Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGATAR

Syukur Alhamdulillah ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT


atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan Nya sehingga makalah yang berjudul
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT
JAMUR Tinea Kapitis, Tinea Korporis & Kandidiasia ini dapat terselesaikan
sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan
pengikutnya hingga hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu
asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan
yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,
penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator
pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini
masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para penggunanya Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA.

Raha, 18 September 2011

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................2
Bab II Pembahasan..............................................................................................................2
A. Pengertian................................................................................................................2
B. Etiologi....................................................................................................................2
C. Patofisiologi.............................................................................................................
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
E. Komplikasi................................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
G. Penatalaksanaan Medik..............................................................................................
H. Konsep Keperawatan..................................................................................................
Bab III Penutup..................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tinea merupakan jenis penyakit yang jarang ditemukan pada siapapun tapi pada
dasaranya jenis penyakit ini sering ditemukan pada pria. Tinea adalah penyakit pada jaringan
yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut,
dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Tinea
sendiri merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur pada daerah genitokrural
(selangkangan), sekitar anus, bokong dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
Begitu pula dengan kandidiasis yang merupakan penyakit jamur yang bersifat
akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat
mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan
septikemia, endokarditis, atau meningitis.
Di dalam makalah ini kami akan bahas lebih jelas lagi dan terperinci mengenai
jenie-jenis penyakit tinea terutama tinea kapitis dan tinea korporis serta kandidiasis.
B. TUJUAN
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui penyakit tinea kapitis, tinea
korporis dan kandidiasis
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menginterprestasikan suatu tindakan untuk
menangani penyakit tinea kapitis, tinea korporis dan kandidiasis ini sendiri
C. TINJAUAN PUSTAKA
Teknik penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil literatur
literatur atau teori teori melalui buku buku yang berkaitan dan informasi melalui
layanan internet.

BAB II

PEMBAHASAN
Kandidiasis
A. Pengertian
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau
meningitis.
B. Etiologi
Yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albicans. Spesies patogenik yang lainnya
adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C. pseudotropicalis, C.
lusitaneae.
Genus Candida adalah grup heterogen yang terdiri dari 200 spesies jamur. Sebagian besar
dari spesies candida tersebut patogen oportunistik pada manusia, walaupun mayoritas dari
spesies tersebut tidak menginfeksi manusia. C. albicans adalah jamur dimorfik yang
memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi candida, sehingga merupakan
penyebab tersering dari candidiasis superfisial dan sistemik.
C. PATOFISIOLOGI
Yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albicans. Spesies patogenik yang lainnya
adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C. pseudotropicalis, C.
lusitaneae.
Genus Candida adalah grup heterogen yang terdiri dari 200 spesies jamur. Sebagian besar
dari spesies candida tersebut patogen oportunistik pada manusia, walaupun mayoritas dari
spesies tersebut tidak menginfeksi manusia. C. albicans adalah jamur dimorfik yang
memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi candida, sehingga merupakan
penyebab tersering dari candidiasis superfisial dan sistemik.

D. Tanda dan Gejala


Gejalanya tergantung kepada bagian tubuh yang terkena infeksi:
Infeksi pada mulut (thrush) merupakan bercak keputihan yang terasa sakit. Bila
bercak timbul di kerongkongan akan menimbulkan gangguan mengunyah atau
gangguan makan.
Infeksi pada katup jantung menimbulkan demam, murmur dan pembesaran limpa.
Infeksi pada retina bisa menyebabkan kebutaan.
Kandidemia dan infeksi pada ginjal bisa menyebabkan demam, penurunan tekanan
darah (syok) dan berkurangnya pembentukan air kemih.

E. Pemerikasaan Penunjang
Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan adanya pemeriksaan
penunjang, antara lain :
Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau
dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu
Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat
pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk mencegah pertumbuhan
bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37 0C, koloni
tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans
dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.
F. Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan untuk kandidiasis antara lain :
1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi,
2. Topikal
Obat topical untuk kandidiasis meliputi:
a. Larutan ungu gentian -1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari,
b. Nistatin: berupa krim, salap, emulsi,
c. Amfoterisin B,
d. Grup azol antara lain:
1) Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
2) Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
3) Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
4) Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
5) Antimikotik yang lain yang berspektrum luas. 1,10
3. Sistemik
a. Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat
ini tidak diserap oleh usus.
b. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik
c. Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam
dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari
atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150
mg dosis tunggal.
d. Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang
dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari.
4. Khusus:
a. Kandidiasis intertriginosa : pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit tetap
kering dengan penambahan bedak nistatin topikal, klotrimazol atau mikonazol

b.

c.

d.

e.

f.

2 kali sehari. Pasien dengan infeksi yang luas ditambahkan dengan flukonazol
oral 100 mg selama 1-2 minggu atau itrokonazol oral 100 mg 1-2 minggu.
Diaper disease : Mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan
lembab. Pengeringan udara, sering mengganti diaper dan selalu menggunakan
bedak bayi atau pasta zinc oxide merupakan tindakan pencegahan yang
adekuat. Terapi topikal yang efektif yaitu dengan nistatin, amfoterisin B,
mikonazol atau klotrimazol.
Paronikia : pengobatan dengan obat topikal biasanya tidak efektif tetapi dapat
dicoba untuk paronikia kandida yang kronis. Solusio kering atau solusio
antifungi dapat digunakan.Terapi oral yang dianjurkan dengan itrakonazol atau
terbinafin
Grup azole adalah obat antimikosis sintetik yang berspektrum luas. Termasuk
ketokonazol, mikonazol, flukonazol, itrakonazol dan ekonazol. Mekanisme
kerja dari grup azole adalah menghambat sintesis dari ergosterol mengubah
cairan membran sel dan mengubah kerja enzim membran. Hasilnya dalam
penghambatan replikasi dan penghambatan transformasi bentuk ragi ke bentuk
hifa yang merupakan bentuk invasive dan patogenik dari parasit.
Nistatin dan amfoterisin adalah polyene yang aktif melawan beberapa fungi
tapi hanya bekerja sedikit pada sel mamalia dan tidak bekerja pada bakteri.
Obat ini mengikat membrane sel dan menghalangi fungsi permeabilitas dan
transport.
Terbinafine adalah alinamine yang merupakan fungisida jangkauan yang luas
pada kulit pathogen. Obat ini menghambat epoxidase yang terlibat dalam
sintesis ergosterol dari bagian dinding sel jamur.

G. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran, status gizi, personal hygine, TB, BB, suhu, TD, nadi, respirasi
b. Pemeriksaan sistemik
Kepala (mata, hidung, telinga, gigi&mulut), leher (terdapat perbesaran tyroid atau
tidak), tengkuk, dada (inspeksi), genitalia, ekstremitas atas dan bawah(inspeksi).
c. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium (dermatologi)
2. Diagnosa Keperawatan & Intervensi
a. Kerusakan imegritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan respon paradangan
Tujuan: Tidak terjadi kerusakan imegritas kulit dan peradangan pada klien
Kriteria:
Kerusakan imegritas kulit berkurang
Tanda-tanda peradangan hilang

Keluhan klien berkurang


Intervensi:
Kaji riwayat imegritas kulit
Kaji kebutuhan yang dapat mengurangi kerusakan imegritas kulit dan jelaskan
tentang teknik mengurangi respon peradangan
Ciptakan lingkungan yang nyaman (mengganti alat tenun)
Kurangi stimulus yang tidak menyenangkan
b. Risiko hambatan interaksi sosial ybd keadaan yang memalukan
Tujuan : klien bisa berinteraksi
Kriteria:
Klien terbuka tentang keadaannya
Klien tidak mengisolasi diri
Klien dapat istirahat dengan tenang
Intervensi:
Berikan penjelasan tentang penyakit yang diderita
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Mendorong klien berinteraksi dengan orang lain
Anjurkan agar klien tidak perlu merasa malu dengan keadaannya
Lakukan personal hyigne pada klien
c. Harga diri rendah ybd penampilan dan respon orang lain
Tujuan : Klien percaya diri dengan keadaannya
Kriteria:
Klien merasa rileks
Berinteraksi denga orang-orang disekitarnya
Klien dapat menerima dirinya apa adanya
Intervensi:
Observasi interaksi klien dengan orang lain
Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan faktor risiko
Libatkan klien dan keluarga dalam prosedur pelaksanaan dan perawatan
Ajarkan penggunaan relaksasi
Beritahu tentang penyakit klien bahwa penyakit klien tidak berbahaya

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinea kapitis (ringworm of the scalp) adala kelainan pada kulit dan rambut
kepala, alis dan bulu mata .Sedangkan tinea korporis adalah dermatofitosis pada
kulit berrambut halus (glaborus skin)Yang menjadi masalah perawatan dari
penyakit tinea kapitis ini adalah :
Gangguan integritas kulit
Devicit perawtan diri
Gangguan citra tubuh
Ansietas
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut
disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat
mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat
menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
B. Saran
Tinea kapitis,tinea korporis dan kandidiasis merupakan penyakit yang
jarang ditemukan namun penting untuk diketahui oleh seorang perawat. Oleh
karena itu, kita sebagai mahasisiwa Akademi Keperawatan harus mengetahui cara
menangani dan memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita
penyakit tersebut. Sehungga jika kita menemukan kasus dilapangan, setidaknya kita
sudah mengenal penyakit ini.

DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
www.tineasis-tinea-kapitis-blogspot.co.id
www.tineasis-tinea-korporis-blogspot.co.id
www.penyakit-jamur-kandidiasis.
www.jamur-kulit.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai