Anda di halaman 1dari 2

Belanja Lain-Lain

Pengeluaran negara untuk pembayaran atas kewajiban pemerintah yang tidak


masuk dalam kategori belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja
bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial serta
bersifat mendesak dan tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Belanja lain-lain dipergunakan antara lain:
1. Belanja Lain-Lain Dana Cadangan dan Risiko Fiskal
Pengeluaran anggaran untuk pembayaran kewajiban pemerintah yang bersifat
prioritas nasional bidang ekonomi dan jika tidak dilakukan akan berdampak pada
capaian target nasional.
2. Belanja Lain-Lain Lembaga Non Kementerian
Pengeluaran anggaran untuk pembayaran kewajiban pemerintah yang terkait
dengan pendanaan kelembagaan non kementerian.
3. Belanja Lain-Lain Bendahara Umum Negara
Pengeluaran anggaran untuk pembayaran kewajiban pemerintah yang terkait
dengan tugas Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara.
4. Belanja Lain-Lain Tanggap Darurat
Pengeluaran anggaran untuk pembayaran kewajiban pemerintah yang terkait
dengan peristiwa/kondisi negara yang bersifat darurat dan perlu penanganan
segera.
5. Belanja lainnya
Pengeluaran anggaran yang tidak termasuk dalam kriteria 1 4 tersebut di atas.

(1) penyediaan dana cadangan untuk gaji bagi tambahan pegawai baru;
(2) penyediaan dana cadangan lainnya yang terkait dengan kebijakan
kepegawaian;
(3) penyediaan dana cadangan bencana alam;
(4) antisipasi perubahan asumsi ekonomi makro melalui penyediaan dana
cadangan risiko fiskal;
(5) penyediaan anggaran untuk bantuan operasional layanan pos universal.
(6) cadangan untuk perubahan nomenklatur K/L;
(7) cadangan pembentukan Badan Ekonomi Kreatif;
(8) cadangan persiapan tuan rumah Asian Games;
(9) cadangan Pendampingan PNPM;
(10)
cadangan rehabilitasi untuk korban narkoba; dan
(11)
kebijakan bantuan langsung tunai (BLT)
(12)
alokasi dana untuk persiapan penyelenggaraan Pemilu tahun
2009.
(13)
program pengadaan sarana dan prasarana konversi minyak
tanah ke LPG
(14)
penuntasan kesinambungan rehabilitasi dan rekonstruksi di
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Kepulauan Nias

Provinsi Sumatra Utara pasca berakhirnya mandat Badan


Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) NAD-Nias.
(15)
Realisasi belanja karena selisih kurs serta realisasi anggaran untuk
satuan kerja yang belum memiliki Bagian Anggaran (BA) sendiri
(16)
cadangan beras Pemerintah (CBP) dan cadangan benih nasional
(CBN),
(17)
cadangan stabilisasi harga pangan,
(18)
risiko kenaikan harga tanah (land capping),
(19)
jasa perbendaharaan,
(20)
antisipasi perubahan asumsi ekonomi makro melalui penyediaan
dana cadangan risiko fiskal;
(21)
penyediaan biaya operasional lembaga negara yang belum
mempunyai kode bagian anggaran (BA) sendiri
(22)
cadangan stabilisasi harga pangan
(23)
penyediaan alokasi anggaran untuk ongkos angkut beras PNS di
distrik pedalaman Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;
(24)
penyediaan alokasi anggaran pelaksanaan dan pengamanan Pemilu
tahun 2014;
(25)
penyediaan anggaran untuk kegiatan operasional Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) tahun 2014.
(26)
pembayaran tunggakan bahan bakar minyak dan pelumas (BMP)
Kementerian Pertahanan (Kemhan)/Tentara Nasional Indonesia (TNI)
kepada PT Pertamina tahun 2006-2012 sesuai dengan hasil audit dari
lembaga auditor Pemerintah, dan
(27)
cadangan BMP Kemhan/TNI tahun 2014 guna memperbaiki baseline
anggaran BMP Kemhan/ TNI sesuai dengan kebutuhan riilnya sehingga
diharapkan setelah tahun 2014 tidak ada lagi kekurangan (utang)
anggaran BMP Kemhan/TNI.

Anda mungkin juga menyukai