Secara
Generator Peroksida
Metilen biru juga merupakan fotosensitizer yang digunakan untuk membuat
singlet oxygen bila terkena oksigen dan cahaya. Hal ini digunakan dalam hal
untuk membuat organik peroksida oleh reaksi Diels-Alder yang digunakan
dengan atmosfer normal oksigen triplet.
3.
Analisis Sulfida
Pembentukan metilen biru setelah reaksi hidrogen sulfida dengan dimetilphenylenediamine p- dan besi (III) pada pH 0,4-0,7 digunakan untuk menentukan
pengukuran fotometrik sulfida oleh konsentrasi dalam kisaran 0,020-1,50 mg / L
(20 ppb sampai 1,5 ppm). Uji ini sangat sensitif dan warna biru berkembang pada
kontak dari reagen dengan terlarut H2S yang stabil selama 60 menit.
Menggunakan kit seperti uji Spectroquant sulfida. Tes sulfida metilen biru
merupakan metode yang banyak sering digunakan dalam mikrobiologi tanah
untuk cepat mendeteksi dalam air aktivitas metabolisme bakteri pereduksi sulfat
(SRB). Perlu diperhatikan bahwa dalam tes ini, metilen biru merupakan produk
reaksi dan tidak reagen. Penambahan yang kuat pada zat pereduksi , seperti asam
askorbat , untuk sulfida kadang-kadang digunakan untuk mencegah oksidasi sulfida
dari atmosfer oksigen . Meskipun tentu tindakan pencegahan untuk penentuan sulfida
dengan elektroda selektif ion itu, namun akan menghambat perkembangan warna
biru jika metilen biru baru terbentuk juga berkurang, seperti dijelaskan di atas
dalam paragraf pada indikator redoks.
4.
5.
di mana itu tidak disukai oleh tentara, yang mengamati, Bahkan di toilet, kita lihat,
kita kencing, biru tua. Penggunaan antimalaria obat baru ini telah dihidupkan
kembali. Urin biru digunakan untuk memantau kepatuhan pasien psikiatri 'dengan
rezim pengobatan. Hal ini menyebabkan dari 1890 sampai sekarang dalam efek
antidepresan dan lainnya obat psikotropika. Dan Ini menjadi senyawa timbal dalam
penelitian yang mengarah ke penemuan klorpromazin
2. Untuk pengobatan penyakit kanker
yang
kemudian
mengurangi
heme
kelompok
dari
Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk memberi
warna ke suatu objek atau suatu kain. Proses terjadinya warna yang paling umum
adalah adanya absorpsi cahaya dari panjang gelombang tertentu oleh suatu zat.
Senyawa organik dengan konjugasi yang tinggi dapat menyerap cahaya pada panjang
gelombang sekitar 4000 . Warna juga dapat dibentuk dari senyawa organometalik
ataupun senyawa anorganik kompleks. Zat warna tekstil mempunya sifat sulit
diuraikan oleh bakteri biasa ataupun panas. Oleh karena itu kadar zat warna yang
tinggi dalam perairan dapat mempengaruhi kehidupan air (Sugiharto, 1989).
Fenomena absorpsi ini berhubungan erat dengan vibrasi elektron yang
distimulasi oleh cahaya dengan isolasi frekuensi yang spesifik. Apabila elektronnya
tetap (tunggal/jenuh) maka molekul ini akan merespon dan mengabsorpsi cahaya
dengan panjang gelombang rendah. Vibrasi elektron yang terjadi memerlukan energi
tinggi untuk mengeksitasi elektron dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi.
Elektron yang bergerak bebas bervibrasi pada panjang gelombang yang lebar. Energi
yang diperlukan dalam mengeksitasi elektron dari keadaan dasar ketingkat yang lebih
tinggi relatif lebih kecil (Fiesher dan Fiesher, 1956).
Secara umum terjadinya warna desebabkan oleh absorspsi panjang gelombang
tertentu suatu cahaya putih oleh senyawa organik. Tipe struktur parsial yang
berhubungan dengan terbentuknya warna (gugus tak jenuh yang dapat mengalami
transisi dari -* dan n-*) disebut dengan kromofor. Beberapa kromofor dapat
diintensifkan warnanya dengan menambah suatu gugus lain yaitu auksokrom. Gugus
auksokrom antara lain: -OH, -OR, -NH 2, -NHR, -NR2, -X, dan SO3 (Fessenden dan
Fessenden, 1982).
Metilen biru merupakan salah satu zat warna thiazine yang sering digunakan,
karena harganya ekonomis dan mudah diperoleh. Zat warna metilen biru
merupakan zat warna dasar yang penting dalam proses pewarnaan kulit, kain mori,
dan kain katun, Penggunaan metilen biru dapat menimbulkan beberapa efek, seperti
iritasi saluran pencernaan jika tertelan, menimbulkan sianosis jika terhirup, dan iritasi
pada kulit jika tersentuh oleh kulit (Hamdaoui, dan Chiha, 2006).