Anda di halaman 1dari 13

187

BAB V
ANALISIS KASUS
A. EFISIENSI RUMAH SAKIT
Banyak indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi rumah sakit,
yang paling sering digunakan adalah:
1.

Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan persentase pemakaian tempat tidur


pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan
RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan
waktu. Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85%
(Standar Internasional), sedangkan standar nilai DepKes RI adalah 60% 85%
Rumus BOR adalah:
BOR =

Jumlah hari perawatan rumah sakit

x100 %

Jumlah TT X jumlah hari dalam satu periode


2.

Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Menurut
Depkes RI 2005, standar ideal LOS adalah 6-9 hari, sedangkan menurut
Barber Johnson 5-13 hari.
ALOS =

Jumlah lama dirawat


Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

3.

Bed Turn Over (BTO), yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya
dalam periode satu tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada
pemakaian tempat tidur
BTO =

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)


Jumlah tempat tidur

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali

188

4.

Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga
memberikan gambaran efisiensi penggunaan tempat tidur.

TOI =

(Jumlah TT x periode) hari perawatan


Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Idealnya tempat tidur kosong/tidak terisi ada pada kisaran 1-3 hari
5.

Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit.
NDR =

Jumlah pasien mati >48 jam dirawat

x 1000 o /oo

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)


Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 dari
1000.
6.

Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk 1000 penderita
keluar.
GDR =

Jumlah pasien mati seluruhnya

x 1000 o /oo

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)


Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.
7. Rata-rata kunjungan poliklinik perhari, indikator ini diperlukan untuk menilai
tingkat pemanfaatan poliklinik rumah sakit. Angka rata-rata ini apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayahnya akan memberikan
gambaran cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit.

189

Tabel 5.1 Indikator Efisiensi Rawat Inap Tahun 2013 RSUD dr Soehadi
Prijonegoro

N
O

TAHUN

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

BOR
(%)
59.3
2
88.5
4
82.9
9
68.5
6
67.2
8
69.9
5
74.0
6
73.9
4
79.8
1

LOS

TOI

(HARI

(HARI

4.21

BTO

GDR

NDR

(KALI)

()

()

2.89

51.54

52.83

23.19

5.71

0.74

56.73

54.32

25.10

5.63

1.15

53.80

39.79

21.58

5.11

2.34

49.00

47.50

28.70

4.79

2.33

51.32

57.30

30.30

4.10

1.76

62.25

53.43

29.52

4.46

1.56

60.65

41.51

21.52

4.61

1.62

66.17

53.50

31.02

4.81

1.22

60.62

45.77

29.37

Keterangan:
BOR Bed Occupancy Rate) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu.
LOS (Length of Stay) merupakan rata-rata lama rawat seorang pasien.
TOI (Turn Over Interval) merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satuperiode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu.
GDR (Gross Death Rate) merupakan angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
NDR (Net Death Rate) merupakan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiaptiap 1000 penderita keluar.

190

Tabel 5.2 Efisiensi RSUD dr Soehadi Prijonegoro Bulan Januari - Juli 2014.
BOR
(%)

LOS
(Hari)

TOI
(Hari)

BTO
(Kali)

GDR
()

NDR
()

JANUARI

79,07

5,28

1,40

4,64

48,22

28,77

FEBRUARI

75,31

4,70

1,54

4,49

47,01

29,64

MARET

78,53

5,05

1,38

4,82

59,39

44,38

APRIL

76,02

5,00

1,58

4,56

49,71

32,28

MEI

77,93

5,43

1,54

4,45

54,99

36,62

JUNI

75,09

5,04

1,67

4,47

54,99

36,62

JULI

69,51

4,32

1,89

4,99

63,21

45,98

AGUSTUS

79.97

5.34

1.34

4.65

67.13

45.02

SEPTEMBER

81.64

5.26

1.18

4.65

63.17

37.97

REKAP JANSEPT

76.76

5.11

1.55

40.97

56.30

37.54

BULAN

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)

191

GRAFIK BED OCCUPANCY RATE (BOR)


PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2014
RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO

Grafik 5.1 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan JanuariSeptember 2014
Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui nilai BOR RSUD dr
Soehadi Prijonegoro pada bulan Januari adalah sebesar 79,07%.
Kemudian, terjadi penurunan pada bulan Februari menjadi 75,31% yang
kembali meningkat pada bulan Maret menjadi 78,53%. Nilai BOR pada
bulan April kembali turun menjadi 76,02%. Pada bulan Mei, nilai BOR
meningkat kembali, namun kemudian berturut-turut menurun hingga bulan
Juli, yaitu sebesar 77,93%, 75,09%, dan 69,51%.
Penurunan nilai BOR pada bulan Februari dapat disebabkan oleh
adanya sistem rujukan berjenjang BPJS yang mulai diberlakukan sejak 1
Januari 2014. Di mana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD
dr Soehadi Prijonegoro yang merupakan rumah sakit tipe B, harus
mendapatkan rujukan terlebih dahulu dari tingkat pelayanan kesehatan di
bawahnya sesuai dengan kriteria dari penyakitnya. Peningkatan nilai BOR
yang kemudian terjadi pada bulan Maret dan Mei mengindikasikan bahwa

192

RSUD dr Soehadi Prijonegoro merupakan rumah sakit rujukan utama di


Kabupaten Sragen, di mana proses pelayanan, sikap dokter, perawat dan
petugas dipercaya baik oleh para pengguna pelayanan kesehatan.
Meskipun nilai BOR bulan Juli hanya sebesar 65,91%. pada bulan
Agustus nilai BOR meningkat menjadi 79,97%,selanjutnya meningkat
pula di bulan september menjadi 81,64%. Meskipun sempat mengalami
penurunan, namun rata-rata BOR bulan Januari September 2014 yang
sebesar 77,00% tetap mampu memenuhi kriteria ideal menurut Depkes RI
maupun menurut kriteria Barber and Johnson.
Persentase BOR sebesar 60% - 85% per tahun merupakan standar
nilai menurut DepKes RI. Jika rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di
bawah 60%, hal tersebut menunjukkan kurang efektifnya pemanfaatan
tempat tidur yang tersedia di rumah sakit. Namun, apabila nilai BOR
melebihi 85%, maka pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit telah
tergolong tinggi sehingga nantinya akan mengakibatkan tempat tidur yang
seharusnya dapat digunakan untuk kejadian luar biasa (KLB) akan terisi
penuh. Di mana nantinya, rumah sakit tidak dapat menampung pasien jika
terjadi KLB tersebut. Selain itu, tingginya nilai BOR akan menyebabkan
menurunnya nilai TOI. Waktu untuk pembersihan kamar pasien yang
dirawat menjadi tidak ada sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya
infeksi nosokomial.
Terpenuhinya standar ideal BOR ini menggambarkan efisiensi
pengelolaan rawat inap di RSUD dr Soehadi Prijonegoro. Pengelolaan
yang efisien berhubungan dengan kepuasan pasien dan keberhasilan
tatalaksana masalah pasien. Selain itu juga mendukung kemajuan rumah
sakit dalam berbagai segi, baik pelayanan maupun fasilitas.

193

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)

Grafik 5.2 Grafik ALOS RSUD DR Soehadi Prijonegoro bulan


Januari September 2014

Fungsi dari LOS untuk pihak RS adalah menghitung tingkat penggunaan


sarana RS (utilization management) dan untuk kepentingan finansial (financial
reports). Dari grafik LOS di atas, diketahui bahwa rata-rata lama perawatan
pasien di RSUD dr Soehadi Prijonegoro pada bulan Januari mencapai angka 5,28
hari kemudian menurun pada bulan Februari mencapai angka 4,70 hari, meningkat
pada bulan Maret dengan angka 5,05 hari, menurun di bulan April (5.00) dan
meningkat di bulan Mei (5.43), menurun di bulan Juni (5.04), serta menurun lagi
di bulan Juli (4.32), meningkat di bulan Agustus (5,34), namun kembali menurun
di buan September (5,26).
Nilai LOS RSUD Dr Soehadi Prijonegoro selalu berada di bawah angka
ideal menurut Depkes RI, namun menurut Barber Johnson pada bulan Januari dan
September nilai LOS tergolong ideal. LOS pada bulan Januari 2014- September
2014 menunjukkan ketidakstabilan dengan memperlihatkan grafik yang naik turun
dengan ALOS 5,04 hari, LOS tertinggi pada bulan Agustus 2014 dengan angka
5.34 dan terendah pada bulan Juli 2014 dengan angka 4.32.

194

Angka LOS yang rendah pada suatu rumah sakit kemungkinan


memberikan gambaran bahwa rumah sakit tersebut lebih sering merawat pasien
dengan penyakit akut dibanding kronis. Adanya nilai LOS dibawah angka ideal
juga bisa menunjukkan gambaran positif maupun negatif. Nilai positif artinya
bahwa perawatan pasien yang ada dirumah sakit dapat berjalan baik dengan
kondisi waktu seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas mutu pelayanannya.
Sedangkan nilai negatifnya seperti kurangnya sarana prasarana rumah sakit dan
keterbatasan kemampuan pelayanan sehingga pasien dipulangkan dalam keadaan
mulai sembuh (belum sembuh benar), tingginya angka pasien pulang paksa
(APS), serta banyaknya pasien baru dengan kasus terminal.

Grafik 5.3 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2005-2013

Semakin besar angka TOI, semakin lama bed tidak ditempati. Hal ini
menunjukkan tidak produktif dan tidak menguntungkan secara ekonomi bagi
manajemen RS. Semakin kecil angka TOI, semangkin singkat saat TT
menunggu pasien berikutnya. Berarti TT menjadi sangat produktif. Bila TOI =
0 berarti TT tidak sempat kosong 1 hari pun. Secara ekonomi tentu
menguntungkan RS, tapi secara mutu justru bisa merugikan pasien, karena TT
tidak sempat disiapkan secara baik, sehingga resiko infeksi nosokomial juga
tinggi dan beban kerja petugas juga meningkat.

195

Dari tahun 2008-2012, nilai TOI pada RSUD Soehadi berada pada
angka yang stabil (

dan merupakan nilai yang optimum karena

berada pada mean dari nilai ideal (1-3 hari). Hal ini menunjukan produktifitas
RS baik dan waktu yang dibutuhkan untuk menyiapakan TT untuk digunakan
pasien selanjutnya sesuai dengan standar pun dapat berjalan optimal sehingga
mutu pelayanan kepada masyarakatpun juga meningkat.
Pada tahun 2006 angka TOI menyentuh nilai 0,74. Jika angka TOI
terlalu rendah, berarti waktu untuk sterilisasi tempat tidur dan ruangan kurang,
yang sedikit banyak berefek pada tingginya angka infeksi nosokomial di suatu
rumah sakit.

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)

Grafik 5.4 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro


bulan Januari-September tahun 2014
Nilai TOI sepanjang Januari- September 2014 terkontrol dalam batas ideal
yaitu antara 1-3. Menggambarkan telah idealnya pengggunaan tempat tidur di
rumah sakit. Dengan idealnya nilai TOI diharapkan berbagai resiko akibat terlalu
serinnya penggunaan tempat tidur, seperti resiko infeksi nosokomial dapat
diminimalisir.

196

Grafik 5.5 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2005-2013


(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)

Dari grafik di atas dapat dinilai penggunaan tempat tidur sempat mengalami
penurunan sejak 2005 hingga 2008, namun berfluktuatif dari tahun 2009 hingga
tahun 2013. Nilai ideal untuk BTO adalah 40-50 kali dalam setahun. Kecuali
tahun 2008, nilai BTO RSUD Dr Soehadi Prijonegoro selalu di atas nilai ideal.
BTO berhubungan dengan rendahnya angka LOS rumah sakit. Semakin tinggi
angka BTO berarti setiap tempat tidur yg tersedia digunakan oleh semakin banyak
pasien secara bergantian. Tetapi semakin singkat lama perawatan pasien, maka
pergantian tempat tidur juga akan makin cepat.

Grafik 5.6 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro Bulan Januari September
2014
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)

Untuk triwulan pertama pada tahun 2014 menunjukkan dalam satu bulan
rata-rata tempat tidur di pakai sebanyak 4 kali. Nilai ideal tempat tidur ditempati

197

selama satu mulai kurang lebih 3-4 kali. Sehingga nilai BTO RSUD Dr Soehadi
Prijonegoro pada dari bulan Januari hingga bulan September tahun 2014 berada
dalam range ideal. Namun secara keseluruhan nilai BTO belum bisa disimpulkan
dikarenakan data yang didapat baru sampai bulan September. Nilai BTO idealnya
berkisar pada angka 40-60 dalam satu tahun.

Grafik 5.7 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan JanuariSptember 2014
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)

Dari grafik di atas, angka GDR dan NDR RSUD Dr Soehadi Prijonegoro
menunjukkan angka yang fluktuatif pada bulan Januari September 2014. Nilai
GDR yang ideal adalah kurang dari 45 dari 1000 orang, sedangkan Nilai NDR
ideal adalah kurang dari 25 dari 1000 orang. Pada bulan Januari September 2014
nilai GDR ideal tidak dapat tercapai yaitu berturut-turut nilainya 48,22; 47,01;
59,39; 49,71; 54,99; 54,99; 63,21; 67,13 dan 63,17. Pada bulan Januari
September 2014 nilai NDR ideal tidak dapat tercapai yaitu berturut-turut nilainya
28,77; 29,64; 44,38; 32,28; 36,62; 36,62; 45,98; 36,62 dan 45,90.. Dominannya
nilai GDR dan NDR yang tinggi dalam tahun ini kemungkinan disebabkan karena
RSUD dr Soehadi Prijonegoro merupakan rumah sakit rujukan dan seringkali
menerima rujukan dari Puskesmas maupun rumah sakit swasta yang mengirimkan
pasien dalam kondisi jelek/kritis dan terlambat dirujuk.

198

Grafik 5.8 Grafik Barber Johnson RSUD Dr Soehadi Prijonegoro


Bulan Januari -September 2014

Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang secara visual dapat
menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik BarberJohnson digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Menurut Barber Johnson,
grafik yang berada di luar daerah efisiensi menunjukkan kurang efisiennya suatu
sistem yang sedang berjalan.

199

Fungsi grafik Barber Johnson adalah memonitor kegiatan dan mengetahui


perbandingan dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan kegiatan rumah sakit
dalam beberapa tahun dapat dilihat pada satu grafik.
1.

Perbandingan kegiatan antar rumah sakit atau antar bagian dalam suatu
rumah sakit.

2.

Mengetahui akibat dari perubahan kebijaksanaan.

3.

Mengecek kesalahan laporan. Apabila laporan LOS, TOI, BTO, dan BOR
setelah digambarkan dalam grafik Barber Johnson tidak bertemu dalam satu
titik, maka laporan tersebut tidak benar.
Sejauh bulan Januari- September 2014 sistem telah efisien karena grafik

berada tepat pada daerah trapesium. Namun efisiensi rumah sakit tahun 2014
belum sepenuhnya dapat dibandingkan dengan teori dan tahun sebelumnya karena
data yang ada belum genap satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai