Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

by : WS
ASKEP KELUARGA
KELUARGA
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau
ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan
setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998)
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau
ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan
setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998)
Kesimpulan :
- unit terkecil dari masy
- dua orang / lebih
- ikatan perkawinan dan

pertalian darah

- hidup dalam satu rumah

tangga

- asuhan kepala rt
- berinteraksi
- punya peran masing2
- pertahankan suatu

CIRI-CIRI KLG :
1. Diikat tali perkawinan
2. Ada hub darah

budaya

3. Ada ikatan batin


4. Tanggung jawab masing masing
5. Ada penagmbil keputusan
6. Kerjasama
7. Interaksi
8. Tinggal dalam suatu rumah

STRUKTUR :
1. Struktur peran klg, formal dan informal
2. Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan
3. Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain
4. Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan

CIRI CIRI STRUKTUR KLG :


1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain
2. Ada keterbatasan ,
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) :


1. Patrilineal, klg sedarah
terdiri sanak saudara
dimana hub. Itu berasal dari jalur
ayah

sedarah dlm beberapa generasi ,

2. Matrilineal, klg sedarah


terdiri sanak saudara
dimana hub. Itu berasal dari jalur
ibu

sedarah dlm beberapa generasi ,

3. Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri

4. Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami


5. Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg dan sanak saudara baik
dari pihak suami dan istri

PEMEGANG KEKUASAAN
Patriakal, dominan dipihak ayah
Matriakal, dominan di pihak ibu
Equalitarian , ayah dan ibu

PERANAN KELUARGA :
1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy
2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah tambahan, anggota
masy
3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual.

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)


1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau
adopsi
2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub.
Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)


1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau
adopsi

2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub.
Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN (DUVAL)


(SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE)
1. Keluarga baru menikah
- membina hub. Intim
- bina hub, dg klg lain: teman
- mendiskusikan rencana

dan

kelompok sosial

punya anak

1. Klg. Dg anak baru lahir


- persiapan mjd ortu
- adaptasi klg baru ,

interaksi klg, hub. Seksual

1. Klg dg anak usia pra sekolah


- memenuhi kebut. Anggota
- membantu anak u/

klg : rumah,

rasa aman

bersosialisasi

- mempertahankan hub yg

sehat klg intern dan

luar

- pembag tanggung jawab


- kegiatan u/ sti,ulasi

perkemb. Anak

4. Klg dg anak usia sekolah


- membantu sosialisasi anak dg lingk luar
- mempertahankan keintiman

pasangan

- memenuhi kebut. Yg meningkat


5. Klg dg anak remaja
- memberikan kebebasan seimbang

dan

bertanggug jawab

- mempertahankan hub. Intim dg klg


- komunikasi terbuka : hindari,

debat, permusuhan

- persiapan perub. Sistem peran


6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa
- perluas jar. Klg dari klg inti ke

extended

- pertahnakan keintiman pasanagan


- mabantu anak u/ mandiri sbg klg

baru

- penataan kembali peran ortu


7. Klg usia pertengahan
- pertahankan keseh. Individu dan

pasangan

- hub. Serasi dan memuaskan dg

anak- anaknya dan sebaya

- meningkatkan keakraban

usia pertengahan

pasangan

8. Keluarga usia tua


- pertahankan suasana saling menyenangkan
-adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.
- pertahankan keakraban
- melakukan life review

Fisik,penghasilan

pasangan
masa lalu

8. Keluarga usia tua


- pertahankan suasana saling menyenangkan
-adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.
- pertahankan keakraban
- melakukan life review

pasangan
masa lalu

Fisik,penghasilan

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA


Berdasar sosek dan kebut. Dasar
1. PRASEJATERA,
belum dpt memenuhi

kebut dasar minimal :

pengajaran agama,
sandang,
papan, pangan,
belum dapat
memenuhi
salah satu
/lebih

kesehatan
atau klg
indikator ks tahap i

1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I)


telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis,
pendidikan, kb, interaksi lingk.
indikator :
- ibadah sesuai agama
- makan 2 kali sehari
- pakain berbeda tiap

keperluan

- lantai bukan tanah


- kesehatan : anak sakit,

ber kb,

pus dibawa

3. KS II
indikator
- belum dapat menabung
- ibadah (anggota klg) sesui agama
- makan 2 kali sehari
- pakaian berbeda
- lantai bukan tanah
- kesehatan (idem)
- daging/ telur minimal 1

kali

seminggu

kesarana keseh.

- Pakaian baru setahun sekali


- Luas lantai 8 m 2 per orang
- Sehat 3 bulan terakhir
- Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap
- Umur 10 60 th dapat baca tulis
- Umur 7-15 th bersekolah
- Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi

4. KS III
indikator :
-

belum berkontribusi pd

masyarakat

ibadah sesuai agama

pakain berbeda tiap

lantai bukan tanah

kesehatan idem

anggota melaks. Ibadah

daging/telur seminggu

memperoleh pakaian baru dalam satu th terakhir

luas lantai 8 m2 perorang

anggota klg sehat dalm 3

klg berumur 15 th punya penghasilan

baca tulis latin 10 60 th

usia 7-15 bersekolah

keprluan

sekali

bl terakhir
tetap

anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb


-

upaya meningk agama

klg punya tabungan

makan bersama sehari sekali

ikut keg. Masyarakat

rekreasi 6 bl sekali

informasi dari mass media

menggunakan transportasi

5. KS TAHAP III PLUS


-

dpt memenuhi seluruh


pd masy.

kebutuhannya : dasar, sosial,pengembangan, kontribusi

indikator ks iii + (ditambah)

memberikan sumb.

Secara teratur pd masy

aktif sbg pengurus

yayasan / panti

Indicator gakin :
-

Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih

Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali

Tdk pakaian beda tiap aktifitas

Tdk pakain baru, satu stel /tahun

Lantai mayoritas tanah

Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni

Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap

Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes

Anak 7-15 tahun tak berekolah

KESIMPULAN FUNGSI DIATAS :


1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang
sesuai usia
2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual
3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan
FUNGSI KLG :
1. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain.
2. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah
3. Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup
4. Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan
5. Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat
6. Pendidikan,
7. Religius
8. Rekreasi

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH)


1. Mengenal masalah keseh. Klg
2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg
3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh.
4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg
5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya

KELUARGA SBG SISTEM


klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda
dengan ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu
Alasan klg sbg sistem :
1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhub dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem
Komponen sistem keluarga
1. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama
2. Proses, proses pelaksanaan fungsi klg
3. Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh,
4. Feedback, pengontrol perilaku keluarga

KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM


1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk.
Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian
pada lingk. Sekitar

STANDAR PRAKTIK KLG PPNI :


1. Standar praktik profesional
stndar i : pengkajian
standar ii : diagnosis
standar iii : perencanaan
standar iv : pelaks. Tind.

standar v : evaluasi
2. Standar kinerja profesional
Standar i : jaminan mutu
Standar ii : pendidikan
Standar iii : penilaian prestasi
Standar iv : kesejawatan
Standar v : etik
Standar vi : kolaborasi
Standar vii ; riset
Standar ix : pemnafaatan sumber

PENDAHULUAN
tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg :
1. Mengenal mas kes klg
2. Memutuskan tindakan
3. Melakukan tindakan
4. Memelihara dan

memodifikasi

5. Memanfaatkan sumber daya

Tujuan khusus askep keluarga :


1. Mengenal mas. Keseh. Klg

lingk.
yg

ada (puskesmas, posyandu)

2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg


3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan
4. Memodifikasi lingk. Klg
5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu,

ASKEP KELUARGA
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG :
1. Pemberi askep
2. Sbg. Pendidik
3. Advokat
4. Koordinator
5. Kolaborator
6. Pembaharu
7. Pengelola

PERSIAPAN :
1. Menetapkan klg sasaran
2. Buat jadwal kunjungan

3. Siapkan perlengkapan lap.


- family folder
- maslah klien dan klg
- phn kit
- alat bantu penyuluhan
PENGKAJIAN :
Tahap yg perlu dilakukan :
1. Bhsp
- perkenalkan
- jelaskan tujuan

kunjungan

2. Pengk. Awal : terfokus


3. Pengkajian lanjut (thp ke 2)
pengkajian lengkap

PENGKAJIAN :
1.

Berkaitan dg keluarga
- demografi,
- lingk
- struktur dan fungsi
- stress dan koping

keluarga
keluarga

- perkemb. Keluarga
2. Berkaitan dg indiv sbg anggota
- fisik

- mental
- sosial
- spiritual
- emosi

DIAGNOSIS :
Berdasar nanda
1. Gg. Proses klg
2. Gg. Pemeliharaan kesehatan
3. Nutrisi kurang /lebih
4. Gg. Peran
5. Pola eliminasi
6. Sanitasi kurang
7. Duka berkepanjangan
8. Konflik pengamb. Keput
9. Koping klg inadekuat
10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah
11. Hambatan interaksi
12. Kurang penget.
13. Resiko [perub peran
14. Resiko trauma
15. Resiko pk
16. Ketidak berdayaan

17. Isolasi sosial


18. Dll

SCORING :
Diag. Kep (baylon maglaya)
Prioritas diranking
Contoh :
resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman

DIAGNOSIS
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI (LIHAT DI FORMAT)

DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA:


A. Lingkungan
1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan)
2. Resiko cedera
3. Resiko infeksi
B. Struktur komunikasi
1. Kerusakan komunikasi

C. Struktur peran
1. Isolasi sosial
2. Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit)
3. Berduka disfungsional
4. Potensial pening mjd ortu
5. Perub penamp. Peran
6. Gangg. Citra tubuh
D. Afektif
1. Resiko tindakan kekerasan
2. Perub proses keluarga
3. Koping klg tak efektif
E. Sosial
1. Perilaku mencari bant. Kes
2. Konflik peran ortu
3. Perub pertukem
4. Perub pemel. Kesh
5. Kurang penget
6. Isolasi sos
7. Ketidak patuhan
8. Gangg identitas pribadi
F. Fungsi perawat klg
1. Perilaku mencari pertol kesh
2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg

3. Resiko penyebaran infeksi


G. Strategi koping
1. Potensial peningk koping klg
2. Koping klg tak efektif
3. Resiko tindakan kekerasan

foto -foto
More Photos

September 2011
K

Nov
5
12
19
26

6
13
20
27

7
14
21
28

daftar nama anggota

Blogroll
o WordPress.com

Klik tertinggi
o lowongancpns.blogsome.com
o ppnilumajang.files.wordpr

1
8
15
22
29

2
9
16
23
30

3
10
17
24

4
11
18
25

o ppnilumajang.files.wordpr
o ppnilumajang.files.wordpr

Tulisan Terkini
o PERMOHONAN SIK

Blog Stats
o 87,239 hits

Halaman
o PROGRAM KERJA DIVISI PPNI LUMAJANG
o SEJARAH PERKEMBANGAN PPNI
o VISI MISI KEPERAWATAN
o REDAKSI
o ANGGARAN RUMAH TANGGA PPNI
o SUSUNAN PENGURUS PPNI KABUPATEN LUMAJANG
o DAFTAR ANGGOTA PPNI LUMAJANG
o PPNI LUMAJANG MENDUKUNG HKN KE 43
o SITUS LINK
o ANGGARAN DASAR PPNI
o FORMULIR APLIKASI PENGAKUAN KOMPETENSI TERKINI (PKT)
o DASAR-DASAR STATISTIK KEPERAWATAN
o ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
o CONTOH FORMAT ASKEP KELUARGA
o KOORDINATOR PERAWAT INSTANSI

o PERAWAT BIDAN Oleh: dr. Koeswandono, M.Kes


o ASPEK LEGAL FORMAL TENAGA PERAWAT-BIDAN
o TATA CARA PERIJINAN PRAKTIK PERAWAT-BIDAN
o DRAFT RUU KEPERAWATAN
o FOTO 2 BCLS PPNI LUMAJANG
o ANALISA STATISTIK
o URAIAN TUGAS PENGURUS
o FILM
o FOTO KEGIATAN DENGAN TRANSMIGRAN
o LOWONGAN KERJA
o SOSIALISASI ASSESOR , PPNI JATIM
o SOSIOLOGI DALAM KEPERAWATAN
Theme: Ocadia by Beccary Blog pada WordPress.com.

Follow

Ikuti Blog ini


Get every new post on this blog delivered to your Inbox.
Enter email

subscribe

1671199

4f603f8179

/asuhan-keperaw

Daftar!

http://ppnilumajan

loggedout-follow

Powered by WordPress.com

ASKEP KONJUNGTIVITIS
Label: Perkuliahan
A PENGERTIAN.
Suatu peradangan konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, clamida, alergi atau
iritasi dengan bahan-bahan kimia.

B PATOFISIOLOGI.
Konjungtiva berhubungan dengan dunia luar kemungkinan konjungtiva terinfeksi dengan mikro
organisme sangat besar. Pertahanan konjungtiva terutama oleh karena adanya tear film, pada
permukaan konjungtiva yang berfungsi melarutkan kotoran dan bahan-bahan yang toksik
kemudian mengalirkan melalui saluran lakrimalis ke meatus nasi inferior. Tear film mengandung
beta lysine, lysozyne, Ig A, Ig G yang berfungsi menghambat pertumbuhan kuman. Apabila ada
kuman pathogen yang dapat menembus pertahanan tersebut sehingga terjadi infeksi konjungtiva
yang disebut konjungtivitis.
C PEMBAGIAN / KLASIFIKASI MENURUT GAMBARAN KLINIK.
1. Konjungtivitis Kataral.
Konjungtivitis Kataral Akut.
Disebut juga konjungtivitis mukopurulenta, konjungtivitis akut simplek, pink eyes.
Penyebab:
Koch Weeks, stafilokok aureus, streptokok viridan, pneukok, dan lain-lain.
Tanda klinik:
Pada palpebra edema, konjungtiva palpebra merah kasar, seperti beledru karena ada edema dan
infiltrasi. Konjungtiva bulbi injeksi konjungtival banyak, kemosis dapat ditemukan
pseudomembran pada infeksi pneumokok.
Konjungtivitis Kataral Sub Akut.
Penyebab:
Sebagai lanjutan konjungtivitis akut atau oleh virus hemofilus influenza.
Tanda klinik:
Palpebra edema. Konjungtiva palpebra hiperemi tak begitu infiltratif. Konjungtiva bulbi injeksi
konjungtiva positif, tak ada blefarospasme dan secret cair.
Konjungtivitis Katarak Kronik.
Sebagai lanjutan konjungtivitis kataral akut atau disebabkan kuman koch weeks, stafilokok
aureus, morax axenfeld, E. Colli atau disebabkan juga obstruksi duktus naso lakrimal.
Tanda klinik:
Palpebra tak bengkak, margo palpebra bleparitis dengan segala akibatnya. Konjungtiva palpebra
sedikit merah, licin, kadang-kadang hypertropis seperti beledru. Konjungtiva bulbi injeksi
konjungtiva ringan.
2. Konjungtivitis Purulen.
Dapat Disebabkan :
Gonorrhoe dan Nongonorrhoe akibat pneumokok, streptokok, meningokok, stafilokok, dsb.
Tanda Klinik :
Konjungtivitis akut, disertai dengan sekret yang purulen.
Pengertian :
Konjungtivitis yang hiperakut dengan sekret purulen yang disebabkan oleh Neisseria

Gonorrhoika.
Patofisiologi :
Proses peradangan hiperakut konjungtiva dapat disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoika, yaitu
kuman bukan yang berbentuk kokkus, gram ngatif yang sering menjadi penyebab uretritis, pada
pria dan vaginitis atau bartolinitis pada wanita. Infeksi ini dapat terjadi karena adanya kontak
langsung antara Neisseria Gonorrhoika dengan konjungtiva.
Dibedakan Atas 3 Stadium, Yaitu :
Stadium Infiltrat.
Berlangsung selama 1-3 hari. Dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, bleparospasme.
Konjungtiva palpebra hiperemi, bengkak, infiltrat mungkin terdapat pseudomembran diatasnya.
Pada Konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang hebat, kemotik, sekret sereus kadangkadang beradarah.
Stadium Supuratif atau Purulenta.
Berlangsung selama 2-3 minggu. Gejala-gejala tak begitu hebat lagi. Palpebra masih bengkak,
hiperemis, tetapi tak begitu tegang. Bleparospasme masih ada. Sekret campur darah, keluar terus
menerus apabila palpebra dibuka yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak
(memancar muncrat) oleh karena itu harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai
mengenai mata pemeriksa.
Stadium Konvalesen (Penyembuhan) Hypertropi Papil.
Berlangsung 2-3 minggu. Gejala tak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit bengkak, konjungtiva
palpebra hiperemi, tidak infiltrat. Injeksi konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva masih nyata,
tidak kemotik, sekret jauh berkurang.
Gejala / Gambaran Klinis :
Penyakit gonoblenore dapat terjadi secara mendadak. Masa inkubasi dapat terjadi beberapa jam
sampai 3 hari.
Keluhan utama : mata merah, bengkak dengan sekret seperti nanah yang kadang-kadang
bercampur darah.
Pemeriksaan Laboratorium :
Kerokan konjungtiva atau getah mata yang purulen dicat dengan pengecatan gram dan diperiksa
dibawah mikroskop. Didapatkan sel-sel polimorfonuklear dalam jumlah banyak sekali. Kokus
gram negatif yang berpasang-pasangan seperti biji kopi yang tersebar diluar dan didalam sel.
Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan klinik.
Pengobatan :
Gonoblenore Tanpa Penyulit Pada Kornea.
Topikal :
Salep mata Tetrasiklin HCl 1 % atau Basitrasin yang diberikan minimal 4 kali sehari pada
neonatus dan diberikan sedikitnya tiap 2 jam pada penderita dewasa, dilanjutkan sampai 5 kali
sehari sampai terjadinya resolusi. Sebelum memberikan salep mata, mata harus dibersihkan
terlebih dahulu.

Sistemik :
Pada orang dewasa diberikan Penisillin G 4,8 juta IU intra muskuler dalam dosis tunggal
ditambah dengan Probenesid 1 gram per-oral, atau Ampisillin dalam dosis tunggal 3,5 gram peroral. Pada neonatus dan anak-anak diberikan injeksi Penisillin dengan dosis 50.0000 100.0000
IU/Kg BB.
Gonoblenore Dengan Penyulit Pada Kornea.
Topikal :
Dapat dimulai dengan salep mata Basitrasin setiap jam atau Sulbenisillin tetes mata, disamping
itu diberikan juga Penisillin konjungtiva.
Sistemik :
Pengobatan sistemik diberikan seperti pada gonoblenore tanpa ulkus kornea.
3. Konjungtivitis Flikten.
Merupakan peradangan terbatas dari konjungtiva dengan pembentukan satu atau lebih dari satu
tonjolan kecil, berwarna kemerahan yang disebut flikten.
Penyebab : alergi terhadap
o Tuberkulo protein, pada penyakit TBC.
o Infeksi bakteri : koch weeks, pneumokok, stafilokok, streptokok.
o Virus : herpes simpleks.
o Toksin dari moluskum kontagiosum yang terdapat pada margo palpebra.
o Jamur pada kandida albikans.
o Cacing : ascaris, tripanosomiasis.
o Infeksi fokal : gigi, hidung, telinga, tenggorokan dan traktus urogenital.
Konjungtivitis 2 macam :
Konjungtivitis Flikten.
Tanda radang tak jelas, hanya terbatas pada tempat flikten, sekret hampir tak ada
.
Konjungtivitis Kum Flikten.
Tanda radang jelas, sekret mukos, mukopurulen, biasanya karena infeksi sekunder pada
konjungtivitis flikten.
Keluhan :
Lakrimasi, fotofobia, bleparospasme. Oleh karena dasarnya alergi, maka cepat sembuh tetapi
cepat kambuh kembali, selama penyebabnya masih ada di dalam tubuh.
4. Konjungtivitis Membran / Pseudo Membrane.
Ditandai dengan adanya masa putih atau kekuning-kuningan, yang menutupi konjungtiva
palpebra bahkan konjungtiva bulbi.
Didapat pada :
Difteri primer atau sekunder dari nasopharynx.
Streptokokus beta hemolitik eksogen maupun endogen.
Steven Johnson Syndrome.
Gejala klinik :
Palpebra bengkak. Konjungtiva palpebra : hiperemi dengan membrane diatasnya. Konjungtiva
bulbi : injeksi konjungtiva (+), mungkin ada membrane. Kadang-kadang ada ulkus kornea.

Konjungtivitis pseudomembrane umumnya terdapat pada semua konjungtivitis yang bersifat


hiperakut atau purulen seperti konjungtivitis gonore, akibat gonokok, epidemik
keratokonjungtivitis, inclusion konjungtivitis.
5. Konjungtivitis Vernal.
Dinamakan psring catarh karena banyak ditemukan pada musim bunga di daerah yang
mempunyai empat musim.
Keluhannya mata sangat gatal, terutama berada pada lapangan terbuka yang panas terik. Sering
menunjukkan alergi terhadap tepung sari dan rumput-rumputan.
6. Konjungtivitis Folikularis Nontrakoma.
Dibagi lagi menjadi :
Konjungtivitis folikularis akut, yang disebabkan oleh virus termasuk golongan ini adalah :
o Inclusion konjungtivitis.
o Keratokonjungtivitis epidemika.
o Demam faringokonjungtiva.
o Keratokonjungtivitis herpetika.
o Konjungtivitis new castle.
o Konjungtivits hemoragik akut.
Konjungtiva folikularis kronika.
Konjungtiva folikularis toksika / alergika.
Folikulosis.
7. Konjungtivitis Folikularis Trakoma.
Penyebab virus dari golongan P.L.T (Psittacosis Lympogranuloma Tracoma)
D PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan
yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear.
Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan selsel eosinofil.
E DIAGNOSIS.
Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksasan
klinik di dapat adanya hiperemia konjungtiva, sekret atau getah mata dan edema konjungtiva.
F PENGOBATAN.
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis karena bakteri dapat
diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %;
chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis
karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder,
konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %)
atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN KONJUNGTIVITIS


A. BIODATA.
Tanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK. Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinana, alamat, penanggung jawab.
B. RIWAYAT KESEHATAN .
1. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Keluhan Utama :
Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan disekitar mata,
epipora mata dan sekret, banyak keluar terutama pada konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe.
Sifat Keluhan :
Keluhan terus menerus; hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah meradang menjalar
ke daerah mana, waktu keluhan timbul pada siang malam, tidur tentu keluhan timbul.
Keluhan Yang Menyertai :
Apakah pandangan menjadi kabur terutama pada kasus Gonoblenorroe.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu.
Klien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata, alergi obat, riwayat operasi mata.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Dalam keluarga terdapat penderita penyakit menular (konjungtivitis).
C. PEMERIKSAAN FISIK.
Data Fokus :
Objektif : VOS dan VOD kurang dari 6/6.
Mata merah, edema konjungtiva, epipora, sekret banyak keluar terutama pada konjungtivitis
purulen (Gonoblenorroe).
Subjektif : Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata) gatal, panas.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan peradangan konjungtiva, ditandai dengan
:
Klien mengatakan ketidaknyamanan (nyeri) yang dirasakan.
Raut muka /wajah klien terlihat kesakitan (ekspresi nyeri).
Kriteria hasil:
Nyeri berkurang atau terkontrol.
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien.
Ajarkan kepada klien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas dalam dan teratur.
Berikan kompres hangat pada mata yang nyeri.
Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, aman dan tenang.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic.
Rasionalisasi :

o Dengan penjelasan maka klien diharapkan akan mengerti.


o Berguna dalam intervensi selanjutnya.
o Merupakan suatu cara pemenuhan rasa nyaman kepada klien dengan mengurangi stressor yang
berupa kebisingan.
o Menghilangkan nyeri, karena memblokir syaraf penghantar nyeri.
Evaluasi :
Mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri.
Mengalami dan mendemonstrasikan periode tidur yang tidak terganggu.
Menunjukkan perasaan rileks.
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya, ditandai
dengan :
Klien mengatakan tentang kecemasannya.
Klien terlihat cemas dan gelisah.
Kriteria hasil :
Klien mengatakan pemahaman tentang proses penyakitnya dan tenang.
Intervensi :
Kaji tingkat ansietas / kecemasan.
Beri penjelasan tentang proses penyakitnya.
Beri dukungan moril berupa doa untuk klien.
Rasionalisasi :
o Bermanfaat dalam penentuan intervensi.
o Meningkatkan pemahaman klien tentang proses penyakitnya
o Memberikan perasaan tenang kepada klien.
Evaluasi :
Mendemonstrasikan penilaian penanganan adaptif untuk mengurangi ansietas.
Mendemonstrasikan pemahamaan proses penyakit.
3. Resiko terjadi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan.
Kriteria hasil :
Penyebaran infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
Bersihkan kelopak mata dari dalam ke arah luar (k/p lakukan irigasi).
Berikan antibiotika sesuai dosis dan umur.
Pertahankan tindakan septik dan aseptik.
Rasionalisasi :
o Dengan membersihkan mata dan irigasi mata, maka mata menjadi bersih.
o Pemberian antibiotik diharapkan penyebaran infeksi tidak terjadi.
o Diharapkan tidak terjadi penularan baik dari pasien ke perawat atau perawat ke pasien.
Evaluasi :
Tidak terdapat tanda-tanda dini dari penyebaran penyakit.
4. Gangguan konsep diri (body image menurun) berhubungan dengan adanya perubahan pada

kelopak mata (bengkak / edema).


Intervensi :
Kaji tingkat penerimaan klien.
Ajak klien mendiskusikan keadaan.
Catat jika ada tingkah laku yang menyimpang.
Jelaskan perubahan yang terjadi.
Berikan kesempatan klien untuk menentukan keputusan tindakan yang dilakukan.
Evaluasi :
Mendemonstrasikan respon adaptif perubahan konsep diri.
Mengekspresikan kesadaran tentang perubahan dan perkembangan ke arah penerimaan.
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Kriteria hasil :
Cedera tidak terjadi.
Intervensi :
Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membungkuk.
Orientasikan pasien terhadap lingkungan, dekatkan alat yang dibutuhkan pasien ke tubuhnya.
Atur lingkungan sekitar pasien, jauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Awasi / temani pasien saat melakukan aktivitas.
Rasionalisasi :
o Menurunkan resiko jatuh (cedera).
o Mencegah cedera, meningkatkan kemandirian.
o Meminimalkan resiko cedera, memberikan perasaan aman bagi pasien.
o Mengontrol kegiatan pasien dan menurunkan bahaya keamanan.
Evaluasi :
Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Menunjukkan perubahan prilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan melindungi
diri dari cedera.
Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.

SUMBER
1. Wijana, Nana. 1990. Ilmu Penyakit mata. Cetakan V. Jakarta.
2. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab / UPF Ilmu Penyakit Mata. RSU Sutomo. 1994.
Surabaya.
3. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit: EGC,
Jakarta.
by Khaidir muhaj di 08:51

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


0 komentar:
Poskan Komentar
Sistem Anti Gagal - 100% Berhasil

Asuransi Kesehatan Terbaik

DAPATKAN S.D. 30JUTA/BLN!


SISTEM&ALAT SIAP PAKAI

Perbesar ALAT VITAL dan TAHAN LAMA


hanya 169rb

Investasi cerdas 10.000/hari dapat tanah


perumahan

Investasi 300rb/Bln dpt tanah 180m2 di


Baturaja Su

INVESTASI HANYA 25RB 1X SEUMUR


HIDUP

Perhari 1jt dengan INVESTASI HANYA 30RB


1X SEUMUR

INVESTASI HANYA 30RB 1X SEUMUR


HIDUP

TAMBAH UKURAN PENIS TANPA OBAT

INVESTASI 95 RIBU HASIL 30


JUTA/BULAN, MAU ?

Perhari 1jt dengan INVESTASI HANYA 30RB


1X SEUMUR

Perbesar ALAT VITAL dan TAHAN LAMA


hanya 169rb

TERLARIS! OBAT OLES KHUSUS PRIA


TANPA MATI RASA
KumpulBlogger.com

[Make Your Own] by Khaidir Muhaj | [Close]

Selamat Datang !!
selamat berkunjung di blog saya yang sederhana ini, semoga yang teman cari ada disini, silahkan
copy paste artikel dalam blog ini, dgn menyertakan atau tdk menyertakan sumbernya, dan jangan
lupa sebagai tanda persahabatan & terimakasih isilah buku tamu.

DHIVA & DHIKA

Alumni SPK Kesdam VI/TPR Banjarmasin. Alumnus Politeknik kesehatan Banjarmasin program
khusus PKM Rantau. Seorang PNS PemKab. Tapin, Unit Kerja Puskesmas Lokpaikat - Rantau Kalsel .

Yang Sedang Berkunjung


Anda Pengunjung Yang Ke

Ads Powered
by:KumpulBlogger.com

My Twitter
Khaidir Muhaj Blog'site.com

TERIMA KASIH
Telah berkunjung, mohon maaf jika terdapat kekurangan dan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan dan tidak dapat memenuhi permintaan & pertanyaan teman teman, karena saya juga
dalam proses pembelajaran dan terus akan belajar. dan seandainya artikel ini bermanfaat itu

semata-mata hanya karena Allah SWT guna tercapainya keperawatan yang profesional. serta
jangan lupa isi buku tamu, semoga sukses!

Pengikut

KONJUGTIVITIS
Posted on Maret 9, 2008 by harnawatiaj
KONSEP DASAR
Infeksi system penglihatan merupakan kelainan gangguan system penglihatan, terutama
konjungtivitis. Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan
dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah.
Konjungtivitis dapat menyerang pada semua tingkat usia.
ETIOLOGI
Pembagian konjungtivitis berdasarkan penyebabnya :
Konjungtivitis akut bacterial, mis: konjungtivitis blenore, konjungtivitis gonore, konjungtivitis
difteri, konjungtivitis folikuler, konjungtivitis kataral.
Konjungtivitis akut viral, mis: keratokonjungtivitis epidemik, demam faringokonjungtiva,

keratokonjungtivitis herpetic.
Konjungtivitis akut jamur
Konjungtivitis akut alergik
Konjungtivitis kronis, mis: trakoma.
Personal hygiene dan kesehatan lingkungan yang kurang, alergi, nutrisi kurang vitamin A, iritatif
(bahan kimia, suhu, listrik, radiasi ultraviolet), juga merupakan etiologi dari konjungtivitis.
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi menyebabkan kelopak mata
terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan membuka sempurna, karena mata
menjadi kering sehingga terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah
disebabkan karena adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sclera yang merah,
edema, rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent.
Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu mikroorganisme,
bahan allergen, dan iritatif menginfeksi kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu
menyebabkan hipersekresi. Pada konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan
berlebihan akan meningkatkan tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran
air mata atau kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan
iskemia syaraf optik dan terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan
lapang pandang yang disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur
dan rasa pusing
PENATALAKSANAAN
Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi tergantung pada penyebabnya, terapi dapat meliputi
antibiotika sistemik atau topical, bahan antiinflamasi, irigasi mata, pembersihan kelopak mata,
atau kompres hangat.
Bila konjugtivits disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara
menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan
instruksipada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit kemudian menyentuh mata yangs
ehat, untuk mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan
kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pada pemeriksaan ini yang perlu diperhatikan adalah kelopak mata dan sekitarnya ada udem,
keadaan konjungtingva hiperemis dan ada secret mukopurulen, keadaan kornea hiperemis dan
ada peradangan. Data subjektif, klien mengatakan matanya terasa nyeri, gatal dan rasa ada benda
asing.
Pemeriksaan kultur dan sitologik secret konjungtiva untuk mengetahui kemungkinan penyebab
infeksi, seperti:
Sel eosinofil umumnya merupakan akibat atopi , terutama konjungtivitis vernal
Sel polimorfonuklear leukosit, merupakan akibat infeksi bakteri atau chlamydia.
Sel limfosit, merupakan gambaran karakteristik infeksi akibat virus atau suatu infeksi kronis
Sel epitel dengan multinukleus dengan atau tanpa badan inklusi intraseluler, merupakan
gambaran yang dapat ditemukan pada infeksi virus

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


Nyeri b.d proses peradangan
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri
R/ mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya
Jelaskan penyebab nyeri
R/ untuk menambah pengetahuan pasien
Kompres mata dengan air hangat
R/ untuk mengurangi rasa nyeri
Mata istirahatkan
R/ menurunkan radang, mengurangi aktivitas
Kolaborasi dalam pemberian obat mata (AB)
R/ menghilangkan peradangan
Gangguan pola tidur b.d nyeri
Intervensi :
Ciptakan lingkungan yang tenang
R/ Klien dapat beristirahat
Kurangi rasa nyeri dengan mengompres mata
R/ Klien dapat beristirahat
H.E kebutuhan tidur berhubungan dengan penyembuhan penyakit
R/ klien tahu tentang fungsi tidur berhubungan dengan proses penyembuhan.
Gangguan persepsi penglihatan b.d kelainan lapang pandang
Intervensi :
Kaji kemampuan melihat
R/ untuk mengetahui sejauh mana kemampuan melihat
Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan dan aktifitas
Menjelaskan terjadinya gangguan persepsi penglihatan
R/ untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi ansietas pasien
Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sederhana
Anjurkan pasien untuk memakai kacamata redup
Gangguan interaksi social ; menarik diri b.d tidak menerima kondisi matanya
Intervensi :
Jalin hubungan baik dengan klien
R/ agar klien tidak merasa asing
Jelaskan kondisi/gangguan yang terjadi pada matanya
R/ klien akan menerima keadaannya.
Libatkan dengan kegiatan lingkungan
R/ klien akan merasa punya teman dalam lingkungan.
Resiko injury b.d penurunan ketajaman penglihatan
Intervensi :
Orientasikan lingkungan dan situasi lain
R/ untuk meningkatkan pengenalan tempat sekitar
Anjurkan klien untuk mempelajari kembali ADL
R/ meningkatkan respon stimulus dan semua ketergantungannya
Anjurkan klien/keluarga meletakkan peralatan yang dibutuhkan pada tempat yang mudah

dijangkau.
R/ mengurangi pecahnya alat yang dapat mencederai klien

Like this:
Suka
Be the first to like this p

Anda mungkin juga menyukai