Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


MITRA KELUARGA CIBUBUR TAHUN
2016

RS. MITRA KELUARGA CIBUBUR


Jl. Alternatif Transyogi Cibubur
Telp. (021)8431 1771, Fax (021)
84311661.
Kota Bekasi

DAFTAR ISI
Halaman
Judul ........................................................................................................
........
Daftar
Isi ............................................................................................................
.............
Halaman
Pengesahan .............................................................................................
........
I. Latar
Belakang ............................................................................................
............
II. Perlengkapan

Perlindungan

Diri .................................................................................
III.Jenis-Jenis
Alat

Pelindung

Diri ................................................................................
Referensi .................................................................................................
........................
Lampiran .................................................................................................
.......................

LEMBAR PENGESAHAN
PENGESAHAN DOKUMEN MITRA KELUARGA CIBUBUR
NAMA

KETERANGAN
Pembuat
Dokumen
Authorizet
Person
Direktur Mitra
Keluarga
Cibubur

TANDA TANGAN

TANGGAL

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


MITRA KELUARGA CIBUBUR
I. Latar Belakang
Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada
tugas yang berta untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang
membahayakan. Kini resiko pekerjaan yang umum dihadapi oleh
petugas pelayanan kesehatan adalah kontak dengan darah dan tubuh
sewaktu perawatan rutin pasien. Pemaparan terhadap patogen ini
meningkatkan resiko mereka terhadap infeksi yang serius dan
kemungkinan kematian. Petugas kesehatan yang bekerja di kamar
bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada resiko pemaparan
terhadap patogen yang lebih tinggi daripada bagian-bagian lainnya
(Gershon dan Vlavov, 1992) karena resiko yang tinggi ini, panduan
dan praktik perlindungan infeksi yang lebih baik diperlukan untuk
melindungi staf yang bekerja di area ini. Lagipula anggota staf yang

tahu cara melindungi diri mereka dari pemaparan darah dan tubuh
dan secara konsisten menggunakan tindakan-tindakan ini akan
membantu melindungi pasien-pasien nya juga.
Sementara kesadaran terhadap keseriusan AIDS dan Hepatitis C
meningkat, dan bagaimana mereka dapat tertular di tempat kerja,
banyak petugas kesehatan tidak merasakan diri mereka dalam resiko.
Terlebih

lagi,

mereka

yang

beresiko

tidak

secara

teratur

menggunakan perlengkapan pelindung, seperti sarung tangan, atau


praktik-praktik lain (cuci tangan) yang disediakan untuk mereka.

II. PERLENGKAPAN PERLINDUNG DIRI


Pelindung

pembatas

sekarang

umumnya

diacu

sebagai

perlengkapan perlindungan diri, telah digunakan bertahun-tahun


lamanya

untuk

melindungi

pasien

dari

mikroorganisme

yang

terdapat pada petugas yang bekerja pada suatu tempat perawatan


kesehatan. Akhir-akhir ini, dengan timbulnya AIDS dan HCV dan
munculnya kembali tuberculosis di banyak negara, penggunaan APD
menjadi sangat penting untuk melindungi petugas.
APD seperti sarung tangan, pemeriksaan yang bersih dan tidak
steril sangat penting dalam mengurangi resiko penularan, namun
yang lainnya (seperti pakaian, topi, dan sepatu tertutup) terus
dipakai

tanpa

bukti

yang

meyakinkan

tentang

efektifitasnya

(Lareson dkk, 1995). Kenyataannya, beberapa praktik yang biasa,


seperti semua petugas di ruang operasi,bukan hanya tim bedah
saja, harus memakai masker, akan meningkatkan biaya, sedangkan
perlindungan

yang

diberikan

sangat

minimal,

kalaupun

ada,

perlindungan bagi pasien dan staf (Mitcell 1991). Demi efektifitasnya


APD

hartus

administrator
kesehatan

digunakan
rumah

harus

dengan

sakit,

menyadari

tepat.

penyedia
bukan

Sebagai

akibatnya

petugas

pelayanan

dan
hanya

keuntungan

dan

keterbatasan APD yang khusus melainkan juga peranan APD dalam


mencegah infeksi agar dapat digunakan secra efektif dan efiien.
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Peralatan pelindung
diri meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, kap, gaun,
apron, dan barang lainnya. Kelemahan penggunaan APD :
a. Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna
b. Sarung tangan tidak dipakai karena kurang nyaman
III. JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1. Alat Pelindung Kepala
Berdasarkan fungsinya dapat dibagi 3 bagian :
Topi pengaman (Safety Helmet)
Untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan bendabenda.
Topi/Tudung
Untuk melindungi kepla dari api, uap-uap korosif, debu,
kondisi iklim yang buruk.
Tutup Kepala
Untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau
mencegah lilitan rambut dari mesin.
Alat pelindung kepala ini dapat dilengkapi dengan alat
pelindung diri yang lain yaitu :
Kaca mata (Google)
Penutup muka
Penutup Telinga
Respirator, dll
2. Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga ada 2 macam yaitu:
Sumbatan telinga (Ear plug)
Sumbat telinga yang baik adalah memakai frekuensi
tertentu saja. Sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya
tidak terganggu.
Tutup Telinga (Ear Muff)
Tutup telinga jenisnya sangat beragam. Tutup telinga
mempunyai daya pelindung (attnuasi)bersekitar antara 25-

30 BD. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara


tutup telinga dengan sumbatan telinga, sehingga dapat
mempunyai daya lindung yang lebih besar.
3. Sarung Tangan
Melindungi tanggan dari bahan infeksius dan melindungi pasien
dari mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini merupakan
pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi
tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien kepasien
lainya untuk mencegah kontaminasi silang. Memakai sarung
tangan tidak menggantikan tindakan mencuci tangan atau
pemakaian antiseptik yang gigosokan pada tangan.
Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan merupakan
komponen kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan
mempertahankan suatu lingkungan bebas infeksi.
Jenis sarung tangan :
Ada tiga jenis sarung tangan :
1. Sarung tangan bedah
Dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau
pembedahan
2. Sarung tangan pemetiksaan
Dipakaiuntuk
melindungi
petugas
kesehatan
sewaktu melakkan pemeriksaan atau pekerjaan rutin
3. Sarung tangan rumah tangga
Dipakai sewaktu memproses peralatan, menangani
bahan bahan
terkontaminasi dan sewaktu
membersihkan permukaan yang terkontaminasi.

Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian sarung


tangan :
Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai,
khususnya untuk Sarung tangan bedah. Sarung
tangan yang tidak sesuai dengan ukuran tanggan
dapat mengganggu keterampilan dan mudah robek.
Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan
resiko sarung tanggan robek
Tarik sarungg tangan ke atas manset gaun (jika anda
memakainya) untuk melindungi pergelangan tangan.
Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak
mengandung lemak) untuk mencegah kulit tanggan
kering atau berkerut.
Jangan gunakan krim atau lotion berbasis minyak,
karena akan merusak sarung tangan bedah maupun
sarung tangan periksa dari latex.

Jangan
menggunakan
cairan
pelembab
yang
mengandung parfum karena dapat menyebabkan
iritasi pada kulit
Jangan menyimpan sarung tangan ditempat dengan
suhu terlalu panas atau terlalu dingin karena dapat
merusak bahan sarung tangan sehingga mengurangi
efekivitasnya sebagai pelindung.

4. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung,mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai
untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan
berbicara,batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainya memasuki hidung atau mulut
petugas kesehatan. Ketika ,elepas,asker pegangg bagian talinya
karena bagian tenggah masker merupakan bagian yang palingg
banyak
terkontaminasi.
Masker
dengan
efisiensi
tinggi
merupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan bila
penyaringgan udara dianggap penting misalnya pada perawatan
seseorang yang telah diketahui atau dicurigai menderita flu
burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi misalnya N95
melindungi dari pertikel dengan ukuran 5 mikronyang dibawa
oleh udara.
5. Alat pelindung mata
Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain
dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencanggkup
kacamata (google) plastik bening, kacamata pengaman,
pelindung wajah dan visor. Petugas kesehatan harus
menggunakan masker dan pelindung mata jika melakukan tugas
yang memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja
ke arah wajah. Ada beberapa jenis pelindung mata diantaranya :
1) Kacamata biasa (spectacle gogles)
Kacamata terutama pelindung mata dapat dengan mudah
atau tanpa pelindung samping. Kacamata dengan
pelindung samping lebih banyak memberikan perlindungan.
2) Gogles
Mirip kacamata tetapi lebih proktetif dan lebih kuat terikan
karena memakai ikat kepala. Dipakai untuk pekerjaan yang
amat membahayakan mata.
6. Alat pelindung pernafasan
Ada tiga jenis alat pelindung pernafasan :
Respirstor yang sifatnya memurnikan udara
Respirator yang mengandung bahan kimia
Topeng gas dengan kamister
Respirator dengan cartridge

Respirator dengan filter mekanik


Bentuk hampir sama dengan respirator
cartridge kimia.
Biasanya digunakan pada pencegahan debu
Respirator yang mempunyai filter mekanik dan bahan
kimia
Respirator yang dihubungkan dengan suplai udara bersih
Saluranudara bersih atau kompresor
Alat pernafasan yang menggandung udara (SCBA)
Biasanya berupa tabung gas yang berisi :
Udara yang di mampatkan
Oksigen yang di mampatkan
Oksigen yang dicairkan
Respirator dengan suplai oksigen
Biasanya berupa self breathing yang harus diperhatikan
pada respirator jenis tersebut diatas :
Pemilihan yang tepat sesuai dengan jenis bahaya
Pemakaian yang tepat
Pemeliharaan dan pencegahan terhadap penularan
penyakit
7. Topi
8. Gaun pelindung
9. Apron
10. Pelindung kaki

IV. DOKUMENTASI

REFERENSI
Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan

fasilitas

pelayanan

kesehatan

lainnya,

kesiapan

menghadapi

emerging infectious disease, (perhimpunan pengendalian infeksi


indonesia, cetakan ke 2 tahun 2009).
Pedoman pencegahab dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan
fasilitas

pelayanan

kesehatan

lainnya,

kesiapan

menghadapi

emerging infectious disease, JHPIEGO (perhimpunan pengendalian


infeksi indonesia, cetakan ke 2 tahun 2007).
WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care (Advanced Draf) : A
Summary Clean Hands Are Saver Hands tahun 2005.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai