Anda di halaman 1dari 12

SUMMARY

HUBUNGAN KUALITAS AIR PDAM DENGAN KEJADIAN DIARE


(Suatu Penelitian di Desa Tintingan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai
Tahun 2013)
NOVDAHLIA FEBRIYANTI
NIM 811409097
ABSTRAK
Novdahlia Febriyanti. 2013. Hubungan Kualitas Air PDAM Dengan Kejadian
Diare (Suatu Penelitian di Desa Tintingan Kecamatan Pagimana Kabupaten
Banggai Tahun 2013). Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan Dan Keolahragaan. Pembimbing I Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes
dan LiaAmalia, S.KM, M.kes Pembimbing II.
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal
(meningkat) dan konsisten tinja yang lebih lembek atau cair. Air PDAM merupakan
sumber air permukaan dalam hal ini air sungai yang ditampung dan telah mengalami
proses penyaringan dan pengolahan yang selanjutnya di salurkan melalui pipa
distribusi. Echerichia coli yaitu bakteri berbentuk batang yang termasuk dalam
familien Terobacteriaceae, sesungguhnya merupakan penghuni normal usus, selain
berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Kualitas air secara umum terbagi
atas tiga yaitu kualitas parameter fisik, parameter kimia dan parameter biologi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas air PDAM yang
digunakan oleh masyarakat desa Tintingan.
Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan Cross sectional
terhadap sampel air PDAM yang diambil dari setiap Kepala Rumah Tangga sebanyak
114 rumah. Pengujian bakteri E.coli ini dilakukan di UPT Laboratorium Kesehatan
Palu.
Dimana dikatakan mengandung bakteri E.coli jika terdapat gelembung
didalam tabung durham. Dan hasil pemerikasaan pada 114 sampel air menunjukan
ada 40 sampel (35,08 %) yang tingkat kandungan bakterinya dibawah dari 50
coli/100 ml air dan 74 sampel (64,91%) yang tingkat kandungan bakterinya diatas
dari 50coli/100 ml air berdasarkan standar PERMENKES RI/NO
492/MENKES/PER/IV/2010. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu diadakan
penelitian berikutnya namun menggunakan variable lain yang berhubungan dengan
kejadian diare.

Kata Kunci: Diare, Air PDAM

PENDAHULUAN

%). Dan data untuk tahun 2013 pada

Air merupakan zat yang mutlak bagi

bulan Januari-Februari yaitu 22 jiwa.

setiap makhluk hidup, dan kebersihan

Menurut

air

bagi

Tintingan, dimana jumlah masyarakat

terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro

untuk desa Tintingan yaitu sebanyak

D,

Nelson

848 jiwa, terdiri dari 249 KK dengan

(suharyono,2008:

jumlah rumah yaitu 160 bangunan

1)Diare adalah buang air besar dengan

rumah. Semua masyarkat di desa ini

frekuensi

menggunakan

adalah

2003:

dkk,1969

syarat

187).
dalam

yang

utama

Menurut

tidak

normal

data

dari

air

kantor

PDAM

(meningkat) dan konsisten tinja yang

sarana air bersih.

lebih lembek atau cair. Sementara

1. METODE PENELITIAN

desa

sebagai

untuk diare akut adalah buang air besar

1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

dengan frekuensi yang meningkat dan

Lokasi penelitian di lakukan di

konsisten tinja yang lebih lembek atau

Desa Tintingan Kecamatan Pagimana

cair dan bersifat mendadak datangnya

Kabupaten Banggai, sedangkan waktu

dan berlangsung dalam waktu kurang

penelitian dilakukan pada tanggal 5-10

dari 2 minggu.

bulan Mei tahun 2013.

Menurut data penderita Diare dari

1.2 Desain Penelitian

puskesmas Pagimana, di mana data


yang

diperoleh

Jenis penelitian yang digunakan

untuk tiga tahun

yaitu jenis penelitian survei dengan

terakhir yaitu pada tahun 2010 dengan

pendekatan Cross Sectional dimana

jumlah penderita sebanyak 165 jiwa,

suatu penelitian untuk mengetahui

tahun 2011 sebanyak 506 jiwa dan di

dinamika korelasi antara faktor resiko

tahun

dengan efek yang ditimbulkan, dengan

2012

sebanyak

404

jiwa.

Sementara data diare untuk desa

cara

Tintingan yaitu pada tahun 2010

pengumpulan data sekaligus dalam

sebanyak 150 jiwa (17,6 %), tahun

waktu yang bersamaan.

2011 sebanyak 189 jiwa (22,2 %),


tahun 2012 sebanyak 205 jiwa (24,17

pendekatan,

observasi

atau

1.2.1 Populasi

akan diambil setiap rumah tangga

Populasi dalam penelitian ini

adalah 114 rumah

adalah seluruh pengguna air PDAM

b) Tekhnik pengambilan sampel

yaitu sebanyak 160 rumah yang terdiri

Tekhink

dari

dusun

dimana

Dusun

berjumlah 79 rumah dan dusun II


berjumlah 81 rumah.

pengambilan

sampel

menggunakan proportional random


sampling dengan rumus :
n = jumlah rumah perdusun/total

1.2.2 Sampel

seluruh rumah * jumlah sampel

a) Besar sampel

jadi diperoleh :

Jumlah sampel yang digunakan

dusun I = 79/160*114 = 56

dalam penelitian ini menggunakan


rumus Notoadmodjo yaitu :
=

1+

rumah
dusun II = 81/160*114 = 58
rumah

n = 160/1+160 (0,05)

2. HASIL PENELITIAN

Analisa bivariat dilakukan untuk

= 160/1+0,4

mencari hubungan antara kualitas air

= 160/1,4

PDAM dengan kejadian diare di

= 114,3

DesaTintingan Kabupaten Banggai.

keterangan :

Dikatakan

ada

hubungan

secara

= Besar populasi

bermakna

statistik

= Besar Sampel

diperoleh nilai p < 0,05.

yang
jika

tingkat

kepercayaan/ketepatan

2.1 Hubungan Kualitas Fisik Air


PDAM

Berdasarkan perhitungan dengan

berdasarkan

Warna

menggunakan rumus di atas dan

Dengan Kejadian Diare di Desa

menggunakan tingkat ketepatan (d)

Tintingan Kabupaten Banggai.

0,05 maka jumlah sampel air yang

Untuk mengetahui hubungan


kualitas fisik berdasarkan warna air
dengan

kejadian

diare

di

Desa

Tintingan Kabupaten Banggai

dapat

2.2 Hubungan Kualitas Fisik Air

dilihat dalam tabel berikut:

Warna
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Jumlah

PDAM

Tabel 2.1
Hubungan Kualitas Parameter Fisik
Air PDAM Berdasarkan Warna
Dengan Kejadian Diare
di Desa Tintingan Kabupaten
Banggai Tahun 2013
Jumlah
Kejadian Diare
Ya
Tidak
Total
value
n
%
n
%
4

57.1

42.9

72

67.3

35

32.7

107

0,684
76 66.7 38 33.3
114
Sumber : data primer tahun 2013
Pada tabel 2.1 menunjukkan,
bahwa dari 114 air responden yang
berwarna dan terkena diare dengan
proporsi

57.1%

dan

tidak

diare

proporsi 42.9%. Sedangkan responden


yang airnya tidak berwarna dan diare
dengan proporsi 67.3%, dan tidak
berwarna dan tidak diare dengan

berdasarkan

Rasa

Dengan Kejadian Diare di Desa


Tintingan Kabupaten Banggai.
Untuk mengetahui hubungan
kualitas fisik berdasarkan rasa air
dengan

kejadian

diare

di

Desa

Tintingan Kabupaten Banggai

dapat

dilihat dalam tabel berikut :


Tabel 2.2
Hubungan Kualitas Parameter Fisik
Air PDAM Berdasarkan Rasa
Dengan Kejadian Diare
di Desa Tintingan Kabupaten
Banggai Tahun 2013
Jumlah
Kejadian Diare
Ya
Tidak
Rasa
Total
n
%
n
%
Tidak
Memenuhi 4
57.1
3
42.9
Syarat
Memenuhi
72 67.3 35 32.7
Syarat
Jumlah
76 66.7 38 33.3
Sumber : data primer tahun 2013
Pada tabel 2.2 menunjukkan,

proporsi 32.7%.
uji Chi

bahwa dari 114 air responden yang

Square nilai p = 0,684 (p > 0,05)

berasa dan terkena diare dengan

berarti

proporsi

Berdasarkan

secara

hasil

statistik

tidak

ada

57.1%

dan

tidak

diare

hubungan bermakna antara warna air

proporsi 42.9%. Sedangkan responden

dengan kejadian diare.

yang airnya tidak berasa dan diare

value

7
0,684
107
114

dengan proporsi 67.3%, dan tidak

Pada tabel 2.3 menunjukkan,

berasa dan tidak diare dengan proporsi

bahwa dari 114 air responden yang

32.7%. Berdasarkan hasil uji Chi

berbau dan terkena diare dengan

Square nilai p = 0,684 (p > 0,05)

proporsi

berarti

ada

proporsi 33,3%. Sedangkan responden

hubungan bermakna antara warna air

yang airnya tidak berbau dan diare

dengan kejadian diare.

dengan proporsi 66.7%, dan tidak

secara

statistik

tidak

2.3 Hubungan Kualitas Fisik Air


PDAM

berdasarkan

tidak

diare

berasa dan tidak diare dengan proporsi


33.3%. Berdasarkan hasil uji Chi

Dengan Kejadian Diare di Desa

Square nilai p = 1.000 (p > 0,05)

Tintingan Kabupaten Banggai.

berarti

Untuk mengetahui hubungan

hubungan bermakna antara warna air

dengan

Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Jumlah

dan

Bau

kualitas fisik berdasarkan rasa air

Bau

66,7%

kejadian

diare

di

Desa

Tintingan Kabupaten Banggai

dapat

secara

statistik

tidak

ada

dengan kejadian diare.

2.4 Hubungan Jumlah E. coli Air

dilihat dalam tabel berikut :

PDAM Dengan Kejadian Diare

Tabel 2.3
Hubungan Kualitas Fisik Air PDAM
Berdasarkan Bau
Dengan Kejadian Diare
di Desa Tintingan Kabupaten
Banggai Tahun 2013
Jumlah
Kejadian Diare
Ya
Tidak
Total
value
n
%
n
%

di Desa Tintingan Kabupaten

66.7

33.3

72

66.7

36

33.3

108

1.000

76 66.7 38 33.3
114
Sumber : data primer tahun 2013

Banggai.
Untuk mengetahui hubungan
jumlah E.coli dengan kejadian diare di
Desa Tintingan Kabupaten Banggai
dapat dilihat dalam tabel berikut :

Jumlah
E.coli
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Jumlah

Tabel 2.4
Hubungan Jumlah E.coli Dengan
Kejadian Diare
di Desa Tintingan Kabupaten
Banggai Tahun 2013
Jumlah
Kejadian Diare
Ya
Tidak
Total
value
n
%
n
%

variabel yang berhubungan dengan


kejadian diare sebagaimana diuraikan
pada subbab berikut :
3.1 Hubungan Kualitas Parameter
Fisik Air PDAM berdasarkan
Warna Dengan Kejadian Diare
di Desa Tintingan Kabupaten

58

78.4

16

21.6

74

18

45.0

22

55.0

40

Banggai.
0,001

2.1, dari 114 air responden yang

76 66.7 38 33.3
114
Sumber : data primer tahun 2013

berwarna dan terkena diare dengan

Pada tabel 2.4 menunjukkan,


bahwa dari 114 air responden yang
jumlah E.coli >50/100ml dan terkena
diare dengan proporsi 78.4% dan tidak
diare

proporsi

responden

21.6%.

yang

Sedangkan

jumlah

E.coli

<50/100ml dan diare dengan proporsi


45.0%,

dan

tidak

diare

dengan

Berdasarkan

hasil

uji Chi

Square nilai p = 0,001 (p < 0,05)


berarti secara statistik ada hubungan
bermakna antara jumlah E.coli dengan

dan

tidak

diare

proporsi 42,9%. Sedangkan responden


yang airnya tidak berwarna dan diare
dengan proporsi 67,3%, dan tidak
berwarna dan tidak diare dengan
proporsi 32,7%. Dari hasil uji Chi
Square nilai p = 0,124 (p > 0,05)
berarti

secara

statistik

tidak

ada

dengan kejadian diare.


Menurut

asumsi

peneliti

dimana tidak ada hubungan antara


kualitas

fisik

air

berupa

warna

Tintingan. Walau dalam tabel terlihat

3. PEMBAHASAN

ini

57,1%

terhadap kejadian Diare di Desa

kejadian diare.

penelitian

proporsi

hubungan bermakna antara warna air

proporsi 55.0%.

Dalam

Berdasarkan uraian dari tabel

pembahasan
diajukan

hasil

beberapa

bahwa warna air yang memenuhi


syarat tingkat kejadian Diarenya lebih
rendah dibandingkan dengan warna air

yang tidak memenuhi syarat ini, ini

Desa

karena dari hasil wawancara dimana

Banggai.

sebagian kepala keluarga mengakui air

Berdasarkan uraian dari tabel

yang

mereka

gunakan

Tintingan

Kabupaten

biasanya

2.2, bahwa dari 114 air responden

langsung dikonsumsi tanpa dimasak

yang berasa dan terkena diare dengan

terlebih dahulu alasan mereka karena

proporsi

air PDAM yang mengalir itu adalah air

proporsi 42.9%. Sedangkan responden

yang berasal dari mata air yang jernih

yang airnya tidak berasa dan diare

sehingga dapat langsung dikonsumsi

dengan proporsi 67.3%, dan tidak

tanpa dimasak.

berasa dan tidak diare dengan proporsi

57.1%

dan

tidak

diare

Disamping itu juga dijelaskan

32.7%. Berdasarkan hasil uji Chi

oleh Esih (2004) bahwa kualitas

Square nilai p = 0,684 (p > 0,05)

Parameter Fisik berupa warna tidak

berarti

mengganggu

hubungan bermakna antara warna air

kesehatan

hanya

secara

statistik

melainkan dapat mengganggu estetika

dengan kejadian diare.

dari air bersih tersebut. Jadi tidak ada

Menurut

tidak

asumsi

ada

peneliti,

hubungan antara parameter fisik air

bahwa tidak ada hubungan antara

berupa warna dengan kejadian diare.

kualitas fisik ditinjau dari rasa. Tabel

Hal ini terlihat dalam penelitian

kualitas fisik air berupa bau air ini juga

yang dilakukan oleh Sukoso (2009)

menjelaskan bahwa kejadian diare

tentang kualitas air yang mana hasil

lebih tinggi pada air yang memenuhi

penelitiannya

syarat

menjelaskan

bahwa

dibandingkan

dengan tidak

tidak ada hubungan anntara kualitas

memenuhi syarat ini dikarenakan air

fisik air yang ditinjau dari warna air

tersebut

terhadap penyakit diare.

bakteri coliform yang mana bakteri ini

sudah

tercampur

dengan

3.2 Hubungan Kualitas parameter

tidak hanya ada pada saat air tersebut

Fisik Air PDAM berdasarkan

mengalami perubahan warna, bahkan

Rasa Dengan Kejadian Diare di

di air jernih pun bakter ini ada. Dan


dari hasil wawancara dengan kepala

keluarga

yang

menggunakan

air

mereka akui bahwa air yang mereka

diare dengan parameter fisik air berupa


rasa

konsumsi sangat jernih sehingga tidak

3.3 Hubungan Kualitas Fisik Air

dapat menimbulkan penyakit Diare

PDAM berdasarkan Bau Air

pada keluarga mereka tanpa di masak

Dengan Kejadian Diare di Desa

terelbuh dahulu.

Tintingan Kabupaten Banggai.

Menurut Sutrisno (2006: 23)

Berdasarkan uraian dari tabel

menjelaskan

bahwa

rasa

yang

2.3, bahwa dari 114 air responden

ditimbulkan

dalam

air

akan

yang berbau dan terkena diare dengan

mengurangi penerimaan masyarakat

proporsi

terhadap

air

rasa

proporsi 33,3%. Sedangkan responden

biasanya

disebabkan

adanya

yang airnya tidak berbau dan diare

bahan-bahan organik yang membusuk.

dengan proporsi 66.7%, dan tidak

Jamur adalah tanaman yang dapat

berasa dan tidak diare dengan proporsi

tumbuh tanpa sinar matahari dan pada

33.3%. Berdasarkan hasil uji Chi

waktu tertentu dapat merajalela pada

Square nilai p = 1.000 (p > 0,05)

pipapipa air, sehingga menimbulkan

berarti

rasa dan bau yang tidak enak (Linsley,

hubungan bermakna antara warna air

1991).

dengan kejadian diare.


Di

berdasarkan

tersebut.

samping

Dan

oleh

itu

penelitian

juga

66,7%

secara

dan

tidak

statistik

Menurut

diare

tidak

asumsi

ada

peneliti,

oleh

bahwa tidak ada hubungan antara

Muhammad Desiandi (2009) tentang

kualitas fisik ditinjau dari bau air. Dari

pemeriksaan kualitas air PDAM yang

wawancara dan pada saat pengambilan

mana parameter fisik air PDAM

air terlihat air PDAM yang dikonsumsi

berdasarkan rasa biasanya disebabkan

sangat jernih dan tidak berbau walau

oleh adanya bahan-bahan organik yang

ada

membusuk. Namun dijelaskan juga

PDAMnya tidak jernih dan berbau, ini

dalam pembahasannya yaitu bahwa

dikarenakan

tidak ada hubungan antara kejadian

berdekatan

beberapa

rumah

lokasi
dengan

yang

rumah
limbah

air

yang
pabrik

kelapa sehingga air yang mengalir dari

chlor namun hal ini justru membuat

jaringan

kualitas air ini aman karena akan

perpipaan

yang

tampung untuk dikonsumsi

mereka
sudah

tercemar dengan air limbah tersebut

terhindar dari keberadaan bakteri.


3.4 Hubungan

Jumlah

E.

coli

sehingga menyebabkan warna, bau dan

Dengan Kejadian Diare di Desa

bahkan rasa air itu menjadi tidak baik.

Tintingan Kabupaten Banggai.

Kejadian diare lebih tinggi pada

Dari uraian tabel 2.4, bahwa

kualitas fisik berupa rasa air yang

dari 114 air responden yang jumlah

memenuhi syarat dibandingkan dengan

E.coli >50/100ml dan terkena diare

yang

ini

dengan proporsi 78.4% dan tidak diare

dipengaruhi karena air ini sudah

proporsi 21.6%. Sedangkan responden

tercampur dengan bakteri-bakteri yang

yang jumlah E.coli <50/100ml dan

dapat menyebabkan penyakit diare.

diare dengan proporsi 45.0%, dan

tidak

memenuhi

syarat

Dalam toeri juga dijelaskan

tidak diare dengan proporsi 55.0%.

bahwa bau yang ditimbulkan oleh air

Berdasarkan hasil uji Chi Square

bersih dihasilkan oleh adanya gas

nilai

seperti H2S yang terbentuk dalam

secara

kondisi anaerobik, dan oleh adanya

bermakna antara jumlah E.coli dengan

senyawa-senyawa

kejadian diare.

organic

tertentu

p = 0,001

(farida, 2002).
Di

statistik

Menurut
itu

ada

asumsi

hubungan

peneliti,

juga

dimana ada hubungan antara jumlah

oleh

bakteri E.coli pada air dengan kejadian

Muhammad Desiandi (2009) tentang

diare yang terjadi di Desa Tintingan.

pemeriksaan kualitas air PDAM yang

Dari hasil pemerikasaan sampel di

mana parameter fisik air PDAM

laboratorium didapatkan ada 40 rumah

berdasarkan bau biasa disebabkan oleh

yang jumlah bakteri E.coli nya di

bau seperti kaporit hal ini tidak

bawah standar dan selebihnya diatas

mempengaruhi kejadian diare karena

standar

bau seperti kaporit ini merupakan sisa

terlihat juga pada tabel 4.13 dimana

berdasarkan

samping

(p < 0,05) berarti

penelitian

yang

telah

ditentukan.Ini

tingkat kejadian diare lebih tinggi pada

bisa disebabkan juga karena virus,

sampel air yang jumlah bakterinya

ataupun parasit sehingga penderita

lebih

diare yang terjadi tidak seutuhnya

tinggi

dibandingkan

dengan

jumlah bakterinya dibawah standar

karena

yang telah ditetapkan.

melainkan juga karena faktor lain.

Umar

(2011:

bakteri

E.coli

itu

sendiri

76)

Selain itu juga walaupun bakteri E.coli

menjelaskan bahwa Bakteri Coliform

nya memenuhi syarat tapi jika tidak di

telah di jadikan parameter bahwa air

perhatikan dalam menggunakan air

yang

yang sudah terkontaminasi maka akan

terkontaminasi

bakteri

ini

melebihi dari 50 coli/100 ml akan

mengakibatkan diare juga.

dapat menyebabkan penyakit diare.

Disamping itu juga penelitian

Dimana bakteri E.coli merupakan

selanjutnya oleh Nizam (2008) tentang

salah satu penyebab diare biasanya

hubungan kualitas mikrobiologi air

menyebar melalui fecal oral antara

PDAM

lain melalui makanan atau minuman

menjelaskan dari hasil penelitiannya

yang tercemar tinja yang mengandung

bahwa penyakit diare disebabkan oleh

E. coli dan atau kontak langsung

kualitas air yang terkontaminasi oleh

dengan tinja penderita, sehingga bila

bakteri dan memiliki jumlah bakteri

bakteri E.coli ini didalam air 100 ml

E.coli melebihi standar kualitas air

air minum terdapat 500 bakteri coli,

bersih.

memungkinkan

terjadinya

terhadap

kejadian

diare

penyakit

Faktor lain yang menyebabkan

gastroenteritis atau diare. Selain itu

banyaknya jumlah E.coli karena pada

juga produksi enterotoksin oleh E.coli

saat pengambilan sampel peneliti tidak

ada hubungannya dengan penyakit

menggunakan

diare.

melainkan hanya menggunakan cairan


Sedangkan

untuk

sarung

tangan

jumlah

alkohol untuk mensterilkan tangan

bakteri E. Coli yang memenuhi syarat

pada saat pengambilan sampel. Hal ini

dan penderita diarenya banyak ini

lakukan karena alkohol lebih steril

karena selain bakteri penyebab diare

dibandingkan dengan menggunakan

sarung tangan. Jika menggunakan

sarana air bersih, fasilitas penyiapan

sarung tangan biasanya ada bakteri-

air

bakteri lain yang hinggap disarung

peningkatan

tangan

lingkungan

itu

sehingga

akan

bersih

sertamengupayakan
program

penyehatan

pemukimandan

mempengaruhi keadaan sampel tadi,

penanganan kualitas airbersih secara

sedangkan jika hanya menggunakan

fisik maupun biologi.

alkohol

yang

langsung

diusapkan

ketangan maka tangan peneliti akan


steril tanpa ada bakteri-bakteri lainnya.

4. SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian hubungan


kualitas air bersih PDAM dengan
kejadian diare di Desa Tintingan
Kabupaten Banggai dapat diambil
kesimpulan :
1. Tidak ada hubungan antara kualitas
dengan

kejadian diare di Desa Tintingan


Kabupaten Banggai.
2. Ada hubungan antara jumlah E.
coli padaair bersih PDAM dengan
kejadian diare di Desa Tintingan
Kabupaten Banggai.
4.2 Saran
Diharapkan
kesehatan

bagi

untuk

melakukanpeningkatan

Achmad,
R.
2004.
Kimia
Lingkungan. Yogyakarta : Andi
Arisman, MB. 2009. Keracunan
Makanan. Jakarta : EGC

4.1 Simpulan

fisik air bersih PDAM

DAFTAR PUSTAKA

instansi
dapat
perbaikan

Boekoesoe, Lintje. 2010. Tingkat


Kualitas Bakteriologis
Air Bersih di Desa
Sosial
Kecamatan
Paguyaman Kabupaten
Boalemo.
INOVASI,
Volume 7 No 4
Chandra,

B. 2007. Pengantar
Kesehatan Lingkungan.
Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Darmono. 2001. LINGKUNGAN
HIDUP
DAN
PENCEMARAN
Hubungannya Dengan
Toksikologi
Senyawa
Logam. Jakarta: UI Pers
Desiandi
Muhammad.
2009.
Pemeriksaan Kualitas
Air
Minum
Pada
Daerah Persiapan Zona
Air
Minum
Prima
(ZAMP)PDAM
Tirta

Musi
Palembang.
Palembang. diakses 19
Juni 2013
Dwidjoseputro, D. 2003. DasarDasar
Mikrobiologi.
Jakarta: Djambatan
Esih,
Ruki
Dr.
2004.Kimia
Lingkungn.
Jakarta:
ANDI
Fahmi Umar, A. 2011. Dasar-dasar
Penyakit
Berbasis
Lingkungan.
Jakarta:
Rajawali Pers
Mulia R, M. 2005. Kesehatan
Lingkungan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Notoadmojo, S. 2011. Kesehatan
Masyarakat ilmu dan
seni. Jakarta: Rineka
Cipta
2010.
Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Permenkes
RI
NO:
942/MENKES/PER/IX/
1990. Tentang Syarat
Kualitas Air Bersih.
Jakarta:
Depertemen
Kesehatan RI
Pratikya W, A. 2011. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian
Kedokteran
Dan
Kesehatan.
Jakarta:
Rajawali Pers
Rita Y, dan Suriyadi. 2001. Asuhan
Keperawatan
Pada
Anak edisi 1. Jakarta:
CV Sagung Seto
Soemirat, Juli. 2011. Kesehatan
Lingkungan.
Yogyakarta: Gaja Mada
University Press

Stephen, dan Kathen B. 2009. At a


Glance
Mikrobiologi
Medis dan Infeksi.
Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
kuantitatif,
kualitatif
dan kombinasi (mixed
methods).
Bandung:
Alfabeta
Suharyono. 2008. Diare Akut.
Jakarta: Rineka Cipta
Sukoso.
2009.
Hubungan
Kuantitas
Dan
Kualitas Air Dengan
Kejadian Diare Dan
Minat Pelanggan Air
Di Perusahaan Daerah
Air Minum (Pdam)
Bantul
Yogyakarta.
Tesis,
Fakultas
Kedokteran Universitas
Gadjah Mada
Suryana, A. 2005. Berbagi Masalah
Kesehatan Anak Dan
Balita. Jakarta: Khilma
Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi
Air. Bandung: Penerbit
Alumni
Susanto, Thedy. 2010. Pengolahan
Air Minum PDAM
Surabaya Menjadi Air
Siap
Minum
Menggunakan
Gas,
Fiter Pasir Silica Dan
UV. Tesis, Fakultas
Tekhnik
Lingkungan
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
(ITS) Surabaya
Sutrisno T, dan Eni Suciastuti.
2006.
Teknologi
penyediaan air bersih.
Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai