1. Pengembangan Perpustakaan
1. Prioritas utama adalah membeli buku teks pelajaran untuk peserta didik dan pegangan guru
sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh satuan pendidikan. Buku teks yang dibeli
mencakup pembelian buku mata pelajaran baru, mengganti buku yang rusak,dan membeli
kekurangan buku agar tercukupi rasio satu peserta didik satu buku untuk tiap mata
pelajaran. Buku teks yang dapat dibeli satuan pendidikan adalah buku teks pelajaran yang
telah dinilai dan telah ditetapkan Harga Eceran Tertingginya oleh Kemdikbud. Khusus untuk
SMP yang menjadi induk dari SMPT, tidak perlu membeli buku teks bagi peserta didik di
SMPT, karena sudah mendapatkan modul pembelajaran;
2. Membeli buku pengayaan dan referensi untuk memenuhi SPM Pendidikan Dasar sesuai
dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2013;
3. Langganan koran, majalah/publikasi berkala yang terkait dengan pendidikan, baik offline
maupun online;
4. Pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan;
5. Peningkatan kompetensi tenaga perpustakaan;
6. Pengembangan database perpustakaan;
7. Pemeliharaan perabot perpustakaan;
8. Pemeliharaan dan pembelian AC perpustakaan;
Sesuai dengan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka penggunaan dana BOS untuk
pengembangan perpustakaan paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasi satuan pendidikan.
2. Sewa internet (warnet), upload data secara online tidak dapat dilakukan di
satuan pendidikan;
3. Biaya transportasi, apabila upload data secara online tidak dapat dilakukan
di satuan pendidikan;
4. Honor bagi operator Dapodikdasmen. Kebijakan pembayaran honor untuk
petugas pendataan di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pendataan Dapodikdasmen diusahakan untuk dikerjakan
oleh tenaga administrasi berkompeten yang sudah tersedia di
satuan pendidikan (termasuk tenaga administrasi BOS yang ada di
SD), baik yang merupakan pegawai tetap maupun tenaga honorer,
sehingga satuan pendidikan tidak perlu menganggarkan biaya
tambahan untuk pembayaran honor bulanan;
2. Apabila tidak tersedia tenaga administrasi yang berkompeten,
satuan pendidikan dapat menugaskan tenaga operator lepas
(outsourcing) yang dibayar sesuai dengan waktu pekerjaan (tidak
dibayarkan honor rutin bulanan);
3. Standar honor untuk operator Dapodikdasmen mengikuti standar
biaya, atau ketentuan dan kewajaran yang berlaku di daerah sesuai
dengan beban kerja.
3. Pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan.
3.
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Pembelajaran
dan
1. Membeli/mengganti alat peraga IPA yang diperlukan satuan pendidikan untuk memenuhi
SPM di tingkat SD;
2. Mendukung penyelenggaraan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
pada SD;
3. Mendukung penyelenggaraan Pembelajaran Kontekstual pada SMP;
4. Pengembangan pendidikan karakter/penumbuhan budi pekerti;
5. Pembelajaran remedial dan pembelajaran pengayaan;
6. Pemantapan persiapan ujian;
7. Olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka dan palang merah remaja;
jaringan di sekitar satuan pendidikan. Khusus untuk penggunaan internet dengan mobile
modem, batas maksimal pembelian paket/voucher adalah sebesar Rp.250.000/bulan.
Adapun biaya langganan internet melalui fixed modem disesuaikan dengan kebutuhan
satuan pendidikan.
3. Membeli genset atau jenis lainnya yang lebih cocok di daerah tertentu misalnya panel
surya, jika di satuan pendidikan tidak ada jaringan listrik, termasuk perlengkapan
pendukungnya.
total dana BOS yang diterima, sementara di satuan pendidikan swasta adalah 30%
dari total dana BOS yang diterima.
2. Setiap pengangkatan baru untuk guru/tenaga kependidikan honorer yang dilakukan
oleh sekolah harus dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
mendapatkan pertimbangan dan persetujuan terkait prinsip beban mengajar di
satuan pendidikan, serta pemerataan penyebaran guru dan tenaga kependidikan di
kabupaten/kota.
9. Pengembangan Profesi
Tenaga Kependidikan
Guru
dan
Dana BOS hanya boleh digunakan untuk membantu peserta didik miskin yang tidak mendapatkan
bantuan sejenis dari sumber lainnya, misalnya Program Indonesia Pintar (PIP).
Proses pengadaan barang oleh satuan pendidikan harus mengikuti peraturan yang
berlaku;
Khusus untuk SMP Terbuka, dana BOS dapat digunakan juga untuk kegiatan berikut:
1. Supervisi oleh Kepala Sekolah, diberikan maksimal sebesar Rp 150.000,- /bulan;
2. Supervisi oleh Wakil Kepala SMP Terbuka, diberikan maksimal sebesar Rp 150.000,-/bulan;
3. Kegiatan tatap muka di Sekolah Induk oleh Guru Bina, diberikan ratarata maksimal sebesar
Rp 150.000,-/bulan tetapi secara proporsional disesuaikan dengan beban mengajarnya;
4. Kegiatan pembimbingan di TKB oleh Guru Pamong, masing-masing diberikan maksimal
sebesar Rp 150.000,-/bulan;
5. Kegiatan administrasi ketatausahaan oleh petugas Tata Usaha (1 orang), diberikan maksimal
sebesar Rp 100.000,-/bulan;
6. Pengelolaan kegiatan pembelajaran oleh Pengelola TKB Mandiri diberikan maksimal sebesar
Rp 150.000,-/bulan.
Penanggung jawab pengelolaan dan penggunaan dana BOS untuk SMPT/TKB Mandiri adalah Kepala
SMP induk.
Penggunaan dana BOS di satuan pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Prioritas utama penggunaan dana BOS adalah untuk kegiatan operasional satuan pendidikan;
2. Bagi satuan pendidikan yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan menggunakan dana
BOS untuk peruntukan yang sama. Sebaliknya jika dana BOS tidak mencukupi untuk
pembelanjaan yang diperbolehkan (13 item pembelanjaan), maka satuan pendidikan dapat
mempertimbangkan sumber pendapatan lain yang diterima oleh satuan pendidikan, yaitu
pendapatan hibah (misalnya DAK) dan pendapatan satuan pendidikan lainnya yang sah
dengan tetap memperhatikan peraturan terkait;
3. Biaya transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar kewajiban jam mengajar
harus mengikuti batas kewajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
4. Bunga Bank/Jasa Giro akibat adanya dana di rekening satuan pendidikan menjadi milik
satuan pendidikan dan digunakan untuk keperluan satuan pendidikan (beradasarkan Surat
Edaran Ditjen Perbendaharaan Nomor: S-5965/PB/2010 tanggal 10 Agustus 2010 perihal
Pemanfaatan Bunga Bank yang berasal dari Dana BOS di rekening satuan pendidikan).