Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang elektronika terutama
dalam bidang mikrokontroler, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan
menambah kenyamanan manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Salah satunya
adalah di bidang kesehatan yang saat ini sudah maju sangat pesat.

Kemajuan tersebut diharapkan dapat membantu pekerjaan seorang dokter


untuk memantau kondisi pasiennya. Salah satunya adalah dalam
menangani pasien yang menderita buta warna. Bagi orang awam, Buta warna
itu sendiri adalah suatu kondisi dimana penderitanya hanya memiliki satu pigmen
kerucut saja atau yang disebut dengan istilah monokromat rod atau batang.
Penglihatan pasien penderita buta warna tidak seperti penglihatan mata normal
pada umumnya, buta warna sendiri terbagi dua Dikromat dan Manokromat.
Seorang penderita buta warna Dikromat tidak dapat membedakan warna biru,
m e r a h , d a n h i j a u . Sedangkan penderita buta warna monokromat hanya dapat
membedakan warna hitam dan putih. Biasanya, dokter akan melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan kartu berwarna.

Perkembangan serta kemajuan di bidang elektronika terutama dalam


bidang kesehatan berkembang sangat pesat, berbagai alat diciptakan untuk
mempermudah dan menambah kenyamanan manusia dalam
mencukupi kebutuhannya. Salah satunya adalah di bidang kesehatan yang saat ini
sudah maju. Kemajuan tersebut diharapkan dapat membantu pekerjaan seorang
dokter dalam memantau kondisi kesehatan pasiennya. Salah satunya adalah
dalam memeriksa pasien penderita buta warna. Alat-alat seperti kartu tes
berwana pada umumnya memang sudah sering digunakan oleh tenaga medis
untuk memeriksa pasien buta warna. Akan tetapi kartu tes berwarna tersebut
digunakan secara manual dalam penggunaannya. Dari masalah inilah

1
kemudian didapatkan gagasan untuk merancang Aplikasi pemeriksa
buta warna menggunakan delphi

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka masalah
yang akan di bahas dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana menjelaskan prinsip kerja Perancangan Aplikasi pemeriksa


buta warna menggunakan Delphi?
2. Bagaimana merancang Aplikasi pemeriksa buta warna menggunakan
Delphi?

1.3 Batasan Masalah


Agar permasalahan lebih terfokus, maka dilakukan pembatasan masalah.
Pokok permasalahan yaitu Aplikasi pemeriksa buta warna menggunakan
delphi. Indikator yang dipantau oleh seorang dokter untuk menentukan
status kondisi mata pasien apakah mengalami buta warna atau tidak

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1 Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat memahami prinsip kerja dari Perancangan Aplikasi
pemeriksa buta warna menggunakan Delphi.
2. Agar dapat merancang Perancangan Aplikasi pemeriksa buta warna
menggunakan delphi.
1.4.2 Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan sebagai panduan dalam merancang Aplikasi pemeriksa
buta warna menggunakan delphi.
2. Memberikan peluang kepada peneliti-peneliti untuk mengkaji lebih
dalam, serta mengembangkan dari hasil penelitian ini.

2
1.5 Metode Perancangan
1. Studi Literatur (Literature Study)
Yaitu studi yang dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan serta
landasan teori dari berbagai buku, referensi, dan sumber lainnya yang
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Metode Konsultasi
Yaitu dengan mendiskusikan data atau sumber mengenai perancangan
alat ini dengan dosen dan orang-orang yang telah mendalami dan
menguasai hal tersebut.
3. Studi Lapangan (Field Study)
Yaitu bagaimana menjelaskan mengenai konsep perancangan yang
akan digunakan serta pengumpulan komponen-komponen yang akan
dipakai dalam pelaksanaan penelitian.
4. Perancangan Alat (Implementasi Objek)
Yaitu tahap dimana hasil rancangan yang telah diperoleh dari berbagai
sumber di implementasikan dalam wujud nyata berupa Perancangan Alat
pemeriksaan buta warna Berbasis Arduino
5. Pengujian (Testing)
Yaitu tahap dimana alat yang telah dibuat akan diuji guna mengetahui
sejauh mana Perancangan Alat pemeriksaan buta warna Berbasis Arduino
tersebut dapat berfungsi sesuai dengan konsep yang diterapkan pada alat
tersebut.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan pustaka tentang alat test buta warna yang pernah dilakukan
sebelumnya diantaranya :

Ratri Widianingsih, Awang Harsa Kridalaksana, dan Ahmad Rofiq Hakim


(2010) mengenai “Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis
Komputer”. Dalam penelitiannya menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft
Access 2007. Penelitian ini telah menghasilkan suatu Aplikasi Tes Buta Warna
dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer.

Selanjutnya Hartono dan Ricky Christian Naibaho (2013) mengenai “Sistem


Pakar Diagnosa Penyakit Buta Warna Berbasis Android”. Dari hasil penelitian ini,
peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu aplikasi Sistem Pakar
Diagnosa Buta Warna dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk mengetahui
apakah pengguna mengidap buta warna atau tidak.

Sedangkan penelitian ini adalah “Aplikasi pemeriksa buta warna


menggunakan delphi”. Yang membedakan penelitian ini adalah aplikasi tes buta
warna ini akan dibangun dengan berbasis digital dengan menggunakan Aplikasi
pemprograman delphi dan akan ditambahkan beberapa fitur print out hasil tes
pemeriksaan buta warna.

2.2. Landasan Teori

Teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini meliputi: buta
warna, pemeriksaan buta warna, tes buta warna metode Ishihara, cara pemeriksaan
Ishihara, komputer, dan perangkat analisis dan perancangan sistem.

4
2.2.1 Buta Warna
a. Pengertian Buta Warna
Buta warna adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan
warna tertentu. Pada retina manusia normal terdapat dua jenis sel yang
sensitif terhadap cahaya. Ada sel batang (rod cell) yang aktif pada cahaya
rendah, kemudian ada sel kerucut (cone cell) yang aktif pada cahaya yang
intensitasnya tinggi (terang). Sel kerucut inilah yang membuat kita dapat
melihat warna-warna dan membedakannya (Yanuarita, 2012:7).

Pada kondisi normal, sel kerucut di retina mata mempunyai spektrum


terhadap tiga warna dasar, yaitu warna merah, hijau, dan biru. Pada orang
yang mempunyai sel-sel kerucut sensitif untuk tiga jenis warna ini, maka ia
dikatakan normal. Pada orang tertentu, mungkin hanya ada dua atau
bahkan satu atau tidak ada sel kerucut yang sensitif terhadap warna-warna
tersebut. Pada kasus ini disebut dengan buta warna. Jadi buta warna
biasanya menyangkut warna merah, biru, atau hijau. Orang tersebut
biasanya tidak buta semua warna melainkan warna-warna tertentu saja.
Meskipun demikian ada juga orang yang sama sekali tidak bisa mellihat
warna, entah hanya tampak sebagai hitam, putih, atau abu-abu saja (kasus
seperti ini sangat jarang terjadi).

b. Faktor-faktor Penyebab Buta Warna

Buta warna dapat terjadi karena faktor keturunan, atau karena memang
mengalami kelainan pada retina, sraf-sarat optik, dan mungkin ada
gangguan pada otak. Sifat penurunannya bersifat X linked recessive. Ini
berarti, diturunkan melalui kromosom X. Pada laki-laki terdapat satu
kromosom X, maka jika terjadi kelainan pada satu kromosom X ini dapat
mengakibatkan buta warna. Sebaliknya pada perempuan, yang hanya
mendapatkan sebuah gen resesif buta warna baik dari ayah atau ibunya
saja tidak mengalami gejala buta warna. Buta warna pada perempuan
terjadi jika gen resesif tersebut berada dalam keadaan homozigot, artinya

5
mendapatkan warisan dari ayah dan ibunya sekaligus. Hal ini menjelaskan
bahwa buta warna hampir selalu ditemukan pada laki-laki, sedangkan
perempuan berfungsi sebagai karier (pembawa sifat, tapi tidak terkena).
Dengan kata lain, kromosom Y tidak membawa faktor buta warna.

Persepsi yang salah pada masyarakat mengenai buta warna adalah,


bahwa buta warna sama sekali tidak bisa melihat warna, yang ada hanyalah
warna hitam putih. Persepsi ini tidak benar karena tipe buta warna yang
hanya dapat melihat warna hitam dan putih adalah satu tipe dari buta
warna, masih ada tipe penyakit buta warna lainnya. Seperti penyakit buta
warna yang hanya dapat melihat varian warna dari percampuran merah dan
kuning saja (dichromatic), ada yang tidak dapat membedakan warna ketika
banyak warna dicampurkan, ada yang tidak dapat membedakan gradasi
warna. Dampak buruk dari penyakit buta warna ini kebanyakan dirasakan
saat melamar kerja, masuk ke suatu program studi yang memang intensif
dengan warna seperti bidang kimia, teknik, angkatan bersenjata, dokter,
maupun arsitektur.

c. Terjadinya Buta Warna


Menurut Yanuarita (2012:8) pada bagian tengah retina, terdapat
photoreceptor atau cone (seperti kantung) yang memungkinkan kita untuk
bisa membedakan warna. Photoreceptor ini terdiri dari tiga pigmen warna
yaitu merah, hijau, dan biru. Gangguan persepsi terhadap warna terjadi
apabila satu atau lebih dari pigmen tersebut tidak ada atau sangat kurang.

Tanda seseorang mengalami buta warna tergantung pada beberapa


faktor; apakah kondisinya disebabkan faktor genetik, penyakit, dan tingkat
buta warna; sebagian atau total. Gejala umumnya adalah kesulitan
membedakan warna merah atau hijau. Kasus yang paling sering terjadi
adalah kesulitan membedakan warna biru dan hijau, namun kondisi ini
jarang ditemukan. Gejala untuk kasus yang lebih serius berupa objek

6
terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu. Kondisi ini sangat jarang
ditemukan, dan penglihatan berkurang.

d. Klasifikasi Buta Warna

Wijana dalam Nugroho (2013:25) mengatakan bahwa klasifikasi buta


warna yaitu:

(1) Trikromasi
Buta warna jenis trikromasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu
jenis atau lebih kerucut, yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitifitas
warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna ini yang
sering dialami oleh kebanyakan orang. Ada tiga macam trikromasi, yaitu :
- Protanomali, penderita akan sulit mengenal warna merah
- Deutromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
- Trinomali, kondisi dimana warna biru sulit dikenali penderita
(2) Dikromasi
Dikromasi adalah keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada.
Ada tiga klasifikasi turunan :
- Protanopia (buta warna merah), sel kerucut warna merah tidak ada,
sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang. Pada
penderita ini warna merah sering dibingungkan dengan warna abu-abu,
oranye, dan kuning.
- Deuteranopia (buta warna hijau), retina tidak memiliki sel kerucut yang
peka terhadap warna hijau, sehingga pada penderita ini warna hijau akan
terlihat abu-abu, serta warna merah, oranye, kuning akan
membingungkan.
- Tritanopia (buta warna biru), sel kerucut warna biru tidak ditemukan,
maka penderita ini warna kuning akan membingungkan dengan warna
putih dan tidak dapat melihat warna kuning-biru.
(3) Monokromasi

7
Monokromasi adalah kondisi retina mata yang mengalami kerusakan total
dalam merespon warna. Monokromasi ditandai dengan hilangnya atau
berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih
dan hitam yang mampu diterima retina. Jenis buta warna ini prevalensinya
sangat jarang.
e. Masalah yang Timbul bagi Penderita Buta Warna

Menurut Zenny (2012:25) menyatakan masalah yang timbul bagi penderita


buta warna adalah:

(1) Penderita buta warna akan kecewa saat pertama kali mengetahui dirinya
buta warna, sebab dia akan tahu bahwa dia tidak dapat mengenali warna
seperti orang yang memiliki mata normal.

(2) Bila penderita buta warna sekolah, kuliah, atau dipekerjaaan maka akan
menemui kesulitan untuk membaca grafik dan tabel berwarna.

(3) Lebih-lebih lagi dibidang pekerjaan. Dia tidak akan bisa menjadi polisi,
pemadam kebakaran, sopir bus, atau pilot. Bahkan, seseorang akan kecewa
tidak dapat menjadi dokter mata

(4) Penderita buta warna total akan mengalami kesulitan melihat siaran
televisi yang menyiarkan ramalan cuaca. Kode dan tanda-tanda pada peta
ramalan cuaca yang disiarkan pasti tidak dapat mereka lihat.

(5) Sedangkan mengenai lampu lalu lintas bagi pengemudi yang menderita
buta warna pada awalnya akan mengalami kesulitan. Tapi lama kelamaan
akan dapat menyesuaikan diri karena kebiasaan sehingga mereka
mengetahui bahwa letak warna merah ada di atas, kuning di tengah, dan
hijau di bawah. Masalahnya timbul, jika mereka pergi ke negara lain,
dimana lampu lalu lintasnya dibuat bukan vertikal akan tetapi horizontal,
maka akan sulit bagi mereka untuk mengetahui mana warna merah, kuning,
dan hijau.

8
(6) Khusus bagi anak-anak taman kanak-kanak atau sekolah dasar yang
ingin atau diberi tugas mewarnai gambar lautan menggunakan krayon, maka
mereka akan kesulitan untuk membedakan atau mengambil krayon warna
biru atau pink.

(7) Persoalan paling berat jika penderita buta warna melakukan praktikum di
laboratorium akan mengalami kesulitan karena:
1. Mengalami kesulitan mengetahui reaksi kimia
2. Kesulitan mengetahui, apakah kertas lakmus sudah berubah menjadi
merah setelah dimasukkan ke suatu cairan
3. Demikian juga halnya pada saat melakukan tes PH dimana penderita buta
warna harus mengetahui apakah warnanya sudah berubah apa belum,
padahal warna tersebut berubah secara halus.

2.2.2 Metode Ishihara

Metode Ishihara Menurut Guyton (1997) Metode ishihara yaitu metode yang
dapat dipakai untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna
didasarkan pada penggunaan kartu bertitik-titik, seperti gambar 1. Kartu ini
disusun dengan menyatukan titik-titik yang mempunyai bermacam-macam warna.

Gambar 2.2.1 Contoh Plate Metode Ishihara

9
Pada gambar 1. orang normal akan melihat angka “74”, sedangkan penderita
buta warna merah-hijau akan melihat angka “21”.
Tes Buta Warna Ishihara Metode Ishihara ini di kembangkan menjadi Tes
Buta Warna Ishihara oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasi
pada tahun 1917 di Jepang dan terus digunakan di seluruh dunia, sampai
sekarang. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat
titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun
sehingga membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga
orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang
normal (pseudo-isochromaticism). Tabel 1 menunjukan contoh kartu tes buta
warna dengan metode ishihara. Dalam tes buta warna ishihara ini digunakan 38
plate atau lembar gambar. Di mana gambar-gambar tersebut memiliki urutan 1
sampai 38.

a. Tahapan Dalam Pemeriksaan Tes Buta Warna


Tahapan dalam pemeriksaan buta warna dengan metode ishihara, yaitu :
1. Menggunakan buku Ishihara 38 plate.
2. Yang perlu diperhatikan :
1) Ruangan pemeriksaan harus cukup pencahayaannya
2) Lama pengamatan untuk membaca angka masing-masing lembar
maksimum 10 detik.
3. Pada tes pembacaan buku Ishihara dapat disimpulkan :
1) Normal
2) Buta warna Parsial
a. Bila plate no. 1 sampai dengan no 17. hanya terbaca 13 plate atau
kurang.
b. Bila terbaca angka-angka pada plate no. 18, 19, 20 dan 21 lebih
mudah atau lebih jelas dibandingkan dengan plate no. 14, 10, 13, dan
17.
c. Bila ragu-ragu kemungkinan buta warna parsial dapat dites dengan:

10
a) Membaca angka-angka pada plate no. 22, 23, 24, dan 25. Pada
orang normal, akan terbaca dengan benar angka-angka pada
plate-plate tersebut diatas secara lengkap (dua rangkap). Pada
penderita buta warna parsial hanya terbaca satu angka pada tiap-
tiap plate tersebut diatas.

b) Menunjuk arah alur pada plate no. 26, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 35,
36, 37, dan 38. Untuk orang normal bisa menunjuk alur secara
benar sedangkan untuk buta warna parsial dapat menunjukkan
adanya alur dari satu sisi yang lainnya.

3) Buta warna total Pada plate no. 28 dan 29, untuk orang normal, tidak
bisa menunjukkan adanya alur, sedangkan untuk penderita buta warna
parsial dapat menunjukkan adanya alur dari satu sisi ke sisi yang
lainnya.

b. Pengambilan Keputusan Tes Buta Warna.

Tabel 2.2.2.1 Pengambilan Keputusan Tes Buta Warna

2.2.3 Aplikasi Delphi


2.2.3.1 Pengertian Delphi.
Delphi adalah sebuah IDE Compiler untuk bahasa pemrograman Pascal
dan lingkungan pengembangan perangkat lunak yang digunakan untk merancang
suatu aplikasi program.

11
IDE (Integrated Development Environment) adalah program komputer
yang memiliki beberapa fasilitas yang diperlukan dalam pembangunan perangkat
lunak. Tujuan dari IDE adalah untuk menyediakan semua utilitas yang diperlukan
dalam membangun perangkat lunak.

Kompilator (Inggris: compiler) adalah sebuah program komputer yang


berguna untuk menerjemahkan program komputer yang ditulis dalam bahasa
pemrograman tertentu menjadi program yang ditulis dalam bahasa pemrograman
lain.

Pascal adalah bahasa pemrograman yang pertama kali di buat oleh


Profesor Niklaus Wirth, bahasa Pascal ini sebagai alat bantu untuk mengajarkan
konsep pemrograman komputer.

2.2.3.2. Sejarah Borland Delphi

 Delphi versi 1 (berjalan pada windows 3.1 atau windows 16 bit)


 Delphi versi 2 (Berjalan pada windows 95 atau delphi 32 bit)
 Delphi versi 3 (berjalan pada windows 95 keatas dengan tambahan fitur
internet atua web)
 Perkembangan selanjutnya diikuti dengan Delphi versi 4, 5 dan 6.
 Versi terkini dari delphi adalahversi 7 dengan tambahan vitur .net dengan
tambahan file XML

2.2.3.3. Kegunaan Delphi

 Untuk membuat aplikasi windows


 Untuk merancang aplikasi program berbasis grafis
 Untuk membuat program berbasis jaringan (client/server)
 Untuk merancang program .Net (berbasis internet)

2.2.3.4. Keunggulan Delphi.


IDE (Integrated Development Environment) atau lingkungan
pengembangan aplikasi sendiri adalah satu dari beberapa keunggulan delphi,

12
didalamnya terdapat menu – menu yang memudahkan kita untuk membuat suatu
proyek program. Proses Kompilasi cepat, pada saat aplikasi yang kita buat
dijalankan pada Delphi, maka secara otomatis akan dibaca sebagai sebuah
program, tanpa dijalankan terpisah.

Mudah digunakan, source kode delphi yang merupakan turunan dari


pascal, sehingga tidak diperlukan suatu penyesuain lagi. Bersifat multi purphase,
artinya bahasa pemograman Delphi dapat digunakan untuk mengembangkan
berbagai keperluan pengembangan aplikasi.

Adapun sejumlah kelebihan Embarcadero Delphi lainnya, antara lain


meliputi:

 Dapat mengkompilasi menjadi single executable (aplikasi portable),


memudahkan distribusi dan meminimalisir masalah yang terkait
dengan versioning
 Banyaknya dukungan dari pihak ketiga terhadap VCL (biasanya tersedia
berikut source codenya) ataupun tools pendukung lainnya
(dokumentasi, tool debugging)
 Optimasi kompiler yang cukup cepat
 Mendukung multiple platform dari source code yang sama
 Untuk yang dikelola oleh embarcadero, delphi dapat dijalankan pada
multiflatform yaitu windows, linux, android, IOS.

Ada kelebihan sudah pasti ada kekurangan. Kekurangan dari Delphi


antara lain:

 Partial single vendor lock-in (Borland dapat menetapkan standar bahasa,

kompatibilitas yang harus mengikutinya)

 Akses pada platform dan library pihak ketiga membutuhkan file-file header

yang diterjemahkan ke dalam bahasa pascal

 Dokumentasi atas platform dan teknik-teknik yang menyertainya sulit

ditemukan dalam bahasa pascal (contoh akses COM dan Win32)

13
2.2.3.5. Langkah – langkah mengaktifkan Delphi 7.

 Klik start.

 pilih All Programs.

 pilih Borland Delphi.

 pilih dan klik Delphi 7.

Gambar 2.2.3.5.1. Tampilan Cara Mengaktifkan Delphi 7

 Jendela Utama Delphi.

Gambar 2.2.3.5.2 Tampilan Utama Delphi

14
2.2.3.6. Menyimpan Form
Pada Delphi ada 3 buah file utama (*.dpr, *.pas, *.dfm)
1. *.dpradalah file proyek yang dibuat berisi program kecil untuk :
 Mendefinisikan unit yang ada didalam file
 Menginisialisasi data
 Membangun Form
 Menjalankan Aplikasi
2. *.pas adalah Unit – unit (Pascal Code File), biasanya terdiri dari satu atau
banyak file.
3. *.dfm adalah file definisi Form (Special Pscudo Code File)

Pilih submenu SAVE ALL. Karena kita kadang lupa apakah file unit dan
project nya sudah disimpan. dan Delphi akan menanyakan nama file source code
untuk unit (*.pas) dan nama file project (*.dpr).

2.2.3.7. Menjalankan Program


Jalankan program dengan menekan Tombol F9 atau pilih menu Run
kemudian Run. Apabila ada beberapa Form yang ada didalam Project maka kita
tentukan dulu form / unit yang akan kita jalankan. caranya yaitu:

Pilih menu project => Options atau tekan tombol Shift + Ctrl + F11 secara
bersamaan dan akan tampil jendela Project Option, Silahakan tentukan form mana
yang akan dijalankan.

15
BAB III

METODE PENGINSTALAN

3.1 Waktu Dan Tempat Perancangan


Adapun waktu dan tempat pemprograman alat yang berjudul “Perancangan
Aplikasi Pemeriksa Buta Warna Menggunakan Delphi” yaitu mulai tanggal 9
September 2018 hingga selesainya tugas akhir ini, bertempat di Laboratorium
Kendari Robotik, Anduonohu.

3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan


Adapun pada perancangan aplikasi pemeriksa buta warna menggunakan
delphi ini berfokus pada perancangan aplikasi yang berbasis digital maka alat dan
bahan bahan yang di butuhkan tidak terlepas dari piranti digital seperti Perangkat
Komputer (PC)/ Laptop, dan Printer
3.3 Struktur Navigasi Aplikasi

Struktur navigasi adalah struktur atau alur dari suatu program. Menentukan
struktur navigasi merupakan hal yang sebaiknya dilakukan sebelum membuat
suatu aplikasi.

Gambar 3.3.1 Struktur Navigasi Aplikasi

16
3.3.1 Penjelasan Struktur Navigasi Aplikasi

1. Form Pembuka : Lembar sambutan dan himbauan


2. Form Data Diri : Lembar pengisian data diri pasien
3. Citra 1: Indikator tes tahap 1
4. Citra 2: Indikator tes tahap 2
5. Citra 3: Indikator tes tahap 3
6. Citra 4: Indikator tes tahap 4
7. Citra 5: Indikator tes tahap 5
8. Hasil: lembar hasil pembacaan indikator tes

3.4 Penginstalan Aplikasi Delphi 7


1. Buka Borland Delphi 7 >> Jalankan/run “instal.exe”, Kemudian Pilih
Delphi 7.

Gambar 3.4.1 Tampilan Menu Borland

17
2. Klik Next >> Masukkan Serial Number. Serial Number terletak pada folder
keygen, sobat juga bisa memilih serial number pada keygen.exe.

Gambar 3.4.2. Tampilan Sambutan Dan Masukan Serial Number Borland

3. Kemuadian centang (I accept the terms in the license agreement) Next


>> Next lagi >>. Lihat gambar :

Gambar 3.4.3. Persetujuan Pengguna Dephi 7

18
4. Pilih (Typical) kemudian Next >>, hilangkan centang (Use
VisiBroker/CORBA Support) kemudian Next >>.

Gambar 3.4.4. Pemilihan Typichal Delphi

5. Untuk Windows 7 silahkan sobat centang (office XP) kemudian Next >>,
bagi sobat yang menggunakan Windows 8 sobat centang (office 97) lalu
Next >>, Kemudian hilangkan centang (Instal InterBase Client)
kemudian Next lagi >>.

Gambar 3.4.5. Pencocokan Windows dan Delphi

19
Gambar 3.4.6. Pemberitahuan Bahwa Delphi Siap Diinstal

6. Kemudian Next >>, centang (Save installation database to hard drive


(recommendad)) dan Next >>.

Gambar 3.4.7. Menentukan Lokasi Penyimpanan Instalan Delphi

20
Gambar 3.4.8. Saran Lokasi Untuk Instalan Delphi

7. Klik Install, tunggu hingga proses instalasi selesai, dan klik Finish.

Gambar 3.4.9 Instal Dephi 7

21
Gambar 3.4.10. Delphi Telah Terinstal

8. Kemudian Masuk ke folder instalasi Delphi 7 sobat. Computer >> Local


Disk (C) >> Program Files / Program Files (x86) >> Borland >> Bin.
9. Cari file DELPHI32.DRO dan ganti dengan nama DELPHI32.$$$.
kemudian enter maka muncul sebuah form, pilih OK, dan pilih Continue.
10. Selesai.

22

Anda mungkin juga menyukai