Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN TEORI PAVLOV

TEORI RANGSANGAN TANGGAPAN MENURUT IVAN PAVLOV


Dalam teori Behaviorisme ada tiga konsep penting: rangsangan (stimulus) yang
disimbolkan dengan S, tanggapan atau respons (response) dengan simbol R, dan
penguatan (reinforcement) dengan simbol P. Istilah stimulus mengacu pada semua
hal atau perubahan yang ada dalam lingkungan. Kata-kata atau kalimat dalam
tulisan ini adalah contoh dari rangsangan. Stimulus dapat berasal dari luar (external
stimulus), misalnya suara keras, suara manusia, ujaran atau sinar dan dapat dari
dalam (internal stimulus) misalnya rasa lapar, atau keinginan untuk berbicara.
Respons mengacu pada perubahan perilaku yang melibatkan adanya aktivitas yang
disebabkan oleh otot dan kelenjar. Sama halnya dengan stimulus, respons bisa
berupa respons luar (external) dan respons dalam (internal). Penguatan
(reinforcement) adalah peristiwa atau sesuatu yang dianggap sebagai hadiah atau
hukuman yang menyebabkan makin besarnya kemungkinan stimulus (S) tertentu
menghasilkan respons (R) tertentu.
Belajar dapat digambarkan sebagai pembentukan hubungan antara S dan R atau
dengan kata lain, belajar adalah kecenderungan S tertentu menghasilkan R
tertentu. Prinsip yang menjadi dasar dari pendekatan pembelajaran S-R pada
penelaahan perilaku ialah classical conditioning dan operant conditioning. Kedua
prosedur pengkondisian ini mulai dari penelitian pada bagaimana hewan belajar dan
diperluas pada pembelajaran bahasa. Prosedur conditioning ini dijadikan dasar
untuk program pengajaran bahasa kepada tuna rungu dan tuna grahita. Para pakar
psikolog juga mengaplikasikan prinsip-prinsip pengkondisian dan pembelajaran
makna dan bentuk-bentuk gramatika.
Teori Classical Conditioning yang juga disebut sebagai teori contiguity (keterdekatan
dua objek atau lebih tanpa diselingi hal lain) dikembangkan oleh ahli fisiologi Rusia,
Ivan Petrovich Pavlov (1894-1936). Dalam mengembangkan teori ini, Pavlov
melakukan serangkaian percobaan. Bagaimana percobaan atau eksperimennya?
Marilah kita ikuti paparan berikut ini. Dalam ekperimennya ia menunjukkan
makanan kepada anjing yang kemudian memakan makanan itu. Setiap kali
ditunjukkan makanan, anjing itu mengeluarkan air liur. Tampak bahwa makanan
yang di sini disebut unconditional stimulus (UCS) menyebabkan respons (R),
keluarnya air liur. Pada percobaan-percobaan berikutnya, bel dibunyikan sebelum
makanan ditunjukan kepada anjing. Sesudah beberapa kalipercobaan, anjing mulai
mengeluarkan air liur sebagai respons terhadap bunyi bel saja. Dengan kata lain
anjing tersebut telah terkondisi (terbiasa) untuk memindahkan (mentransferkan)
responnya, dalam hal ini keluarnya air liur dari stimulus adalah wajar, yakni
makanan ke stimulus yang terkondisi (conditioned stimulus) dalam hal ini bunyi bel.
Sementara itu, stimulus makanan disebut unconditioned stimulus karena stimulus
itu dapat menimbulkan respons tanpa adanya pelatihan atau pembelajaran.

Stimulus bunyi bel disebut conditioned stimulus atau stimulus terkondisi karena
rangsangan ini dapat menimbulkan respons (R) yakni keluarnya air liur setelah
latihan berulang kali dengan memasangkannya bersamaan dengan stimulus
makanan. Respons yang ditimbulkan oleh conditioned stimulus disebut respons
terkondisi (conditioned respons).

Aplikasi Teori Ivan Petrovich Pavlov


Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan seharihari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari
penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara
itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa
menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas. Bayangkan, bila tidak ada
lagu tersebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya.
Contoh lai adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di
bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyibunyian dari pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat
di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus
berdiri lama.
Contoh yang lain yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam
kegiatan belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan
memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan
dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.
Satu lagi sebagai contoh untuk menambah kelekatan dengan pasangan, Jika anda
mempunyai pasangan yang sangat suka (UCR) dengan coklat (UCS). Disetiap
anda bertemu (CS) dengan kekasih anda maka berikanlah sebuah coklat untuk
kekasih anda, secara otonom dia akan sangat suka dengan coklat pemberian anda.
Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan secara berulang-ulang, selanjutnya cukup
dengan bertemu dengan anda tanpa memberikan coklat, maka secara otonom
pasangan anda akan sangat suka (CR) dengan anda, hal ini dapat terjadi karena
pembentukan perilaku antara UCS, CS, UCR, dan CR seperti ekperimen yang telah
dilakukan oleh pavlov. Menarik bukan?
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov
ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang
berasal dari luar dirinya.

Iklan ini memberitahukan kepada seluruh masyarakat indonesia bahwa terdapat


pameran sepatu nike yang dispondori oleh bank mega. Disini kita akan bisa
membeli sepatu dengan harga 250.000,- dan kita bisa dapat diskon sampai dengan
80% ditambah 10%.

Anda mungkin juga menyukai