BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
semakin kompleks dan membutuhkan modal besar baik untuk investasi awal maupun
untuk biaya operasional. Untuk itu, strategi dan kebijakan pemeliharaan diperlukan
agar semua peralatan yang beroperasi di dalam sistem tidak mengalami kegagalan
dalam pengoperasiannya. Upaya mengoptimalkan pemeliharaan telah banyak
dilakukan, kesemuanya bertujuan untuk menjaga keandalan (reliability) dan
ketersediaan (availability) sistem. Oleh sebab itu saat ini teknik pemeliharaan lebih
banyak dikonsentrasikan pada pemeliharaan pencegahan (preventive) untuk
menghindari kerusakan yang lebih serius. Priyanta (2000) menyebutkan bahwa:
Jika tindakan pemeliharaan terhadap suatu plant menggunakan prinsip
minimal maintenance approach, dan dikombinasikan dengan manajemen
pemeliharaan yang terabaikan, maka hal ini akan memperpendek masa berguna
(useful life) dari plant, dan mungkin juga akan menambah biaya lainnya seperti
biaya kerusakan (downtime cost) dan berbagai denda yang timbul akibat dampak
yang ditimbulkan oleh kerusakan sistem.
Manajemen pemeliharaan (maintenance management) dapat dijelaskan
sebagai fungsi dari panduan kebijakan aktifitas-aktifitas pemeliharaan, teknik
pelatihan dan manajemen kontrol dari program-program pemeliharaan. Faktor utama
yang menyebabkan pentingnya manajemen pemeliharaan di industri saat ini adalah
meningkatnya mekanisasi dan otomasi dalam kebanyakan proses. Konsekuensinya
adalah berkurangnya kebutuhan operator tetapi meningkatnya kebutuhan tenaga
tingkat keandalan dan ketersediaan sistem yang tinggi dengan biaya operasional yang
10
minimal. Maka strategi pemeliharaan sangatlah penting bagi suatu perusahaan untuk
menekan biaya yang harus dikeluarkan, karena kegiatan pemeliharaan secara
proposional mempunyai konsekuensi terhadap biaya keseluruhan operasi. Menurut
Smith (2001), elemen-elemen strategi pemeliharaan meliputi:
1. Organisasi sumber daya pemeliharaan (Organization of maintenance resources)
2. Prosedur pemeliharaan (Maintenance procedures )
3. Peralatan dan alat-alat uji (Tools and test equipent)
4. Seleksi karyawan, pelatihan dan motivasi (Personnel selecting, training and
motivation)
5. Manual dan petunjuk pemeliharaan (Maintenance instructions and manuals)
6. Penyediaan suku cadang (Spares provisioning)
7. Logistik (Logistics)
Elemen-elemen pemeliharaan tersebut biasanya dibagi kedalam tiga grup
tugas pemeliharaan, yaitu; pemeliharaan korektif (corrective), pemeliharaan rutin
(preventive) dan perbaikan tahunan (overhaul). Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan suatu pabrik menurut Paul.D, (1989) dapat
dilihat pada tabel 2.1.
11
Control Element
1.
Labour Productivity
2.
Material Control & Purchasing
3.
Leadership
4.
Workload
5.
Organisation
6.
Interdepartmental Relation
7.
Cost Data
8.
Performance data
9.
Preventive Maintenance Procedure
10.
Planning
11.
Schedulling
12.
Training
13.
Engineering
14.
Technology
15.
Labour Practices
Dimana: Skala 1 s/d 3 ... sedikit pengaruh
Skala 4 s/d 6 ... cukup berpengaruh
Skala 7 s/d 10 ... besar pengaruhnya
Influence
Rating
10
10
9
9
8
8
7
7
7
6
5
4
4
3
2
Faktor-faktor pada tabel 2.1. tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk
memprioritaskan perhatian dalam perencanaan strategi pemeliharaan. Sistim
pemeliharaan yang baik adalah berbeda untuk masing-masing pabrik karena masingmasing pabrik berbeda pemakaian bahan dan energinya.
Keterkaitan antar elemen-elemen yang berhubungan dengan strategi
pemeliharaan dalam menunjang proses produksi (manufacturing operation) dapat
diilustrasikan seperti pada gambar 2.1. Kebijakan yang diambil dalam strategi
pemeliharaan untuk pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance & repair)
adalah berdasarkan analisis keandalan, ketersediaan dan laju kegagalan mesin.
12
Purchasing
Tool room
Internal Factors
External Factors
Inventory
SDM
Maintenance
& Repair
Environment
Manufacturing
Operation
Maintenance
Strategies
Development
Reliability
Output
Equipment Performance
Measurement and
Evaluation
Availability
Quality
Rate
13
Maintenance Strategy
Corrective
Maintenance
Preventive
Maintenance
Design-out
Maintenance
Condition
Monitoring
Run-To-Failure
(Break down
Maintenance
Condition-based Maintenance
(Predictive Maintenance
Inspection
Time-based Maintenance
(Systematic Maintenance)
Scadual
Overhaul
Scadual
Replacement
Rutine
Asset Care
14
15
preventif
yang
diharapkan
(Expected
Cost
of
Preventive
16
yang dicapai.
Is the failure
revealed or
unrevealed
All
Consider
optimm
spares
Revealed
Unrevealed
Are the
consequences
trivial?
Yes
No
Is there a
measureable
degradation
parameter?
Yes
Yes
Is there a
measureable
degradation
parameter?
DO
NOTHING
No
No
Carry out
condition
monitoring
In combination with
other failures, are the
consequences
trivial?No
Is there
failure rate
increasing?
Is there
failure rate
increasing?
No
Yes
Yes
Calculate
preventive
replacement
Trivial implies that financial
safety or onvironmental penalty
does not justify the cost of the
proposed maintenance
Yes
Calculate
preventive
replacement
and optimum
proof-test
No
Carry out
condition
monitoring
and
calculate
optimum
proof test
Calculate
optimum
proof test
17
2.3.
diterapkan
sistem
pemeliharaan
secara
periodik
(preventive
maintenance).
Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodik dan pada saat
yang tepat pada semua mesin-mesin/peralatan adalah, dapat diramalkannya total
perbaikan pada seluruh sistim pabrik oleh para insinyur pemeliharaan. Dalam hal ini
perbaikan dilakukan segera sebelum terjadi kerusakan yang lebih fatal. Biaya
perbaikan dan lamanya mesin/equipmen tidak beroperasi dapat diminimalkan,
dibandingkan dengan perbaikan mesin yang sama tetapi dilakukan setelah mesin itu
rusak total. Hal-hal penting dalam penerapan strategi pemeliharaan menurut Alfian
(2004) adalah:
1. Frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan termasuk upah.
2. Item-item yang dipilih harus benar-benar penting dan dapat berakibat fatal untuk
keseluruhan pabrik tersebut.
3. Penaksiran biaya-biaya pemeliharaan.
4. Melakukan pekerjaan sebanyak mungkin pada saat pembongkaran pabrik tahunan
(overhaul) dan efektifitas kerja dari
18
terintegrasi
Untuk itu perlu dibuat suatu jadwal pemeliharaan untuk setiap mesin dan
komponen. Penentuan interval pemeliharaan yang optimum adalah berdasarkan
perhitungan dan analisis keandalan, ketersediaan, dan biaya-biaya yang menyertai
keseluruhan kegiatan pemeliharaan. Interval pemeliharaan optimum inilah yang
dimasukkan kedalam prosedur pemeliharaan terencana menurut Corder (1992) seperti
Daftar sarana
(apa yang
dipelihara)
Jadwal pemeliharaan
(bagaimana
memeliharanya)
Catatan riwayat
Program pemeliharaan
(kapan harus dipelihara)
(hasil-hasil
pemeliharaan)
Spesifkasi
pekerjaan
Program
perencanaan
bulanan
Laporan
pemeriksaan
Staf
pemeliharaan
Permintaan
pemeliharaan
Operasi
Permintaan
pemeliharaan
Program
perencanaan
mingguan
Administrasi
Staf
produksi
Pengendalian
Mesin
19
2.4
Keandalan (Reliability)
Keandalan dapat didefinisikan sebagai probabilitas suatu sistem dapat
berfungsi dengan baik untuk melakukan tugas pada kondisi tertentu dan dalam selang
waktu tertentu pula. Sistem reliability, availability dan maintainability (RAM) akhirakhir ini sudah dianggap sangat signifikan terhadap lingkungan yang berkompetisi
dan keseluruhan biaya operasi/biaya produksi.
Gambar 2.6 Pengaruh Suatu Program Reliability Terhadap Biaya Masa Pakai
(Barabady, 2005)
Dari gambar 2.6 terlihat bahwa dengan menerapkan program reliability secara
20
Life Cycle
Cost
Optimized Cost
Point
Life
Cycle
Cost
Operational
Costs
Acquisition
Costs
Reliability
Sebaliknya suatu peralatan dengan keandalan yang tinggi, bisa saja tingkat
21
ketersediaannya rendah, karena memerlukan waktu yang lama untuk setiap kali
perbaikan. Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut dapat ditentukan biaya
pemeliharaan yang optimum, seperti terlihat pada gambar 2.7.
Yin dkk (2009) membuat suatu konsep disain proses pada proses LNG dengan
pendekatan analisis Reliability, Availability dan Maintainability (RAM). Mereka
melakukan optimasi disain sistem terhadap turbin gas berdasarkan analisis RAM
seperti terlihat pada gambar 2.8 dan 2.9.
Gambar 2.8 Single System Optimal Design-With RAM (Yin dkk, 2009)
Tanpa analisis RAM, disain memerlukan biaya kapital yang lebih rendah, tetapi
downtime lebih tinggi dibandingkan sistem dengan analisis RAM, sehingga biaya
produksi tinggi. Dengan menggunakan analisis RAM, sistem dapat menrunkan biaya
10,99% dibandingkan dengan sistem tanpa analisis RAM, seperti terlihat pada tabel
2.2.
Tabel 2.2 Annualized Costs Data for Single System (Yin dkk, 2009)
22
Gambar 2.9 Parallel System Optimal Design-With RAM (Yin dkk, 2009)
Begitu juga dengan disain sistem paralel, dapat menurunkan sebesar 7,22%
dibandingkan sistem tanpa analisis RAM, seperti terlihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Annualized Costs Data for Parallel System (Yin dkk, 2009)
Total Cost in Life Cycle
Capital Cost (MM$)
Lost Production Cost (MM$)
Whole Capacity CM DT (Hours)
Half Capacity CM DT (Hours)
PM Down Time (Hours)
Optimal PM Interval (Hrs)
Cost Reduction %
Without RAM
57.94
27.49
Study
30.44
6.00
836.82
598.50
3000.000
Base
2. 4. 1 Indeks Keandalan
23
24
Tabel 2.4 Jumlah dan Tingkat Kekritisan Peralatan Mesin di PKS Tor Ganda
Tahun 2005 (Sitorus, 2005)
Jumlah ECR-1 ECR-2 ECR-3 ECR-4
No.
Nama Mesin
(Unit)
1
Screw Press
6
2
Digester
6
3
Ripple Mill
4
4
Claybath
2
5
Boiler
3
6
Gear Box
26
7
Electromotor
164
37
109
17
1
8
Geared Motor
80
26
52
2
9
Pump
64
10
43
11
10 Vibration Screen
3
11 Thresser
3
12 Steam Turbine
3
14 Hoisting Crane
3
15 Decanter
4
16 Blower
25
Jumlah
398
84
283
28
3
25
.t 1 e ( t / )
,
f (t )
Dimana;
t 0, 0, 0
(2.1)
- untuk 0 < < 1, laju kegagalan akan berkurang seiring bertambahnya waktu.
- untuk = 1, maka laju kegagalannya adalah konstan
- untuk > 1, laju kegagalannya akan bertambah seiring bertambahnya waktu.
26
Untuk menaksir nilai parameter dan dilakukan dengan perhitungan regeresi linier
27
i 1
i 1
Xi b. Yi
N
(2.2)
N
N
Xi. Yi
i 1
Xi.Yi
i 1
i 1
(2.3)
(2.4)
N
Yi
N
2
Yi i 1
N
i 1
Yi ln ln(1 F (Ti )
Xi ln(Ti )
(2.5)
1
b
(2.6)
a 1
.
b
(2.7)
Nilai dan dapat juga dicari menggunakan Grafik Probablity Weibull, atau
menggunakan Software Mintab.
2.6.2 Fungsi keandalan
Keandalan suatu alat adalah probabiltas untuk tidak rusak (survival) selama
periode t tertentu atau lebih. Fungsi keandalan terhadap waktu R(t) dapat
diformulasikan sebagai berikut
R (t ) f (t )dt e
(2.8)
Dimana:
f(t) = fungsi kepadatan peluang, kemungkinan kegagalan untuk periode tertentu
28
.t 1
f (t ) .t 1 .e (t / )
(t )
R(t )
.e (t / )
(2.9)
Fungsi kumulatif
F (t ) 1 R (t ) = 1 e
(2.10)
29
2.6.5
sistem atau peralatan, seperti yang dinyatakan oleh Dhillon (2002). MTBF bermanfaat
untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari peralatan yang digunakan dan dapat
didefinisikan sebagai berikut :
.
e
1
.t
(2.11)
2.7
Ketersediaan (Availability)
Didefinisikan sebagai probabilitas untuk dapat menemukan suatu sistem untuk
melakukan fungsi yang diperlukan pada suatu periode waktu tertentu. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi ketersediaan suatu sistem. Gambar 2.13. menunjukkan
beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan suatu sistem, beberapa diantaranya
dapat diperbaiki pada periode desain dan beberapa yang lainnya dapat diperbaiki pada
periode operasional.
30
Beroperasi
Tidak beroperasi
Beroperasi
Waktu Admin
Waktu perawatan
Beroperasi
Tidak beroperasi
Ketidak tersediaan
Ke tersediaan
MTBF
MTBF MTTR
(2.12)
Dimana; MTBF (Mean Time Between Failure) = waktu rata-rata antar kerusakan.
MTTR (Mean Time To Failure) = waktu rata-rata untuk mengerjakan
reparasi.
Availability = ketersediaan peralatan untuk beroperasi pada total jam
operasi.
31
Cf
(2.13)
(2.14)
(2.15)
32
= TxR(t ) t. f (t )dt
(2.16)
Total biaya optimum pemeliharaan per satuan waktu suatu mesin menurut
Smith (2001) digunakan rumus sebagai berikut :
C (tp )
Cp x R(t ) Cf x (1 R(t ))
(2.17)
T .R(t ) t. f (t )dt
0
=
Dimana: T
R(t)
33
Dari perhitungan total biaya diatas, dipilih interval waktu pemeliharaan berdasarkan
total biaya minimum.
2.10
sawit yang telah direbus dengan sistem penekanan/pengepresan. Buah sawit ditekan
dengan screw yang berputar 11-12 rpm dan ditahan oleh slidding/adjusting cone.
Gambar 2.14 Diagram Gaya Screw: a) gaya angkat, b) gaya turun (Shigley, 2006)
34
Komponen utama Screw Press adalah Left & Right Handed Worm, yang
menerima beban tekan dari slidding/adjusting cone, sehingga analisa gayanya dapat
dilakukan sama dengan prinsip gaya pada screw, seperti terlihat pada gambar 2.14.
Dimana:
.......................... m
= sudut angkat
..........................
F = gaya aksial
.......................... N
f = koefisien gesek
N = gaya normal
.......................... N
Untuk mengangkat, gaya PR beraksi arah radial kekanan (gbr 2.14a), gaya gesek fN
bekerja kearah kiri. Persamaan kesetimbangan yang terjadi adalah:
Fv = Pr N sin fN cos = 0
(2.18)
Fh = F + fN sin N cos = 0
(2.19)
F
cos f sin
F (sin f cos )
cos f sin
(2.20)
Torsi yang ditimbulkan oleh gaya PR dan radius rata-rata dm/2 adalah:
TR
PR dm l fdm
2 dm fl
(2.21)
16TR
d r 3
(2.22)
35
Tegangan prinsipal yang terjadi adalah gabungan dari tegangan geser dan tegangan
tekan dengan persamaan:
x y
2
x y
xy 2
2
2
(2.23)
suatu
36
jumlah
stok maksimum
pemakaian
stok minimum
batas
pemesanan
kembali
standar
pemesanan
stok cadangan
waktu pengadaan
waktu
37
38
(2.24)
AxP
jumlahbarang yang dibutuhkan/ thn X biaya pengadaan/ pesanan
Q
jumlah pesananekonomis
(2.25)
A x P Q xC
Q
2
Q2
(2.26)
A x P Q xC
Q
2
(2.27)
2 A.P
C
2 A.P
C
(2.28)
39
2.12
Prioritas pemeliharaan
Evaluasi:
- Mesin dan komponen kritis
- Kriteria kerusakan komponen
- Realibility
- Availablity
- laju kegagalan
- MTBF
- MTTR
- Biaya pemeliharaan optimum
Prosedur pemeliharaan
Jenis pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan
Rancangan
strategi
pemeliharaan
Penyediaan komponen
Target pemeliharaan