KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah Polusi Asap Kendaraan Bermotor ini dibuat Penulis dalam
rangka memenuhi tugas BIOLOGI.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun,
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Langsa, Mei 2011
Penulis
INDAH MAHFUZA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Pencemaran Udara 2
B. Bahaya Asap Kendaraan Bermotor 4
C. Klasifikasi Pencemar Udara 7
D. Jenis-jenis Bahan Pencemar 7
E. Penyebab Utama Pencemaran Udara 8
F. Dampak Pencemaran Udara 8
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak bermunculan kendaraan bermotor di jalan raya, dan juga
semakin bertambahnya angkutan umum di jalan raya yang membawa
pengaruh besar terhadap lingkungan. Terutama asap kendaraan tersebut
dapat mengakibatkan pencemaran udara di lingkungan sekitar kita.
Disamping itu, asap kendaraan bermotor juga membawa dampak yang
membahayakan bagi kita, terutama pada proses pernapasan manusia. Karena
asap tersebut mengandung CO yaitu hasil pembakaran yang tidak sempurna,
sehingga dapat mengganggu proses pernapasan bagi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya polusi udara di lingkungan?
2. Mengapa asap kendaraan bermotor dapat menyebabkab terjadinya polusi
udara di lingkungan?
3. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor terhadap
lingkungan?
4. Bagaimana upaya manusia untuk mengurangi dampak asap kendaraan
bermotor terhadap lingkungan?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh asap kendaraan bermotor terhadap
lingkungan.
Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan dampak yang
ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor.
BAB II
PEMBAHASAN
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa
kontaminan di dalam udara atmosfir, seperti antara lain oleh debu, busa, gas,
kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan
berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat
menimbulkan gangguan-gangguan tehadap kehidupan manusia , tumbuhan,
atau hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah dapat
memepengaruhi kelestarian kehidupan organisme.
Manusia bukan hanya menderita sakit karena pencemaran udara, tetapi juga
akibat mengasup makanan yang tercemar logam berat. Sumbernya sayursayuran dan buah-buahan yang ditanam di lingkungan yang tercemar atau
daging dari ternak yang makan rumput yang sudah mengandung logam berat
yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Beberapa faktor penyebab pencemaran udara telah banyak diteliti oleh para ahli
dalam upaya mereduksi dampak yang dapat ditimbulkannya. Penelitian yang
dilakukan terhadap pengaruh timbal yang masuk ke tubuh manusia atau
hewan ternyata membuktikan bahwa bahan tersebut tidak bisa diurai oleh
tubuh, maka timbal dapat merusak jaringan tubuh siapa pun yang
diendapinya. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa
jalur, yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan perembasan atau
penetrasi pada selaput atau lapisan kulit.
Timbal secara umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan
sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya, selain meningkatkan daya
pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja
terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang
umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan
kebakaran hutan.
Hasil penelitian di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan
Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber
utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa
kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar
98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat
menimbulkan kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon
monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang
ditimbulkan gas-gas tersebut:
1. Karbon dioksida. Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan
peningkatan suhu permukaan bumi.
2. Karbon monoksida. Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit
pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah
melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam
darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).
3. Oksida Belerang. Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan
berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat
yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang
juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
4. Oksida nitrogen. NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan
berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan,
membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh polusi udara adalah:
1. Bronchitis kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih sama.
Hal ini membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh macam pekerjaan
sehari-hari. Dengan membersihkan udara dapat terjadi penurunan 40% dari
angka mortalitas.
2. Emphysema pulmonum.
3. Bronchopneumonia.
4. Asthma bronchiale.
5. Cor pulmonale kronikum.
6. Kanker paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-smokers
di daerah kota 10 kali lebih besar daripada daerah rural.
7. Penyakit jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya di
daerah dengan polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata dapat
menyebabkan bahaya pada jantung, apalagi bila telah ada tanda-tanda
penyakit jantung ischemik sebelumnya. Afinitas CO terhadap hemoglobin
adalah 210 kali lebih besar daripada O2 sehingga bila kadar CO Hb sama
atau lebih besar dari 50%, akan dapat terjadi nekrosis otot jantung. Kadar
lebih rendah dari itu pun telah dapat mengganggu faal jantung.
8. Kanker lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah dengan polusi
tinggi.
9. Penyakit-penyakit lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyak
juga dihubungkan dengan polusi udara. Juga gangguan pertumbuhan anak
dan kelainan hematologik pernah diumumkan. Di Rusia pernah ditemukan
hambatan pembentukan antibodi terhadap influenza vaccin di daerah kota
dengan tingkat polusi tinggi, sedangkan di daerah lain pembentukannya
normal.
Pengendalian
Mengingat kendaraan bermotor mempunyai andil terbesar dalam polusi udara,
maka pengendalian polusi udara juga berarti pengendalian emisi kendaraan
bermotor. Pengendalian tingkat ini adalah pengendalian terhadap simpul A
dalam teori simpul.
Apabila memungkinkan, selain peraturan perundangan yang berlaku umum,
dapat pula dibuat peraturan yang khusus untuk mengelola sumber-sumber
pengotor udara. Peraturan seperti ini dikenal sebagai standar emisi,
khususnya emisi kendaraan bermotor.
Di samping itu ada pula standar yang diberlakukan bagi kualitas bahan bakar,
karena sebagian besar polusi udara disebabkan oleh pembakaran. Kualitas
hasil atau sisa pembakaran tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar
yang digunakan. Di DKI Jakarta telah diujicoba penggunaan bahan bakar
yang berasal dari gas alam yang sangat ramah lingkungan.
Namun, kualitas pembakaran oleh kendaraan bermotor tidak kalah pentingnya.
Karena itu, perawatan kendaraan dan jika perlu pembatasan usia kendaraan
mutlak dilakukan. Hal ini memungkinkan dilakukan jika secara berkala
dilakukan uji emisi kendaraan. Kendaraan bermotor yang beroperasi di kota
harus telah lulus uji emisi.
Peran serta masyarakat dalam mengurangi polusi pada udara ambient, dalam hal
ini intervensi terhadap simpul B, sangat diperlukan. Gerakan penghijauan
seyogianya terus ditingkatkan, terutama dimulai dari tempat tinggal masingmasing. Sangat dianjurkan menggunakan pohon yang berdaun lebar atau
yang berpotensi mengurangi polusi udara. Misalnya setiap keluarga,
terutama di kota, menanam sebuah bibit pohon angsana. Niscaya lima tahun
ke depan, telah tercipta lingkungan yang asri dan terhindar dari polusi udara.
Demikian pula taman-taman kota perlu digalakkan untuk mengimbangi
polusi udara kota dan agar langit biru tidak sekedar menjadi isapan
jempol.