Oleh :
KELOMPOK 2
ADESTA MIDKASNA
03091003045
ABRAR ASSALAMI
03091003055
BATARA KHARIZPATI
03091003070
RIKHANATUL F. P.
03091003082
LUTFIA RAHMIYATI
03091003089
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Korosi adalah peristiwa yang tidak bisa lepas dari suatu industri. Korosi
adalah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkan oleh terjadinya
reaksi kimia (reaksi elektro kimia) pada permukaan logam. Dalam bahasa sehari-hari
korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin corrodere
yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat
merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya,
yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila
logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.
Korosi merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam
bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang biasa terjadi adalah
perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida dan
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang
berwarna coklat-merah.
I.2. Tujuan
1. Dapat mengetahui pola aliran yang ditimbulkan oleh dua impeller yang
berbeda (propeller dan padle).
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan pola
aliran.
3. Dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan baffle pada
proses pencampuran.
4. Dapat mengetahui konduktifitas dari larutan garam terhadap kecepatan
perputaran impeller dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konduktivitas
tersebut.
I.5. Manfaat
Manfaat-manfaat yang dapat diambil melalui percobaan ini adalah :
1. Dapat mengetahui prinsip dasar dari percobaan fluid mixing apparatus.
2. Dapat mengetahui perbedaan pola aliran yang ditimbulkan oleh dua buah
impeller (Propeller & turbin).
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pola aliran yang berbeda,
seperti padatan yang digunakan, viskositas cairan, kecepatan putaran impeller
dan lain sebagainya.
4. Dapat mengetahui besarnya daya hantar listrik yang ditimbulkan sebagai
pengaruh dari kecepatan putaran.
5. Dapat mengetahui perbedaan yang terjadi pada pencampuran liquid yang
menggunakan baffle dan tidak menggunakan baffle (tidak terbentuk vortex
dan terbentuk vortex).
6. Tekanan fluida dalam hal ini dapat dikurangi dengan memakai baffle.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Korosi
Korosi adalah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkan oleh
terjadinya reaksi kimia (reaksi elektro kimia) pada permukaan logam. Pada
hakikatnya korosi adalah suatu reaksi dimana suatu logam dioksidasi sebagai akibat
dari serangan kimia oleh lingkungan (uap air, oksigen di atmosfer, oksida asam yang
terlarut dalam air).
Korosi atau perkaratan logam juga dikenal sebagai proses oksidasi sebuah
logam dengan udara atau elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan
mengami reduksi, sehingga proses korosi merupakan proses elektrokimia.
Korosi adalah suatu proses elektrokimia dimana atom-atom akan bereaksi dengan zat
asam dan membentuk ion-ion positif (kation). Hal ini akan menyebabkan timbulnya
aliran-aliran elektron dari suatu tempat ke tempat yang lain pada permukaan metal.
Secara garis besar korosi ada dua jenis yaitu :
1. Korosi Internal
Korosi internal yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan CO 2 dan H2S
pada minyak bumi, sehingga apabila terjadi kontak dengan air akan membentuk asam
yang merupakan penyebab korosi.
2. Korosi Eksternal
Korosi eksternal yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari sistem
perpipaan dan peralatan, baik yang kontak dengan udara bebas dan permukaan tanah,
akibat adanya kandungan zat asam pada udara dari tanah.
2.2
lingkungannya. Korosi merata berlangsung secara lambat dan korosi ini dipicu oleh
korosi yang mula-mula terjadi pada sebagian permukaan logam sehingga dengan
bertambahnya waktu akan menyebar ke seluruh permukaan logam. Korosi merata
yang terjadi pada logam besi prosesnya bisa digambarkan sebagai berikut :
Fe(s)
4 OH
O2 + 2H2O + 4 e
2Fe + O2 + 2H2O
2.3
(reaksi oksidasi )
(reaksi reduksi)
2Fe(OH)2
Pada umumnya ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya percepatan korosi,
yaitu:
1. Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air
(lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya
korosi. Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi
redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi
terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni,
melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam
logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom
logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan
atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks
pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak
denan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada
permukaan logam tersebut. Perhatikan animasi. berikut: animasi korosi besi.
3. Larutan garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk
melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk
dapat diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut
banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang
utama.
Larutan garam menyerang lapisan mild stell dan lapisan stainless stell selain
itu dapat menyebabkan terjadinya pitting (kebocoran), crevice (retek / celah), korosi,
dan juga pecahnya alooys (paduan logam yang bersifat tahan karat). Larutan ini
biasanya ditemukan pada campuran minyak-air dalam konsentrasi yang tinggi yang
akan menyebabkan proses korosi. Proses ini disebabkan oleh kenaikan konduktivitas
larutan garam dimana larutan garam lebih konduktif sehingga menyebabkan laju
korosi juga akan lebih tinggi. Sedangkan pada kondisi kelautan garam dapat
mempercepat laju korosi logam karena larutan garamnya lebih konduktif, sama
halnya dengan kecepatan alir dari air laut yang sebanding dengan peningkatan laju
korosi, akibatnya terjadi gesekan, tegangan dan temperatur yang mendukung
terjadinya korosi.
4.Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub
muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam
yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi
kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
5.Keberadaan zat pengotor
Zat pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi
reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai
contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan
logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam.
Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.
f.
meningkat.
g. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal
ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik
partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks
semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek
korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakasperkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat
gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin
kendaraan bermotor).
h.
pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar,
karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq)
2e-
H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam
yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
i.
Metalurgi
Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan
memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.Permukaan
logam yang kasar cenderung mengalami korosi
Efek Galvanic Coupling
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom
unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek
Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan
logam akibat perbedaan E antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan
terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu
Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan
peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu
mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi
keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain:
protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi
sulfur-sulfida.
2.4
Thiobacillus
thiooxidans
Thiobacillus
ferroxidans.
(mils per year, 1 mpy = 0,001 in/year), sedangkan normalnya adalah 1 mpy atau
kurang. Umumnya problem korosi disebabkan oleh air. tetapi ada beberapa faktor
selain air yang mempengaruhi laju korosi) diantaranya:
1. Faktor Gas Terlarut.
a. Oksigen (O2), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada
metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan
meningkatnya kandungan oksigen. Kelarutan oksigen dalam air merupakan
fungsi dari tekanan, temperatur dan kandungan klorida. Untuk tekanan 1 atm
dan temperatur kamar, kelarutan oksigen adalah 10 ppm dan kelarutannya
akan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan konsentrasi garam.
Sedangkan kandungan oksigen dalam kandungan minyak-air yang dapat
mengahambat timbulnya korosi adalah 0,05 ppm atau kurang. Reaksi korosi
secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen adalah sebagai
berikut :
Reaksi Anoda : Fe Fe2- + 2e
Reaksi katoda : 02 + 2H20 + 4e 4 OH
b. Karbondioksida (CO2), jika kardondioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO2) yang dapat menurunkan pH air dan
zat
korosif
seperti hidrogen
sulfida, carbon
Dampak dari korosi mengakibatkan banyak biaya dapat dicegah atau dikurangi
dengan
2.3
melakukan
perencanaan
dan
kendali
yang
optimal
Bentuk-Bentuk Korosi
1. Korosi Homogen
Korosi homogen terjadi karena reaksi electro chemical yang secara homogen
terjadi karat ke seluruh bagian material yang terbuka. Korosi ini memiliki sifat-sifat
sebagai berikut Merata dan material menipis, Kehilangan tonage besar dan kecepatan
tinggi. Adapun contoh-contoh korosi homogen sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
korosi yang terjadi dengan cara : pemilihan material yang sesuai, coating yang sesuai,
penambahan inhibitor dan katodic protection.
3. Galvanic Corrosion
Apabila terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda potensial
tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam. Logam yang
mempunyai tahanan korosi rendah ( potensial rendah) akan terkikis dan yang tahanan
korosinya lebih tinggi (potensial tinggi) akan mengalami penurunan korosinya.
Korosi galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak, area/luas.
Cara-cara pencegahan pada galvanic corrosion :
a.
b.
c.
d.
M + 1e
Reduksi :
O2 + 2H20 + 4e 4OH-
Dari reaksi diatas ion electron (e) yang dihasilkan dalam reaksi oksidasi akan
digunakan oleh oksigen (o2) untuk mereduksi air (H2O) untuk menjadi ion OH.
Dengan kata lain bahwa ion hidroksil (H+) dihasilkan pada setiap pembentukan ion
logam M+. Karena tempatnya atau celahnya terbatas maka reaksi reduksi dari
oksigen pada daerah tersebut habis sedangkan metal M terus bereksi
Kecenderungan pembentukan ion M+ ini kemudian disetimbangkan oleh
adanya ion klorida atau cl- yang terdapat pada celah tersebut. Hasil reaksi dari kedua
ion tersebut akan meningkatkan konsentrasi dari metal clorida atau MCl.
Dari reaksi diatas didapat HCL yang berubah ion H+ atau CL- yang dapat
meningkatkan laju penghancuran metal didalam celah. Laju korosi didalam celah
tersebut sangat cepat dan bersifat auto katalik karena adanya ion H+ dan ClAdapun cara pencegahannya adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan sistem sambungan butt joint dengan pengelasan dibanding dengan
sambungan keling untuk peralatan peralatan baru
b. Celah sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan soldering
c. Peralatan peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur, terutama pada
sambungan sambungan yang rawan
Hindari pemakaian packing yang bersifat higroskopis
kepala
dimana
hidrolisa
yang
terjadi
dibagian
kepala
Welding
Pemilihan elektrode yang benar, prosedur pengelasan yang benar, pendinginan yang
benar
Korosi Erosi
Akibat gesekan antara fluida dengan logam sehingga logam tergerus dengan
percepatan atau penambahan keburukan sifat material karena gerakan relatif antara
fluida korosif dan permukaan metal. Korosi erosi dibagi menjadi 2 tipe yaitu ;
Korosi Kavitasi: Akibat adanya benturan gelembung fluida dengan permukaan logam
sehingga berakibat luka terhadap permukaan logam tersebut
Fretting Corrosion: Akibat gesekan antara logam dengan logam dan berakibat suhu
logam naik dan tergerus sesama logam.
Tipe Media Korosif antara lain gas, larutan encer, sistem organik, metal cair
dan semua tipe peralatan yang diekspos fluida (piping system, katup, pompa dan
propeller). Dan cara pencegahannya secara global antara lain menggunakan material
dengan
ketahanan
korosi
yang
baik,
perancangan
(design)
yang
baik,
laut,
Korosi
merata
yaitu;
(uniform
attack)
Yaitu korosi yang terjadi pada pada permukaan logam yang berbentuk pengikisan
permukaan logam secara merata sehingga ketebalan logam berkurang sebagai akibat
permukaan terkonvensi oleh produk karat yang biasanya terjadi pada peralatanperalatan
terbuka,
misalnya
permukaan
luar
pipa.
Bentuk korosi ini adalah sangat umum dan dicirikan oleh baja yang berkarat
dilingkungan udara. Disebut merata karena semua permukaan metal terexpose
diserang dengan laju yang kurang lebih sama, tetapi metal yang hilang jarang sekali
betul-betul merata. Menurut teori electrochemical mixed potential, proses anodic dan
katodik terdistribusi merata pada seluruh permukaan metal. Dengan demikian agar
bentuk korosi ini terjadi, diperlukan sistem korosi yang menunjukkan keseragaman
(homogenitas) baik pada metal, media (perbedaan konsentrasi) dan faktor-faktor
korosi
lainnya.
Pada korosi tipe ini, laju korosi dapat dinyatakan dalam bentuk kehilangan ke tebalan
metal menurut waktu misalnya mm/tahun atau mikrometer/tahun. Biasanya laju
korosi hanya dinyatakan pada satu muka saja, dan bila kedua metal terserang korosi,
total
b.
kehilangan
ketebalan
Korosi
metal
setempat
menjadi
(local
dua
kali.
corrosion)
Dalam beberapa hal perbedaan antara korosi merata dan korosi setempat tidak begitu
tajam, sungguhpun demikian adalah mungkin untuk memberikan beberapa bentuk
korosi, mulai dari korosi merata sampai korosi yang menghasilkan sumuran dalam,
korosi
c.
setempat
Korosi
sulit
galvanik
diduga.
(galvanik
corrosion)
Bentuk korosi ini terjadi bila dua (atau lebih) logam yang berbeda secara listrik
berhubungan satu sama lainnya berada dalam lingkungan korosif yang sama. Dalam
kasus demikian, logam yang berpotensial paling negatif (dalam keadaan tidak
berhubungan) atau terkorosi, sebaliknya logam lain (logam mulia dengan potensial
korosi
tinggi
akan
kurang
terkorosi).
macam
metal.
Bila berbagai macam paduan digunakan dalam perencanaan dapat diharapkan akan
terjadi masalah-masalah dan masalah tersebut lebih kritis pada lingkungan laut. Oleh
karena itu harus diusahakan pemakaian paduan logam yang berbeda-beda, haruslah
jangan
d.
sampai
Korosi
menimbulkan
masalah
sumuran
korosi.
(pitting)
Korosi sumuran termasuk korosi setempat dimana daerah kecil dari permukaan metal,
terkorosi membentuk sumuran. Biasanya kedalaman sumur lebih besar dari
diameternya. Mekanisme terbentuknya korosi sumuran,sangat kompleks dan sulit
diduga, sungguhpun demikian ada situasi tertentu dimana korosi sumuran dapat
diantisipasi:
1. Pada baja karbon yang dilapisi oleh mill scale dibawah kondisi tercelup, terutama
air laut, akan terbentuk beda potensial antara mill scale dan baja hingga pecahnya
mill
scale
mengarah
pada
situasi
anode
kecil
katoda
besar.
2. Pada paduan yang mengandalkan pada lapis pasif untuk sifat tahan korosinya
seperti stainless steel, setiap rusaknya (pecah) lapis pasif, cenderung pembetukan
korosi
sumuran.
3. Dari segi praktis korosi sumuran terbentuk didalam air mengandung chloride, oleh
karena
itu
sering
terjadi
e.
pada
kodisi
dilingkungan
Korosi
laut.
erosi
Gerakan air laut, seperti juga fluida lainnya dapat menimbulkan aksi mekanis
misalnya erosi (pengikisan), dengan korosi yang di timbulkannya tetap elektrokimia
sifatnya. Immpingement attack dan cavitation adalah bentuk extrem dari tipe korosi
ini.
Korosi erosi cenderung mengarah pada penghilangan lapis protektif dari permukaan
metal oleh aksi partikel abrasive yang ada di dalam air. Umumnya laju serangan
korosi membesar dengan membesarnya kecepatan. Ada lagi bentuk erosi atau
mekanisme lain, misalnya korosi lembaran baja yang terpancang di pantai,
dipengaruhi oleh aksi abrasive dari pasir, dibantu oleh aksi pasang/surut atau angin.
Pada
f.
kasus
ini
lapis
Impingement
protektif
di
hilangkan.
attack
Seperti namanya bentuk serangan terjadi ketika larutan menimpa dengan kecepatan
cukup besar pada permukaan metal. Hal ini dapat terjadi pada sistem pipa dimana
perubahan arah tiba-tiba dari aliran pada lengkungan dapat mengakibatkan kerusakan
setempat, bagian lain dari pipa tidak terpengaruh. Bentuk korosi ini akan terjadi pada
setiap situasi dimana ada impingement (timpa bentur,tekan) air yang biasanya
mengandung
gelembung
udara
g.
pada
kecepatan
serendah
Perusakan
m/s.
cavitasi
Bentuk perusakan korosi ini disebabkan oleh terbentuk dan pecahnya gelembung di
dalam air laut, pada permukaan metal. Kondisi pada kecepatan tinggi dan perubahan
tekanan cenderung menimbulkan korosi cavitasi. Serangan biasanya terlokalisir dan
terjadi di daerah tekanan rendah, air bergejolak (boil) dan terbentuk dari partial
vacumm. Bila air kembali ke tekanan normal, cavity pecah, dengan membebaskan
energi.
Hal
h.
ini
mengarah
Korosi
pada
perusakan
celah
permukaan
paduan
(crevice
logam.
corrosion)
Korosi ini terbentuk apabila terbentuk celah antara dua permukaan dengan bagian
dalam celah lebih anodic dari permukaan luar. Pada dasarnya korosi celah timbul dari
formasi differensial aeration cell, dimana metal yang terexpose di luar crivice lebih
katodic terhadap metal di dalam celah. Arus katodic yang besar bekerja pada daerah
anodic
2.4
yang
kecil
menghasilkan
serangan
korosi
lokal
yang
intensif.
korosi,
a.
yaitu:
Cara
pelapisan
(coating)
Pelapisan adalah cara umum dan paling banyak di terapkan dalam istilah tonase baja,
untuk mengendalikan korosi, untuk melindungi/isolasi paduan logam dari lingkungan
yang korosif. Akan tetapi dalam prakteknya timbul banyak problem dan biasanya
kurang perhatian tentang masalah itu. Tersedia banyak sekali macam pelapis dan yang
paling umum adalah cat.
menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink
(seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
Kontak antara besi dengan oksigen dan air dapat dicegah dengan melapisi besi
dengan cat atau dengan logam lain. Hal ini dikarenakan jika besi dilapisi dengan cat
atau logam lain yang lebih sukar teroksidasi (logam yang mempunyai Enol lebih
besar). Yang akan bereaksi dengan udara adalah lapisan luarnya saja sehingga logam
tersebut
bisa
dilindungi
oleh
logam
tersebut.
Jika logam seperti seng dan timah mengalami korosi, senyawa yang terbentuk akan
melindungi logam di bawahnya dari korosi selanjutnya. Seng, Zn dan timah dapat
digunakan
sebagai
logam
pelapis
untuk
melindungi
besi
dan
korosi.
Namun perlu diperhatikan potensial elektrode standar seng dan timah terhadap
besi.
Fe2+
(aq)
Zn2+
(aq)
Sn2+
(aq)
2e
+
+
2e
2e
Fe(s)
Zn(s)
Sn(s)
EO
EO
EO
0,44
volt
=-
0,76
volt
0,14
volt
=-
Seng lebih mudah di oksidasi daripada besi. Jika besi dilapisi dengan seng, besi
tidak akan berkarat walaupun lapisan seng tersebut berlubang sekalipun. Besi lebih
mudah dioksidasi daripada timah. Jika besi dilapisi dengan timah, besi tidak akan
berkarat.
b.
Cara
proteksi
katodik
(katode
pelindung)
Cara ini digunakan terutama untuk logam besi yang di tanam di dalam tanah.
Prinsipnya adalah logam besi di hubungkan denga logam lain yang bertindak sebagai
anode dan besi sebagai katode. Jadi, logam yang digunakan untuk melindungi besi
harus yang lebih mudah teroksidasi daripada logam besi, yaitu memiliki potensial
reduksi yang lebih negatif daripada besi. Umumnya digunakan logam Magnesium
(Mg). Logam alkali tidak dapat di gunakan karena reaktif.Logam alumunium(Al) dan
seng (Zn) tidak dapat digunakan karena oksida logam tersebut (Al2O3 atau ZnO)
akan menghambat proses oksidasi berikutnya dengan cara menutupi permukaan
logam.
Pipa besi misalnya untuk air atau minyak yang ditanam di dalam tanah harus
dilindungi. Untuk mencegah korosi pada pipa-pipa ini batang logam yang lebih aktif,
seperti batang Magnesium (Mg) atau seng (Zn) ditanam di dekat pipa dan di
hubungkan dengan kawat, batang magnesium akan mengalami oksidasi dan Mg yang
rusak dapat diganti dalam jangka waktu tertentu sehingga dengan demikian pipa yang
terbuat dari besi itu terlindung dari korosi. Korosi besi ini juga dapat dicegah dengan
menghubungkan
besi
tersebut
dengan
kutub
negatif
sumber
listrik.
dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan katoda pada suatu
sumber listrik. Metoda ini menggunakan sumber arus searah dari luar, misalnya
Transformer Rectifier, DC Generator, dan lain-lain. Arus listrik pada sistem ini
dialirkan ke permukaan logam yang diproteksi melalui anoda pembantu, misalnya
Anoda Graphite, Baja, Platina, dan Besi Tuang. Keuntungan besar dari metoda arus
terpasang adalah bahwa sistem ini dapat menggunakan anoda inert atau anoda yang
tahan
b)
karat
seperti
platina
dan
karbon.
dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan logam lain sebagai
anoda korban yang memiliki potensial lebih rendah. Pada cara ini terjadi aliran
elektron dari logam dengan potensial yang lebih rendah ke tiang pancang pipa baja
yang
potensialnya
lebih
tinggi.
Dengan demikian maka tiang pancang pipa baja akan terlindung dari korosi namun
sebagai konsekwensinya logam anoda dalam waktu tertentu akan rusak/habis dan
selanjutnya dapat diganti atau diperbaharui. Mengganti anoda lebih ringan secara
teknik maupun ekonomis dibanding mengganti tiang pancang pipa baja.
c.
Perancangan
Dari segi korosi, perancangan dianggap berkaitan dengan perencanaan yang baik dan
pembangunan proyek. Ia meliputi pemilihan material dan pemilihan cara
pengendaliannya
dalam
batas
perancangan
keseluruhan.
Perencanaan
dan
terhadap
persoalan-persoalan
d.
yang
di
hadapi.
Anoda
karbon
Cara lain untuk mencegah korosi besi adalah dengan menggunakan anoda karbon.
Dengan
membandingkan
Fe2+
Mg2+
+
+
2e
2e
potensial
reduksi
standar
Fe(s)
besi
EO
Mg(s)
dan
=
EO
magnesium.
-0,41
=-2,39
volt
volt
Terlihat bahwa Mg2+ lebih sulit direduksi dibandingkan dengan Fe2+ atau
sebaliknya, Mg(s) lebih mudah dioksidasi daripada Fe(s). Sepotong Mg yang
terhubung dengan besi akan lebih cenderung dioksidasi dibandingkan dengan besi,
dan sekali terpakai oleh oksidasi harus diganti. Metode ini biasanya digunakan untuk
melindungi lambung kapal, jembatan, dan pompa air besi dari korosi. Pelat
magnesium dihubungkan dengan interval yang teratur sepanjang potongan pipa yang
terkubur, dan ini jauh lebih mudah untuk menggantikannya secara periodik dari pada
mengganti
e.
keseluruhan
Pelumuran
dengan
pipa.
Oli
atau
Gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak
f.
dengan
Pembalutan
air.
dengan
Plastik
Berbagai macam barang misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik.
Plastic
mencegah
kontak
dengan
udara
dan
air.
coat. Sebelum
pipa
dicat
harus
dilakukan
sandblasting terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa tidak ada air atau kotoran
yang dapat menyebabkan korosi setelah dilakukan pengecatan. Untuk subsea
pipeline cara ini tidak dilakukan karena umur cat yang terbatas, sehingga
untuk subsea pipeline cara yang sering digunakan yaitu dengan cara pelapisan dengan
meggunakan semen atau aspal.
Organik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan yang mengandung
unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar dari organik inhibitor antara lain:
Turunan asam lemak alifatik, yaitu: monoamine, diamine, amida, asetat, oleat,
senyawa-senyawa amfoter.
b.
Inorganik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak mengandung
unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar dari inorganik inhibitor antara lain
kromat, nitrit, silikat, dan pospat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Tanggal 2 April 2012, di Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat dan Bahan