Bab 1 Tawangmangukl

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kunjungan study tour B2P2TOOT Tawangmangu merupakan salah satu rangkaian
Pengenalan Program Study (PPS) yang dilaksanakan setiap tahun ajaran baru di
SMK CITRA NUSANTARA .
Kami sebagai siswa siswi SMK CITRA NUSANTARA merasa sangat perlu
untuk mengetahui dan mengenal lebih lanjut tentang tanaman obat yang
berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Untuk itu kami berusaha
menyelesaikan laporan ini dengan baik agar dapat berguna di kemudian hari dan
laporan ini sebagai cerminan hasil kunjungan kamu ke B2P2TOOT
Tawangmangu.
1. Tujuan Study Tour
Adapun tujuan dari kegiatan study tour ini antara lain :
1. Mengetahui lebih lanjut tentang tanaman obat di B2P2OOT
Tawangmangu.
2. Melihat dan mengamati secara langsung berbagai jenis dan bentuk
tanaman obat.
3. Diharapkan dapat menunjang dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
4. Mengetahui dan memperoleh keterangan atau penjelasan tentang nama
simplisisa, familia, tanaman asli, uraian mikroskopik, kandungan zat,
kegunaan, bagian yang digunakan, cara penggunaan, cara pengolahan, cara
budi daya dan sediaan.
5. Pelaksanaan
Study tour dilaksanakan setiap ajaran baru di SMK CITRA NUSANTARA. Pada
kesempatan ini study tour jatuh pada tanggal 21 desember 2015,
Alasan Pelaksanaaan dan Pemilihan Lokasi
Dalam pelaksanaan kegiatan ini tentunya mempunyai beberapa alasan tentang
pelaksanaan dan pemilihan lokasi seperti :
1. B2P2TO2T merupakan lahan tanaman obat. Tentu saja hal ini erat kaitannya
dengan bidang kefarmasian dan obat-obatan
1

2. Kegiatan ini adalah wajib bagi kelas I dan merupakan kegiatan rutin setiap
tahun
3. Bagi kelas Iyang dalam hal ini baru paertama kali menenal farmasi, maka
diharapakan mempunyai gambaran tentang obat-obatan
2. Tugas
Peninjauan ke BPTOT siswa kelas 1 mempunyai tugas yang sangat penting, baik
di BPTOT maupun setelah kembali.
Ketika di BPTOT semua siswa sesuai dengan dengan kelompok mengadakan
wawancara untuk memperoleh keterangan tentang tanaman obat.
Begitu kembali ke sekolah, dari data-data yang diperoleh harus disusun menjadi
buku laporan kelompok. Simplisia pun harus segera dikeringkan setelah dikoreksi
baenar lalu diketik dan dijilidkan beserta simplisianya.
PENYUSUN
Bayat, 5 Januari 2016

ISTI NOVIANI (20/X Farmasi)

BAB 2
SEJARAH BPTOT
1. Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat dan Obat
Tradisional
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan R.I No. 149 MenKes/SK/IV/1978
tanggal 28 April, Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat dan
Obat Tradisional Tawangmangu merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RI dipimpin oleh seorang
Kepala Balai yang berada di bawah dan bertanggungjawb kepada Kepala Pusat
Penelitian dan pengembangan Farmasi
1. Sejarah BPTOT
Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu merupakan pengembangan kelembagaan BPTO yang berdiri sejak
1942. Institusi penelitian ini dirintis sejak tahun 1948 dengan nama HORTUS
MEDICUS Tawangmangu, yangmerupakan usaha perorangan yang didirikan oleh
Alm. RM Santoso yang dibantu oleh Alm. Prof. Dr. Sutarman . Kemudian
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan R.I No. 149 MenKes/SK/IV/1978
tanggal 28 April 1978, nama HORTUS MEDICUS diubah menjadi BPTO
Hortus Medicus Tawangmangu berubah menjadi BPTO (Balai Penelitian Tanaman
Obat) sebagai salah satu UPT Pulsitbang Farmasi dan Obat Tradisional Badan
Litbangkes. Berdasarkan PP No. 62 tahun 2005 terjadi restruksasi Badan
Litbangkes. Pulsitbangkes Pemberantasan Penyakit Biomedis dan Farmasi,
sehingga Litbang Obat Tradisional tidak lagi tertampung dalam struktur baru
organisasi Badan Litbangkes tersebut.
Oleh karena itguna mendekatkan, Area Litbang Tradisional ke bagian hulunya
yaitu tanaman obat, maka secara resmi sejak tanggal 17 Juli 2006, BPTO
ditingkatkan setatus kelembagaannya menjadi Balai Besar Perkembangan dan
Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional berdasarkan Permenkes No.
491/Menkes/Per/VII/2006 dan merupakan UPT di lingkungan Badan Litbangkes.
1. Tugas dan Fungsi
BPTOOT mempunyai tugas untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan
tanaman obat dan obat tradisional. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai
Besar Litbang TO dan TO menyelenggarakan fungsi:

Perencanaan, pelaksa3naan,evaluasi penelitian dan atau pengembangan di


bidang tanaman obat dan obat tradisional.

Pelaksanaan eksplorasi, invertariasi dan identifikasi plasma nutfah


tanaman obat.

Pengembangan IPTEK standarisasi TO dan OT

Pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di bidang TO dan OT

Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen,


analisis, koleksi specimen tanaman obat, serta uji keamanan dan manfaat
obat tradisional

Pelaksanaan urusan tata usaha dan usaha rumah tangga

1. Susunan Organisasi

Sub pengembangan tata usaha

Menyiapkan dan menyusun laporan, melaksanakan urusan keuangan,


melaksanakan ketatausahaan.

Instalasi-instalasi yang meliputi:

1. Instalasi perkebunan
2. Instalasi laboratorium
3. Instalasi simplisia
4. Kelompok peneliti dan Litkayasa(Penelitian dan Perekayasaan )
5. Fasilitas/ Sarana
BPTOOT Tawangman sampai saat ini telah memiliki fasilitas atau sarana
antaralain berupa laboratorium (gelenika, bioteknologa, fitokimia, farmakologi,
farmakognosi, , eksperimental), gedung pasca panen, koleksi simplisia,
perkantoran, perpustakaan, mushola, mess peneliti, , gudang dan rumah kaca.
Sarana lain berupa kebun etalase Tanaman Obat, koleksi tanaman obat pada
lokasi 1200 meter di ats permukaan laut seluas 2 ha dan lokasi 1700 meter di atas
permukaan laut seluas 12 ha. Sampai saat ini, telah terkoleksi sekitar 950-1000
species tanaman obat yang terdiri dari tanaman keras, perdu, semak, serta
semusim.

1. Kegiatan
Budidaya tanaman obat:

Pembibitan

Budidaya multilokasi

Penetapan SOP(Standard Operating Procedure) budidaya

Kultur jaringan

Adaptasi ex situ dan in situ

Pengolahan koleksi

Pelestarian tanaman obat langka

Mapping tanaman obat berbasis bioregional

Teknologi pembenihan

Pengunaan geographic positioning system (GPS) untuk survey

Deskripi dan determinasi tanaman obat

Pasca panen tanaman obat

Teknologi panen

Teknologi pengeringan

Analisa mutu simplisia

Uji stabilisa simplisia

Uji kesesuaian simplisia dan wadah pengemas

Uji kesesuaian simplisia dan ruang penyimpanan

1. TENAGA
Tenaga kerja yang ada terdiri dari berbagai disiplin ilmu, antara lain dari farmasi
atau apoteker, pertanian atau biologi yang tergabung dalam kelompok penelitian

dan perekayasaan atau (Litkayasa) yang berasal dari SLTA, dan terdiri atas SAA,
Analisis Farmasi, SMA, dan SMEA. Dengan berbagai pertimbagan, maka untuk
jabatan BPTOT di rangkap tenaga fungsional yang bergabung dalam kelompok
peneliti, demiian pula halnya dengan kepala sub Tata Usaha
BAB 3
WAWANCARA UMUM
1. Nama lengkap
Tanaman

: Balai Besar Penelitian dan Perkembangan

Obat dan Obat Tradisional


2. Alamat lengkap
: Desa Kaliroso dan Tlogodlingo, kecamatan
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
3. Luas kebun/ jumlah kebun

: 15 Ha/ 3 tempat

4. Ketinggian masing-masing lokasi

: kurang lebih 1.200 m dpl

5. Jumlah tanaman : 950 tanaman


6. Jumlah tanaman yang sudah distandarisasi

: 850 tanaman

SIMPLISIA WAJIB
1. OPIUM
a. Nama simpllisia:

Nama latin

Nama daerah : Opium, Candu, maemicum

1. Tanaman asal

Papaver Somniferum L

1. Tanaman asal

: Opium

Papaveraceae

1. Isi/zat berkhasiat termasuk persyaratan kadar:

Alkaloida terutama morfina terdapat pada narkotika, terbaina, papaverina,


dan narselna. Alkaloida tersebut terkait pula asam sulfat, asam laktat, asam
mekonat juga berisi zat putij telur, gula, lemak, lender, garam, sulfat fosfor
dari logam kalsium dan magnesium.

1. Uraian mikroskopis

Massa bentuk kubus/basa/massa agak bulat agak pipih/berbentuk silindris,


kadang-kadang dari bekas daun candu/tomek, bagian luar berwarna coklat
tua. Jika bau agak kental, lama-kelamaan menjadi keras dan liat, kadangkadang menjadi rapuh. Bagian berwarna coklat tuaberbutir kasar/ agak
licin di beberapa bagian, warna lebih muda agak berkilau.

1. Kegunaan/ khasiat:

Pengobatan pada gejala mencret, sedative ringan, obat penenang dan obat
batuk.

1. Bagian yang digunakan:

Getah kering yang diperoleh dari penorehan buah dan biji.

1. Cara penggunaan/ takaran:

diserbuk/ 20mg-150mg

1. Cara pegolahan:

Beberapa hari setelah daun mahkota ditorehkan garis-garis mendatar tegak


lurus/ berpilin seperti kumparan getah yang keluar dibiarkan mongering
selama 24 jam, kemudian dikupas dengan pisau tumpul. Umumnya
sebagian dari epidermis buah ikut terlepas sekitar 6%-10% dari opiumnya.
Pada beberapa daerah, buah candu hanya menghasilkan getah satu kali tapi
di Persia dan tempat-tempat lain yang agak panas, penorehan diulang lagi
sampai 2-3 kali. Jika udara lembab, hasilnya tetapi kadar airnya juga lebih
tinggi.

1. Cara budidaya:

dengan biji an stek batang

1. Sediaan:

Opii Extracktum F. I

Opii Pulvis F. I

Opii Pulvis Compositus F. I

Opii Tinctura F.I

Opii Tinctura Aromatika Opiola F. O

2. CANNABIS HERBA
a. Nama simplisia:
Nama latin

: Cannabis Herba

Nama daerah : Ganja


1. Tanaman asal

: Cannabis Sativa

2. Familia : Cannabiaceae
3. Isi/ zat berkhasiat termasuk persyaratan

Tetro Hidro Canabol (THC) terdapat pula 0,3 % minyak


aksin(seskoterpan), dammar 0,2 % dan berisi Kanabiola Kanabioniradon .

1. Uraian mikroskopis :

Bergeriri, satu tangkai biasanya terdiri dari 5 daun, massa yang mampat
kasar berdebu, terdiri dari putik bertambun daun, berbunga betina betina
daun, daun-daun di bagian bawah berhadapan majemuk berjari, terdiri dari
5-7 anak daun berbentuk lidah tombak memanjang, buah berisi 1 butir.

1. Kegunaan/ khasiat

Obat penenang/ obat nyeri/ obat bius.

1. Bagian yang digunakan :

Daun dan batang

1. Cara penggunaan :

Dimakan langsung, di serbuk, di seduh dengan air, estrak

1. Cara pengolahan :

Dikeringkan
8

1. Cara budidaya:

Penaburan biji

1. Sediaan

Simplisia

Cannabis Eutramputol

Cannabis Tincturatol

Linimentum Radlauwerfins

3. COCA FOLIUM Efi


a. Nama Simplisia

Nama latin

: Coca Folium Efi

Nama daerah

: Koka

1. Tanaman asal

Erythroxylan Coca Lamarck Var Spruccanum

1. Familia

Erythroxylacceae

1. Isi/ zat berkhasiat

Termasuk persyaratan kadar : Alkaloida Kokaina (koka jawa). Kadar


alkaloida jumlah tidak kurang dari 0,7 %, tatapi hanya 10%-20% dari ini
adalah kokaina. Terdapat pula higrina, truxilina (kakamina), benzoil
egonina (pada kokain jawa terdapat dua lakaloida lain yaitu siname
kokaina dan tropokaina ) minyak atsiri dan berisi metal salisilat sterolsterol dammar zat warna.

1. Uraian mikroskopik

Daun tunggal, bertangkai pendek warna hijau, kuning, helai daun


berbentuk jorong lidah tombak, panjang 2-6 cm, lebar 1-2 cm, tidak
berambat, tipis, rapuh, ujung daun menciut, tepi daun rata, ibu tulang daun
diapit oleh dua rusuk semua

1. Pemerian

Bau lemah mirip the, rasa agakpahit, tidak memualkan

1. Kegunaan/ khasiat

Diambil kokainnya untuk anaestheticum ( pahit rasa), obat penenang

1. Bagian yang digunakan

Daun dan biji

1. Cara penggunaan atau takaran :

Untuk penenang dosisnya 15-20 gr

1. Cara pengolahan

Dibuat ekstrak ( diabil sarinya ) direbus

1. Cara budidaya :

Dengan biji

1. Sediaan :

Simplisia dan serbuk

1. Tempat tumbuh :

Amerika Selatan, Indonesia

10

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah kami melakukan kunjungan dan menguraikan hasil penelitian di Balai
Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tanaman dan Obat Tradisional
Tawangmangu, kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tanaman dan
Obat Tradisional Tawangmangu, merupakan satu-satunya di Balai Besar
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tanaman dan Obat
Tradisional di Indonesia yang paling lengkap di Indonesia.
2. Kunjungan ke B2P2TOOT dapat memperbanyak pengetahuan yang sangat
membantu mengenai berbagai macam tanaman obat dan obat tradisional
yang dapat dimanfaatkan oeh masyarakat.
3. Dengan adanya Karya Wisata ke B2P2TOOT kami tidak hanya dapat
melihat tanaman obat dari buku, tetapi dapat melihat secara langsung serta
mengamatinya.
4. Karya Wisata B2P2TOOT selain menambah pengetahuan tentang macammacam tanaman obat, juga dapat melatih siswa belajar berdiskusi dan
bekerjasama.
1. Saran
Setelah kami melihat langsung, mengamati, dan mengambil simplisia tanaman
obat dari B2P2TOOT Tawangmangu, maka dalam kesempatan ini kami ingin

11

memberikan saran kepada pihak B2P2TOOT Tawangmangu. Masukan-masukan


tersebut antaaralain sebagai berikut :
1. Lebih meningkatan pelayanan dan kinerja.
2. Meningkatkan pemanfaatan lahan yang tersisa
3. Meremajan tanaman yang sudah mati.
4. Memperbanyak simplisia, sehingga apabila ingin mengambil sebagai
sampel, simplisia tersebut tidak akan punah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI:


Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Ditjen POM 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
Syamsuni. 2005. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
http://www.javaplant.co.id/javaplant-sang-raja-ekstrak-herbal/
http://edafile.com/pre/marketing.co.id/web/wordpress/?p=34359
http://kartiekadewi.blogspot.com/2012/09/jalan-jalan-ke-b2p2toot.html
http://xarisadk.blogspot.com/2015/01/laporan-pkl.html

12

13

Anda mungkin juga menyukai