FIBROADENOMA MAMMAE
A. Definisi Penyakit
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada
wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Secara
histologi: intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak
teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan
epitel. pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai
kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.
Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.
Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.
B. Etiologi
Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.
Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena
produksi hormon estrogen meningkat. Secara histology fibroadenoma mammae dapat
dibagi menjadi :
1. Intracanalicular fibroadenoma Yaitu fibroadenoma pada payudara yang secara tidak
teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan
epitel.
2. Pericanalicular fibroadenoma Fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar
atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.
Sedangkan fibroadenoma mammae dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Common fibroadenoma.
2. Giant fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
3. Juvenile fibroadenoma pada remaja.
Faktor-faktor predisposisi :
a.
b.
Jenis kelamin
c.
Geografi
d.
Pekerjaan
e.
Hereditas
f.
Diet
g.
Stress
h.
Lesi prekanker
3.
4.
5.
Fibroadenoma)
6.
7.
8.
Pertumbuhannya lambat
9.
10.
4.
akan dilakukan.
Kadang kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang yang sakit,
ibadah.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
LED meningkat.
Serum alkali pospalse meningkat.
Hipercalsemia.
b. Rontgen thorax dan alat lain
Untuk menentukan apakah sudah ada metastase atau belum.
rasa nyeri
Meringis karena
nyeri (facial mask
of pain)
Lemah dan istirahat
Etiologi
Kerusakan jaringan
Masalah keperawatan
Gangguan rasa
saraf
nyaman nyeri
Pengeluaran transmitter
kurang.
Data Objektif :
- Gangguan tonus otot
- Gangguan prilaku
- Respon autonomic
Data Subjektif :
Nyeri
Tindakan pembedahan
Verbalisasi
perubahan
pola hidup.
Mammae asimetris
Reaksi ketakutan dan
menolak
perubahan
Gangguan body
image
fungsi tubuh.
Perasaan/pandangan
keputusasaan.
Mengungkapkan
ketakutan ditolak
Mengungkapkan
kelemahan
Data Objektif :
Menolak untuk melihat
dan menyentuh bagian
tubuh yang berubah
Mengurangi
kontak
social
Pre oprasi
bagian
dengan
tubuh/fungsi
turut
bertanggung
jawab
efek treatment
Luka terkontaminasi
area luka
baktteri pathogen
Data Objektif :
Adanya benjolan
mammae
di
Resiko tinggi
gangguan integritas
jaringan/kulit
menurun
Infeksi
G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan saraf
2. Gangguan body image b.d tindakan pembedahan
3. Resiko tinggi ; gangguan integritas jaringan/kulit b.d efek treatment
Tujuan
Dx. Keperawatan
Intervensi
Tupan
Tupen
Rasional
selama
2x24
jam,
masalah
Dapat
mendemontrasikan
dan
relaksasi
Melibatkan
dan
memberikan
partisipasi
aktif untuk meningkatkan
control
4. Evaluasi/Kontrol
berkurangnya rasa nyeri. -
Tujuan umum/maksimal
tindakan pembedahan
Menerima
situasi
yang
Mulai
mengembangkan
mekanisme
koping
pemecahan masalah.
-
Menunjukkan penyesuaian
terhadap perubahan.
Sesuaikan
pemberian
medikasi
sesuai
kebutuhannya
mengomtrol tingkat
nyeri dan minimum ada
keterlibatan dalam ADLs.
Nyeri
merupakan
dampak/komplikasi
suatu tindakan atau
keadaan penyakit serta
perbedaan respon
Menerima dam mengerti
tentang
hal-hal
yang
dilakukan merupakan awal
proses
penyelesaian
masalah.
Antisipasi dini dapat
menolong klien untuk
mengawali proses adaptasi
dalam mempersiapkan halhal yang dapat terjadi.
Dimungkinkan dapat
menolong
menurunkan
masalah
dengan
keterlibatan
sehingga
dapat menerima tindakan
yang dilakukan.
Validasi tentang kenyataan
perasaan klien dan berikan
tehnik
koping
sesuai
kebutuhan.
Klien dengan gangguan
neoplasma
kanker
membutuhkan
support
1.
Hubungan
interpersonal
6.
adekuat.
Resiko
tinggi
gangguan
integritas
jaringan/kulit
efek treatment
Indentifikasi
pada
intervensi
kondisi-kondisi
khusus.
-
Partisipasi
tehnik
aktif
guna
dalam
pencegahan
komplikasi / meningkatkan
penyembuhan.
Gunakan
perasaan
melakukan
(pertahankan
mata).
sentuhan selama
interaksi
kontak
LAPORAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Ny.L ( 25 thn ) Diruang Bougenvil
RSUD KABUPATEN CIAMIS
I. Pengkajian
A. Identitas
Nama
: Ny. L
Umur
: 25 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
No medrek
: 445486
Tgl Masuk
: 20-07-2016
Tgl Pengkajian
: 21-07-2016
: Tn. J
Umur
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Pendidikan
Pekerjaan
: SMP
: Buruh
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Klien mengatakan ada benjolan pada payudara kanan
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kanan bagian
samping atas dan pada bagian tengah atas sejak 2 bulan yang lalu. Pada
awalnya benjolan dirasakan sebesar kacan ijo, kemudian bertambah besar
menjadi sebesar biji jagung. Klien juga merasakan nyeri pada payudara
kanannya terutama pada daerah benjolah dan terasa panas yang hilang timbul.
Dan pada saat terasa panas klien selalu memberikan salep agar tidak
mengaruknya. Nyeri dirasakan terutama pada saat pasien sedang datang bulan
(haid).
Pada saat ini klien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak dirasakan. Riwayat
keluar cairan dari puting payudara kanan disangkal. Riwayat datang bulan
pertama kali sekitar umur 12 tahun. Riwatar datang bulan dirasakan teratur
setiap bulannya.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah pernah di rawat di RS karena
penyakit ini atau penyakit lainnya.
4. Riwayat penyakit keluarga
Menurut klien dan keluarga anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit TBC, hepatitis, hipertensi dan Diabetes Melitus.
D. Riwayat ADL
NO
AKTIVITAS
Nutrisi
1
a.
SEBELUM SAKIT
Makan
Frekuensi
Nafsu makan
Jenis
Nasi,lauk
Nasi,
pauk,
sayuran
b.
sayur
bayam,
Minum
Jenis
Jumlah
SETELAH SAKIT
6 -7 gelas/hari
6 -7 gelas /hari
Frekuensi
1 x/hari
1 x/hari
Konsistensi
Lembek
Lembek
Warna
Kuning
Kuning
Frekuensi
3-4 x/hari
4-5 x/hari
Warna
Istirahat tidur
Kuning jernih
Kuning jernih
Eliminasi
BAB
BAK
Siang
Tidak/jarang
Malam
siang
00.00-04.00
Kualitas
21.00-05.00
Sering
Nyenyak
karena nyeri
tidur
Jarang
terbangun
Personal hygine
a.
Mandi
2 x/ hari
b.
Keramas
3x / minggu
Belum
c.
Gosok gigi
2 x / hari
1x/hari
d.
Gunting kuku
Aktivitas
Kalau panjang
Sehari-hari
Belum
Klien hanya tidur di
bekerja
klien
dan
mengerjakan pekerjaan
rumah tangga seperti :
memasak dan mencuci
tempat tidur
E. Data psikologis
Penampilan klien tampak murung, tempramen tenang dan dapat mengendalikan
emosinya, klien dapat mengungkapkan perasaannya. Klien menanyakan tentang
keadaan penyakitnya dan bagaimana proses penyembuhannya
F. Data sosial
Klien dalam kesehariannya mempunyai kebiasaan merokok. Klien mengatakan
hubungan dengan anggota keluarga dan masyarakat dilingkungan klien terjalin
dengan baik begitu juga dengan hubungan klien dengan pasien lain dan tim
kesehatan tampak baik
G. Data spiritual
Klien beragama islam, dalam kondisinya sekarang ibadah sholat klien terganggu.
Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari Allah. Sebagai manusia biasa klien
hanya bisa berusaha dan berdoa
H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien
Klien tampak lemah
2. Tanda umum pasien
TD
Nadi
RR
Suhu
:110/70 mmHg
:80x/menit
: 28 kali/menit
: 36 0 C
3. Kesadaran
Composmentis, GCS 15
Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sanosis,
hidung kokoh, jalan nafas paten, sinus tidak nyeri, tidak ada secret pada
hidung, , mukosa berwarna merah muda. Konka tidak membesar, tidak ada
polip, tidak ada deviasi septum, pada saat mengatakn ah uvula bergerak
bebas dan letak simetris, tidak ada pembesaran tonsil, leher tampak simetris,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi trakea,tidak
terpasang O2, dada simetris, Pergerakan dada tidak simetris, frekuensi nafas 28
x/menit,
5. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva pucat, terdapat peningkatan JVP 5 + 3 cmH 2O, akral teraba
dingin , tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat
clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB,
palpasi arteri radialis teraba berdenyut cukup kuat dan regular dengan
frekuensi Nadi 80 x/ menit, Bunyi jantung S1 dan S 2 murni dan regular, point
of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. tekanan darah
110/70 mmHg
6. Sistem persyarafan
I. Tes Fungsi Cerebral
a) Tingkat Kesadaran
Kualitas : composmentis klien dapat berespon dengan tepat terhadap
stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual
Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
b) Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti dengan
klien mampu menjawab dimana dia berada, kapan masuk RS dan siapa
yang menemaninya.
Daya ingat : klien mampu menjawab kapan dia menikah
II. Tes Fungsi kranial
a) N I ( olfaktorius )
Fungsi penciuman baik klien dapat membedakan bau kayu putih dan
kopi
b) N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih
30 cm tanpa alat bantu
c) N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )
N VIII (auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus
diulang
N XII ( hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
III. Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot
cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep +
+/++, reflek patella ++/++ reflek babinski --/-IV. Fungsi Sensorik
Klien dapat membedakan sensasi tumpul dan tajam.
7. Sistem pencernaan
Sklera putih, mata tidak cekung, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering,
tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengkap, tidak terpasang gigi
palsu, tidak terdapat caries, bentuk lidah simetris. Susuna gigi lengkap,
Abdomen tampak cekung pada saat klien terlentang, bising usus 6 x/menit,
pada saat diperkusi terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan
dan nyeri lepas
8. Sistem muskuleskeletal
Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, curvature tulang belakang lurus,
tidak ada deformitas, pembengkakan, dan juga kemerahan, tidak ada nyeri
tekan, teraba hangat, tidak terdapat krepitasi. Klien dapat membuka mulut
dengan lebar dan menutupnya, Rom servikal dapat, kien tidak dapat melakukan
Rom lumbal Spine karena pada ICS 2 terpasang drain, klien dapat melakukan
ROM bahu, ROM siku, Rom tangan, ROM panggul, ROM lutut, ROM Angkle.
Kekuatan otot tangan 4 / 4, kekuatan otot kaki 4/4
9. Sistem integumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata,
tidak mudah dicabut. Kuku tangan panjang kuku kaki pendek,kulit lengket dan
berkeringat, suhu 380C. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu
waktu 3 detik, klien mengatakan nyeri pada dada kirinya. Tampak lingkaran
hitam di kelopak mata
10. Sistem endokrin
Tidak ada edema, kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak mengalami pembesaran.
klien tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
Pemeriksaan/regio
Mammae sinistra
Mammae dextra
Inspeksi
Palpasi
mamae
Teraba
elastis,
kuadran
sebuah
massa
superolateral,
pada
bentuk
mamae
elastis,
I. Data penunjang
1. Laboratorium
21-07-2016
-
Hematologi :
Hemoglobin : 12,8 g/dl
Hematokrit : 38,7 %
Leukosit
: 5,6 10*3/uL
Inf RL 20 gtt/m
Amoxillin 3x1
Parasetamol 3x1
Data
Data Subjektif :
- Klien mangatakan
nyeri pada daerah
benjolan
di
payudara kanan
Data Objektif :
- Klien
tampak
-
Etiologi
Kerusakan jaringan saraf
Masalah keperawatan
Gangguan rasa nyaman
nyeri
Pengeluaran transmitter
Nyeri
meringis kesakitan
Klien
tampak
gelisah
DS :
Klien mengatakan
memberikan salep
bila terasa panas
agar tidak digaruk
efek treatment
integritas jaringan/kulit
Luka terkontaminasi
baktteri pathogen
DO :
Adanya
pada
bejolan
Infeksi
payudara
kanan
dengan
ukuran 1x2 cm
VI. Tujuan
V. Dx. Keperawatan
VII.
X. Tupan
XIV.
Setelah
VIII.
Rasional
XI. Tupen
Intervensi
mendapatkan
XVI.
Setelah
mendapatkan perawatan
saraf
selama
2x24
nyeri
jam,
dapat
Dapat mendemontrasikan
keterampilan
relaksasi
XXXVI.
Resiko
tinggi;
XXXVIII.
gangguan
integritas
Setelah
mendapatkan
perawatan
hari
selama
masalah
tinggi teratasi
XXXVII.
resiko
XXXIX. Setelah
dilakukan perawatan
selama 3 X 24 jam,
masalah resiko tinggi
gangguan
integritas
jaringan/ kulit dapat
teratasi
dengan
kriteria :
XL.
Indentifikasi intervensi
pada
kondisi-kondisi
khusus.
XLI.
berkurangnya
rasa
nyeri.
Sesuaikan
pemberian
medikasi
sesuai kebutuhannya
5. Kolaborasi
:
Beri
analgetik
sesuai
indikasi dan dosis yang
tepat.
-
XXX.
mengomtrol
tingkat
XXXI.
nyeri
dan
minimum ada
XXXII. keterlibatan
dalam ADLs.
XXXIII.
Nyeri
merupakan
dampak/komplikasi
XXXIV. suatu tindakan
atau
XXXV. keadaan
penyakit serta
perbedaan respon
Efek-efek reaksi kulit dapat
berupa kemerahan, gatal,
kering,
kelembaban
berkurang,
hiperpigmentasi, koloid,
cikatriks.
Mencegah
trauma
/
gesekan pada kulit.
XLV.
XLVI.
Iritasi / reaksi pada kulit
dapat meningkat.
XLVII.
XLVIII.
XLIX.
L.
Meningkatkan sirkulasi
dan pencegahan tekanan
kebutuhan.
meningkatkan
penyembuhan.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
Implementasi Keperawatan
LV.
N
LVI.
Diagnosa keprawatan
LVII.
Implementasi
LVIII.
Evaluasi
LXXIII.
LXXIV.
Respon
klien
merasa
nyaman
LXXVI.
XCVI.
mengerti
XCVII.
XCVIII.
mengerti
XCIX.
C.
CI. Evaluasi
CII.
CIII.
CV.
Diagnosa
CIV.
Keperawatan
Evaluasi
Para
f
CVI.
b.d kerusakan jaringan saraf
1
CVIII.
Tanggal
16-07-
CXVII.
klien
mengatakan
nyeri
berkurang,
CX.
O : klien tenang
CXI.
TD: 110/70
mmHg R: 28 x/m
CXII.
CXIII.
N : 96 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
CXIV.
Lanjutkan
intervensi 1,2,3,4
CXV.
I : - Mengobservasi
tanda vital
-
CXIX.
Resiko
tinggi;
CXVIII.
gangguan integritas jaringan/
2
CXXI.
Tanggal
22-07-
klien
dan
gatal
pada
CXXVIII.
CXXIII.
Adanya
A : masalah teratasi
sebagian
CXXV.
Lanjutkan
I : - anjurkan klien
tidak
menggaruk
yang
terkena
gangguan.
CXXVII. -Anjurkan
untuk
pemakaian
klien
menghindari
cream
kulit,
DAFTAR PUSTAKA
CXXX.
1. Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi
2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
2. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
3. Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
4. Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
7. Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :
Media Aescullapius.
CXXXI.