
Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali iodida azida, adalah penetapan BOD
yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam sampel
yang disimpan dalam botol tertutup rapat, diinkubasi selama 5/7 hari pada temperatur kamar,
dalam metode Winkler digunakan larutan pengencer MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat.
Kemudian dilanjutkan dengan metode Alkali iodida azida yaitu dengan cara titrasi, dalam
penetapan kadar oksigen terlarut digunakan pereaksi MnSO4, H2SO4, dan alkali iodida
azida. Sampel dititrasi dengan natrium thiosulfat memakai indikator amilum (Alaerts dan
Santika, 1984).
2.1 Waktu yang dibutuhkan untuk mengoksdasi bahan bahan organik
pada suhu 20C

Gambar 1. Metode standar untuk pemeriksaan air dan limbah air

2.2 Cara Perhitungan COD dan BOD


Menentukan nilai BOD dan COD limbah sebelum dan sesudah pelakuan

Gambar 2. Menghitung BOD

Gambar 3. Menghitung COD

2.3 Menghitung penurunan BOD dan COD limbah setelah selesai perlakuan

Gambar 4. Cara Analisa / Metode Analisis COD dan BOD pada Limbah Cair

Anda mungkin juga menyukai