Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ENZIM

Disusun oleh :

Septia Nafi’ah (1321920012)

Kelompok 3:

1. Rizqi Dwi Saputro 1321920009


2. Safrudin Hidayat 1321920010
3. Septia Nafi’ah 1321920012
4. Yunda Andini W. 1321725015

PROGRAM EKSTENSI KELAS KARYAWAN


PRODI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2019/2020
I. TUJUAN

I.1 Mengetahui pengaruh konsentrasi enzim.


I.2 Mengetahui suhu dan aktivitas enzim.
I.3 Mengetahui pengaruh pH pada aktivitas enzim.

II. DASAR TEORI

II.1 Pengertian Enzim

Enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein


yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme. Perannya
adalah sebagai katalis untuk reaksi kimia. Dimana ini artinya enzim
mendorong perubahan satu set reaktan atau substrat menjadi
produk tertentu. Sifat enzim juga beragam. Terkait perannya yang
spesifik di alam, misalnya, setiap jenis enzim hanya mampu menjadi
katalis dari satu jenis reaksi kimia. Salah satu contohnya adalah
enzim protease yang memecah protein tidak mampu memecah
protein atau karbohidrat.

Sifat enzim lainnya adalah sensitif terhadap suhu. Disini


enzim bekerja paling baik pada suhu optimum, yaitu 37 derajat
selsius. Ketiga, enzim juga sensitif terhadap perubahan pH.
Beberapa enzim bekerja optimal di pH rendah, tapi ada pula enzim
yang optimal di pH tinggi.

Penyusun utama enzim adalah protein. Enzim juga bekerja


bolak-balik dan bersamaan dalam reaksi penyusunan maupun
penguraian suatu zat. Sifat enzim yang terakhir adalah katalisator.
Sebagai katalis, enzim mempercepat reaksi kimia dengan
menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi minimum
yang dibutuhkan untuk memulai terjadinya reaksi kimia.
II.2 Struktur Enzim

Enzim merupakan protein yang dilipat menjadi bentuk 3D


yang kompleks. Tiap enzim memiliki bentuk atau alur tertentu
dalam struktur 3D yang mengikat substrat. Bentuk enzim secara
lengkap disebut dengan haloenzim. Haloenzim terdiri dari dua
komponen, yaitu apoenzim dan gugus protestik.

Apoenzim atau komponen protein merupakan sisi aktif


enzim. Apoenzim adalah tempat melekat dan bereaksinya substrat.
Sementara itu, gugus prostetik atau komponen nonprotein
tersusun dari kofaktor dan koenzim.

Kofaktor terdiri dari zat anorganik, seperti K, Zn, Fe, Co, dan
lain-lain. Sebaliknya, koenzim adalah zat organik nonprotein,
seperti Koenzim A, NADP, NAD, dan lain-lain. Beberapa kerja
enzim membutuhkan baik kofaktor dan koenzim.

Enzim dan substrat akan membentuk kompleks substrat-


enzim sebelum menghasilkan produk. Substrat adalah zat yang
berfungsi sebagai enzim, sementara produk adalah zat yang
diperoleh pada akhir reaksi kimia. Cara kerja enzim dibagi menjadi
dua, yaitu gembok dan anak kunci (lock and key) serta kecocokan
induksi (induced fit).

Menurut teori gembok dan anak kunci, enzim memiliki sisi


aktif yang kosong. Sisi aktif tersebut merupakan tempat
menempelnya substrat agar enzim dapat bekerja. Ketika substrat
menempati sisi aktif enzim, enzim tersebut menjadi kompleks
enzim. Sisi aktif enzim memiliki bentuk yang spesifik dan tidak
fleksibel. Karena itu, hanya bentuk substrat tertentu yang dapat
melekat pada enzim.
Sementara itu, hipotesis kecocokan induksi berpendapat
bahwa sisi aktif enzim bersifat fleksibel. Sisi aktif enzim dapat
berubah mengikuti bentuk substrat yang menempel padanya.

III. ALAT DAN BAHAN


III.1 Ekstrak Enzim Polifenol
1) Alat :
a. Blender
b. Pisau
c. Gelas ukur
d. Gelas beaker
2) Bahan :
a. Kentang
b. Larutan NaF 0.1 M
III.2 Aktivitas Enzim dalam Tabung
1) Alat :
a. Tabung reaksi & rak tabung
b. Pipet tetes
c. Penangas 37 oC
d. Stopwatch
2) Bahan :
a. Enzim Polifenol
b. Katekol
c. Air/Aquades
III.3 Uji Pengaruh Konsentrat Substrat
1) Alat :
a. Tabung reaksi & rak tabung
b. Pipet ukur
c. Rubber bulb
d. Penangas 37 oC
e. Stopwatch
2) Bahan :
a. Katekol 0.01 M
b. Aquadest
c. Enzim Polifenol
III.4 Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim
1) Alat :
a. Tabung reaksi & rak tabung
b. Pipet tetes
c. Penangas air 37 oC
d. Stopwatch
e. Pipet Ukur
f. Rubber Bulb
2) Bahan :
a. Katekol 0.01 M
b. Enzim Polifenol
c. Aquadest
III.5 Suhu dan Aktivitas Enzim
1) Alat :
a. Tabung reaksi & rak tabung
b. Pipet tetes
c. Penangas air 37oC dan 70 oC
d. Kulkas suhu 0-4 oC
e. Stopwatch
2) Bahan :
a. Enzim Polifenol
b. Katekol 0.01 M
III.6 Pengaruh pH pada Aktivitas Enzim
1) Alat :
a. Tabung reaksi & rak tabung
b. Pipet ukur
c. Rubber bulb
d. Pipet tetes
e. Penangas 37 oC
f. Stopwatch

2) Bahan :
a. HCl 0.4%
b. Asam Laktat 0.1%
c. Aquadest
d. Na-Karbonat 1%
e. Katekol 0.01M

IV. CARA KERJA


IV.1 Ekstrak Enzim Polifenol

1 buah kentang

dipotong kecil-
kecil

direndam dengan
Lar. NaF,
Blender

Dihomogenkan

Disaring

Filtrat (Enzim)
IV.2 Aktivitas Enzim dalam Tabung

15 tetes ekstrak enzim


+15 tetes katekol (A)

Dimasukkan ke
15 tetes ekstrak enzim dalam penangan Diamati warna
+15 tetes H2O (B) 37 °C selama 25 tiap 5 menit
menit

15 tetes katekol
+15 tetes H2O (C)

IV.3 Pengaruh Konsentrasi Substrat

Katekol 0,01 Katekol 0,01


M 2 ml + M 4 ml + Katekol 0,01
Aquades 4 ml Aquades 4 ml M 2 ml +
Aquades 4 ml
Ekstrak Ekstrak
enzim 2 ml Ekstrak enzim 2 ml
enzim 2 ml

Pemanasan di penangas 37°C


selama 25 menit

Pengamatan setiap 5 menit

IV.4 Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim

15 tetes katekol + 3 tetes


15 tetes katekol + 15 tetes enzim + 12 tetes H2O (B)
enzim (A)
Pemanasan di penangas 37°C

Dikocok tiap 3 menit,


diamati warna tiap 5 menit
IV.5 Suhu dan Aktivitas Enzim

15 tetes enzim 15 tetes enzim 15 tetes enzim


(A) (B) (C)

Disimpan suhu Disimpan suhu Disimpan suhu


0°C 10 menit 37°C 10 menit 70°C 10 menit

+Katekol 15 +Katekol 15 +Katekol 15


tetes tetes tetes

Dihomogenisasi Dihomogenisasi Dihomogenisasi

Pengamatan Pengamatan Pengamatan

IV.6 Pengaruh pH pada Aktivitas Enzim

2ml As. Laktat 2ml Na-


2ml HCl 0,4% 2ml H2O Karbonat 1%
2%
(A) (C) (D)
(B)

+15 tetes
katekol

15 tetes Enzim

Penangas 37°C
selama 15
menit, amati
V. DATA PENGAMATAN
V.1Aktivitas Enzim dalam Tabung
Waktu Tabung A Tabung B Tabung C

0 Abu-abu Putih keruh Cokelat jernih

5 + + +

10 + + +

15 ++ + +

20 ++ ++ +

25 + + +

Keterangan Bening Bening Bening

V.2Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat

Waktu Tabung A Tabung B Tabung C

5 + + +++

10 + + +

15 ++ +++ +++

20 + + +

V.3Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim

Waktu Tabung A Tabung B

0 Abu pekat Abu-abu


5 - +

10 + +

15 ++ +

20 ++ ++

25 ++ ++

Keterangan Abu-abu pekat Abu-abu kecoklatan

V.4Suhu dan Aktivitas Enzim

Suhu Pengamatan

Penyimpana Sebelum Setelah


n Penyimpanan Penyimpanan keterangan

0 oC Putih Keruh + Kuning Keruh

Abu-abu muda
37 oC Putih Keruh ++ keruh

70 oC Putih Keruh +++ Abu tua

V.5Pengaruh pH pada Aktivitas Enzim

Waktu Tabung A Tabung B Tabung C Tabung D

0 Kuning Kuning Ungu Hijau


Bening Keruh

++ ++
5  ++ ++ 
(Endapan) (Endapan)

10  + +  - - 

15  + +  +  + 

Kuning Biru Bening Kuning


Bening
Keterangan Sedikit (Endapan Keruh
(Endapan)
Keruh hitam) Kecoklatan

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum biokimia enzim ini, dilakukan uji terhadap enzim
yang terdapat pada sampel kentang. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas enzim serta pengaruh konsentrasi, suhu, dan pH dalam
aktivitas enzim. Enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein
yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme. Perannya adalah
sebagai katalis untuk reaksi kimia. Dimana ini artinya enzim mendorong
perubahan satu set reaktan atau substrat menjadi produk tertentu.
Mula-mula, sampel kentang diiris menjadi kecil-kecil kemudian
direndam dengan NaF, dihaluskan serta dihomogenkan. Larutan NaF
mengekstraksi enzim dalam kentang. Setelahnya disaring dan filtrat yang
diambil merupakan filtrat yang berisi enzim. Ketika disaring, larutan
dibiarkan menetes dengan sendirinya, hal ini agar mengurangi kemungkinan
terjadinya kontaminasi, sehingga ekstrak yang digunakan merupakan
ekstrak enzim murni. Setelah melakukan pengujian dan telah mendapat data
hasil praktikum, maka pembahasan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
1. Aktivitas enzim dalam tabung
Pada percobaan pertama aktivitas enzim pada tabung A
ditambahkan 15 tetes ekstrak enzim dan 15 tetes katekol 0,01 M,
pada tabung B ditambahkan 15 tetes ekstrak enzim dan 15 tetes
aquadest, dan pada tabung C ditambahkan 15 tetes katekol dan 15
tetes aquadest.
Hasil yang diperoleh dari pengamatan tabung A adalah
positif karena pada tabung A terdapat ekstrak enzim dan katekol.
Katekol ini berfungsi sebagai katalisator.
Pada tabung B terjadi perubahan warna dari putih keruh
menjadi jernih. Hal ini terjadi karena enzim pada tabung B tidak
berekasi dengan aquadest karena tidak ada katalisator yang dapat
mempercepat reaksi enzim tersebut. Hal init juga terjadi pada
tabung C, dimana tabung C hanya diisi oleh katekol dan aquadest,
sehingga tidak ada enzim yang dapat menunjukkan reaksi.

2. Uji pengaruh konsentrasi substrat


Percobaan kedua melakukan pengujian pengaruh
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim. Dilakukan
penambahan konsentrasi substrat yang berbeda-beda. Konsentrasi
yang digunakan antara lain, 2 mL, 4 mL, dan 6 mL.
Pengujian menunjukkan hasil pada tabung A bereaksi
pada menit ke-5 dan ke-10 dan hasilnya (+) dan menit ke 15
didapatkan hasil (++). Pada tabung B menunjukan hasil (+++)
setelah 15 menit, sedangkan pada tabung C menunjukan hasil
positif (+++) setelah 5 menit. Sehingga berdasarkan hasil
percobaan, diperoleh kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah
katekol, maka laju reaksi akan menjadi lebih cepat. Hal ini
dikarenakan katekol merupakan katalisator.
3. Uji pengaruh konsentrasi enzim
Percobaan ketiga menguji pengaruh konsentrasi enzim
terhadap aktivitas enzim, digunakan 2 tabung. Tabung A diisi
dengan 15 tetes katekol dan 15 tetes ekstrak enzim. Dan pada
tabung B diisi dengan 15 tetes katekol dan 3 tetes ekstrak enzim
dan 12 tetes aquadest. Tabung A menunjukkan reaksi perubahan
warna menjadi abu-abu pekat, sedangkan pada tabung B berwarna
abu-abu kecoklatan. Pada tabung A menujukan kepekatan lebih
dibandingkan tabung B, umumnya konsentrasi enzim selalu lebih
kecil dari konsentrasi substratnya. Karena itu laju reaksi sangat
tergantung pada konsentrasi enzim.
4. Suhu dan aktivitas enzim
Percobaan ini untuk melihat pengaruh pada perbedaan
suhu pada aktivitas enzim. Enzim adalah biokatalis sehingga tidak
ikut bereaksi dengan zat dan produk yang dihasilkan. Jika larutan
tidak bercampur berarti enzim tersebut masih aktif meskipun agak
rusak. Enzim ini masih bisa menghidrolisis produk. Pada suhu
yang dibawah suhu optimum, enzim dapat mengurangi aktivitas
yang terjadi pada enzim. Namun, apabila suhu diatas suhu
optimum, maka enzim akan mengalami denaturasi dan aktivitas
enzim dapat mati. Semakin tunggi suhu, kerja enzim juga akan
meningkat. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu

optimum, yaitu antara 300–400C dan dapat bereaksi lebih cepat

pada suhu lebih dari 500C. Namun pada suhu antara 600– 700C,
reaksi enzim menurun. Pada pengamatan yang dilakukan terlihat
pada tabung I yang disimpan di gelas kimia yang berisikan

dengan es (00C) didaptkan hasil positif yaitu perubahan warna


terlihat jelas dari warna putih keruh menjadi kuning keruh, dan
tabung B menunjukan hasil yang positif, dan pada tabung C
berubah menjadi abu-abu tua.
5. Pengaruh pH pada aktivitas enzim
Percobaan kelima akan melihat pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim. Percobaan dilakukan menggunakan 4 tabung.
Tabung A diisi dengan 2 mL HCL 0,4% dan ditambahkan 15
tetes katekol dan 15 tetes ekstrak enzim, perubahan warna yang
terjadi adalah kuning bening menjadi kuning sedikit keruh.
Tabung B diisi asam laktat 2% dan ditambahkan 15 tetes katekol
dan 15 tetes ekstrak enzim perubahan warna yang terjadi adalah
kuning keruh menjadi larutan bening dan terdapat endapan. Pada
tabung C dimasukkan aquadest 2 mL dan ditambahkan 15 tetes
katekol dan 15 tetes ekstrak enzim, reaksi perubahan warna yang
terjadi adalah ungu menjadi biru bening dan terdapat endapan
hitam. Pada tabung D dimasukkan 2mL Na-karbonat dan
ditambahkan 15 tetes katekol dan 15 tetes ekstrak enzim
mengalami perubahan warna dari hijau menjadi kuning keruh
kecoklatan. pH optimum aktivitas enzim yaitu pada pH netral.
Jika pH terlalu asam/basa maka dapat menggangu
amina/memutus ikatan.
Hasil percobaan dari semua pengujian yang telah
dilakukan, jika dibandingkan dengan literatur menungjukkan
ketidaksesuaian data. Ketidaksesuaian ini dimungkinkan terjadi
karena kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika praktikum. Salah
satunya adalah proses pada pemanasan yang kurang sempurna
sehingga perubahan warna yang dihasilkan pun tidak baik atau
kurang bereaksi, kemudian bias juga dikarenakan konsentrasi
pelarut yang sudah tidak sesuai akibat pengaruh penyimpanan dan
juga suhu pemanasan yang tidak sesuai yaitu diatas 37 derajat
celcius.

VII. KESIMPULAN
Hasil dari percobaan yang menguji tentang aktivitas enzim dan
faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein yang
mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme. Perannya
adalah sebagai katalis untuk reaksi kimia. Dimana ini artinya
enzim mendorong perubahan satu set reaktan atau substrat
menjadi produk tertentu.
2. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim antara lain, pH,
suhu, substrat, kofaktor, dan inhibitor.
3. Konsentrasi substrat mempengaruhi laju reaksi enzim.
4. Jika berada di bawah suhu optimum, aktivitas enzim
berkurang, sedangkan apabila diatas suhu optimum, enzim
akan mengalami denaturasi dan kerja enzim tersebut akan
mati.
5. pH optimum aktivitas enzim berada pada pH netral. Jika pH
terlalu asam/basa, maka ikatan-ikatan pada enzim akan
terganggu atau bahkan terputus.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Jakarta : Universitas
Indonesia PRESS
Tanpa nama. 2019. Mengenal Enzim Beserta Jenis-jenisnya.
(
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-enzim
beserta-jenis-jenisnya-2022/) (diakses pada 29 Agustus 2020).

Anda mungkin juga menyukai