IAI pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan SAK untuk Entitas tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atau The Indonesian Accounting Standars for Non-PubliclyAccountable Entities, dan telah disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei 2009. Apabila
SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat
laporan keuangan menggunakan PSAK. SAK-ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Sesuai ruang
lingkup SAK-ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa
akuntabilitas publik (entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum).
Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau lebih
dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk UKM dalam
menyajikan laporan keuangan. Tujuan dari SAK ETAP sendiri yakni untuk memberikan
kemudahan bagi entitas skala kecil dan menengah. Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP,
maka standar ini di maksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik,
Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksudkan adalah entitas yang tidak
memliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal.
1)
Menurut SAK ETAP (2009) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas
publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
2)
1)
2)
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal (pemiilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,
dan lembaga pemeringkat kredit).
Entitas memliki akuntabilitas publik signifikan jika:
Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, padatoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal; atau
Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun reksa dana dan
bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik siginifikan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi (Sumber : Standar Akuntansi
Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).
Pelaporan Keuangan ETAP
SAK ETAP : Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
ETAP adalah entitas yang:
a.
b.
umum
(general
purpose financial
3.
4.
a.
b.
c.
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan
5.
Relevan,
Materialitas,
Keandalan,
Substansi Mengungguli Bentuk
Pertimbangan Sehat,
Kelengkapan,
Dapat Dibandingkan,
6.
7.
Tepat Waktu,
Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat.
SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi
definisi aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan
hasil dari penerapan matching concept.
Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan
dengan
beban, kecuali
PENERAPAN
disyaratkan
STANDAR
atau
diijinkan
AKUNTANSI
oleh
SAK
UNTUK
ETAP.
ETAP
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan untuk
menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP,
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP. Sepanjang diterapkan secara konsisten, entitas
tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP dalam
penyusunan laporan keuangan berikutnya. Jadi, entitas yang menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan sebagai
entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan
untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, melainkan wajib menyusun
laporan keuangan berdasarkan PSAK non- ETAP dan tidak diperkenankan untuk
menerapkan SAK ETAP ini kembali sesuai dengan paragraf 29.4 (Sumber : Standar
Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).
SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2011, penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan dini,
maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010. (Sumber : SAK ETAP Bab 30 Ruang Tanggal
Efektif 30.1)
Penerapan SAK ETAP menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah mencakup pos-pos
berikut ini :
PERKIRAAN
SAK ETAP
Instrumen Keuangan
Persediaan
Sewa
Biaya Pinjaman
Imbalan Kerja
Pajak Penghasilan
a.
b.
Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya.
Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit
penerapan prinsip tersebut
Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi
IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan
penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu IFRS mengharuskan
pengungkapan(disclosure) yang lebih banyak baik kwantitatif maupun kualitatif.
2. SAK-ETAP
SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu
Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal.
ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada tahun
2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan
secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui
semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak
diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama
menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK
ETAP.
Manfaat SAK ETAP
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk menyusun laporan
keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat
menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :
1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana
2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam penyajian
laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi di
Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK-IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa hal yang
diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk memahami SAK ini.
3. PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model PSAK
umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI.
PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :
1. Kerangka Konseptual
2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. Akuntansi Murabahah
4. Musyarakah
5. Mudharabah
6. Salam
7. Istishna
4. SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas
pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD).
SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :
1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
4. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja
5.