Kelompok 3
Kelompok 3
ANGGOTA KELOMPOK
I MADE RUMADI PUTRA
1220025054
1220025060
1220025087
1220025100
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul Gambaran
Faktor Ergonomi yang Mempengaruhi Kejadian Kelelahan pada Perawat di Rumah
Sakit Sanglah sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan.
Rampungnya penulisan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karenanya kami mohon diberikan kesempatan
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak drh. Made Subrata, M.Erg, sebagai pengampu mata kuliah
ergonomi.
2. Pihak Rumah sakit sanglah.
3. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dan semua pihak
yang membantu proses penelitian ini.
Laporan ini masih memerlukan masukan dan koreksi dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun, sehingga laporan ini dapat lebih disempurnakan. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
..
ii
DAFTAR ISI ..
iii
DAFTAR TABEL
..
iv
DAFTAR BAGAN
..
BAB I PENDAHULUAN
..
..
..
..
..
..
..
..
..
10
10
10
10
10
11
11
11
12
12
13
13
4.2 Pembahasan
15
18
5.1 Simpulan .
18
18
DAFTAR PUSTAKA .
19
BAB V PENUTUP
5.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
. 12
. 13
. 14
. 14
DAFTAR BAGAN
..
..
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ergonomi merupakan ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan
atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan dalam beraktifitas
maupun istirahat dengan segala kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia
baik secara fisik maupun mental sehingga dicapai suatu kualitas hidup secara
keseluruhan (Tarwaka, 2004). Ilmu ini mulai berkembang dan meluas penerapannya
hingga ke seluruh aspek kegiatan yang menyangkut manusia. Hal ini dikarenakan
segala kegiatan manusia sangat ditentukan oleh kemampuan, kebolehan dan
keterbatasan manusia itu sendiri. Maraknya pekerjaan yang profit oriented dan
mengabaikan aspek ergonomi mulai berdampak pada berbagai risiko seperti Penyakit
Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat
Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Namun, dengan
memperhatikan aspek-aspek ergonomi ini tentu diharapkan akan menciptakan kondisi
bekerja yang nyaman dan bermuara pada peningkatan produktivitas kerja (Inta,
2012).
Rumah Sakit Sanglah merupakan Rumah Sakit terbesar dan terlengkap di Bali
yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja
kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat
yang berjumlah sekitar 60 % dari tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit (Vilia,
2014). Perawat merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap
rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit.
Dalam pelayanan rumah sakit perlu diperhatikan aspek ergonomi baik dari
segi fisik maupun psikis karena ergonomi juga memiliki pengaruh terhadap efisiensi
dan efektifitas dari produksi rumah sakit baik yang berupa barang mapupun jasa.
Namun dalam pelaksanaannya teori yang ada mengenai ergonomi ini sering masih
belum maksimal dalam pelaksanaannya. Kelelahan merupakan salah satu dampak
yang sering ditimbulkan oleh karena tidak diterapkannya konsep ergonomi dalam
pekerjaan.
Menurut Wijaya (2006), kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai
dengan adanya perasaan lelah dan kita merasa segan dan aktivitas akan melemah
serta ketidakseimbangan pada kondisi tubuh. Kelelahan mempengaruhi kapasitas
fisik, mental, dan tingkat emosional seseorang, dimana dapat mengakibatkan
kurangnya kewaspadaan, yang ditandai dengan kemunduran reaksi pada sesuatu dna
berkurangnya kemampuan motorik. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
Vilia, dkk (2014) dengan menyebarkan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan
Kerja (KAUPK2) kepada 30 orang perawat menunjukkan bahwa perawat mengalami
kelelahan, 11 orang merasa sangat lelah (36,6%), 17 orang (56,7%) merasa lelah, dan
2 orang (6,7%) merasa kurang lelah.
Kejadian kelelahan menjadi sangat menarik untuk dibahas mengingat posisi
praktisi perawat sangat rentan mengalami kelelahan akibat bekerja pada Rumah sakit
yang notabene memiliki layanan 24 jam. Oleh sebab itu dalam laporan ini akan
dibahas beberapa faktor ergonomi yang mempengaruhi kejadian kelelahan pada
perawat di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Perawat adalah seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury
dan peruses penuaan. Perawat Profesional adalah perawat yang bertanggung jawab
dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenagannya (Depkes
RI, 2002 dalam Jaya, 2014).
Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan. Sedangkan menurut international Council of Nurses (1965)
dalam Asmadi (2005), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan untuk memberikan
pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
2.2 Definisi Ergonomi
Ergonomi atau ergonomic berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti
kerja dan nomos yang berarti hukum. Ilmu yang lahir dan berkembang pada abad 20
ini pada dasarnya metode yang mempelajari interaksi antara manusia dengan
definisi
mengenai
ergonomi
telah
banyak
dikemukakan
Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena pada
tingkat atau intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan, terutama
merusak alat pendengaran. Kebisingan akan mempengaruhi faal tubuh seperti
gangguan pada saraf
metabolisme,
otonom
bertambahnya
yang ditandai
tegangan
otot
dengan
bertambahnya
sehingga
mempercepat
Umur
Jenis kelamin
dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak
dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.
Secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi 3 (Budiono, 2003),
yaitu:
Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :
Tanpa Konsep
Ergonomi
-------
Kelelahan
Kecelakaan kerja
Iklim kerja
Kebisingan
Penerangan
Shift Kerja
Umur
Jenis kelamin
Masa kerja
Jenis aktivitas
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Populasi
Purposive sampling
Sampel
Karakteristik
perawat
Karakteristik
Jenis aktivitas
Jenis aktivitas
Shiftkerja
Shift kerja
Kelelahan
Karakteristik perawat terdiri dari Jenis kelamin, umur, dan lama bekerja.
3.6.2 Shift Kerja
Shift kerja perawat dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, sore dan malam.
3.6.3 Jenis aktivitas
Jenis aktivitas yang mempengaruhi kelelahan.
Definisi Operasional
Hasil Ukur
Skala
L = Laki
Nominal
ukur
Jenis kelamin
Kelas
atau
kelompok
yang
Wawancara
terstruktur
menggunakan
kuesioner
P = Perempuan
Umur
Wawancara
lamanya
menggunakan
keberadaan
suatu
mahluk hidup.
kuesioner
20-25 Tahun
Interval
26-30 Tahun
>30 Tahun
Lama bekerja
Shift Kerja
Wawancara
menggunakan
kuesioner
Sistem
pembagian
rotasi
kerja
waktu
atau
kerja
Wawancara
1 Tahun
>1 Tahun
Lelah
menggunakan
kuesioner
Interval
Tidak lelah
Nominal
shift
malam
(20.00-
08.00).
Jenis Aktivitas
Wawancara
dilakukan
menggunakan
berdasarkan
suatu
penggolongan/pengelompokan
kuesioner
Lelah
Nominal
Tidak lelah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel
Jumlah
Persentase (%)
Laki-laki
25
Perempuan
75
20-25
41,6
26-30
41,6
>30
16,8
<1 tahun
41,6
>1 tahun
58,4
12
100%
Jenis Kelamin
Umur
Masa Kerja
Jumlah
No
Pembagian Kerja
Jumlah
Persentase (%)
Shift Pagi
100
Shift Sore
50
Shift Malam
100
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui, sesuai jenis shift yang dijalani, 4
(100 %) orang mengalami kelelah pada shift pagi, 2 (50 %) orang pada shift sore dan
4 (100 %) orang pada shift malam.
Kegiatan
Shift
Shift Sore
Pagi
1
Pemenuhan kebutuhan
2 (50%)
Shift
Jumlah
Malam
2 (50%)
4 (100%)
kebersihan dan
8
(66,6%)
Kebutuhan eliminasi
1 (25%)
2 (50%)
2 (50%)
pasien
3
Menjaga keselamatan
5
(41,66%)
1 (25%)
1 (25%)
2 (50%)
4
(33,3%)
ditempat tidur
4
Pemenuhan kebutuhan
2 (50%)
2 (50%)
3 (75%)
pengobatan dan
7
(58,3%)
membantu proses
penyembuhan
5
Penjagaan keselamatan
2 (50%)
2 (50%)
3 (75%)
(58,3%)
dengan brancard
ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Tentu hal ini juga menjadi kemungkinan
penyebab terjadinya kelelahan pada perawat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Kejadian kelelahan pada perawat di Rumah Sakit Sanglah terbanyak terjadi
pada shift pagi dan malam.
2. Jenis aktivitas yang paling banyak menyebabkan kejadian kelelahan pada
perawat adalah pemenuhan kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
3. Karakteristik umur, jenis kelamin dan masa kerja juga mempengaruhi
kejadian kelelahan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dapat diberikan beberapa saran, yaitu
1. Merubah metoda kerja menjadi lebih efesien dan efektif.
2. Menerapkan penggunaan peralatan dan pranti kerja yang memenuhi standar
ergonomi.
3. Menjadwalkan waktu istirahat yang cukup bagi tiap perawat, terutama bagi
shift malam.
4. Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman, bagi
perawat.
5. Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja perawat secara periodik untuk
mendeteksi indikasi kelelahan secara lebih dini menemukan solusi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC
Budiono, S., Jusuf, Pusparini, A, 2003. Bunga Rampai HIPERKES & Kesehatan
Kerja (cetakan ke-1). Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Inta Hestya, Trimawan Heru Wijono, Santi Setiorini. 2012. Hubungan Kerja Shift
Terhadap Kelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Sayidiman
Magetan Tahun 2012. Jurusan Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan.
Jaya,
Jash.
2014.
Perawat
Profesional.
Diakses
melalui
http://journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-
Diakses
melalui
2012.
Pengujian
Kelelahan
Umum.
Diakses
melalui
Vilia A, Saftarina F, Larasati TA. 2014. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan
Kerja pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung. Faculty of Medicine Lampung University . ISSN 2337-3776.
Wignjosoebroto, Sritomo, 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Prima Printing,
Surabaya, Guna Widya.
Wijaya, Lientje S.M., Endang, Suparniati, 2006. Hubungan Antara Shift Kerja
dengan Ganguan Tidur dan Kelelahan Kerja Perawat Instalasi Rawat Darurat
Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta. Sains Kesehatan. Volume 19, Nomor 2.
April.
Halaman
235
245.
Diakses
melalui
http://i-