BAB V
ANALISIS KASUS
A. EFISIENSI RUMAH SAKIT
Banyak indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi rumah sakit,
yang paling sering digunakan adalah:
1.
x100 %
Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Menurut
Depkes RI 2005, standar ideal LOS adalah 6-9 hari, sedangkan menurut
Barber Johnson 5-13 hari.
ALOS =
3.
Bed Turn Over (BTO), yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya
dalam periode satu tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada
pemakaian tempat tidur
BTO =
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali
188
4.
Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga
memberikan gambaran efisiensi penggunaan tempat tidur.
TOI =
Idealnya tempat tidur kosong/tidak terisi ada pada kisaran 1-3 hari
5.
Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit.
NDR =
x 1000 o /oo
Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk 1000 penderita
keluar.
GDR =
x 1000 o /oo
189
Tabel 5.1 Indikator Efisiensi Rawat Inap Tahun 2013 RSUD dr Soehadi
Prijonegoro
N
O
TAHUN
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
BOR
(%)
59.3
2
88.5
4
82.9
9
68.5
6
67.2
8
69.9
5
74.0
6
73.9
4
79.8
1
LOS
TOI
(HARI
(HARI
4.21
BTO
GDR
NDR
(KALI)
()
()
2.89
51.54
52.83
23.19
5.71
0.74
56.73
54.32
25.10
5.63
1.15
53.80
39.79
21.58
5.11
2.34
49.00
47.50
28.70
4.79
2.33
51.32
57.30
30.30
4.10
1.76
62.25
53.43
29.52
4.46
1.56
60.65
41.51
21.52
4.61
1.62
66.17
53.50
31.02
4.81
1.22
60.62
45.77
29.37
Keterangan:
BOR Bed Occupancy Rate) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu.
LOS (Length of Stay) merupakan rata-rata lama rawat seorang pasien.
TOI (Turn Over Interval) merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satuperiode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu.
GDR (Gross Death Rate) merupakan angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
NDR (Net Death Rate) merupakan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiaptiap 1000 penderita keluar.
190
Tabel 5.2 Efisiensi RSUD dr Soehadi Prijonegoro Bulan Januari - Juli 2014.
BOR
(%)
LOS
(Hari)
TOI
(Hari)
BTO
(Kali)
GDR
()
NDR
()
JANUARI
79,07
5,28
1,40
4,64
48,22
28,77
FEBRUARI
75,31
4,70
1,54
4,49
47,01
29,64
MARET
78,53
5,05
1,38
4,82
59,39
44,38
APRIL
76,02
5,00
1,58
4,56
49,71
32,28
MEI
77,93
5,43
1,54
4,45
54,99
36,62
JUNI
75,09
5,04
1,67
4,47
54,99
36,62
JULI
69,51
4,32
1,89
4,99
63,21
45,98
AGUSTUS
79.97
5.34
1.34
4.65
67.13
45.02
SEPTEMBER
81.64
5.26
1.18
4.65
63.17
37.97
REKAP JANSEPT
76.76
5.11
1.55
40.97
56.30
37.54
BULAN
191
Grafik 5.1 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan JanuariSeptember 2014
Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui nilai BOR RSUD dr
Soehadi Prijonegoro pada bulan Januari adalah sebesar 79,07%.
Kemudian, terjadi penurunan pada bulan Februari menjadi 75,31% yang
kembali meningkat pada bulan Maret menjadi 78,53%. Nilai BOR pada
bulan April kembali turun menjadi 76,02%. Pada bulan Mei, nilai BOR
meningkat kembali, namun kemudian berturut-turut menurun hingga bulan
Juli, yaitu sebesar 77,93%, 75,09%, dan 69,51%.
Penurunan nilai BOR pada bulan Februari dapat disebabkan oleh
adanya sistem rujukan berjenjang BPJS yang mulai diberlakukan sejak 1
Januari 2014. Di mana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD
dr Soehadi Prijonegoro yang merupakan rumah sakit tipe B, harus
mendapatkan rujukan terlebih dahulu dari tingkat pelayanan kesehatan di
bawahnya sesuai dengan kriteria dari penyakitnya. Peningkatan nilai BOR
yang kemudian terjadi pada bulan Maret dan Mei mengindikasikan bahwa
192
193
194
Semakin besar angka TOI, semakin lama bed tidak ditempati. Hal ini
menunjukkan tidak produktif dan tidak menguntungkan secara ekonomi bagi
manajemen RS. Semakin kecil angka TOI, semangkin singkat saat TT
menunggu pasien berikutnya. Berarti TT menjadi sangat produktif. Bila TOI =
0 berarti TT tidak sempat kosong 1 hari pun. Secara ekonomi tentu
menguntungkan RS, tapi secara mutu justru bisa merugikan pasien, karena TT
tidak sempat disiapkan secara baik, sehingga resiko infeksi nosokomial juga
tinggi dan beban kerja petugas juga meningkat.
195
Dari tahun 2008-2012, nilai TOI pada RSUD Soehadi berada pada
angka yang stabil (
berada pada mean dari nilai ideal (1-3 hari). Hal ini menunjukan produktifitas
RS baik dan waktu yang dibutuhkan untuk menyiapakan TT untuk digunakan
pasien selanjutnya sesuai dengan standar pun dapat berjalan optimal sehingga
mutu pelayanan kepada masyarakatpun juga meningkat.
Pada tahun 2006 angka TOI menyentuh nilai 0,74. Jika angka TOI
terlalu rendah, berarti waktu untuk sterilisasi tempat tidur dan ruangan kurang,
yang sedikit banyak berefek pada tingginya angka infeksi nosokomial di suatu
rumah sakit.
196
Dari grafik di atas dapat dinilai penggunaan tempat tidur sempat mengalami
penurunan sejak 2005 hingga 2008, namun berfluktuatif dari tahun 2009 hingga
tahun 2013. Nilai ideal untuk BTO adalah 40-50 kali dalam setahun. Kecuali
tahun 2008, nilai BTO RSUD Dr Soehadi Prijonegoro selalu di atas nilai ideal.
BTO berhubungan dengan rendahnya angka LOS rumah sakit. Semakin tinggi
angka BTO berarti setiap tempat tidur yg tersedia digunakan oleh semakin banyak
pasien secara bergantian. Tetapi semakin singkat lama perawatan pasien, maka
pergantian tempat tidur juga akan makin cepat.
Grafik 5.6 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro Bulan Januari September
2014
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)
Untuk triwulan pertama pada tahun 2014 menunjukkan dalam satu bulan
rata-rata tempat tidur di pakai sebanyak 4 kali. Nilai ideal tempat tidur ditempati
197
selama satu mulai kurang lebih 3-4 kali. Sehingga nilai BTO RSUD Dr Soehadi
Prijonegoro pada dari bulan Januari hingga bulan September tahun 2014 berada
dalam range ideal. Namun secara keseluruhan nilai BTO belum bisa disimpulkan
dikarenakan data yang didapat baru sampai bulan September. Nilai BTO idealnya
berkisar pada angka 40-60 dalam satu tahun.
Grafik 5.7 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan JanuariSptember 2014
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2014)
Dari grafik di atas, angka GDR dan NDR RSUD Dr Soehadi Prijonegoro
menunjukkan angka yang fluktuatif pada bulan Januari September 2014. Nilai
GDR yang ideal adalah kurang dari 45 dari 1000 orang, sedangkan Nilai NDR
ideal adalah kurang dari 25 dari 1000 orang. Pada bulan Januari September 2014
nilai GDR ideal tidak dapat tercapai yaitu berturut-turut nilainya 48,22; 47,01;
59,39; 49,71; 54,99; 54,99; 63,21; 67,13 dan 63,17. Pada bulan Januari
September 2014 nilai NDR ideal tidak dapat tercapai yaitu berturut-turut nilainya
28,77; 29,64; 44,38; 32,28; 36,62; 36,62; 45,98; 36,62 dan 45,90.. Dominannya
nilai GDR dan NDR yang tinggi dalam tahun ini kemungkinan disebabkan karena
RSUD dr Soehadi Prijonegoro merupakan rumah sakit rujukan dan seringkali
menerima rujukan dari Puskesmas maupun rumah sakit swasta yang mengirimkan
pasien dalam kondisi jelek/kritis dan terlambat dirujuk.
198
Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang secara visual dapat
menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik BarberJohnson digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Menurut Barber Johnson,
grafik yang berada di luar daerah efisiensi menunjukkan kurang efisiennya suatu
sistem yang sedang berjalan.
199
Perbandingan kegiatan antar rumah sakit atau antar bagian dalam suatu
rumah sakit.
2.
3.
Mengecek kesalahan laporan. Apabila laporan LOS, TOI, BTO, dan BOR
setelah digambarkan dalam grafik Barber Johnson tidak bertemu dalam satu
titik, maka laporan tersebut tidak benar.
Sejauh bulan Januari- September 2014 sistem telah efisien karena grafik
berada tepat pada daerah trapesium. Namun efisiensi rumah sakit tahun 2014
belum sepenuhnya dapat dibandingkan dengan teori dan tahun sebelumnya karena
data yang ada belum genap satu tahun.