Anda di halaman 1dari 4

Diare masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan anak-anak.

Mekanisme patogen utama penyebab kematian pada diare adalah dehidrasi, yang telah
menyebabkan lebih dari setengah kematian diare di negara berkembang.
Saat anak menderita diare dan belum terjadi dehidrasi, anak diberi minum
sebanyak 5-10 ml per kg berat badan setiap kali mendret atau diberi minum sebanyak
anak mau. Diare cukup diganti dengan makanan dan minuman yang ada di rumah
tangga seperti oralit, air kelapa, air matang, air teh, dan makanan cair (sup, kuah
sayur, air tajin, bubur teung beras, minuman yoghurt).
Oralit adalah larutan untuk mengatasi diare. Larutan ini sering disebut rehidrasi
oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida, kalium klorida,
glukosa anhidrat dan natrium bikarbona. Larutan rehidrasi oral ini mempunyai nama
generik oralit dan larutan ini sekarang dijual dengan berbagai merek dagang seperti
Alphatrolit, Aqualyte, Bioralit dan Corsalit. Oralit (ORS) dilarutkan dalam air untuk
membentuk cairan rehidrasi oral yang dapat diserap dalam usus kecil, menggantikan air
dan elektrolit yang hilang dalam tinja, dan memungkinkan untuk menghasilkan
pemulihan yang cepat dan lebih sedikit efek samping. Sehingga, pengobatannya aman
dan efektif, dan dapat diberikan di rumah atau di pusat-pusat medis. ORS dapat
mencegah 93% kematian diare pada anak, dan penggunaan obat anti-diare dan antibiotik,
yang tidak memiliki manfaat klinis, tidak bisa dibiarkan dalam pengobatan diare akut.
Namun, bahkan hingga 80% dari anak-anak dengan diare di beberapa daerah dilaporkan
tidak menerima ORS tetapi hanya obat antidiare.
Rumah tangga dan klinik di desa memainkan peran penting dalam pengelolaan
diare pada anak. Sebuah laporan sebelumnya dari Mongolia telah menunjukkan bahwa
lebih dari seperlima dari kematian bayi dan anak terjadi di rumah. Di pedesaan Cina,
klinik desa yang terletak di tingkat pertama dari sistem kesehatan pedesaan memasok
penduduk yang tinggal di desa dengan banyak layanan pengendalian dan pencegahan
penyakit. Sangat penting pada anak dengan diare untuk menemukan strategi baru untuk
mempromosikan dan mempertahankan tingkat tertinggi penggunaan oralit di rumah atau
di tingkat desa terhadap mortalitas diare. Studi di jurnal ini telah mengkaji tingkat
pemanfaatan ORS dalam perawatan diare di kalangan anak-anak usia di bawah 36 bulan

dan penggunaan oralit dalam perawatan di rumah dan tingkat desa. Studi tersebut dapat
memberikan wawasan mempromosikan ORS digunakan dalam perawatan berbasis rumah
dan di tingkat desa dan mengurangi kematian akibat diare pada anak di bawah 36 bulan
di pedesaan Cina Barat.
Saat obat oralit utama tidak ada, dapat juga digunakan larutan gula-garam, yaitu
dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam dapur dilarutkan ke dalam satu gelas
air matang. Bahan dan alat yang diperlukan; pertama sediakan gula pasir sebanyak satu
sendok teh, tidak lebih tidak kurang agar larutan yang akan dibuat bisa maksimal. Kedua
yaitu garam dapur kalau bisa yang halus agar dapat larut dengan mudah, takaran yang
diperlukan sebanyak seperempat sendok teh. Ketiga adalah air masak atau air teh yang
masih hangat namun tidak selagi mendidih.Takarannya sebanyak satu gelas atau sekitar
200 ml. Yang terakhir adalah gelas kaca yang berukuran normal dan sendok teh.
Cara membuat larutan gula garam: Pertama cuci tangan sampai bersih agar tidak
ada kuman penyakit yang menyebar. Kedua tuangkan air masak atau air teh tersebut ke
dalam gelas sebanyak satu gelas penuh. Ketiga masukkanlah gula pasir serta garam
dapur itu sesuai dengan takaran yang telah ditentukan kedalam gelas tersebut. Keempat
yaitu gelas tersebut kita aduk sampai gula dan garamnya benar-benar larut dalm air.
Setelah selesai kita bisa langsung meminumnya.
Larutan gula garam direkomendasikan sebagai pengganti larutan oralit.selain itu
larutan ini sangat dianjurkan bagi mereka yang mengalami diare karena dapat
mengurangi dampak diare atau dehidrasi karena larutan ini dapat menggantikan cairan
tubuh yang hilang itu.
Terapi rehidrasi oral merupakan hal terpenting dalam penggantian cairan dan
program nasional untuk mempromosikan oralit yang sangat didukung oleh WHO,
UNICEF dan USAID dalam pengobatan diare. Studi dalam jurnal menemukan bahwa
tingkat terapi keseluruhan ORS dalam semua perawatan diare di kalangan anak-anak di
bawah 36 bulan 34,62%. Dalam 4 kelompok perawatan, proporsi pemanfaatan ORS di
HBC hanya 15,03%, jauh lebih rendah dari VLC, TLC atau CLC. Jelas bahwa pengasuh
tidak menggunakan oralit lebih sering terhadap anak dengan diare.
Air kelapa segar (Cocos nucifera L) merupakan air minum yang segar, steril,
tidak berwarna, sedikit asam dan secara alami manis secara alami dengan pH antara 4,2-6
yang sebagian besar dikonsumsi di daerah tropis. Air kelapa terbukti kaya akan nutrisi
dan telah digunakan untuk tujuan medis.

Lebih dari enam dekade penelitian telah menunjukkan bahwa air kelapa
mengandung protein, lemak, dan kaya akan karbohidrat dan unsur-unsur nutrisi yang
penting dengan potassium yang paling berlimpah. Selain itu, air kelapa juga merupakan
sumber yang kaya asam amino esensial (lisin, histidin, tirosin dan triptofan), asam lemak,
glukosa, fruktosa, selulosa, sukrosa, dan asam organik seperti tartarat, sitrat dan asam
malat. Sistem enzim yang juga kaya yang terkandung dalam air kelapa yang termasuk
reduktase yang sangat efektif dan selektif yaitu polifenol oksidase (PPO) dan peroksidase
(POD).
Berdasarkan isi dan sifat, air kelapa telah digunakan dalam pengobatan diare pada
anak dan dewasa, dan gastroenteritis serta untuk peleburan batu kemih, hidrasi intravena
jangka pendek dan melindungi saluran pencernaan terhadap infeksi. Ketika diare, air
kelapa menggantikan cairan tubuh dengan cepat. Karena kelapa merupakan makanan
berbasis cairan, air kelapa menjadi larutan glukosa alternatif yang baik untuk hidrasi oral
pada diare.
DAFTAR PUSTAKA
Shubhashree. M.N, Venkateshwarlu. G, Doddamani. S. 2014. Therapeutic and
Nutritional Values of Narikelodaka

(Tender Coconut Water) - A Review. Research

Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry: India.


Adolf K Awua*, Edna D Doe and Rebecca Agyare. 2011. Exploring the influence
of sterilisation and storage on some physicochemical properties of coconut (Cocos
nucifera L.) water. Cellular and Clinical Research Centre, Radiological and Medical
Sciences Research Institute, Ghana Atomic Energy Commission, Accra: Ghana.
Wenlong Gao, Hong Yan, Duolao Wang, Shaonong Dang. 2013. Oral rehydration salt
use and its correlates in low-level care of diarrhea among children under 36 months old
in rural Western China. Department of Epidemiology and Health Statistics, School of
Public Health, College of Medicine, Xian Jiaotong University, PO Box 46, Xian,
Shaanxi 710061, PR: China.
Famara Sillah M.Sc. a, b, Hsin-Jung Ho M.Sc. a, Jane C-J. Chao Ph.D. 2013. The
use

of

oral

rehydration

salt

in

managing

children

under

old

with diarrhea in the Gambia: Knowledge, attitude, and practice. Ministry of Health and
Social Welfare, Quadrangle, Banjul, The Gambia, West Africa.
Christa L Fischer Walker, Olivier Fontaine, Mark W Young & Robert E Black.
2009. Zinc and low osmolarity oral rehydration salts for diarrhoea: a renewed call to
action. Bull World Health Organization
Ade Wulandari. 2011. PENANGANAN DIARE DI RUMAH TANGGA
MERUPAKAN

UPAYA

MENEKAN

ANGKA

KESAKITAN

DIARE

PADA ANAK BALITA. Jendela data dan informasi Kementerian Kesehatan RI Tahun
2011

Anda mungkin juga menyukai