LAPORAN AKHIR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................3
DAFTAR TABEL............................................................................................................3
Tabel 1. Penelitian penentuan tingkat buta warna pada citra isihara berbasis hsv dan
algoritma color filtering.....................................................................................................5
3
Tabel 2. Penelitian penerapan metode ishihara untuk mendeteksi buta warna sejak dini
berbasis android................................................................................................................7
3
Tabel 3. Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna fuzzy
dan rule-based forward chaining pada citra ishihara.........................................................9
3
Tabel 4. Penelitain tingkat buta warna berbasis hi pada citra ishihara 11......................3
Tabel 5. Penelitian model pendiagnosa kebutaan warna dengan menggunakan metode
ishihara............................................................................................................................13
3
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
1. Pendahuluan.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Proyek Membangun aplikasi yang dimana dapat mendeteksi tingkat
Buta Warna dari seseorang............................................................................................4
1.4. Manfaat Proyek..................................................................................................4
1.5. Ruang lingkup dan Batasan Proyek....................................................................5
3. Landasan Teori......................................................................................................14
4. Metode.....................................................................................................................14
5. Pembahasan............................................................................................................15
6. Kesimpulan.............................................................................................................15
7. Saran.......................................................................................................................15
REFERENSI...................................................................................................................15
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian penentuan tingkat buta warna pada citra isihara berbasis hsv
dan algoritma color filtering....................................................................................5
Tabel 2. Penelitian penerapan metode ishihara untuk mendeteksi buta warna sejak
dini berbasis android................................................................................................7
Tabel 3. Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna
fuzzy dan rule-based forward chaining pada citra ishihara......................................9
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat yang
telah diberikan kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan akhir yang berujudul “Penerapan Pengolahan Citra Terhadap Tingkat
Buta Warna” ini dengan baik,
Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi mahiswa untuk menyelesaikan mata
kuliah Pengelohan Citra, Melalui laporan ini kelompok kami mendapatkan
kesempatan besar dalam memperdalam ilmu pengetahuan dalam mata kuliah ini,
namun pada penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dan
diharapkan pembaca dapat mengambil nilai untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Buta Warna merupakan suatu kekurangan beberapa orang yang
dimana memiliki kekurangan dalam melihat warna yang di lihat dengan
mata orang normal, yang dimana penderita akan merasa kesulitan dalam
melihat warna merah, hijau, biru atau campuran dari warna merah, hijau
dan biru. Dalam kasus seorang yang memiliki kekurangan ini dapat
disebabkan oleh kelainan sejak lahir atau akibat dari penggunaan obat-
obatan yang berlebihan.
Pada jaman yang serba modern ini biasanya ketika kita mengikuti
sebuah tes, entah tes masuk kuliah atau tes yang lainnya biasanya akan
mewajibkan untuk dapat melampirkan hasil tes buta warna. Tes buta
warna merupakan suatu tes yang digunakan untuk dapat mengetahui
apakah peserta mengalami buta warna atau tidak. Maka dari itu
dibutuhkan sebuah aplikasi yang dimana kita dapat mengetahui apakah
kita menderita buta warna atau tidak. Biasanya untuk mengikuti tes buta
warna kita harus pergi ke Rumah Sakit, untuk dapat mengikuti tes
tersebut kita akan di perlihatkan sebuah plate ishihara dimana setelah
kita diperlihatkan maka petugas akan menyuruh untuk dapat melihat
angka yang ada di ishihara kemudian akan di catat di formulir tes. Hasil
tes dapat dilihat setelah selesai melakukan tes.
2. Penelitian Terkait
Tabel 1. Penelitian penentuan tingkat buta warna pada citra isihara berbasis hsv
dan algoritma color filtering
beberapa tipe buta warna dari buta warna monokrom atau buta membuat aplikasi penerapan
warna penuh yaitu hanya dapat membedakan 3 intensitas warna metode Color Filtering
(hitam, putih, dan abuabu), Protanamali yang merupakan untuk membedakan
kelemahan warna merah yaitu kelemahan pada sel kerucut untuk penderita buta warna dan
merefleksikan warna merah. Deuteranomali yang merupakan mata normal
kelemahan warna hijau yaitu kelemahan pada sel kerucut untuk
merefleksikan warna hijau. Tritanomali yang merupakan
kelemahan warna biru yaitu kelemahan ada sel kerucut untuk
merefleksikan warna biru (Prabawati, 2015). Dari empat jenis
buta warna dasar ini dapat disimpulkan bahwa sebuah tes yang
dapat menentukan buta warna atau tidaknya seorang dapat
menjadi acuan untuk melewati seleksi penerimaan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian telah diujicoba pada aplikasi pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan algoritma Color Filtering pada citra Ishihara berbasis HSV dapat memperoleh hasil
yang sangat relevan untuk mendeteksi tingkat buta warna seseorang
Tabel 2. Penelitian penerapan metode ishihara untuk mendeteksi buta warna sejak
dini berbasis android
PENERAPAN METODE
Penderita buta warna atau lebih dikenal dengan buta warna. Tujuan dari penelitian ini
Buta warna adalah suatu kondisi di mana Anda tidak dapat adalah untuk
membedakan warna tertentu yang dapat Anda bedakan dari mengembangkan aplikasi tes
orang lain dengan mata normal Anda. Penderita buta warna buta warna yang
biasanya masih bisa melihat warna. Buta warna merupakan mengimplementasikan
kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tua metode Ishihara dengan
kepada anak. menggunakan teknologi
Tingkat mobilitas dan kesibukan saat ini membutuhkan forward chaining. Jenis-jenis
kesadaran dan pengetahuan yang rendah tentang buta warna dan buta warna yang dapat
tes buta warna di usia muda. Buta warna lebih banyak terjadi diidentifikasi pada aplikasi
pada pria dibandingkan pada wanita, dengan perbandingan 20:1. ini adalah buta warna
Buta warna mempengaruhi 13% dari populasi. Saat ini di normal, buta warna
Eropa, sekitar 812% pria dan 0,51% wanita menderita buta sebagian, dan buta warna
warna. Studi lain menemukan bahwa 1 dari 12 pria mengalami lengkap. Aplikasi ini
buta warna. Saat ini, hanya 1 dari 200 wanita yang menderita berbasis Android yang
buta warna [4]. Dokter mata menggunakan laporan tes yang menggunakan bahasa
disebut tes buta warna Ishihara. Lembar pemeriksaan ini terdiri pemrograman Java dan
dari piring atau kertas dengan titik-titik warna dan ukuran yang XML, serta menggunakan
berbeda. Titik-titik membentuk lingkaran, dan warna titik-titik metode kecerdasan buatan,
dirancang agar orang dengan gangguan penglihatan warna tidak dilanjutkan dengan
melihat perbedaan warna seperti orang normal. Laporan uji buta pengujian sistem
warna menggunakan metode black-
Ishihara, termasuk hasil cetakan gambar buta warna semu, akan
berubah warna karena penuaan, menjadi lebih terang atau kusam box dan white-box.
jika masa penyimpanan terlalu lama, yang akan mempengaruhi
keakuratan hasil pengujian.
Kesimpulan
Dari aplikasi ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi tes buta warna Ishihara dapat dengan mudah
melakukan tes buta warna untuk mendeteksi buta warna pada mata menggunakan hasil diagnosa
langsung dari smartphone Android.
Tabel 3. Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna
fuzzy dan rule-based forward chaining pada citra ishihara
PENENTUAN TINGKAT
BUTA WARNA
DENGAN METODE
Pada penelitian ini menggunakan pemrograman pengolah citra Tujuan dari Penelitian ini
digital untuk menentukan jenis buta warna dengan perintah adalah penentuan tingkat
segmentasi warna yang ada di pemrograman pengolah citra akan buta warna dengan
mampu memisahkan pola yang membentuk objek pada citra menggunakan metode
ishihara dengan objek yang bertindak sebagai latar. Hal ini segmentasi ruang warna
dilakukan untuk menghasilkan pengujian buta warna secara fuzzy dan rule-based
forward chaining pada citra
kuantitatif serta tidak lagi membutuhkan media buku, koin ishihara. Dari hasil
warna maupun ruangan khusus. Selain itu media juga dapat penelitian ini diharapkan
tersimpan secara komputer, sehingga lebih aman dan efisien. mendapat tingkat buta warna
seseorang secara kuantitatif
Kesimpulan
Penentuan tingkat buta warna dengan metode segmentasi ruang warna fuzzy dan rule-based forward
chaining pada citra Ishiharaberhasil dilakukan dengan validasi total (pengujian pasien dengan mata
normal normal dan defisiensi warna) sebesar 97,8 %, sedangkan untuk validasi pengujian pada pasien
yang diidentifikasi adanya defisiensi warna sebesar 85,7 %
PENENTUAN TINGKAT
BUTA WARNA
Pada penelitian ini penulis mencoba membuat simulasi penentuan Tujuan dalam Penelitian ini
agar dapat mengetahui
Penghitungan nilai hue,
intensity, dan saturation dari
tingkat buta warna dengan menghitung sebaran nilai hue, intensity,
citra Ishihara ini dilakukan
dan saturation untuk tiap-tiap citra uji. Citra uji yang digunakan dalam
untuk mengetahui tingkat
penelitian ini adalah citra Ishihara. Penghitungan nilai hue, intensity,
dan saturation dari citra Ishihara ini dilakukan untuk mengetahui buta warna pada seseorang,
tingkat buta warna pada seseorang, karena selama ini tes Ishihara karena selama ini tes
belum dapat memberikan diagnosa yang jelas mengenai tingkatan buta Ishihara belum dapat
warna. memberikan diagnosa yang
jelas mengenai tingkatan
buta warna.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden, diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian warna berdasarkan nilai hue, intensity, dan saturation (HIS) dapat digunakan untuk
memodifikasi warna citra uji buta warna (citra Ishihara) dengan cara menggeser nilainilai HIS citra
tersebut secara proporsional sesuai dengan tingkat buta warna seseorang.
2. Penelitian ini telah berhasil melakukan simulasi terhadap penderita buta warna sesuai dengan
klasifikasinya secara medis
Judul
Tahun
Metode/Algoritma
2012
Isihara
Tujuan
Desain model dapat digunakan sebagai alat tes cek buta warna, karena rancangan
sistem pakar buta warna memberikan hasil tes yang sama dengan hasil tes manual
menggunakan buku/alat tes Ishihara. Analisis dan Desain Saat melakukan tes
gangguan penglihatan, sistem pakar buta warna dapat digunakan atas nama
profesional untuk mendukung aktivitas profesional bahkan jika spesialis tidak
dapat melakukan tugas tes. Itu digantikan oleh orang lain. Saat menganalisis buta
warna, disediakan fitur pembaruan basis pengetahuan sehinggadapat terus
menambah pengetahuan dan menambahkan kuesioner baru yang mencerminkan
perbaikan dalam yang baru
Alat tes buta warna Ishihara
3. Landasan Teori
4. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ishihara.
Metode ishihara merupakan suatu metode yang paling banyak digunakan dalam
melakukan tes buta warna, metode ini pertama kali dikembangkan oleh
Dr.Shinobu Ishihara pada tahun 1917 di Jepang. Proses tes buta warna dalam
metode ini dilakukan dengan sebuah lembaran pseudoisokromatik (plate) yang
didalamnya terdapat titik-titik berwarna yang memiliki ukuran yang berbeda-beda
dan membentuk sebuah lingkaran, yang pada penglihatan orang normal akan
berbeda dengan ada beberapa warna yang membentuk pola angka atau garis,
tetapi bagi orang yang mengalami buta warna perpaduan warna-warna tersebut
akan terlihat sama tanpa adanya perbedaan. Tes buta warna ini umumnya
menggunakan lembar-lembar pseudoisokromatik (plate) yang diperlihatkan, tetapi
dengan perkembangan teknologi saat ini tes buta warna dapat dilakukan melalui
komputer atau smartphone sebagai pengganti lembar-lembar pseudoisokromatik
(plate).
5. Pembahasan
Saran
Perlu adanya perkembangan teknologi yang dapat menerapkan metode
pengujian buta warna ini dengan basis android, windows, ataupun sistem operasi
lain yang mampu memudahkan serta memaksimalkan kemampuan pengujian yang
ada dengan teknologi yang berkembang.
REFERENSI
[1] A. Octaviano and A. Umbari, “Penerapan Metode Ishihara untuk Mendeteksi
Buta Warna Sejak Dini Berbasis Android,” J. Inform. Univ. Pamulang, vol. 2, no. 1,
p. 42, 2017.
[2] R. Widianingsih, A. Harsa Kridalaksana, and A. Rofiq Hakim, “Aplikasi Tes Buta
Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer,” J. Inform. Mulawarman,
vol. 5, no. 1, pp. 36–41, 2010.
[3] R. Estrada and E. A. Sarwoko, “Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara
dan Farnsworth Munsell D-15 ( Studi Kasus : Puskesmas Rowosari ),” J. Masy.
Inform., vol. 10, no. 1, pp. 11–19, 2019.
[5] S. Agusta, T. Mulia, and M. Sidik, “Instrumen Pengujian Buta Warna Otomatis,” J.
Ilm. Elit. Elektro, vol. 3, no. 1, pp. 15–22, 2012.
[6] N. Hamid, “Penentuan Tingkat Buta Warna Dengan Metode Segmentasi Ruang
Warna Fuzzy Dan Rule-Based Forward Chaining Pada Citra Ishihara,” Youngster
Phys. J., vol. 4, no. 2, pp. 211–218, 2015.
[7] R. Kurnia, “Penentuan Tingkat Buta Warna Berbasis His Dengan Banyak Warna
Pada Citra Isihara,” Semin. Nas. Apl. Teknol. Inf. 2009 (SNATI 2009), vol. IV, no. 1,
pp. 54–77, 2009.
[8] A. Syaifudin, Y. Retno WU, and T. Susyanto, “Penentuan Tingkat Buta Warna Pada
Citra Ishihara Berbasis HSV Dan Algoritma Color Filtering,” J. Ilm. SINUS, vol. 18,
no. 2, p. 55, 2020.
1. Junaidy Budi Sanger, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pada mata kuliah ini
yang telah memberikan pengetahuan, masukan, pengalaman, dan
bimbingan untuk dapat menyelesaikan mata kuliah sehingga kelompok
kami dapat menyusun laporan akhir sampai dengan selesai. Diucapkan
banyak terima kasih dari kelompok kami.
2. Teman – Teman kelompok lain yang sudah mau saling menukar
pengatahuan dan pengalaman diucapkan terima kasih.