NRP: 1321920012
Prodi: TIP
-----------------------------------------------------------------------------------
Pengertian ideologi
Ideologi = Idein (melihat) atau Idea (raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran
pengertian dasar dan cita-cita) dan Logia (ajaran) (Yunani)
Ideologi dapat diartikan sebagai “ajaran atau ilmu tentang gagasan dasar atau buah
pikiran.”
Menurut Oesman dan Alfian (1990: 6),
Berintikan serangkaian nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat
menyeluruh dan mendalam sebagai wawasan atau pandangan hidup.
Ideologi merupakan kerangka penyelenggaraan negara untuk mewujudkan
cita-cita bangsa.
Ideologi bangsa adalah cara pandang suatu bangsa dalam menyelenggarakan
negaranya.
Ideologi adalah suatu sistem nilai yang terdiri atas nilai dasar yang menjadi
cita-cita dan nilai instrumental yang berfungsi sebagai metode atau cara
mewujudkan cita-cita tersebut.
Kualitas tiga dimensi yang terkandung dalam ideologi menurut Alfian (1990).
Dimensi realita, secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat atau bangsanya.
Dimensi idealisme, mengandung idealisme, bukan lambungan angan-angan, yang
memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik.
Dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan, bahwa ideologi tersebut
memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang, tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat
atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya (Oesman dan Alfian,
1990: 7-8).
Fungsi Ideologi (Soerjanto Poespowardojo (1990))
Struktur kognitif, merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia
dan kejadian-kejadian dalam alam sekitranya.
Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan betindak.
Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuannya.
Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya (Oesman dan Alfian, 1990: 48).
3. Persatuan Indonesia
Kesatuan bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan rakyat dalam satu
negara Indonesia.
Wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, perbedaan-perbedaan harus
diserasikan untuk mencapai cita-cita bersama menuju kesejahteraan bersama.
Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Persatuan merupakan syarat mutlak untuk menuju masyarakat yang adil dan
makmur.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
/ Perwakilan
Bukan berdasarkan demokrasi yang menitik-beratkan kepentingan kolektif
dengan menganggap tiap-tiap individu sebagai bagian saja.
Bukan berdasarkan demokrasi liberal yang menitik-beratkan kepentingan
individu dan mendasarkan diri atas jumlah suara saja.
Adalah kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan yang mengikutsertakan
semua golongan yang mempunyai kepentingan dalam kehidupan kenegaraan
dan kemasyarakatan dengan musyawarah mupakat untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama. Berpangkal tolak dari faham kebersamaan dan
kekeluargaan dalam bentuk gotong royong. Dalam kebijaksanaan menuntut
agar wakil-wakil di DPR cakap menunaikan tugasnya; membuat undang-
undang, mengontrol pemerintah, menentukan anggaran belanja negara,
Kebijaksanaan ini meminta agar sistem kepartaian diatur sedemikian rupa
sehingga mementingkan rakyat dan bukan golongannya sendiri.
Identitas Nasional
Secara etimologis , identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “ nasional”.
identitas = identity (Inggris)= ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang,
kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain.
Nasional = nation (Inggris) = bangsa.
Identitas Nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau jati diri
nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa
yang lain (Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2011: 66).
Jadi, Identitas Nasional Indonesia adalah “ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.”
1. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia
a. Faktor dari dalam:
Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan
berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda
Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem pendidikan Barat
Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu
(Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak
dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di dalam berjuang menghadapi
kolonialisme Barat
b. Faktor dari luar:
Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905 yang mampu
mengangkat rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna bisa mengalahkan bangsa kulit
putih, lahirnya nasionalisme di kawasan Asia dan Afrika yang berhasil membentuk
negara-negara baru.