Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN DI APOTEK

Cara Pemesanan obat


- Sebelum pemesanan obat, terlebih dahulu cek stock obat gudang pada kartu stock.
Jika stockobat tersisa 1 box untuk obat yang jarang dipakai dapat dilakukan
pemesanan dan jika stock obat sisa 5 box untuk obat yang sering dipakai dapat juga
dilakukan pemesanan. Pemesanan obat dilakukan seminggu sekali. Oleh karena itu
-

obat yang dipesan cukup untuk penggunaan 1 minggu.


Obat-obatan yang dipesan ditulis dalam formulir pemesanan untuk selanjutnya
diberikan ke bagian pemesanan. Pemesanan obat dapat dilakukan langsung ke PBF
melalui telepon ataupun pesan melalui salesman yang dating ke apotek.

Cara Penerimaan Obat


- Memastikan obat yang diterima sesuai faktur, nama obat, harga obat, diskon dan
jumlah yang dipesan, dan memastikanwaktu kadaluarsa obat yang diterima masih

jauh.
Obat yang sudah sesuai dengan yang dipesan, faktur akan ditanda tangani, diberi

tanggal dan nama penerima lalu distempel dan diberikan surat pesanan.
Faktur tersebutkemudian disimpan sebagai arsip saat akan mau dilunasi.

Cara Penyimpanan Obat


- Menyimpan obat-obatan pada rak/ etalase yang sesuai secara alfabetis menurut bentuk

sediaan. Untuk kemasan obat sirup dan yang tidak memerlukan suhu dibawah 250
disimpan dalam lemari yang terpisah dengan obat dalam kemasan kapsul dan tablet.
Sedangkan obat yang memerlukan suhu dibawah 250 seperti suppositoria, injeksi
disimpan dalam lemari pendingin dengan memperhatikan system FIFO (First In First
-

Out) maupun FEFO (First Expired First Out).


Obat yang masuk duluan ataupun obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih jauh
diletakkan di bagian belakang. Obat-obatan yang mempunyai waktu kadaluarsa
dekat.diletakkan dibagian depan. Obat-obatan yang hamper kadaluarsadapat
diberikan sekurang kurangnya 4 bulan sebelum kadaluarsa.

Obat-obatan dalam kemasan pot dapat dipindahkan ke dalam wadah yang lebih kecil
untuk memudahkan pengambilan dan penghitungan obat serta perhitungan
pengeluaran obat ke dalam kartu stock.

Pengadministrasian Obat
- Asisten Apoteker mengamprah obat yang dibutuhkan untuk pemakaian per hari,
-

dicatat ke dalam formulir amprahan.


Bagian administrasi mempersiapkan amprhan obat yang diperlukan.
Kemudian Apoteker mengecek obat-obatan yang telah diambil dan menyesuaikannya

dengan formulir amprahan.


Jika pengecekan sudah selesai, Apoteker menandatangani formulir amprahan.
Dicatat pengeluaran obat ke dalam kartu stock.

Pelayanan Resep Obat (Status Pasien)


1. Skrinning Resep (Status Pasien)
- Status pasien masuk lalu diperiksa Apoteker dan Asisten Apoteker meliputi bentuk
-

sediaan, stabilitas, jumlah obat, cara dan lama pemberian obat.


Dikaji pertimbangan klinis yaitu apakah ada efek samping seperti alergi atau
gangguan lambung. Bila ditemukan ada efek samping seperti alergi atau gangguan
lambung maka perlu dilakukan langkah-langkah:
Melaporkan segera pada dokter
Meminta saran dokter untuk memilih obat anti alergi atau obat gangguan lambung

yang tepat
Memberi obat anti alergi atau obat gangguan lambung kepada pasien
Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep bila diperlukan.

2. Penyiapan Obat
- Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan dalam status pasien.
- Mengambil obat dari wadahnya dalam keadaan bersih
- Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat
-

semula.
Meracik obat (khusus obat campuran).
Menyiapkan etiket/label pada kemasan obat. Khusus untuk sedian sirup kering diberi
tanda tambahkan air sampai garis batas dan tanda kocok dahulu (juga untuk
sediaan sirup suspensi). Untuk sediaan suppositoria injeksi yang membutuhkan

penyimpanan < 250 diberi tanda simpan dalam kulkas.


Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan dalam
status pasien.

Obat yang sudah disiapkan dalam wadah yang sesuai kemudian diperiksa kembali
jenis dan jumlah obat sesuai permintaan dalam status.

3. Penyerahan Obat Kepada Pasien


Melakuakn pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan obat kepada pasien

(kesesuaian antara penulisan etiket dan permintaan dalam status pasien)


Setelah pemeriksaan selesai, nama pasien dipanggil sesuai status pasien yang masuk

terlebih dahulu.
Memeriksa ulang identitas status pasien yang berhak menerima obat.
Menyerahkan obat ke pasien disertai pemberian informasi obat yang meliputi:
Bentuk obat
Waktu pemakaian obat
Cara pemakaian obat
Jumlah pemakaian obat dalam sehari
Cara penyimpanan obat
Membuat salinan resep sesuai resep asli jika diperlukan
Setelah selesai, pasien diarahkan kepada kasir untuk proses pembayaran.
Mentimpan status pasien pada tempatnya.
Mendokumentasikan obat-obatan yang keluar ke dalam Buku Obat setiap

harinyasesuai no. kartu pasien.


Pemesanan Narkotika Dan Psikotropika
- Untuk mengetahui persediaan obat narkotika dan psikotropika dapat dilihat langsung
di lemari khusus penyimpanan narkotika dan psikotropika atau pada kartu stock
-

narkotik dan psikotropika sehingga jika obat habis dapat dilakukan pemesanan.
Pemesanan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data obat-obatan yang akan

dipesan dari buku stock obat narkotika dan psikotropika.


Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan.
Untuk obat narkotika dalam kemasan pot, apabila persediaan obat yang tersisa hanya
tinggal setengah isi pot, maka obat sudah dapat dibeli langsung pada PT. KimiaFarma

oleh Apoteker.
Untuk obat psikotropika dalam kemasan box, apabila persediaan masing-masing obat
psikotropik yang tersisa hanya tinggal 1 box, maka obat sudah dapat dipesan.
Pemesanan obat dapat dilakukan langsung ke PBF melalui telepon ataupun pesan

melalui salesman yang dating ke apotek.


Pemesanan obat narkotika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan Narkotika
5 rangkap. Lembaran 1,2,3 dan 4 diberikan untuk PT. Kimia Farma untuk selanjutnya
dikirim ke Kimia Farma kota, Dinas Kesehatan Kota, dan BPOM. Sedangkan

lembaran ke 5 (lembaran hijau) disimpan sebagai arsip apotek. Surat Pesanan


-

narkotika harus sudah ditandatangani langsung oleh Apoteker dan di stempel apotek.
Pemesanan obat psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan

Psikotropik 2 rangkap yang telah ditandatangani oleh Apoteker dan distempel.


Untuk obat psikotropika, sebagian PBF meminta Surat Pesanan psikotropik terlebih
dahulu baru mengirimkan obat psikotropik ke apotek. Dan ada beberapa PBF yang
mengambil Surat Pesanan psikotropika pada saat mengirimkan obat ke apotek.
Pemilihan PBF sesuai dengan pertimbangan diskon dan jangka waktu pembayaran,
pelayanan dan tepat waktu, serta kualitas barang.

Penerimaan Obat Narkotika dan Psikotropika


- Untuk obat narkotika, dilakukan pembelian langsung secara COD (Cah On Delivery)
-

oleh Apoteker dengan menyerahkan Surat Pesanan narkotika 5 rangkap.


Obat narkotika yang sudah diterima, kemudian dicocokkan dengan faktur dan Surat
Pesanan narkotika mengenai jumlah, nama obat, tanggal kadaluarsa, harga satuan &

perhitungan harga.
Untuk obat psikotropika, obat yang telah diterima, diperiksa kesesuaian antara nama
dan jumlah obat, apakah sudah sesuai dengan faktur dan Surat Pesanan psikotropika.

Juga diperiksa kondisi fisik serta tanggal kadaluarsanya.


Menandatangani dan stempel apotek pada faktur penerimaan obat psikotropik.

Anda mungkin juga menyukai