Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Pengolahan Citra Terhadap Tingkat Buta Warna

LAPORAN AKHIR

Monica T Dias (19013060)


Jordy Moningka (19013066)
Yeyen P Somba (19013078)
Yuan Cakrawedana (19013042)
Nandita P. W. Bagensa (19013057)
Keyvin S Labuno (19013052)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2021

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................3
DAFTAR TABEL............................................................................................................3
Tabel 1. Penelitian penentuan tingkat buta warna pada citra isihara berbasis hsv dan
algoritma color filtering.....................................................................................................5
3
Tabel 2. Penelitian penerapan metode ishihara untuk mendeteksi buta warna sejak dini
berbasis android................................................................................................................7
3
Tabel 3. Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna fuzzy
dan rule-based forward chaining pada citra ishihara.........................................................9
3
Tabel 4. Penelitain tingkat buta warna berbasis hi pada citra ishihara 11......................3
Tabel 5. Penelitian model pendiagnosa kebutaan warna dengan menggunakan metode
ishihara............................................................................................................................13
3
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
1. Pendahuluan.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Proyek Membangun aplikasi yang dimana dapat mendeteksi tingkat
Buta Warna dari seseorang............................................................................................4
1.4. Manfaat Proyek..................................................................................................4
1.5. Ruang lingkup dan Batasan Proyek....................................................................5
3. Landasan Teori......................................................................................................14
4. Metode.....................................................................................................................14
5. Pembahasan............................................................................................................15
6. Kesimpulan.............................................................................................................15
7. Saran.......................................................................................................................15
REFERENSI...................................................................................................................15
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................................16

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian penentuan tingkat buta warna pada citra isihara berbasis hsv
dan algoritma color filtering....................................................................................5

Tabel 2. Penelitian penerapan metode ishihara untuk mendeteksi buta warna sejak
dini berbasis android................................................................................................7

Tabel 3. Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna
fuzzy dan rule-based forward chaining pada citra ishihara......................................9

Tabel 4. Penelitain tingkat buta warna berbasis hi pada citra ishihara..................11

Tabel 5. Penelitian model pendiagnosa kebutaan warna dengan menggunakan


metode ishihara......................................................................................................13

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat yang
telah diberikan kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan akhir yang berujudul “Penerapan Pengolahan Citra Terhadap Tingkat
Buta Warna” ini dengan baik,

Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi mahiswa untuk menyelesaikan mata
kuliah Pengelohan Citra, Melalui laporan ini kelompok kami mendapatkan
kesempatan besar dalam memperdalam ilmu pengetahuan dalam mata kuliah ini,
namun pada penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dan
diharapkan pembaca dapat mengambil nilai untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Buta Warna merupakan suatu kekurangan beberapa orang yang
dimana memiliki kekurangan dalam melihat warna yang di lihat dengan
mata orang normal, yang dimana penderita akan merasa kesulitan dalam
melihat warna merah, hijau, biru atau campuran dari warna merah, hijau
dan biru. Dalam kasus seorang yang memiliki kekurangan ini dapat
disebabkan oleh kelainan sejak lahir atau akibat dari penggunaan obat-
obatan yang berlebihan.
Pada jaman yang serba modern ini biasanya ketika kita mengikuti
sebuah tes, entah tes masuk kuliah atau tes yang lainnya biasanya akan
mewajibkan untuk dapat melampirkan hasil tes buta warna. Tes buta
warna merupakan suatu tes yang digunakan untuk dapat mengetahui
apakah peserta mengalami buta warna atau tidak. Maka dari itu
dibutuhkan sebuah aplikasi yang dimana kita dapat mengetahui apakah
kita menderita buta warna atau tidak. Biasanya untuk mengikuti tes buta
warna kita harus pergi ke Rumah Sakit, untuk dapat mengikuti tes
tersebut kita akan di perlihatkan sebuah plate ishihara dimana setelah
kita diperlihatkan maka petugas akan menyuruh untuk dapat melihat
angka yang ada di ishihara kemudian akan di catat di formulir tes. Hasil
tes dapat dilihat setelah selesai melakukan tes.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana membuat aplikasi pendeteksi tingkat buta warna
menggunakan metode Ishihara?
1.3 Tujuan Proyek
Membangun aplikasi yang dimana dapat mendeteksi tingkat Buta Warna
dari seseorang.

1.4. Manfaat Proyek


A. Manfaat untuk Proyek
Dapat dengan mudah dan cepat untuk dapat mengetahui bahwa
seseorang memiliki penyakit Buta Warna atau tidak.

B. Manfaat untuk mahasiswa


1. Dapat menambah pengetahuan dengan studi kasus yang ada.
2. Dapat menambah wawasan bagi penulis

1.5.Ruang lingkup dan Batasan Proyek


A. Ruang Lingkup Proyek
 Memudahkan seseorang untuk mengetahui apakah
mengalami Buta Warna atau tidak.
B. Batasan Proyek
 Sistem hanya dapat di akses oleh pengguna

2. Penelitian Terkait

Tabel 1. Penelitian penentuan tingkat buta warna pada citra isihara berbasis hsv
dan algoritma color filtering

Nama Penulis Judul Tahun Metode/Algoritma

Alfan Syafudin PENENTUAN TINGKAT 2020 penelitian dengan


BUTA WARNA PADA algoritma Color
Yustina Retno
CITRA ISIHARA Filtering dalam
BERBABIS HSV dan ruang HSV
ALGORITMA COLOR
FILTERING

Latar Belakang Masalah Tujuan

Banyak keterbatasan dalam CBT saat ini, Salah satunya, jarang


ditemui penggunaan media komputer untuk mengukur tingkat
buta warna. Tes buta warna untuk mengukur tingkat kesehatan
mata yang dapat melihat dan membedakan pigmen dalam jumlah
besar. Siswa yang tidak dapat membedakan warna kabel dan
resistor dengan gelang warna berbeda yang merupakan
komponen dasar dalam praktikum yang membutuhkan kepekaan
terhadap persepsi warna akan berakibat fatal bagi pembuatan Tujuan dalam penelitian ini
jaringan (Purnamasari, 2015). Dalam tes buta warna ada adalah merancang dan

beberapa tipe buta warna dari buta warna monokrom atau buta membuat aplikasi penerapan
warna penuh yaitu hanya dapat membedakan 3 intensitas warna metode Color Filtering
(hitam, putih, dan abuabu), Protanamali yang merupakan untuk membedakan

kelemahan warna merah yaitu kelemahan pada sel kerucut untuk penderita buta warna dan
merefleksikan warna merah. Deuteranomali yang merupakan mata normal
kelemahan warna hijau yaitu kelemahan pada sel kerucut untuk
merefleksikan warna hijau. Tritanomali yang merupakan
kelemahan warna biru yaitu kelemahan ada sel kerucut untuk
merefleksikan warna biru (Prabawati, 2015). Dari empat jenis
buta warna dasar ini dapat disimpulkan bahwa sebuah tes yang
dapat menentukan buta warna atau tidaknya seorang dapat
menjadi acuan untuk melewati seleksi penerimaan
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian telah diujicoba pada aplikasi pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan algoritma Color Filtering pada citra Ishihara berbasis HSV dapat memperoleh hasil
yang sangat relevan untuk mendeteksi tingkat buta warna seseorang
Tabel 2. Penelitian penerapan metode ishihara untuk mendeteksi buta warna sejak
dini berbasis android

Nama Penulis Judul Tahun Metode/Algoritma

PENERAPAN METODE

Alvino Octaviano1 ISHIHARA UNTUK


MENDETEKSI BUTA 2017 Isihara
Andri Umbari2 WARNA SEJAK DINI
BERBASIS ANDROID

Latar Belakang Masalah Tujuan

Penderita buta warna atau lebih dikenal dengan buta warna. Tujuan dari penelitian ini
Buta warna adalah suatu kondisi di mana Anda tidak dapat adalah untuk
membedakan warna tertentu yang dapat Anda bedakan dari mengembangkan aplikasi tes
orang lain dengan mata normal Anda. Penderita buta warna buta warna yang
biasanya masih bisa melihat warna. Buta warna merupakan mengimplementasikan
kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tua metode Ishihara dengan
kepada anak. menggunakan teknologi
Tingkat mobilitas dan kesibukan saat ini membutuhkan forward chaining. Jenis-jenis
kesadaran dan pengetahuan yang rendah tentang buta warna dan buta warna yang dapat
tes buta warna di usia muda. Buta warna lebih banyak terjadi diidentifikasi pada aplikasi
pada pria dibandingkan pada wanita, dengan perbandingan 20:1. ini adalah buta warna
Buta warna mempengaruhi 13% dari populasi. Saat ini di normal, buta warna
Eropa, sekitar 812% pria dan 0,51% wanita menderita buta sebagian, dan buta warna
warna. Studi lain menemukan bahwa 1 dari 12 pria mengalami lengkap. Aplikasi ini
buta warna. Saat ini, hanya 1 dari 200 wanita yang menderita berbasis Android yang
buta warna [4]. Dokter mata menggunakan laporan tes yang menggunakan bahasa
disebut tes buta warna Ishihara. Lembar pemeriksaan ini terdiri pemrograman Java dan
dari piring atau kertas dengan titik-titik warna dan ukuran yang XML, serta menggunakan
berbeda. Titik-titik membentuk lingkaran, dan warna titik-titik metode kecerdasan buatan,
dirancang agar orang dengan gangguan penglihatan warna tidak dilanjutkan dengan
melihat perbedaan warna seperti orang normal. Laporan uji buta pengujian sistem
warna menggunakan metode black-
Ishihara, termasuk hasil cetakan gambar buta warna semu, akan
berubah warna karena penuaan, menjadi lebih terang atau kusam box dan white-box.
jika masa penyimpanan terlalu lama, yang akan mempengaruhi
keakuratan hasil pengujian.
Kesimpulan

Dari aplikasi ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi tes buta warna Ishihara dapat dengan mudah
melakukan tes buta warna untuk mendeteksi buta warna pada mata menggunakan hasil diagnosa
langsung dari smartphone Android.

Tabel 3. Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna
fuzzy dan rule-based forward chaining pada citra ishihara

Nama Penulis Judul Tahun Metode/Algoritma

PENENTUAN TINGKAT
BUTA WARNA
DENGAN METODE

Nur Hamid SEGMENTASI RUANG


Menggunakan
WARNA FUZZY DAN 2015
Kusworo Adi metode Fuzzy
RULE-BASED
FORWARD CHAINING
PADA CITRA
ISHIHARA

Latar Belakang Masalah Tujuan

Pada penelitian ini menggunakan pemrograman pengolah citra Tujuan dari Penelitian ini
digital untuk menentukan jenis buta warna dengan perintah adalah penentuan tingkat
segmentasi warna yang ada di pemrograman pengolah citra akan buta warna dengan
mampu memisahkan pola yang membentuk objek pada citra menggunakan metode
ishihara dengan objek yang bertindak sebagai latar. Hal ini segmentasi ruang warna
dilakukan untuk menghasilkan pengujian buta warna secara fuzzy dan rule-based
forward chaining pada citra

kuantitatif serta tidak lagi membutuhkan media buku, koin ishihara. Dari hasil

warna maupun ruangan khusus. Selain itu media juga dapat penelitian ini diharapkan

tersimpan secara komputer, sehingga lebih aman dan efisien. mendapat tingkat buta warna
seseorang secara kuantitatif

Kesimpulan

Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna fuzzy dan rule-based forward
chaining pada citra Ishiharaberhasil dilakukan dengan validasi total (pengujian pasien dengan mata
normal normal dan defisiensi warna) sebesar 97,8 %, sedangkan untuk validasi pengujian pada pasien
yang diidentifikasi adanya defisiensi warna sebesar 85,7 %

Tabel 4. Penelitain tingkat buta warna berbasis hi pada citra ishihara

Nama Penulis Judul Tahun Metode/Algoritma

PENENTUAN TINGKAT
BUTA WARNA

Rahmadi Kurnia BERBASIS HIS PADA 2009 Ruang warna HIS


CITRA ISHIHARA

Latar Belakang Masalah Tujuan

Pada penelitian ini penulis mencoba membuat simulasi penentuan Tujuan dalam Penelitian ini
agar dapat mengetahui
Penghitungan nilai hue,
intensity, dan saturation dari
tingkat buta warna dengan menghitung sebaran nilai hue, intensity,
citra Ishihara ini dilakukan
dan saturation untuk tiap-tiap citra uji. Citra uji yang digunakan dalam
untuk mengetahui tingkat
penelitian ini adalah citra Ishihara. Penghitungan nilai hue, intensity,
dan saturation dari citra Ishihara ini dilakukan untuk mengetahui buta warna pada seseorang,
tingkat buta warna pada seseorang, karena selama ini tes Ishihara karena selama ini tes
belum dapat memberikan diagnosa yang jelas mengenai tingkatan buta Ishihara belum dapat
warna. memberikan diagnosa yang
jelas mengenai tingkatan
buta warna.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden, diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian warna berdasarkan nilai hue, intensity, dan saturation (HIS) dapat digunakan untuk
memodifikasi warna citra uji buta warna (citra Ishihara) dengan cara menggeser nilainilai HIS citra
tersebut secara proporsional sesuai dengan tingkat buta warna seseorang.
2. Penelitian ini telah berhasil melakukan simulasi terhadap penderita buta warna sesuai dengan
klasifikasinya secara medis

Tabel 5. Penelitian model pendiagnosa kebutaan warna dengan menggunakan


metode ishihara
No table of figures entries found.

Judul
Tahun

Metode/Algoritma

Hari Murti, S.Kom, M.Cs

Rina Candra Noor Santi, S.Pd, M.Kom

MODEL PENDIAGNOSA KEBUTAAN WARNA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE ISHIHARA

2012

Isihara

Latar Belakang Masalah

Tujuan

Dengan berkembangnya teknologi komputer baik perangkat keras maupun


perangkat lunak, komputer dapat menyelesaikan berbagai bidang masalah
manusia dengan mudah, akurat, dan cepat. Salah satu bentuk perkembangan
teknologi komputer adalah perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
Teknologi ini memiliki kecerdasan khusus yang dapat memecahkan masalah yang
membutuhkan kecerdasan komputer, seperti yang dapat dilakukan oleh para
profesional. Jika sistem didasarkan pada kecerdasan buatan. Bagian dari sistem
kecerdasan buatan adalah sistem pakar di bidang medis. Banyak sistem pakar di
bidang kedokteran telah berhasil dibuat dan digunakan, yang kesemuanya
memiliki keunggulan yang besar, terutama dalam mendukung proses kognitif.

Model Diagnosis buta warna atau deteksi penyakit menggunakan metode


Ishihara. Demikian pula, membutuhkan sistem pakar untuk alat penilaian buta
warna. Alat ini dapat digunakan untuk menemani atau menggantikan alat evaluasi
yang digunakan oleh dokter spesialis mata (biasanya dokter spesialis mata).

Tujuan dari penelitian ini yaitu membantu pemeriksaan gangguan penglihatan,


dapat juga menjadi pengganti seorang pakar dalam menjalankan tugas
Kesimpulan

Desain model dapat digunakan sebagai alat tes cek buta warna, karena rancangan
sistem pakar buta warna memberikan hasil tes yang sama dengan hasil tes manual
menggunakan buku/alat tes Ishihara. Analisis dan Desain Saat melakukan tes
gangguan penglihatan, sistem pakar buta warna dapat digunakan atas nama
profesional untuk mendukung aktivitas profesional bahkan jika spesialis tidak
dapat melakukan tugas tes. Itu digantikan oleh orang lain. Saat menganalisis buta
warna, disediakan fitur pembaruan basis pengetahuan sehinggadapat terus
menambah pengetahuan dan menambahkan kuesioner baru yang mencerminkan
perbaikan dalam yang baru
Alat tes buta warna Ishihara

3. Landasan Teori

4. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ishihara.
Metode ishihara merupakan suatu metode yang paling banyak digunakan dalam
melakukan tes buta warna, metode ini pertama kali dikembangkan oleh
Dr.Shinobu Ishihara pada tahun 1917 di Jepang. Proses tes buta warna dalam
metode ini dilakukan dengan sebuah lembaran pseudoisokromatik (plate) yang
didalamnya terdapat titik-titik berwarna yang memiliki ukuran yang berbeda-beda
dan membentuk sebuah lingkaran, yang pada penglihatan orang normal akan
berbeda dengan ada beberapa warna yang membentuk pola angka atau garis,
tetapi bagi orang yang mengalami buta warna perpaduan warna-warna tersebut
akan terlihat sama tanpa adanya perbedaan. Tes buta warna ini umumnya
menggunakan lembar-lembar pseudoisokromatik (plate) yang diperlihatkan, tetapi
dengan perkembangan teknologi saat ini tes buta warna dapat dilakukan melalui
komputer atau smartphone sebagai pengganti lembar-lembar pseudoisokromatik
(plate).
5. Pembahasan

6. Kesimpulan & Saran


Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini adalah salah satu rancangan model yang dapat
digunakan untuk tes pemeriksaan kelainan pada mata dalam menentukan sebuah
warna yang pasti. Penentuan tingkat buta warna dengan metode ishihara dinilai
dapat menjadi sebuah alat atau tools dengan tingkat akurasi yang tinggi dengan
presentase 90%.

Saran
Perlu adanya perkembangan teknologi yang dapat menerapkan metode
pengujian buta warna ini dengan basis android, windows, ataupun sistem operasi
lain yang mampu memudahkan serta memaksimalkan kemampuan pengujian yang
ada dengan teknologi yang berkembang.

REFERENSI
[1] A. Octaviano and A. Umbari, “Penerapan Metode Ishihara untuk Mendeteksi
Buta Warna Sejak Dini Berbasis Android,” J. Inform. Univ. Pamulang, vol. 2, no. 1,
p. 42, 2017.

[2] R. Widianingsih, A. Harsa Kridalaksana, and A. Rofiq Hakim, “Aplikasi Tes Buta
Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer,” J. Inform. Mulawarman,
vol. 5, no. 1, pp. 36–41, 2010.

[3] R. Estrada and E. A. Sarwoko, “Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara
dan Farnsworth Munsell D-15 ( Studi Kasus : Puskesmas Rowosari ),” J. Masy.
Inform., vol. 10, no. 1, pp. 11–19, 2019.

[4] F. N. Efrianty, H. Harsiti, and M. T. Nurhadiyan, “Implementasi Metode Ishihara


pada Tes Buta Warna (Colour Deficiency) di Klinik Amanda-Anyer,” JSiI (Jurnal
Sist. Informasi), vol. 5, no. 2, pp. 64–69, 2018.

[5] S. Agusta, T. Mulia, and M. Sidik, “Instrumen Pengujian Buta Warna Otomatis,” J.
Ilm. Elit. Elektro, vol. 3, no. 1, pp. 15–22, 2012.

[6] N. Hamid, “Penentuan Tingkat Buta Warna Dengan Metode Segmentasi Ruang
Warna Fuzzy Dan Rule-Based Forward Chaining Pada Citra Ishihara,” Youngster
Phys. J., vol. 4, no. 2, pp. 211–218, 2015.

[7] R. Kurnia, “Penentuan Tingkat Buta Warna Berbasis His Dengan Banyak Warna
Pada Citra Isihara,” Semin. Nas. Apl. Teknol. Inf. 2009 (SNATI 2009), vol. IV, no. 1,
pp. 54–77, 2009.

[8] A. Syaifudin, Y. Retno WU, and T. Susyanto, “Penentuan Tingkat Buta Warna Pada
Citra Ishihara Berbasis HSV Dan Algoritma Color Filtering,” J. Ilm. SINUS, vol. 18,
no. 2, p. 55, 2020.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji Syukur Kelompok kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia, sehingga penulisan laporan akhir ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Kelompok kami menyadari bahwa tanpa adanya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehinga dengan itu kami sekelompok
ingin mengucapkan terima kasih dengan ketulusan dan kerendahan hati kepada :

1. Junaidy Budi Sanger, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pada mata kuliah ini
yang telah memberikan pengetahuan, masukan, pengalaman, dan
bimbingan untuk dapat menyelesaikan mata kuliah sehingga kelompok
kami dapat menyusun laporan akhir sampai dengan selesai. Diucapkan
banyak terima kasih dari kelompok kami.
2. Teman – Teman kelompok lain yang sudah mau saling menukar
pengatahuan dan pengalaman diucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai