Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Air tanah adalah salah satu sumber air bersih yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan air yang terus meningkat khususnya didaerah perkotaan dan industri.
Menurut Herlambang (1996:5). Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah
yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah
dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah
dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada
pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan
impermeabel, seperti lapisan lempung atau geluh. Cakupan sebaran air tanah yang
cukup luas dan sifatnya yang relatif lebih sulit terkontaminasi oleh polutan
permukaan, membuat sumber air tanah menjadi sumber air yang penting dan
strategis.

Air tanah juga berfungsi sebagai media penopang beban permukaan, lebih dari
98% dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam poripori batuan dan bahan-bahan butiran, 2% sisanya terlihat sebagai air di sungai,
danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan.
98% dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air
yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah, 2% sisanya adalah
kelembaban tanah.

Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.


Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macammacam akifer sebagai berikut:
a. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
Lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas
lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water
table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan
hidrostatik dengan atmosfir

b. Akifer Tertekan (Confined Aquifer)


Aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air,
baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih
besar dari pada tekanan atmosfer.

c. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)


Aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh
lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.

d. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)

Aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air,


sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga
pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air.
Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas
dengan aquifer semi tertekan.

Tolman (1937) dalam Wiwoho (1999) mengemukakan bahwa air tanah


dangkal pada akifer dengan material yang belum termampatkan di daerah
beriklim kering menunjukan konsentrasi unsur-unsur kimia yang tinggi
terutama musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan kapiler
air tanah dan tingkat evaporasi yang cukup besar. Besar kecilnya material
terlarut tergantung pada lamanya air kontak dengan batuan. Semakin lama
air kontak dengan batuan semakin tinggi unsur-unsur yang terlarut di
dalamnya. Disamping itu umur batuan juga mempengaruhi tingkat
kegaraman air, sebab semakin tua umur batuan, maka semakin tinggi pula
kadar garam-garam yang terlarut di dalamnya.

Gambar 1.1. Penyaringan air tanah

Todd (1980) dalam Hartono (1999) menyatakan tidak semua formasi


litologi dan kondisi geomorfologi merupakan akifer yang baik.
Berdasarkan pengamatan lapangan, akifer dijumpai pada bentuk lahan
sebagai

berikut:

a. Lintasan Air (Water Course)


Materialnya terdiri dari aluvium yang mengendap di sepanjang alur sungai
sebagai bentuk lahan dataran banjir serta tanggul alam.
b. Lembah yang Terkubur (Burried Valley)
lembah yang ditinggalkan (abandoned valley), tersusun oleh materi lepaslepas yang berupa pasir halus sampai kasar.

c. Dataran (Plain)
Bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas bahan aluvium yang
berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akifer yang baik.

d. Lembah Antar Pegunungan (Intermontane Valley)


Lembah yang berada diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari
hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan di sekitarnya.

e. Batu gamping (Limestone)


Air tanah terperangkap dalam retakan-retakan atau diaklas-diaklas.
Porositas batu gamping ini bersifat sekunder.

Anda mungkin juga menyukai