Tulisan lama dari seorang sahabat, Mas Adzan yang selalu menginspirasi dan memberikan semangat dikala
kita menghadapi rintangan dalam menempuh perjalanan usaha.
===========================================
Akhirnya terpaksa menulis lagi..
karena bertubi-tubi mendapat pertanyaan/curhatan yang sama, hampir setiap hari..
jadi biar jawabnya mudah, supaya dirujuk ke tulisan ini..
begini kira-kira
Ny X :
"Dzan, gw capek nih dengeran cerita salah seorang member dari kota S. Tiap hari curhat, gara-gara udah
resign tapi bisnisnya ga jalan-jalan alias bangkrut. Sekarang malah keluarganya terancam perceraian.
Orang itu agak nyalahin komunitas yang komporin resign tanpa diberitahu resiko nya. Harusnya kasitau
donk resiko resign dll, jangan cuma yang enaknya doank yang di share di komunitas. Dan banyak lho
member yg bernasib sama.. gimana nih?"
Mr.Y :
"Bro, ada yang lagi curhat nih. teman saya frustasi. sudah resign trus bisnis bangkrut. dia bener-bener
frustasi. Sekarang dia menghidupi keluarganya dengan "jatah" dari mertuanya. Gimana nih?"
Mr. Z
"utang jadi banyak banget..Gw nyerah nih bro.. gw mau jadi karyawan lagi. tuntutan hidup makin berat,
gw butuh kepastian penghasilan...
Pertama : Menjadi karyawan tidak berarti lebih buruk dari menjadi pengusaha. Dan menjadi pengusaha,
belum tentu lebih baik daripada karyawan
Mengapa?
- karena yang lebih mulia di sisi Allah adalah yang lebih bertakwa. Karyawan yang bertakwa jauh lebih
1 of 7
Kedua : Pahami bahwa status pengusaha dan karyawan adalah hanya aktualisasi diri kita dalam
kehidupan. Semua sama saja. Sama-sama dibutuhkan umat manusia
Bayangkan bahwa isi dunia ini adalah sebuah organisasi besar. Ada orang-orang yang bertugas menjaga
keamanan (tentara/polisi), ada orang-orang yang membantu orang yang sakit (paramedic), ada yang
mengatur Negara (politisi), ada pengusaha dan lain-lain.
Semuanya sama-sama dibutuhkan. Tidak ada boleh merasa lebih antara satu dan lainnya.
2 of 7
2.Utang
Utang adalah akar masalah yang kedua. Ini adalah masalah yang sangat sensitive. Rasulullah sangat tidak
menganjurkan berhutang, dan meng-encourage bagi hasil atau bekerjasama. Saya sendiri bukan orang
3 of 7
yang anti-hutang, hutang boleh-boleh saja (walau saya belum pernah berhutang ke bank).. asal ada hitunghitungan yang matang..
Contoh : bisnis jualan kue kita sudah memiliki satu karyawan untuk antar kue. Dengan net-profit bisnis
2jt/bulan. Kemudian jalan 2 tahun bisnis berkembang, net-profit menjadi 5jt/bulan. Bahkan order melebihi
kapasitas produksi. Jika harus investasi mesin produksi baru plus inventaris motor buat antar dengan cara
berhutang, maka misalkan diasumsikan ada beban cicilan sebesar 3jt/bulan.
- Dan dengan mesin baru itu yang dicicil itu, ternyata net-profit meningkat menjadi 7jt/bulan. Nah itu baru
hutang yang bener! Untuk leverage atau pengembangan bisnis. Dan dengan cicilan yang masih bisa
ter-cover dengan bisnis yang ada.
- Biasanya nih, dengan net-profit Cuma 2jt/bulan, kita nekat buka cabang! Supaya bisa franchise
katanya! Hutang puluhan bahkan ratusan juta yang cicilannya diatas 5jt. Padahal present net-profit kita
Cuma 2jt/bulan! Gimana ini logika nya sementara tidak ada jaminan bahwa cabang akan selalu untung.
Apa bedanya dengan spekulasi? Beda kalau misalnya menggunakan uang dari kantong sendiri
- Ada yang lebih parah. Bisnis nya malah belom ada, tapi udah utang ratusan juta buat buka toko kue. Nah
yang ini lebih sableng lagi saya benar-benar tidak menyarankan untuk memulai bisnis dengan hutang!
Jangan pernah!
- Ditambah lagi utang-utang buat gaya hidup ga penting cicilan mobil, cicilan blackberry, cicilan TV
LCD, mention it Jangan pernah beli segala sesuatu secara kredit ketika diperuntukan untuk urusan
pribadi (bukan perusahaan). Tundalah kesenangan kecil, demi mendapat kesenangan besar nanti!
- Bayangkan anda buka 10 toko kue dengan modal utang. Cicilan 50jt/bulan. Itulah yang membuat anda
menjadi frustasi! Nikmati pelan-pelan jalani semuanya dengan sederhana selesaikan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya.. biarkan sunnatullah bekerja. Ketika anda bersungguh-sungguh, pasti order yang
akan mengejar anda walau anda menolak sekalipun.. insya allah
- Buka 1 cabang dulu.. biar kan menjadi matang selama 3-4 tahun, kemudian buka cabang dengan duit
tabungan sendiri. Bukan utang. Setelah buka 5 cabang dan berhasil, baru bicara franchise. Atau kalau
memang yakin profit, mengapa harus franchise? KFC, Hokben, Gokana juga ga franchise kok..
- Ga punya duit buat 1 cabang? Patungan sama temen! Tentu saja yang bisa dipercaya plus mau
sama-sama bekerja.
- Ga percayaan sama temen? Ya mulai dari door to door direct selling. Bisa tuh ga pake modal.
- Malu? Tengsin? Males? Ya ga usah jadi pengusaha
Coba yuk, bisnis dengan modal yang ada aja. Klo Cuma ada 10jt, ya pake itu aja cukup kok. Klo Cuma
ada 1jt, ya udah cukup juga bisnis saya www.jasakomputer.com modalnya Cuma 1jt, belum jalan
setahun menghasilkan net-profit tembus 2 digit alias 10jt. Asal focus!
4 of 7
4. Gengsi
Ini adalah akar masalah yang ke-4. Maunya sih setajir Chairul Tanjung yang sekarang. Tapi ga mau niru
jalan-nya Chairul Tanjung 30 tahun yang lalu.. jungkir balik jagain mesin fotokopi.. jagain warung alat
kedokteran.. nah klo kita? Belom-belom udah nyuruh dan hire karyawan buat jagain warung.. alesannya
karena malu. Kalo saya mah mending malu jagain warung, daripada harus menyusahkan orang lain karena
tidak punya penghasilan
Bisnis itu naik-turun.. biasanya banyakan turun-nya. Turun 100 kali, naik 1 kali. Tapi naik 1 kali itu sudah
cukup untuk membayar turun 100 kali. Toh Kolonel Sanders dan Thomas alfa Edison ditolak dan gagal
1000 kali, tapi usaha terakhirnya bisa menutup semua kerugiannya. Jangan Cuma siap kaya, tapi juga
harus siap miskin. Yang penting nikmati prosesnya
Bob Sadino bahkan pernah bangkrut. Dan kata istri om bob, saat itu uang yang ada Cuma cukup untuk
membeli nasi ATAU rokok. Om bob harus memilih. Akhirnya saat itu om bob memilih nasi, sementara
untuk kebutuhan rokoknya belio mencari puntung-puntung bekas.. kita siap tidak menjadi seperti ini?
5 of 7
Teman-teman dari kalangan Chinese, malah sudah biasa dengan menu bubur. Padahal warungnya sudah
ramai. Tapi dengan tekun mereka mengumpulkan tabungan, untuk memperbesar bisnis.
Ketika azzam (keinginan) kita sudah kuat, seharusnya tidak berpikir jalan untuk mundur. Separahparahnya kondisi kita, kita bisa ngasong, mbenerin komputer, jadi supir, jualan Koran.. ya minimal untuk
sekedar membeli beras
Seorang pengusaha bernama halilintar, bahkan sempat memiliki perusahaan di New Zealand dan Perancis.
Bisnisnya ambruk. Dan belio ga malu untuk jadi tukang ledeng. Dipanggil ke rumah-rumah dsb. Sempat
belio malu, karena customer yang memanggilnya adalah orang yang belio kenal. Kini bisnisnya bangkit
lagi, dan bahkan lebih besar dari sebelumnya.
Saya sendiri pernah menjadi distributor makanan ikan hias, saya antar dengan sterofoam ke toko ikan hias
dengan motor.. ya rasa malu tetap ada, tapi kalo dibawa enjoy sih asik-asik aja. ketika bisnis warnet habis,
saya turun langsung untuk membantu teman-teman mendirikan warnet dengan memberikan pengalaman
gagal saya untuk tidak terulang di warnet yang baru tersebut. Ya, saya melakukannya sendiri, tanpa
karyawan. Alhamdulillah masa-masa kritis itu bisa dilewati, kini perusahaan ISP saya (www.netcyber.com) memiliki sejumlah klien corporate. Bahkan sebentar lagi ada perusahaan Jerman menggunakan
jasa internet dari www.net-cyber.com . Jasa Konsultan IT juga kebanjiran order dari instansi-instansi besar
untuk web/software development.
Pertanyaannya, maukah kita menurunkan standar gaya hidup ketika bisnis menurun? Tadinya naik mobil,
sekarang naik motor. Sekarang jagain sendiri gerobak mie ayam kita, gunting credit card, Anak-anak
sekolah nya di sekolah yang mahal, pindahkan ke sekolah inpres, kurangi kebiasaan makan di resto, atau
bahkan sampai berpuasa untuk menghemat pengeluaran, pindah ke kontrakan petak sementara rumah
utama kita disewakan Maukah kita? Sekali lagi ini adalah pilihan.
Kesimpulan
Menjadi pengusaha adalah pilihan hidup dengan segala risikonya (baik untung besar ataupun bangkrut).
Jangan pernah menyalahkan orang-orang di sekitar anda, ataupun komunitas yang meng-encourage anda
untuk resign. Mereka ga salah. Bahkan harusnya kita berterima kasih. Niat mereka juga untuk kebaikan
kita juga. Lebih banyak introspeksi diri.
Ternyata penyebab frustasi berbisnis berpusat pada 4 faktor, yakni MUGG (Mindset, Utang, Greedy,
Gengsi). Perbaiki mindset kita, hapus hutang yang tidak produktif, jauhi sifat Greedy dan Gengsi.
Tiap orang mungkin berbeda-beda, saya sendiri sih benar-benar sudah bakar kapal.. jadi insya Allah
sampai saat ini belum pernah ada pikiran untuk menjadi karyawan. Jauh-jauh saya buang pikiran itu
karena jalur entrepreneur adalah jalan saya.. disinilah aktualisasi saya.. Saya akan tetap di jalur ini, walau
saya harus menjadi tukang servis komputer panggilan, atau harus jaga warnet. Saya turunkan gaya hidup
(jangan tiru prinsip ini jika tidak sesuai dengan anda)
Tapi lebih dari itu kita harus bermimpi mengisi daftar 10 besar orang-orang terkaya di Indonesia,
bahkan di dunia. Karena itu, teruslah bergerak. Teruslah berinovasi. Teruslah mengeluarkan karya-karya
terbaik!
Ingat pesan mbah Kiyosaki, dari income jangan langsung keluar menjadi expenses atau liability.. income
masuk dulu ke asset yang menghasilkan passive income. Yang dengan passive income itu baru kita
6 of 7
Reply to sender
Reply to group
A friend is someone who brightens your day with a smile, a warm hello, or gentle words from the heart. A friend
is a precious gift to be cherished and nurtured. A friend is a treasure beyond worth. We are so grateful to call
you my friend !!
VISIT YOUR GROUP
Yahoo! Groups
__,_._,___
7 of 7