Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Seksio cesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat


sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu
histerektomia untuk janin dari dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan
kehidupan baik pada ibu maupun pada bayi (Mochtar R 1998).Ditemukannya
bedah sesar memang dapat mempermudah proses persalinan sehingga banyak ibu
hamil yang lebih senang memilih jalan ini walaupun sebenarnya mereka biasa
melahirkan secara normal.
Namun faktanya menurut Bensons dan Pernolls,angka kematian pada
operasi sesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan
resiko

25x

lebih

besar

dibandingkan

dengan

persalinan

melalui

pervaginam.Bahkan untuk satu kasus karena infeksi mempunyai angka 80x lebih
tinggi dibandingkan dengan persalinan pervaginam.
Oleh karena itu,diperlukannya pengetahuan mengenai perawatan luka
pasca operasi sectio cesaria bagi dokter umum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Luka
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

2.2

Jenis luka menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :


a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana
tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem
pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih
biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan
drainase tertutup (misal; Jackson Pratt). Kemungkinan terjadinya
infeksi luka sekitar 1% 5%.

b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan


luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau
perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% 11%.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka,
fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar
dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada
kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
Kemungkinan infeksi luka 10% 17%.
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya
mikroorganisme pada luka.

2.3 Menurut waktu penyembuhan luka :


a. Luka akut yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

2.4

Proses Penyembuhan Luka


Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan
proses peradangan, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama:
bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan
kerusakan fungsi (impaired function).
Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase :
1. Fase Inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang


terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang
hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area
luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan
dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh
darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai
hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga
mengeluarkan substansi vasokonstriksi yang mengakibatkan pembuluh
darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang
akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 5-10 menit dan
setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris
(Local sensory nerve endding), local reflex action dan adanya substansi
vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin). Histamin juga
menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma
darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara
klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi
asidosis.
Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat
pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau
hari ke-4.

2. Fase Proliferatif
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah
memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel.
Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung
jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan
digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel
fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan

penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari


jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang
(proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin,
hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam
membangun (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih
spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue
matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan
pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas
sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.Sejumlah sel dan
pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut
sebagai jaringan granulasi.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen
telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai
growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir
sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ;
menyempurnakan
penyembuhan

terbentuknya

yang

kuat

dan

jaringan

baru

menjadi

bermutu.

Fibroblas

jaringan

sudah

mulai

meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai


berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen
bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari
jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah
perlukaan.
Untuk

mencapai

penyembuhan

yang

optimal

diperlukan

keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan.


Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau

hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan


kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan
kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan
aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap
penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada
kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka.
Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan
dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes mielitus).

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


a. Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan
penyembuhan jaringan
b. Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi
dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang,
sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang
maupun kedalaman luka.
c. Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan
menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan
luka.

d. Hematoma

Hematoma merupakan bekuan darah.Seringkali darah pada luka secara


bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika
terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk
dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan
luka.
e.

Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut
dengan nanah (Pus).

f. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh
darah itu sendiri.
g. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan
gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut
juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
h. Pengobatan
-

Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh


terhadap cedera

Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan

Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk


bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah
luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi
intravaskular.

2.6 Komplikasi Dari Luka


-

Infeksi (Wounds Sepsis)


Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial

di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 48 jam,


denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat, sel darah putih
meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.
Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
-

Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan

Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh :


terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).

Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang


menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat
dan antibiotik.

Dehiscence dan Eviscerasi


Dehiscence adalah rusaknya luka bedah
Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka

Keloid

Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan.Keloid ini


biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.

2.7 Perawatan Luka Post Operasi Seksio Sesarea


Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang
ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal
jahitan

kulit

dapat

diangkat

setelah

hari

ke

empat

setelah

pembedahan.Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat mandi


tanpa membahayakan luka insisi.

2.7.1

Prinsip Perawatan Luka


Tujuan dari perawatan luka adalah untuk mencegah infeksi,

menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk
menyembuhkan luka.
1. Mencegah infeksi
a. Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun
dan air atau larutan antiseptik.
b. Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan
dengan hati-hati.
2. Menutup luka
a. Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan
dengan seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit
(penutupan luka primer).
b. Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut
dengan menggunakan kasa lembap.
c. Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap
ditutup ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam
waktu 48 jam berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup
(penutupan luka primer yang tertunda).

10

d. Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh


dengan sendirinya.
3. Infeksi luka
a. Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa
panas dan mengeluarkan nanah.
b. Tatalaksana

Buka luka jika dicurigai terdapat nanah

Bersihkan luka dengan cairan desinfektan

Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan


setiap hari, lebih sering bila perlu

Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh


(biasanya dalam waktu 5 hari).

Berikan kloksasilin oral (2550 mg/kgBB/dosis


4 kali sehari) karena sebagian besar luka
biasanya mengandung Staphylococus.

Berikan ampisilin oral (2550 mg/kgBB/dosis 4


kali sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM
sekali

sehari)

dan

metronidazol

(7.5

mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika dicurigai


terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.
2.7.2

Perawatan Luka di Rumah


Sekarang ini banyak sekali wanita yang lebih memilih
untuk

melakukan

persalinan

secara

operasi

caesar

jika

dibandingkan dengan melakukan persalinan secara normal, namun


yang perlu anda ketahui terdapat bahaya besar yang dapat
mengancam anda jika anda tidak mengetahui cara yang baik dan
benar untuk merawat luka bekas proses operasi caesar. Meskipun
melakukan persalinan dengan cara operasi caesar ini lebih cepat
namun tidak dengan rasa sakit yang dirasakan ketika melahirkan
secara normal.

11

Proses penyembuhan pasca melakukan operasi caesar ini


sangat lama dibandingkan persalinan normal. Waktu normal untuk
menyembuhkan luka bekas operasi caesar ini kurang lebih 3
minggu sampai 4 minggu, namun hal ini masih bisa saja lebih.
Yang perlu anda pikirkan ialah bagaimana cara yang baik dan juga
benar ketika merawat luka bekas operasi ini, karena jika tidak hal
ini dapat mengakibatkan infeksi yang dapat memperpanjang masa
penyembuhan.
Beberapa

cara untuk merawat luka bekas operasi yang dapat

dilakukan di rumah sebagai berikut :

Menjaga Kebersihan Luka


Jagalah kebersihan pada luka bekas operasi. Luka bekas
operasi caesar ini pada dasarnya tidak berbeda dengan luka bekas
operasi yang lainnya. Yang paling penting pada proses penyembukan
luka bekas operasi yang cepat ialah tetap menjaga luka tersebut dari
bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Menjaga kebersihan pada
luka bekas operasi ini merupakan cara yang sangat penting. Seperti
ketika selesai mandi bersihkan luka bekas operasi tersebut
menggunakan cairan antiseptik serta antibiotic yang telah dianjurkan
oleh dokter. Bersihkan luka bekas operasi tersebut menggunakan
cotton bud atau kapas. Sebelumnya pastikan juga kedua tangan tetap
bersih. Sebaiknya tidak membungkus luka bekas operasi dengan
terlalu ketat, sebab hal ini dapat menyebabkan iritasi.

Penggunaan Pakaian
Gunakan pakaian yang longgar dan juga nyaman.Seperti yang

telah dikatakan sebelumnya, diharuskan menggunakan perban yang

12

tidak terlalu ketat supaya luka bekas operasi tersebut tidak terkena
iritasi.

Olahraga
Lakukan kegiatan olah raga yang ringan. Olah raga yang

ringan seperti halnya jalan santai dapat membantu dalam proses


penyembuhan. Olah raga yang ringan juga dapat mencegah
penggumpalan darah. Selain dari itu, hal ini juga dapat membuat
sirkulasi darah pada tubuh meningkat.Olah raga juga bisa membuat
sistem imun menjadi meningkat. Biasakan untuk berjalan santai pada
pagi hari selama kurang lebih 15 menit.

Pola Makan
Selain melakukan perawatan luka dari luar sebaiknya juga

memperhatikan perawatan luka bekas operasi langsung dari dalam


dengan mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung banyak gizi
serta nutrisi yang seimbang. Konsumsilah makanan dengan
kandungan vitamin A, vitamin C serta gandum utuh yang ada pada
sereal maupun roti gandum bagi sarapan pagi. Untuk menu makan
siang dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak
protein serta beta karoten.Selain itu makanan wajib untuk dikonsumsi
oleh wanita yang menjalani penyembuhan ialah protein, mineral,
zinc, dan juga vitamin.

13

14

15

DAFTAR PUSTAKA
Adrriaansz G., Saiffudin AB, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Pengantar Dalam :
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi
Pertama. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta 2000
Wibowo B, Parathon H. Antibiotika Profilaksis untuk Pembedahan. Materi
Pelatihan Antibiotika Profilaksis. Bagian/SMF Kebidanan dan Penyakit
Kandungan FK.UNDIP/RS. Kariadi Semarang, 2003

http://www.fkep.unpad.ac.id/2007/07/perawatan-luka/ diakses pada 23 Maret


2016

http://kesehatan96.blogspot.com/2013/03/resiko-dari-operasisesar.html#ixzz39OFw1ONWdiakses pada tanggal 23 Maret 2016

16

Anda mungkin juga menyukai