Anda di halaman 1dari 17

Auditing Sektor Publik

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Audit kinerja adalah audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap
berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang
diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) menyatakan bahwa audit kinerja mencakup tujuan yang luas dan bervariasi,
termasuk tujuan yang berkaitan dengan penilaian hasil dan efektivitas program, ekonomi
dan efisiensi pengendalian internal, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta bagaimana cara untuk meningkatkan efektivitas.
Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam suatu audit kinerja tidak selalu sama antara
lembaga audit yang satu dan lembaga audit yang lain. Proses audit kinerja paling sesuai
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) meliputi tiga tahap, yaitu (1) tahap
perencanaan (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap pelaporan.
Tahap pertama dalam audit kinerja adalah perencanaan audit kinerja atau biasa
disebut survey pendahuluan. Tujuan utama dilakukanya survey pendahuluan adalah untuk
memperoleh informasi yang bersifat umum mengenai semua bidang dan aspek dari entitas
yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas, dalam waktu yang relatif singkat. Hasil
survey pendahuluan berguna untuk memberikan pertimbangan mengenai perlu atau
tidaknya audit dilanjutkan ke tahap pengujian terinci. Kegiatan survey pendahuluan
meliputi : (1) memahami entitas yang diaudit, (2) mengidentifikasi area kunci, (3)
menetapkan tujuan dan lingkup audit, (4) mendapatkan kriteria audit, (5) mengidentifikasi
jenis dan sumber bukti, (6) menyusun laporan survey pendahuluan, dan (7) mempersiapkan
program pengujian terinci
II. Rumusan Masalah
1 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah manfaat memahami entitas dan bagaimana cara mengumpulkan informasi
untuk memahami entitas?
2. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi area kunci?
3. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh dalam menetapkan tujuan audit dan
lingkup audit?
4. Bagaimana cara-cara menentukan kriteria audit?
5. Apakah manfaat, jenis dan sumber bukti audit?
6. Bagaimana cara menyusun laporan survey pendahuluan?
7. Bagaimana cara menyusun program pengujian terinci?
III.Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui manfaat tahap memahami entitas dan cara mengumpulkan informasi
2.
3.
4.
5.
6.
8.

untuk memahami entitas?


Untuk memahami langkah-langkah dalam mengidentifikasi area kunci?
Untuk memahami langkah-langkah dalam menetapkan tujuan audit dan lingkup audit?
Untuk memahami cara-cara menentukan kriteria audit?
Untuk memahami manfaat, jenis dan sumber bukti audit?
Untuk memahami cara menyusun laporan survey pendahuluan?
Untuk memahami cara menyusun program pengujian terinci?
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pemahaman Entitas
1. Manfaat Pemahaman Entitas
Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang diaudit dilakukan
untuk :
a. Mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasi isu-isu kritis dan penting sehingga
audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien dan efektif.
b. Mencegah dihasilkannya temuan yang menyesatkan.
c. Mendapatkan pengetahuan mengenai proses bisnis entitas.
d. Memastikan bahwa penggunaan sumber daya audit memberikan manfaat yang
maksimal.
2. Informasi yang Diperlukan untuk Memahami Entitas
Informasi yang diperlukan oleh auditor dalam memahami entitas adalah :
a. Gambaran umum entitas.
Gambaran umum entitas adalah segala informasi yang terkait dengan entitas yang
dapat memberikan gambaran secara utuh mengenai entitas. Contohnya adalah visi,
2 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

misi, dan strategi entitas, peraturan, tupoksi, struktur organisasi, anggaran, hasil audit
terdahulu dan lain-lain.
b. Pemahaman atas input, proses dan output entitas.
Pemahaman atas input, proses dan output entitas dimaksudkan agar auditor dapat
memahami proses pelayanan yang diberikan oleh entitas, sumber daya yang digunakan
sebagai input, bagaimana proses menghasilkan output dan jenis output yang dihasilkan
dari proses tersebut.
c. Informasi lain
Informasi lain yang diperlukan adalah :
3. Cara Memahami Entitas
Pada saat auditor melakukan pertemuan pertama kali dengan auditi (entry meeting),
auditor sudah dapat memperoleh gambaran mengenai program dan kegiatan entitas auditi
melalui diskusi dengan manajemen entitas yang diaudit.
Cara lain yang dilakukan adalah dengan memahami sistem pengendalian
internalnya.Tujuan pengendalian internal meliputi :
a. efektifitas dan efisiensi operasi
b. kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan
c. keandalan laporan keuangan
Komponen SPI Menurut COSO
Lingkungan
Pengendalia
n
Penaksiran
Risiko
Aktivitas

Kondisi lingkungan organisasi yang menetapkan corak suatu


organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orangorangnya.
Evaluasi atas faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi
kinerja organisasi.
Kebijakan dan prosedur
yang membantu meyakinkan bahwa

Pengendalia
n
Informasi

tindakan
diidentifikasi
untuk
mengelola
risiko
dilaksanakan
Proses untuk
meyakinkan
bahwa
informasi
yang
relevan
secara
tepat
waktu.
diidentifikasi dan dikomunikasikan secara tepat waktu

dan
Proses untuk menentukan apakah pengendalian internal
Komunikasi
Pemantaua
dirancang secara memadai dan dilaksanakan secara efektif
Sumber : Buku
Audit Kinerja Sektor Publik, I Gusti Agung Rai.
n
dan adaptif

4. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Informasi


Beberapa teknik dan prosedur yang dilakukan dalam mengumpukan informasi
adalah :
a. Melakukan wawancara dengan manajemen dan staf kunci
b. Melakukan review atas perundang-undangan, peraturan dan kebijakan, pengarahanpengarahan, serta dokumen-dokumen.
3 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

c. Melakukan review atas laporan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja
d.
e.
f.
g.

dan prioritasnya.
Melakukan review fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh entitas.
Melakukan analisis terhadap hubungan antara pemanfaatan sumber daya dan hasilnya.
Mengidentifikasi risiko entitas.
Melakukan review atas laporan-laporan audit dan studi yang telah dilakukan

sebelumnya, termasuk laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya.


5. Cara Penyajian Informasi
Informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti. Penyajian
informasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk seperti uraian tertulis, fotokopi, rekaman
atau dengan menggunakan model. Informasi dapat disajikan baik dalam bentuk angkaangka, kata-kata, maupun gambar-gambar. Beberapa jenis model antara lain sebagai
berikut :
a. Model akuntansi keuangan
Model ini biasanya disajikan dalam bentuk neraca atau laporan laba rugi perusahaan.
b. Model bagan organisasi
Model ini menggambarkan susunan organisasi, hubungan kerja, pendelegasian
tanggung jawab dan kegiatan formal.
c. Model bagan alir
Model ini menggambarkan hubungan manusia dan pekerjaannya dalam bentuk matriks.
d. Model sistem pengendalian
Model ini lebih spesifik karena menggambarkan unsur-unsur dasar kegiatan dan
keterkaitannya dengan sistem pengendalian.
e. Model input-proses-output
Model ini menggambarkan suatu urutan proses yang dimulai dengan input, proses dan
output.
Beberapa pertimbangan dalam memilih cara menguraikan informasi antara lain:
a. Uraian tertulis lebih tepat untuk menyampaikan informasi yang bersifat analitis.
b. Fotokopi dokumen lebih tepat apabila auditor menganggap bahwa informasi yang
terkandung di dalamnya sudah mewakili dan tidak memerlukan penjelasan terlalu
banyak
c. Rekaman lebih sesuai apabila auditor mempunyai waktu singkat, sedangkan ia ingin
memperoleh seluruh informasi yang diberikan oleh seseorang.

4 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

d. Potret atau pengambilan gambar lebih sesuai digunakan untuk menggambarkan tata
urutan dan dapat disajikan secara langsung dalam laporan audit.
6. Laporan atas Pemahaman Entitas dan Lingkungannya
Hal-hal yang harus tercakup dalam laporan atas pemahaman entitas adalah :
a. Tujuan Entitas
Tujuan entitas merupakan tujuan organisasi secara umum dan komprehensif baik dalam
bentuk finansial maupun nonfinansial.
b. Hubungan Akuntabilitas
Hubungan akuntabilitas bisa berupa hubungan secara internal (hubungan pihak-pihak
sesuai struktur organisasi) maupun secara eksternal (hubungan manajemen dengan
pihak-pihak eksternal).
c. Sumber Daya
Sumber daya meliputi sumber daya material (sumber daya fisik), sumber daya
keuangan dan sumber daya manusia. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh auditor
dalam memahami sumber daya antara lain :
1) Auditor harus dapat menilai sumber, sifat dan nilai dari sumber daya tersebut serta
bagaimana penggunaannya di dalam kegiatan entitas.
2) Auditor harus memahami hubungan antara sumber daya yang dimiliki entitas dan
tujuan kinerja yang ingin dicapai.
3) Auditor harus mengetahui prioritas alokasi pada program, operasi dan aktivitas
entitas.
d. Proses Manajemen
Beberapa faktor dalam proses manajemen yang harus diidentifikasi oleh auditor adalah:
1) Unsur-unsur kinerja yang dinilai oleh manajemen
2) Sifat dan frekuensi laporan
3) Kriteria kinerja
4) Metode yang digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisisi data
5) Pemanfaatan informasi kinerja
6) Sistem dan pegnendalian untuk mengamankan dan megnawasi sumber daya.
7) Keterlibatan auditor internal dalam audit kinerja.
e. Tujuan Kinerja
Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai tujuan kinerja entitas agar dapat
memahami keterkaitan antara kegiatan-kegiatan entitas dan tujuan pokoknya. Setelah
memahami tujuan kinerja, auditor menilai kelayakan tujuan kinerja entitas tersebut.
f. Program dan Operasi
Pemahaman atas program dan operasi entitas memungkinkan auditor untuk
menentukan apakah entitas beroperasi sesuai dengan kewenangannya dan bagaimana
5 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

entitas mencapai tujuan dan target kinerjanya. Auditor harus memperoleh informasi
tentang struktur organisasi dan karakteristiknya, input, output, outcome, serta impact
dari program dan operasi entitas.
g. Lingkungan Eksternal
Lingkungan entitas mencakup faktor-faktor yang relative sulit dikendalikan
manajemen, seperti faktor ekonomi, politik, dan sosial. Lingkungan eksternal harus
dipahami auditor karena sangat mempengaruhi tujuan entitas, hubungan akuntabilitas,
dan proses manajemen.
II. Identifikasi Area Kunci
1. Pengertian Area Kunci
Area kunci adalah ara, bidang atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam
entitas. Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh auditi yang
sangat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditi yang bersangkutan.
Pemilihan area kunci dilakukan mengingat luasnya bidang program dan kegiatan entitas
yang diaudit, sehingga tidak mungkin melakukan audit di seluruh area entitas. Pemilihan
area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya audit secara lebih efisien
dan efektif.
2. Pendekatan untuk Identifikasi Area Kunci
Penentuan area kunci dilakukan berdasarkan faktor pemilihan yang terdiri atas :
a. Risiko Manajemen
Pendekatan audit berbasis risiko adalah suatu pendekatan dengan menggunakan
analisis risiko untuk menentuan area penting yang seharusnya menjadi fokus audit.
Dalam audit kinerja, pendekatan ini lebih ditekankan pada risiko yang ditanggung
manajemen terkait dengan aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas, contohnya :
1) Pengeluaran di bawah atau di atas anggaran
2) Tidak tercapainya tujuan yang ditetapkan
3) Tingginya mutasi pegawai
4) Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan
5) Hubungan tanggung jawab yang tumpang tindih, tidak jelas atau membingungkan.
6) Aktivitas yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh ketidakpastian
b. Signifikansi
Signifikansi area audit berkaitan dengan dampak yang dihasilkan area tersebut terhadap
objek audit secara keseluruhan.

6 Perencanaan Audit Kinerja

Penentuan signifikansi merupakan penilaian

Auditing Sektor Publik

professional di mana seorang auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai


berikut:
1) Materialitas keuangan
Faktor ini didasarkan pada penilaian total nilai kekayaan entitas, pengeluaran
tahunan, dan/atau penerimaan tahunan. Semakin material suatu area maka semakin
tinggi prioritas pada area tersebut.
2) Batas kritis keberhasilan
Batas kritis keberhasilan menunjukkan pentingnya suatu area dalam menentukan
keberhasilan suatu entitas. Semakin signifikan dampak dari suatu perbaikan
terhadap operasi entitas, maka tingkat signifikansinya tinggi. Pekerjaan rutin
merupakan objek yang tingkat signifikansinya rendah.
3) Visibilitas
Visibilitas atau kejelasan suatu area berkaitan dengan dampak eksternal dari
kegiatan tersebut baik dampak sosial, ekonomi dan lingkungan.
c. Dampak Audit
Dampak audit merupakan nilai tambah yang diharapkan dari audit tersebut, contohnya :
1) Aspek Ekonomi
a) Pengurangan biaya sebagai hasil pengadaan yang lebih baik.
b) Pengurangan biaya sebaai akibat pemanfaatan sumber daya yang lebih
ekonomis
2) Aspek Efisiensi
a) Peningkatan output pada tingkat input yang sama
b) Perbaikan atas pekerjaan ganda dan kurang koordinasi
3) Aspek Efektivitas
a) Memperjelas tujuan dan kebijakan
b) Perbaikan dalam pencapaian tujuan melalui perubahan sifat output atau
peningkatan sasaran
4) Peningkatan Perencanaan, Pengendalian dan Manajemen
a) Peningkatan perencanaan manajemen
b) Pengendalian yang ketat atas kecurangan
c) Pengendalian dan manajemen yang lebih baik atas sumber daya manusia, aset,
dan sumber daya lain
5) Peningkatan Akuntabilitas
a) Indikator kinerja yang lebih baik dan akurat
b) Perbandingan yang lebih baik dengan organisasi sejenis
6) Peningkatan Mutu Pelayanan
a) Waktu tunggu semakin singkat
b) Distribusi manfaat yang lebih adil
d. Auditabiliatas
7 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

Auditabilitas berkaitan dengan kemampuan tim audit untuk melaksanakan audit sesuai
standar profesi. Pertimbangan yang digunakan dalam memutuskan hal tersebut adalah :
a) Sifat kegiatan yang tidak memungkinkan untuk diaudit
b) Bila auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang disyaratkan.
c) Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar.
d) Kriteria yang sesuai atau pantas tidak tersedia untuk menilai kinerja.
e) Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana alam
atau alasan lain.
III.Penetapan Tujuan dan Lingkup Audit
1. Tujuan Audit
Tujuan audit berkaitan dengan alasan dilaksanakannya suatu audit. Penetapan
tujuan audit memerikan manfaat antara lain :
a. Memfokuskan kegiatan pengumpulan bukti audit.
b. Mencapai hasil audit yang diinginkan.
c. Menghasilkan mutu audit yang konsisten.
d. Menilai ukuran atas mutu audit kinerja yang harus ditunjukkan pada akhir audit.
Berdasarkan informasi umum yang diperoleh pada saat pemahaman entitas, auditor
menentukan Tentative Audit Objective (TAO). Namun setelah mengidentifikasi asepek
manajemen, TAO disempurnakan menjadi Fixed Audit Objective (FAO). Setiap pemilihan
aspek audit memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Fokus pada aspek ekonomis dan efisiensi :


Fokus pada aspek efektivitas dan mutu pelayanan publik :
Membantu lembaga publik meningkatkan efisiensi Menghasilkan
dan menghemat
rekomendasi
belanja perbaikan
Dapat menilai hasil dari pajak yang dibayar oleh masyarakat
Mendorong inovasi dan membantu mencapai kinerja yang lebih baik.

Keseimbangan dalam Audit Kinerja

Risiko audit yang berfokus pada aspek ekonomis


Risiko audit
dan
yang
efisiensi
berfokus
:
pada aspek efektivitas dan mutu pelayanan pu
2. Lingkup Audit
Terlalu kritis dan fokus pada hal negatif Tidak dapat menilai akuntabilitas atas efisiensi pengeluaran publik
Lingkup audit merupakan batasan dari suatu audit. Pada umumnya, lingkup audit
Terlalu fokus pada proses
Tidak dapat menilai dampak finansial dari aktivitas atau program
Tidak mendorong inisiatif dan inovasi

kinerja memuat pernyataan mengenai hal-hal berikut :


a. Luasnya tujuan audit yang dilakukan
b. Permasalahan yang akan diperiksa (ekonomis, efisiensi dan efektivitas)
c. Waktu yang diperlukan
d. Besarnya sampel
e. Bidang atau kegiatan yang tidak termasuk dalam audit.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lingkup audit adalah :
a. Memanfaatkan informasi dari tahap audit sebelumnya
b. Menyesuaikan lingkup audit dengan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan audit
c. Menggunakan pertimbangan professional
8 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

d. Mempertimbangkan karakteristik objek audit, antara lain :


1) Pendekatan audit yang digunakan
2) Kondisi entitas yang diaudit
3) Sifat dan tersedianya bukti audit
4) Keahlian atau kompetensi yang dibutuhkan.
IV. Penetapan Kriteria Audit
1. Kriteria Audit
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan dan praktik terbaik ang seharusnya
dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit. Kriteria yang digunakan adalah kriteria
hasil (apakah auditi telah mencapai hasil yang benar) dan kriteria proses (apakah auditi
telah bekerja dengan cara yang benar). Pada audit kinerja, kriteria proses berkaitan dengan
cara kerja dan sumber daya yang digunakan dalam proses pekerjaan. Kriteria hasil
berkaitan dengan tercapainya ekonomi, efisiensi, dan efektivitas sesuai standar yang ada.
2. Pertimbangan Pemilihan Kriteria Audit
Pertimbangan yang digunakan dalam memilih penggunaan kriteria hasil atau
kriteria proses adalah :
a. Apabila auditi mempunyai kriteria yang jelas atas hasil yang ingin dicapai maka
digunakan kriteria hasil.
b. Apabila hasil dinyatakan dalam bentuk kualitatif, sebaiknya auditor menggunakan
kriteria proses.
c. Dalam hal auditi tidak memiliki proses atau cara yang baik untuk mencapai hasil, maka
auditor menekankan pada kriteria hasil.
d. Kriteria audit dapat dituangkan dalam bentuk model pengelolaan yang baik yang
memuat kriteria proses dan kriteria hasil sesuai tujuan audit.
3. Manfaat Kriteria Audit
Manfaat kriteria audit adalah :
a. Sebagai dasar komunikasi antara tim audit dengan manajemen entitas yanag diaudit
mengenai sifat audit.
b. Sebagai alat untuk mengaitkan tujuan dengan program audit selama tahap pengujian
terinci.
c. Sebagai dasar dalam pengumpulan data dan menyediakan dasar penetapan prosedur
pengumpulan data.
d. Sebagai dasar penetapan temuan seta menambah struktur dan bentuk observasi audit.
4. Karakteristik Kriteria Audit

9 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

Kriteria yang tepat adalalh kriteria yang sesuai dengan karakteristik khusus dari
entitas yang diaudit, yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Dapat dipercaya
Kriteria dapat dipercaya akan menghasilkan simpulan yang sama ketika kriteria
tersebut digunakan oleh auditor lainnya dalam keadaan dan lingkungan yang sama.
b. Objektif
Kriteria objektif berarti bebas dari bias.
c. Dapat dimengerti
Kriteria dapat dimengerti berarti kriteria dinyatakan dengan jelas dan tidak
menimbulkan interpretasi yang berbeda.
d. Dapat diperbandingkan
Kriteria dapat diperbandingkan berarti konsisten dengan kriteria yang digunakan dalam
audit kinerja sebelumnya.
e. Kelengkapan
Kriteria kelengkapan mengacu pada pengembangan atas kriteria-kriteria tertentu yang
sesuai untuk menilai suatu kinerja.
f. Dapat diterima
Kriteria dapat diterima berarati kriteria dapat diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan. Semakin tinggi tingkat diterimanya, semakin efektif suatu audit
kinerja yang dilakukan.
5. Langkah-langkah dalam Menentukan Kriteria Audit
a. Menilai ketepatan karakteristik kriteria audit
Kriteria audit harus dipilih dengan tepat sesuai entitas yang diaudit.
b. Menentukan sumber kriteria audit
Kriteria audit dapat diperoleh dari undang-undang, peraturan, standar yang
dikembangkan organisasi profesi, data kinerja pada organisasi lain, best practice yang
ditentukan melalu benchmarking dan standar yang dikembangkan oleh auditor melalu
analisis atau tugas atau aktivitas.
c. Mengembangkan kriteria audit
Pernyataan kriteria dimulai dari pernyataan yang bersifrat umum hingga pernyataan
yang bersifat khusus untuk menilai tercapainya ekonomis, efisiensi atau efektivitas
pelaksanaan dan hasil pekerjaan auditi. Semakin umum kriteria yang digunakan,
semakin kualitatif dan subjektif hasil penilaiannya. Pengembangan kriteria yang lebih

10 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

spesifik akan lebih bermanfaat karena terdapat kepastian bahwa semua kriteria yang
dipakai akan berkaitan dengan tujuan audit.
d. Mengkomunikasikan kriteria dengan auditi
Kriteria yang digunakan harus dikomunikasikan dengan auditi agar auditi mengetahui,
bahkan bila perlu menyetujui penggunaan kriteria sebagai tolak ukur dan
menghindarkan penolakan atas hasil penilaian di kemudian hari.
V. Identifikasi Bukti
1. Pengertian dan jenis bukti audit
Bukti audit adalah informasi yang dikumpulkan dan digunakan untuk mendukung
temuan audit. Jenis bukti audit terdiri atas :
a. Bukti fisik
Bukti fisik diperoleh melalu iinspeksi langsung atau pengamatan yang dilakukan
auditor terhadap orang, properti, atau kejadian. Bukti tersebut dapat didokumentasikan
dalam bentuk memorandum, foto, gambar, bagan, peta, atau contoh fisik.
b. Bukti dokumenter
Bukti dokumenter terdiri atas informasi yang diciptakan seperti surat, kontrak, catatan
akuntansi, faktur, dan informasi manajemen atas kinerja.
c. Bukti kesaksian
Bukti kesaksian diperoleh melalui permintaan keterangan, wawancara atau kuesioner
dari pegawai entitas yang diaudit, para ahli, konsultan atau pihak-pihak lain. Auditor
perlu melakukan konfirmasi atas bukti kesaksian dengan memperoleh pernyataan
tertulis dari orang yang diwawancarai, menilai kecocokan bukti kesaksian dari sumber
yang berbeda, atau melakukan pemeriksaan ulang terhadap catatan yang ada.
d. Bukti analitis
Bukti analitis diperoleh dari data yang telah diverifikasi dan dianalisis. Analisis
tersebut meliputi komputerisasi, analisis rasio, trean dan pola data yang diperoleh dari
auditi maupun standar industri (benchmarking). Analisis dapat berupa angka atau
2.
a.
b.
3.

nonangka (misalnya keluhan konsumen).


Manfaat identifikasi bukti audit
Manfaat dilakukannya identifikasi bukti audit adalah :
Untuk mendukung temuan, simpulan dan rekomendasi.
Berperan penting dalam keberhasilan pelaksanaan audit.
Sumber bukti audit
Bukti audit dapat berasal dari pihak internal, eksternal maupun sumber lain.
11 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

a. Sumber Internal
Bukti dari internal entitas dapat berupa catatan akuntansi, salinan surat keluar, rencana
kerja, anggaran, laporan audit internal, kebijakan, maupun prosedur.
b. Sumber eksternal
Bukti dari eksternal entitas dapat berupa surat atau memorandum yang diterima entitas,
faktur, kontrak, laporan audit dan laporan lainnya dari pihak ketiga.
c. Sumber lain
Bukti audit dari sumber lain dapat berupa peraturan, data kinerja maupun informasi
keuangan yang dipublikasikan, hasil wawancara, hasil pengujian terhadap arsip-arsip
yang ada, database maupun bukti audit yang diperoleh melalui pengamatan.
4. Kecukupan, kompetensi dan relevansi bukti audit
Pada tahap survey pendahuluan, bukti yang diutamakan adalah bukti yang relevan.
Sedangkan pada tahap pengujian terinci, bukti yang dikumpulkan harus cukup, kompeten,
dan relevan.
a. Kecukupan
Jumlah bukti dianggap cukup jika memenuhi syarat mendukung dan meyakinkan
validitas dan keandalan temuan audit. Cukup tidaknya suatu bukti dapat ditentukan
menggunakan metode statistik.
b. Kompetensi
Bukti disebut kompeten jika konsisten dengan fakta. Bukti dianggap lebih kompeten
jika :
1) Diperoleh dari pihak ketiga
2) Dikembangkan dari sistem pengendalian yang efektif
3) Diperoleh secara langsung melalu iaudit fisik, pengamatan, perhitungan dan
inspeksi
4) Berupa dokumen asli
5) Diperoleh dalam kondisi yang memungkinkan orang berbicara dengan bebas.
6) Diperoleh dari individu yang independen atau pakar bidang tertentu.
c. Relevansi
Bukti dianggap relevan jika mempunyai hubungan yang logis dan masuk akal dengan
tujuan dan kriteria audit serta dapat dimengerti dengan temuan audit tersebut.
5. Permasalahan bukti-bukti audit.
Bukti audit kadang menimbulkan masalah sebagai berikut :
a. Bukti audit berasal dari satu sumber.
b. Bukti bersifat oral dan tidak didukung dengan dokumentasi atau pengamatan.
c. Bukti tidak mutakhir.
d. Bukti diperoleh dengan biaya yang lebih tinggi dari manfaatnya.
e. Bukti mempunyai kepentingan pribadi.
12 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

f. Sampel tidak representatif.


g. Bukti tidak lengkap.
h. Bukti audit saling bertentangan.
VI. Laporan Survey Pendahuluan
1. Pengertian Laporan Survey Pendahuluan
Laporan survey pendahuluan adalah laporan yang diterbitkan mendahului atau
sebelum laporan audit akhir diterbitkan. Laporan survey pendahuluan akan digunakan
sebagai dasar dalam menyusun program pengujian terinci. Laporan ini diserahkan kepada
manajemen organisasi audit. Jika diputuskan untuk tidak melanjutkan ke tahap pengujian
terinci, hasil survey pendahluluan dapat dilaporkan ke entitas yang diaudit.
2. Manfaat Laporan Survey Pendahuluan
Tujuan dan manfaat laporan survey pendahuluan adalah :
a. Memberikan penilaian/pertimbangan mengenai perlu atau tidaknya melanjutkan ke
tahap pengujian terinci.
b. Menyampaikan alasan dan simpulan apabila pengujian terinci tidak direkomendasikan.
c. Membantu penyusunan program pengujian terinci.
d. Mengumpulkan, mengorganisasikan, serta menganalisis data dan informasi yang telah
diperoleh dari tahap audit sebelumnya.
3. Unsur Laporan Survey Pendahuluan
Laporan survey pendahuluan memuat hal-hal berikut :
a. Tujuan survey pendahuluan
Survey pendahuluan bertujuan untukmengumpukkan data dalam rangka memahami
entitas, menentukan area kunci dan menentukan adanya indikasi ketidakhematan,
ketidakefisienan, dan ketidakefektifan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya audit
dilanjutkan dengan pengujian terinci.
b. Penjelasan kegiatan/program entitas yang diaudit
Auditor menjelaskan nama entitas dan gambaran umum audit yang diperoleh pada
tahap pemahaman entitas.
c. Risiko audit
Beberapa risiko yang dapat menyebabkan kegagalan pencapaian tujuan audit adalah :
1) Risiko bawaan yang melekat pada entitas yang diaudit.
2) Risiko audit yang ditimbulkan dari kelemahan sistem pengendalian internal.
3) Risiko audit yang melekat karena pemilihan area kunci yang diidentifikasi.
d. Hasil penelaahan SPI
e. Hasil penelaahan peraturan perundang-undangan
Laporan survey pendahuluan memuat peraturan perundang-undangan dan hasil
penelaahannya yang meliputi maksud dan tujuan peraturan, alasan adanya
13 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

entitas/program/proyek, tujuan yang hendak dicapai, dan kewenangan entitas dalam


mencapai tujuan.
f. Identifikasi kriteria audit
g. Identifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti dengan pengujian terinci
h. Usulan apakah audit akan dilanjutkan atau tidak
Alasan untuk meneruskan ke pengujian terinci harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Merupakan area kunci bagi entitas
2) Teridentifikasinya masalah yang signifikan yang diperoleh dari hasil penilaian atau
SPI yang berdampak pada aspek 3E.
3) Auditabilitas, dengan penekanan pada kondisi internal dari lembaga auditor.
VII. Penyusunan Program Pengujian Terinci
1. Pengertian program pengujian terinci
Program pengujian terinci memuat hubungan antara tujuan audit dan langkahlangkah untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa istilah umum yang digunakan adalah :
a. Program audit adalah pedoman dalam tahap pelaksanaan audit. Program audit
menjabarkan prosedur terinci untuk melaksanakan audit.
b. Teknik audit mengacu pada teknik mengumpulkan data.
c. Prosedur audit adalah langkah, pengujian, instruksi,, dan rincian yang termasuk dalam
program audit untuk dilaksanakan secara sistematis dan masuk akal.
2. Tujuan dan manfaat program pengujian terinci
Tujuan penyusunan program pengujian terinci adalah :
a. Menetapkan hubungan yang jelas antara tujuan audit, metodologi audit, dan
kemungkinan-kemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan
b. Mengidentifikasi dan mendokumentasi prosedur-prosedur audit yang harus dilakukan.
c. Memudahkan supervise dan review
d. Membantu dalam pengumpulan bukti yang cukup, dapat diandalkan, dan relevan untuk
mendukung opini/pernyataan pendapat atau simpulan audit seta mencapai tujuan audit.
3. Langkah-langkah penyusunan program pengujian terinci
Langkah-langkah penyusunan program pengujian terinci adalah sebagai berikut :
a. Memahami istilah baku
b. Menetapkan pendekatan audit
Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam penyusunan program pengujian terinci,
yaitu :
1) Pendekatan proses
Pendekatan proses berfokus pada proses kegiatan/program entitas. Pendekatan ini
dirancang untuk menentukan apakah organisasi memiliki sistem pengendalian yang
dapat memberikan keyakinan memadai bahwa hasil yang diinginkan dapat tercapai.

14 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

Dengan pendekatan proses, audit dirancang untuk melaksanakan analisis, review,


dan menguji komponen kunci dalam sistem pengendalian.
2) Pendekatan hasil
Pendekatan audit ini berfokus pada penilaian hasil yang dicapai dikaitkan dengan
hasil yang diinginkan. Pendekatan ini dapat diterapkan jika kriteria yang tepat
tersedia untuk menilai mutu, jumlah dan biaya dari output. Asumsi yang digunakan
adalah jika hasil memuaskan, maka risiko kesalahan dalam merancang dan
mengimplementasikan program/kegiatan akan rendah, begitupula sebaliknya.
c. Memfokuskan pada pembuktian kriteria audit yang ditetapkan
Program pengujian terinci sebaiknya :
1) Mampu mengidentifikasi aspek audit yang penting.
2) Diatur berdasarkan informasi pendukung yang jelas dan akurat.
3) Mampu menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengujian secara efektif.
4) Mampu membantu dalam pengumpulan bukti yang cukup.
5) Relevan dan dapat dipercaya untuk mendukung opini atau keputusan audit.
6) Mendukung tujuan audit.
d. Menetapkan prosedur audit yang tepat
Prosedur audit yang baik harus :
1) Berkaitan dengan tujuan dan kriteria audit
2) Dinyatakan dengan jelas dan dirinci secara memadai sehingga dapat dimengerti
auditor
3) Disusun secara logis sehingga audit dapat dilaksanakan dengan efisien
4) Berbentuk metode pengumpulan bukti yang efisien tanpa pengujian yang berlebih,
disamping mempertimbangkan audit terkait sebelumnya.
Penyusunan prosedur audit dapat didasarkan pada pertanyaaan riset yaitu suatu daftar
yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk mendapatkan jawaban guna
memastikan suatu kondisi tertentu.
e. Menetapkan format program audit
Program audit terinci sebaiknya berisi informasi berikut :
1) Dasar penyusunan program yaitu rencana kegiatan audit tahunan, kebijakan atau
2)
3)
4)
5)
6)
7)

arahan khusus pimpinan.


Standar audit yang digunakan.
Entitas yang diaudit
Tahun anggaran yang diperiksa.
Identitas dan gambaran umum entitas yang diaudit.
Alasan audit
Tujuan audit.

15 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

8) Sasaran audit.
9) Kriteria atau standar audit.
10) Pengarahan audit.
11) Jangka waktu audit.
12) Susunan tim dan biaya audit.
13) Instansi penerima hasil audit.
14) Kerangka laporan hasil audit atas 3E.
15) Memuat hal-hal lain yang dianggap perlu diungkapkan.

16 Perencanaan Audit Kinerja

Auditing Sektor Publik

BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan audit kinerja atau yang biasa disebut survey pendahuluan terdiri dari
beberapa tahapan mulai dari pemahaman entitas, identifikasi area kunci, penetapan
tujuan dan lingkup audit, penetapan kriteria, dan identifikasi bukti.
2. Berdasarkan tahap-tahap yang telah dilakukan, disusun laporan survey pendahuluan.
3. Salah satu tujuan penyusunan laporan survey pendahluan adalah untuk menentukan
apakah audit akan dilanjutkan atau tidak.
4. Bila audit akan dilanjutkan, maka auditor menyusun program pengujian terinci

berdasarkan laporan survey pendahuluan yang telah dibuat.

17 Perencanaan Audit Kinerja

Anda mungkin juga menyukai