Anda di halaman 1dari 84

PRINSIP BIOETIK

ALI TAUFAN.,Dr.,MH.Kes
Modul Profesionalisme, Bioetik, Humanity, dan Legal

Etika
1

ilmu tentang tingkah laku manusia mengenai apa yang baik dan yang
buruk atau benar dan salah

tentang hak dan kewajiban moral

cabang ilmu filsafat praktis yang memberikan dasar untuk berfikir secara lurus
dengan premis (dasar pemikiran) yang benar sehingga bisa ditarik kesimpulan
yang benar pula

Etik
1

kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat (codes of
profesional ethics)

merupakan kumpulan azas (yang sudah dikodifikasikan) yang ditarik dari


pemikiran etis sehingga nilai itu bisa dipertanggung jawabkan secara
rasional

Nilai-nilai perlu dikritisi setiap waktu oleh karena perkembangan zaman


yang tidak memungkinkan nilai-nilai lama selalu bisa terus bertahan

Bila suatu nilai itu disetujui maka nilai itu mengikat bagi semua anggota
sehingga kegagalan untuk bertindak sesuai dengan nilai itu akan menjadi
pelanggaran etik.

Sehubungan dengan kedokteran, maka kita membicarakan mengenai:


Etika kedokteran
Ilmu tentang yang baik dan
yang buruk atau benar dan
salah serta mengenai hak dan
kewajiban moral sebagai
dokter

Etik Kedokteran
Kumpulan azas (kodeki, sumpah
dokter dsb) yang darinya keluarlah
beberapa nilai mengenai benar dan
salah yang dianut oleh masyarakat
kedokteran. Seringkali nilai-nilai itu
hanya berlaku dikalangan terbatas
(para dokter saja) dan tidak berlaku
pada masyarakat umum.

Values

q Can be defined as broad preference concerning


appropiate courses of action or outcomes.
qValues reflect a persons sense of right and wrong or
what ought to be equal right fo all, People should be
treated with respect and dignity are representative of
values
qValues tend to influence attitude and behavior
Rokeach, M (2007)

Values

Moral dan Norma


Moral
Kumpulan peraturan dan ketetapan tentang bagaimana manusia harus
hidup dan bertindak agar menjadi manusia baik. Kebaikan di sini diukur
sebagai manusia secara keseluruhan.
Norma
Norma moral berarti: tolok ukur untuk mengukur kebaikan orang. Dinilai
dalam kapasitasnya sebagai manusia.

Baik dan buruk tindakan

Suatu tindakan moral akan menjadi baik kalau memenuhi kriteria sbb:
1. Motivasinya baik
2. Caranya baik
3. Environment / situasi

Semua poin harus baik karena kalau tidak maka perbuatan itu tidak
baik, sehingga :
1. Tidak cukup bahwa motivasinya yang baik
2. Caranya juga perlu baik
3. Situasinya hanya menambah atau mengurangi bobot pelaku

Contoh:
q Pemerintah perlu mengurangi jumlah rakyat miskin
Pemerintah menguranginya dengan cara membunuh orang miskin
kesimpulan :
- Motivasi baik
- Cara tidak baik
q Ada perbuatan yang intrinsik jahat, yakni suatu perbuatan yang walaupun
motivasinya baik dan caranya baik, tetapi Itu selalu salah : misalnya :
mencuri
q Invironment atau situasi hanya berfungsi untuk menambah atau
mengurangi bobot/nilai tindakan
Mencuri uang Rp.10.000 dirumah orang miskin dan di rumah orang kaya,
bobot nilai moralnya berbeda walaupun sama-sama bersalah.

Insight
The capacity to gain an accurate and deep intuitive
understanding of a person thing.
Synonyms: Intuition,Perception,Awareness, Understanding.
Psycology : an understanding of the motivasional forces
behind ones action, thoughts, or behavior.

Steinberg (1996)

Isu Etik

Suatu permasalahan yang muncul dari suatu


situasi yang dihadapi dan menuntut seseorang
atau organisasi untuk menentukan apakah
permasalahan dalam situasi tersebut etis atau
tidak etis.

Dilema Etis

Suatu situasi terdapat dua atau lebih


prinsip-prinsip etis saling bertentangan
satu sama lain sehingga menimbulkan
kesulitan dalam mengambil keputusan.
Prinsip etis yang diambil dapat tetap
menimbulkan pertentangan dengan
prinsip etis yang lainnya .

BIOETIK

bios=kehidupan
ethos = nilai-nilai moral
Bioetik adalah studi interdisipliner
tentang problem
problem etik yang
ditimbulkan oleh perkembangan di
bidang biologi dan ilmu kedokteran, baik
pada skala mikro maupun makro, masa
kini dan masa mendatang.

History of Bioethics

Bioethics adalah pengembangan dari Etika medis yang memang


sudah ada sejak jaman kuno
Pada awalnya, para tokoh bioetik adalah para filsuf dan theolog dan
beberapa orang dokter.

History of Bioethics

Biomedical Ethics

Respect for
autonomy
Non Malescence
Belmont Report
Respect for person
Beneficence
Justice

Benecence
Jus6ce

Abstract
Principle
into Prac5ce
Ethics to
Bioethics

Perkembangan bioetik modern

Kata Bioethics pertamakali dipakai oleh Van


Rensselaer
Potter tahun1971dalam bukunya Bioethics: Bridge
to the Future.
Tokoh lain yang memakai Bioethics adalah Andre
Hellegers seorang obstetrician gynecologist dari
Georgetown University, WashingtonD.C
Buku yang paling berpengaruh dalam bioetik adalah
etika medis, yang ditulis oleh Tom Beauchamp dan
JamesChildress.

Introduction
Dalam beberapa dekade terakhir ini Medical Ethics
yang banyak dianut adalah 4 prinsip, yakni
Autonomy,
Nonmaleficence,
Beneficence dan
Justice
Dikembangkan oleh Tom L. Beauchamp dan James
F. Childress dalam bukunya yang sangat terkenal
Principles of Biomedical Ethics yang pertama kali
diterbitkan tahun 1979 dan sudah mengalami
revisi dan cetak ulang beberapa kali.

Tom L. Beauchamp adalah American philosopher yang


berspesialisasi dalam moral philosophy ,bioethics,and animal
ethics.Ia adalah Professor of Philosophy di Georgetown University
dan Senior Research Scholar di the University's Kennedy Institute of
Ethics

James Franklin Childress Adalah seorang philosopher dan


theolog yang perhatian utamanya pada ethics, khususnya
biomedical ethics. Sekarang,dia adalah Professort he John
Allen Hollingsworth Of Ethics di Department of Religious
Studies di the University of Virginia.

Introduction
Dari ini kemudian lahir beberapa varian mengenai
pedoman etik dalam medical ethics, misalnya Belmont
Report menge-nai riset yang memakai subjek
manusia. Dalam Belmont Report disebutkan bahwa
prinsip etis dasarnya ialah Respect for Person
(autonomy), Beneficence dan Justice.
CIOMS 2008 mengenai International Ethical
Guidelines for Epidemiological Studies yang
merupakan hasil kerja bareng antara
Council for
International Organizations of Medical Sciences
(CIOMS) dengan World Health Organization (WHO).
Di dalamnya juga disebutkan prinsip etika utamanya
ialah Respect for Person (autonomy), Beneficence
dan Justice,

PRINCIPLE-BASED ETHICS
( 4 KAIDAH DASAR MORAL)
1. Beneficence
2. Autonomy
3. Nonmaleficence
4. Justice

Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of Biomnedical


Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford, 2008

Beneficence
Kata Beneficence berasal dari :
Benefits of others / bonum comune:
kebaikan, keuntungan, bermurah
hati.
Prinsip ini mewajibkan kepada kita
memberikan kebaikan bagi pasien.
refers to actions that promote the well
being of others (patient)
Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of
Biomnedical Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford,
2008

Beneficence
Dalam prinsip beneficence ini harus dilandasi dengan mercy,
kindness, charity, altruism, and humanities. Beauchamp and
Childress menggaris bawahi kewajiban moral bahwa tindakan
dokter harus menguntungkan orang lain (pasien) atau memberikan
manfaat bagi orang lain (pasien)
Dengan kata lain, kalau suatu tindakan tidak memberikan manfaat
ataupun keuntungan bagi pasien, maka seorang dokter tidak boleh
melakukannya.

Autonomy
Kata autonomy berasal dari kata bahasa
Yunani autos yang berarti diri sendiri dan
nomos yang berarti memerintah.
Otonomi diri berarti bahwa pasien bebas
menentukan sendiri pilihan-pilihannya yang
sesuai dengan tata nilai yang dianut.

Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of


Biomnedical Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford,
2008

Respect for Autonomy


Kata autonomy berasal dari kata bahasa Yunani autos yang berarti
diri sendiri dan nomos yang berarti memerintah. bagi masingmasing manusia dan berarti memerintah diri sendiri dalam arti bisa
menentukan diri sendiri.
Manusia pada dasarnya adalah makluk yang otonom karena dia
harus bisa menentukan sendiri apa yang baik sehingga akan
dilakukan sendiri.
Otonomi diri berarti bahwa dia bebas dari campur tangan asing
sehingga bisa menentukan sendiri pilihan-pilihannya yang sesuai
dengan tata nilai yang dia anut.

3 syarat tindakan disebut sebagai tindakan otonomi:


1

Intentionally : Tindakan diputuskan dengan maksud tertentu

Understanding : Dengan pemahaman yang benar

Without Influence : Tanpa pengaruh yang mengendalikan pilihan

Terdapat 2 kondisi utama dalam menentukan otonomi seorang


individu:
1

Liberty (bebas dari pengaruh yang mengendalikan)

Agency (kapasitas pribadi untuk melakukan tindakan yang bertujuan)

Kompetensi dan Kapasitas Pasien


Kompetensi
Kondisi seseorang pasien berhak memberikan persetujuan : pasien
yang dalam keadaan sadar, sehat mental, telah berusia 21 tahun.
(Permenkes no. 290 Tahun 2008)
Kapasitas
q Derajat seseorang pasien dapat mengerti informasi yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan persetujuan tindakan
medis dan menyadari konsekwensi yang akan terjadi bila keputusan
tersebut diambil atau tidak diambil. (Latus 2002)
qDapat berubah sepanjang waktu misalnya karena pengaruh kondisi
beratnya penyakit, obat - obatan (Latus 2002)

Nonmaleficence
Kata Nonmalefecince berasal dari kata:
nonmale (tidak jahat) fic (berbuat). Hal ini sesuai
dengan prinsip dari sumpah Hippokrates primum
non nocere (first do no harm).

Prinsip nonmaleficence berarti adanya


kewajiban untuk tidak mencelakai (melukai)
atau berbuat jahat pada pasien.

Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of


Biomnedical Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford,
2008

Justice
q Prinsip justice sebagai : equality, fairness yaitu :
penyama-rataan, kesetaraan.
q The Principles of justice underlines concern about how
social benefits and burdens should be distributed.
q Justice requires that equals be treated equally, and
unequals be treated unequally but in proportion to their
relevant in equalities.

Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of


Biomnedical Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford,
2008

Justice
qDalam konteks pelayanan kesehatan, distributive justice
menuntut bahwa setiap orang mendapatkan akses
pelayanan kesehatan dasar yang sama dan setara
(equal), sesuai dengan HAM.
qThe distributive justice:
1. To each person an equal share
2. To each person according to need
3. To each person according to efford
4. To each person according to contribution
5. To each person according to merit
6. To each person according to free market exchange
Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of
Biomnedical Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford,
2008

Prinsip etika kedokteran dewasa ini yang banyak dianut berdasarkan prinsip (norma):

Beneficence

Nonmaleficence

Respect for autonomy

Justice

Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of Biomnedical Ethics (6th ed.),
Oxford University Press, Oxford, 2008

Beneficence Criterion

Yes

Altruisme
Menjamin nilai pokok harkat&martabat manusia

Memandang pasien tak hanya sejauh menguntungkan dokter


Mengusahakan manfaat > dibanding keburukan
Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang
Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi
Minimalisasi akibat buruk
Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
Mengembangkan profesi secara terus-menerus
Memberikan obat berkhasiat namun murah
Menerapkan Golden Rule Principle
Post Graduate Bioethics, Medical Law, and Human Right . FK.UI, Jakarta Mei 2006

No

Nonmaleficence Criterion

Yes

Menolong pasien emergensi


Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
-Pasien dlm keadaan amat berbahaya(darurat)/beresiko
hilangnya sesuatu yg penting
-Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
-Tindakan dokter tadi terbukti efektif
-Manfaat bagi pasien >

Mengobati pasien yg luka


Tidak melakukan euthanasia
Tidak merendahkan pasien
Mengobati secara proposional
Menghindari misinterpretasi pasien
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
Memberikan semangat hidup
Tidak melakukan White Collar Crime
Post Graduate Bioethics, Medical Law, and Human Right . FK.UI, Jakarta Mei 2006

No

Autonomi Criterion

Yes

Menghargai hak menentukan nasib sendiri


Tidak mengintervensi pasien dlm membuat keputusan(elektif)

Berterus terang
Menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Menghargai rasionalitas pasien
Melaksanakan Informed consent
Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri
Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dlm mengambil
keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
Sabar menunggu keputusan yg akan diambil pasien pd kasus
non emergensi
Tidak berbohong pd pasien walaupun demi kebaikan pasien
Memperoleh hak second opinion
Post Graduate Bioethics, Medical Law, and Human Right . FK.UI, Jakarta Mei 2006

No

Justice Criterion

Yes

Memberlakukan segala sesuatu secara universal


Mengambil porsi terakhir dari proses membagi

Memberikan kesempatan yg sama thdp pribadi dlm posisi


yang sama
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien
Menjaga kelompok yg rentan(yg paling dirugikan)
Tidak melakukan penyalahgunaan
Memberikan kontribusi yg relatif sama dg kebutuhan pasien
Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian
Mengembalikan hak kepada pemiliknya pd saat yg tepat dan
kompeten
Tidak membedakan pelayan pd pasien atas dasar SARA,
status sosial , dll
Post Graduate Bioethics, Medical Law, and Human Right . FK.UI, Jakarta Mei 2006

No

Critical Thinking
on the 4 Basic Ethical principles

1. Respect for Autonomy

Kata autonomy berasal dari kata bahasa Yunani autos yang


berarti diri sendiri dan nomos yang berarti memerintah. Di alam
Yunani kuno, kata autonomi dipakai untuk menunjukkan bahwa
kota-kota (polis) memerintah sendiri.

Penggunaannya lalu diperluas bagi masing-masing manusia dan


berarti memerintah diri sendiri dalam arti bisa menentukan diri
sendiri.

Manusia pada dasarnya adalah makluk yang otonom karena dia


harus bisa menentukan sendiri apa yang baik sehingga akan
dilakukan sendiri.

Otonomi diri berarti bahwa dia bebas dari campur tangan asing
sehingga bisa menentukan sendiri pilihan-pilihannya yang sesuai
dengan tata nilai yang dia anut.

1. Respect for Autonomy


Tentu saja untuk bisa mengambil keputusan sendiri
diperlukan beberapa syarat: kompetensi, kebebasan,
pengetahuan dan kehendak.
Prinsip respect for autonomi berarti bahwa masing-masing
manusia harus punya kebebasan untuk menentukan
sendiri apa yang akan dibuat dan dihormati apa
keputusannya.
Penghormatan ini bersumber pada kodrat manusia bahwa
masing-masing manusia mempunyai nilai intrinsik dan
uncon-ditional sehingga dengan alasan apapun juga
manusia tidak bisa dipandang hanya sebagai alat tetapi
harus menjadi subjek.
Dengan kata lain, manusia tidak boleh berbuat
instrumentalisasi manusia lainnya karena ketika manusia
hanya dipandang sebagai alat untuk mencapai sesuatu,
maka kita menurunkan harkat dan martabatnya.
Dalam dunia kedokteran, respect for autonomy ini
diwujudnyatakan dalam informed consent.

1. Respect for Autonomy


Tujuan akhir dari informed consent ialah supaya pasien
sendiri yang mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
Untuk bisa mengambil keputusan yang baik dan benar
diperlukan pengetahuan atau informasi. Yang mempunyai
informasi adalah para pelayan kesehatan. Oleh karena itu,
para pelayan kesehatan berkewajiban untuk memberikan
informasi secara baik, benar dan utuh kepada pasien.
Lalu pasienlah yang mengambil keputusan. Pelayan
kesehatan hanya boleh bertindak sejauh diberi otoriasi oleh
si pasien.

1. Respect for Autonomy


Critical thinking
Untuk Indonesia, menjalankan Informed secara baik dan
benar seperti di atas masih mengalami kendala konkrit,
misalnya :
Kurangnya pendidikan formal bagi warganegara. Untuk bisa
menangkap apa yang diterangkan oleh pelayan kesehatan
diperlukan level minum pendidikan formal atau training.
Pandangan hidup timur yang lebih komunal daripada
individual. Ini menyebabkan bahwa pengambilan keputusan
tidak selalu mudah, karena terbuka konflik bagi anggota
keluarga yang dipandang mempunyai hak untuk itu.
Pandangan hidup timur yang tidak individualis menjadikan
pengam-bilan keputusan pribadi sering dipandang sebagai
bentuk kesombongan.

1. Respect for Autonomy


Mengingat kendala konkrit tersebut, maka perlu
diperhatikan kelompok tertentu dalam masyarakat yang
tidak cukup hanya tanda tangan informed consent tetapi
harus diperhatikan vulnerabilitynya sehingga perlu special
protection.

1. Respect for Autonomy


Prinsip Vulnerability
Kesulitan-kesulitan tersebut menjadi catatan untuk menilai
bahwa informed consent sendiri seringkali tidak cukup ada
aspek lain yang harus diperhatikan, misalnya aspek
vulnerability dari pasien. Prinsip vulnerability ini akhir-akhir
ini semakin menjadi perhatian pelbagai pihak.

1. Respect for Autonomy


Prinsip Vulnerability
Kata vulnerability berasal dari kata bahasa Latin
vulnerbilis, dengan kata kerjanya vulnerre yang berarti
melukai. Kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi
kata vulnerable (adjective) yang berarti lemah, rentan,
mudah diserang, mudah kena serangan/ancaman yakni
keadaan rentan terhadap suatu bahaya yang oleh karena
keadaannya, dari dirinya sendiri dia tidak mampu untuk
mengalahkannya atau melawannya atau mengatasinya.

1. Respect for Autonomy


Tidak mudah untuk membuat definisi atau kriteria
vulnerability yang bisa menyangkut banyak aspek seperti
biologi, kesehatan, sosial, ekonomi, psikologis, karakter
kultur dsb. Walaupun tidak mudah membuat definisi tetapi
seringkali mudah dirasakan bahwa dalam diri orang ini atau
kelompok ini adalah yang vulnerable. Orang-orang yang
masuk dalam ketegori ini misalnya orang cacat, orang sakit,
orang yang sudah tua, wanita mengandung dan janinnya,
anak-anak di bawah umur, orang miskin, tahanan, kelompok
minoritas dan sebagainya

1. Respect for Autonomy


Prinsip vulnerability ini dikembangkan terutama untuk
melindungi mereka yang tidak terjangkau oleh prinsip
otonomi.
Pada dasarnya, semua orang harus menghormati
keputusan yang dibuat oleh seorang individu untuk dirinya
sendiri, juga seandainya keputusan itu dipandang orang lain
sebagai keputusan yang salah.
Masing-masing orang berhak untuk menjadi dirinya sendiri
dan juga menjadi tuan atas dirinya sendiri sehingga masingmasing orang itu otonom.
Akan tetapi prinsip otonomi ini mengandaikan yg bersangkutan mempunyai prasarana (pengetahuan dan kebebasan)
sehingga bisa mengambil keputusan yang baik dan benar.

1. Respect for Autonomy


Salah satu perwujudan dari otonomi ini ialah pemberian
informed consent apabila orang lain mau membuat sesuatu
terhadap dirinya. Bagaimana bagi mereka yang tidak
mempunyai rasarana itu?
Tentu saja informed consent formal yang berupa tanda
persetujuan saja tidak cukup, perlu perlindungan khusus
mengenai kepentingan dasarnya sehingga tidak disalah
gunakan.

1. Respect for Autonomy


Secara singkat prinsip ini bisa dikatakan bahwa orang yang
kuat wajib melindungi orang yang lemah dan tidak boleh
mempergunakan vulnerability itu untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau memperdayakan orang-orang yang
lemah. Hanya dengan demikianlah bisa tercipta tatanan
masyarakat yang damai dan aman di mana orang yang kecil
dan lemah tidak terancam oleh orang yang kuat dan dengan
demikian terhindar dari homo momini lupus (manusia
menjadi serigala bagi yang lainnya) dimana terjadi
penindasan orang yang lemah dari orang yang kuat.

1. Respect for Autonomy


Prinsip ini harus dipegang baik-baik oleh para pelayan
kesehatan sebab hubungan antara dokter dengan pasien
adalah hubungan yang tidak seimbang: hubungan antara
orang yang kuat dan lemah.
Di satu pihak dokter punya pengetahuan, kemampuan dan
sarana sedangkan di lain pihak pasien berada dalam
kondisi lemah karena sakit dan kebanyakan tidak
mempunyai pengetahuan, kemampuan dan sarana
penyembuhan. Dalam hubungan yang seperti ini rawan
terhadap abuse of power.

1. Respect for Autonomy


Vulnerability ini seharusnya menjadi sumber tanggung
jawab kita karena keadaan itu seringkali bukan karena
kesalahan si subjek tetapi bisa datang dari luar dirinya
sebagai sesuatu yang tak terhindarkan. Lagi pula,
yang vulnerable bukan hanya seorang subyek tetapi
bisa juga sekelompok manusia. Bagi mereka pun kita
harus menunjukkan tanggung jawab.
Mereka yang vulnerable harus mendapatkan
perlindungan yang khusus dan tidak bisa disamakan
dengan mereka yang tidak vulnerable. Justru karena
kerentanan dan ketidak mampuannya untuk
mengatasi/menyelesaikan ancamannya maka
perlindungan khusus itu harus diterapkan.

1. Respect for Autonomy


Badan PBB juga memberikan perhatian yang istimewa
kepada kelompok vulnerable ini, misalnya tahun 2005,
UNESCO mengeluarkan dokumen yang berjudul Universal
Declaration on Bioethics and Human Rights,
Article 8: Respect for human vulnerability and personal
integrity mengatakan, In applying and advancing scientific
knowledge, medical practice and associated technologies,
human vulnerability should be taken into account.
Individuals and groups of special vulnerability should be
protected and the personal integrity of such individuals
respected.

2. Nonmaleficence
Kata ini berasal dari dua kata: male (jahat) +
fic (berbuat).
Jadi prinsip nonmaelficence
berarti adanya kewajiban berat untuk tidak
mencelakai (melukai) atau berbuat jahat
secara sengaja.
Hal ini sangat dekat dengan semboyan etika
medis yang sudah ada sejak dulu yakni
primum non nocere (above all, do no harm).
Prinsip ini berasal dari sumpah Hippokrates,
I will use treatment to help the sick according
to my ability and judgement, but I will never
use it to injure or wrong them.

2. Nonmaleficence
Prinsip ini sering disamakan dengan prinsip
yangberikut yakni prinsip Beneficence.
Ada perbedaan yang jelas antara keduanya.
Kewajiban untuk do no harm (nonmaleficence)
tentu saja berbeda dengan kewajiban untuk
membantu sesama karena yang nonmaleficence
itu bersifat refrain from sedangkan beneficence
bersifat harus berbuat.
Mana yang lebih kuat tergantung dari situasinya.
Bisa terjadi kewajiban do no harm lebih berat dari
pada beneficence, misalnya dalam hal
berhubungan dengan orang yang lemah. Tetapi
bisa juga beneficence lebih kuat dari pada
nonmaleficence.

2. Nonmaleficence
Critical thinking
Prinsip ini begitu penting dalam hubungan antara
dokter dan pasien terutama sehubungan dengan
tugas dokter sebagai yang menyembuhkan dan
menjaga kehidupan. Sepanjang sejarah telah
banyak dialokasikan riset, dana, tenaga dsb
untuk menjaga agar hidup manusia tidak
dibahayakan. Dewasa ini sudah ada begitu
banyak kemajuan teknology sehingga
penyembuhan penyakit yang dulu harus
dilakukan dengan operasi besar tetapi sekarang
diganti dengan yang non invasive atau
seminimal mungkin harus melukai.

2. Nonmaleficence
Akan tetapi ada kasus dimana mau tidak
mau harus membuat tindakan yang
melukai atau bahkan mengamputasi
bagian (anggota) tubuh.
Untuk itu perlu dilihat prinsip Totalitas
dan integritas manusia.

2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa prinsip ini menampil-kan
suatu prinsip moral bahwa bagian itu ada untuk kepentingan
keseluruhan sebab dalam hal ini yang utama adalah kebaikan
keseluruhan (total) dari orang tersebut.
Kalau tidak ada alasan yang mendasar (karena sakit) integritas
badan manusia tidak boleh dirusak (dipotong, dilukai, dibuat
dalam bentuk lain dsb.) akan tetapi kalau ada bagian tubuh
tertentu yang mengancam kerusakan tubuh secara keseluruhan
(totalitas) maka bagian itu boleh dihilangkan.
Dalam keadaan biasa, masing-masing orang wajib untuk
menjaga integritas (keutuhan) tubuhnya sehingga anggotaanggota tubuhnya tetap utuh dan bisa berfungsi sebagaimana
mestinya.

2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Prinsip ini totalitas dan integritas ini juga biasa dikenal
dengan istilan pars pro toto yakni adanya bagianbagian itu ada untuk keseluruhan sehingga dengan
syarat-syarat tertentu dapat dibenarkan untuk
mengurbankan bagian tubuh (anggota badan) demi
kebaikan dan keutuhan seluruh manusia. Hal ini
berkenaan dengan eksistensi manusia sebagai
makluk yang untuh dan integral (menyatu).
Keutuhan dan integritas manusia ini sangat penting
artinya sebab ketiadaan integritas manusia secara
biologis akan menjadikan ketiadaan manusia.

2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Salah satu tugas pelayan kesehatan adalah
untuk menjaga integritas manusia secara
total. Penyembuhan penyakit adalah salah
satu cara untuk menjaga integritas manusia
karena bagian yang sakit itu (kalau dia
sedang sakit) akan mengganggu
integritasnya.
Manusia pun secara hukum kodrat (naluriah)
selalu akan menjaga keutuhan badannya
secara utuh (misalnya kalau ada bagian yang
sakit dia pasti akan menyembuhkannya).

2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Dalam hal ini yang paling penting adalah
keseluruhannya dan bukan bagian. Oleh
karena itu, kalau bagian mengganggu atau
bahkan mengancam keseluruhan, maka
bagian itu harus dihilangkan. Akan tetapi
kalau bagian itu tidak sakit dan tidak
mengganggu keseluruhan maka tidak boleh
dipotong atau dibuang. Ini adalah mutilasi
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan
secara etis.

2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Agar prinsip totalitas ini bisa diterapkan secara
benar perlu kondisi sebagai berikut:
1. Pertama-tama harus jelas benar bahwa di
antara keduanya ada hubungan antara keseluruhan dan bagian. Dengan kata lain, kalau kalau
hubungan antara mereka itu bukan hubungan
antara keseluruhan (totalitas) dan bagian, maka
prinsip ini tidak bisa diterapkan.

2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
2. Harus jelas juga mengenai kodrat kedekatan
hubungan keduanya itu, apakah hal itu masuk
pada bagian esensi atau hanya merupakan
tindakan atau kedua-duanya. Demikian pula
harus jelas apakah hubungan bagian dengan
keseluruhan itu berlaku hanya untuk bagian
tertentu atau semua bagian.

3. Beneficence
Prinsip Beneficence ini mewajibkan kepada kita
bukan hanya untuk menghormati otonomynya dan
tidak berbuat yang mencelakakannya tetapi kita juga
wajib untuk memberikan atau menyumbang bagi
kebaikan mereka (kebaikan bersama).
Kewajiban ini berdasarkan pada kodrat manusia
yang makluk sosial dimana masing-masing orang
berkewajiban untuk menyumbang demi kebaikan
bersama (bonum comune) (NB: Bandingkan dengan
Tujuan Nasional kita yang dirumuskan dalam
Pembukaan UU 45 yakni memajukan
kesejahteraan umum.)

3. Beneficence
Dalam prinsip beneficence ini harus dilandasi dengan mercy,
kindness, charity, altruism, love and humanities. Beauchamp
menggaris bawahi kewajiban moral bahwa tindakan dokter
harus menguntungkan orang lain (pasien) atau memberikan
manfaat bagi orang lain (pasien).
Dengan kata lain, kalau suatu tindakan tidak memberikan
manfaat ataupun keuntungan bagi pasien, maka seorang dokter
tidak boleh melakukannya.
Dalam hal ini harus hati-hati agar tidak jatuh dalam prinsip etis
utilitarianisme dimana benar dan salahnya suatu perbuatan
hanya tergantung dari manfaat sebesar-besarnya bagi semakin
banyak orang (the greatest happiness for the greatest number).

3. Beneficence
Ketika kriterianya menjadi demikian, ada bahaya bahwa
orang akan jatuh pada instrumentalisasi manusia yakni
memandang manusia hanya sebagai alat untuk mencapai
suatu tujuan.
Tentu saja ini mendegradasikan manusia hanya sebagai alat
dan bukan lagi sebagai subjek.

3. Beneficence
Critical Thinking

Kita memang mempunyai kewajiban untuk berbuat demi


keuntungan pasien (beneficence). Hanya kadang-kadang
pilihannya tidak selalu mudah.
Ada kalanya pilihannya semuanya sulit dan jelek semuanya
dan tidak ada pilihan yang baik.
Oleh karena itu, dalam kasus ini harus diterapkan dua prinsip
etis yakni minus malum dan double effect.

3. Beneficence
Prinsip minus mallum
Dari katanya sendiri, prinsip ini sudah menjadi jelas: minus
(kurang) + malum (jahat, jelek) = yang kurang jelek. Yang
dimaksud dengan prinsip minus mallum ialah kalau kita harus
memilih beberapa pilihan yang semuanya adalah jelek/jahat
maka pilihan harus dijatuhkan kepada suatu pilihan yang
paling sedikit nilai kejahatannya atau paling sedikit nilai tidak
baiknya.
Dalam situasi tertentu orang terpaksa harus memilih diantara
dua atau lebih pilihan yang semuanya mengandung nilai atau
konsekwensi kejahatan.

3. Beneficence
Untuk bisa menerapkan dengan harus dilihat faktor-faktor
sbb:
1.Secara obyektif orang terpaksa harus memilih dari
antara dua atau lebih pilihan. Dengan kata lain:
kemungkinan untuk tidak memilih dari semua pilihan itu
tidak ada atau tidak memilihpun mempunyai nilai atau
konsekwensi jahat.
2.Secara obyektif memang tidak ada kemungkinan lain
selain dari kemungkinan yang sudah tersedia.
3.Semua pilihan itu mempunyai nilai (inherent) dan/atau
dampak yang jahat (tidak baik).
4.Dalam situasi demikian maka orang harus memilih
suatu pilihan yang mempunyai nilai/konsekwensi
kejahatan yang paling minimum.

3. Beneficence
Prinsip double effect
Secara singkat prinsip double effect bisa diringkaskan seba-gai
berikut: Apakah diperbolehkan melakukan perbuatan yang
dimaksudkan untuk mencapai kebaikan jika sudah sejak semula
bisa dipastikan bahwa akan terjadi efek yang tidak baik? Jadi,
dalam hal ini sebuah tindakan mempunyai effek ganda: yang
satu baik dan yang lainnya tidak baik. Tindakan macam itu
diperkenankan hanya bila efek jahat itu terpaksa terjadi demi
alasan-alasan yang baik dan efek jahat itu tidak dimaksudkan
oleh tindakan itu dan efek jahat itu secara proporsional lebih
kecil dari effek baiknya.

3. Beneficence
Untuk bisa menerapkan dengan tepat prinsip-prinsip
double effect, diperlukan prasyarat yang harus diterapkan
bersama-sama:
1.Perbuatan (aksi) itu dari dirinya sendiri harus bersifat
baik atau sekurang-kurangnya indifferent. Dengan kata
lain perbuatan yang intrinsik jahat tidak bisa dipakai.
2.Yang menjadi intensinya adalah efek baik itu sendiri dan
bukan effek jahatnya.
3.Efek yang baik itu bukan dihasilkan dari cara yang jahat
atau yang berefek jahat.
4.Harus ada alasan yang kuat (berat) secara proporsional
untuk menghalalkan efek yang jahat itu. Dengan kata
lain: Efek jahat itu terpaksa harus terjadi.

4. Justice
Pertanyaan tentang definisi keadilan sudah lama
menjadi pertanyaan banyak orang. Beauchamp dan
Childress mentafsirkan justice sebagai fair, equitable
and appropriate treatment in light of what is due or
owed to persons.
Mereka juga menggarisbawahi arti keadilan dalam
apa yang disebut distributive justice yakni fair,
equitable and appropriate distribution in society
determined by justified norms that structure the terms
of social cooperation.

4. Justice
Dalam pelayanan kesehatan, sudah lama soal
justice ini menjadi pemikiran, Apakah semua
orang harus mem-punyai akses yang sama
terhadap segala macam pelayanan kesehatan?
Bagaimana harus memperguna-kan scared
resources?

Bagaimana kompetisi antar pelayan dan pelayanan


kesehatan? Dalam riset kesehatan, apakah adil bila
pemerintah mengalokasikan dana besar untuk riset
penyakit yang diderita hanya bagi sejumlah kecil
warganegara sedangkan yang menyang-kut banyak
orang tidak mendapatkan dana yang memadai?
Dan masih banyak pertanyaan mengenai justice
dalam pelayanan kesehatan.
Pertanyaan ini di Indonesia menjadi semakin urgen
sebab ketidak adilan dalam banyak hal terjadi di
mana-mana.

4. Justice
Critical Thinking

Secara teoritis, tidak ada kritik terhadap prinsip


ini. Dengan kata lain, secara konseptual sudah
memadai hanya tinggal aplikasinya yang tidak
selalu mudah.
Masalah justice ini adalah masalah yang sangat
serius ditangani bagi para pelayan kesehatan.

Ketidak adilan yang dialami banyak orang sering menjadi


kurban sehingga ada yang menulis, Orang miskin dilarang
sakit. Tetapi di lain pihak, para pelayan kesehatan sendiri juga
sering mendapat perlakuan yang tidak adil. Memang tidak
mudah berbuat adil walaupun konsepnya jelas.

3. The Four Prinsiples (Beauchamp and Childress )


2. Nonmaleficence
The principle of nonmaleficence refers to the duty to
refrain from causing harm: primum non nocere (above
all, do no harm)
The Hippocratic imperative to Physicians: Bring benefit
and do no harm
Beauchamps and Childress underlines the necessity not
to inflict evil or harm:
Do not kill
Do not cause pain or suffering
Do not incapacitate
Do not cause offenses
Do not deprive others of the good of life.

3. The Four Prinsiples (Beauchamp and Childress )

2. Nonmaleficence
Some time we can not escape from hurting or
doing harm to our patient
In this case, it will be judged according to the principle
of double effects:

1.The intention is the good effect and


nor the bad.
2.The action itself is a good action or
indifferent
3.The bad effect is proportionally smaller
than the good effect.

3. The Four Prinsiples (Beauchamp and Childress )


3. Beneficence

The principle of beneficence assert the duty to


help others furthers their important and
legitimate interest:
1. One ought to prevent evil or harm
2. One ought to remove evil or harm
3. One ought to do or promote good
Or in more positive way:
1. Protect and defend the rights of others
2. Prevent harm from occuring to others
3. Remove conditions that will cause harm to
others
4. Help person with dissabilities
5. Rescue person in danger.

3. The Four Prinsiples (Beauchamp and Childress )


3. Beneficence
It is not enough refraining from dong bad thing
(nonmaleficence) but we have to promote the goodness
or legitimate interest of other (beneficence):

3. The Four Prinsiples (Beauchamp and Childress )

4. Justice
The Principles of justice underlines concern
about how social benefits and burdens should
be distributed.
Justice requires that equals be treated equally,
and unequals be treated unequally but in
proportion to their relevant inequalities.
The distributive justice:

To each person an equal share


To each person according to need
To each person according to efford
To each person according to contribution
To each person according to merit
To each person according to free market exchange.

ETHICAL PROBLEM SOLVING


Nama Mahasiswa

Case
No.

ETHICAL Alternative Based


Ethical
Alternative
Verification
PRIMAFACIE
INSIGHT on Values System
Dilema
Decision
APA ?
KDM YG MUNGKIN KDM yang sangat dominan
KDM
VALUE
PROBLEM
SIAPA?
KRITERIA KDM
KDM yang saling bertentangan KRITERIA KDM CLARIFICATION SOLVING
KAPAN?
TEORI ETIK
DIMANA?
SITUASI ?

DOKTER BIJAK
Ketika sampai gilirannya Pak Dadu memasuki ruang praktek Dr. Bijak.
Silahkan duduk Dokter Bijak mempersilahkan sambil membaca dengan
seksama kartu berobat Pak Dadu yang sehari-harinya bekerja sebagai
tukang becak. Apa sudah ada hasil rontgen dan laboratoriumnya Pak
tanya Dokter Bijak setelah membaca catatan dalam kartu berobat bahwa
dua hari yang lalu ia meminta Pak Dadu untuk dua pemeriksaan tersebut.
Sudah dok jawab Pak Dadu sambil menyerahkan hasil rontgen dan
laboratoriumnya.
Setelah
memperhatikan dan membaca dengan
seksama kedua hasil pemeriksaan tersebut, kemudian Dari hasil
pemeriksaan
Templates saya dan gejala klinis yang saya temukan, ditambah lagi
hasil rontgen dan laboratorium Bapak, saya bisa menyimpulkan bahwa
Bapak menderita TBC paru aktif . Untuk itu Bapak harus menjalani
terapi selama minimal 6 bulan dan obatnya tidak boleh terputus Lanjut
Dokter Bijak. Saya akan memberikan obat untuk satu bulan, dan Bapak
harus rajin kontrol. Pak Dadu terdiam, Bagaimana pak ? tanya Dokter
Bijak. Tapi dok saya tidak punya uang untuk mematuhi anjuran dokter
jawab Pak Dadu. Untuk makan sehari-hari saja susah dok lanjutnya.
Ooo begitu...baiklah saya akan rujuk ke Puskesmas dekat tempat tinggal
Bapak, karena obat untuk penyakit Bapak dapat diperoleh dengan gratis
di sana

Untuk sementara saya kasih obat untuk satu minggu ya Pak, obatnya saya
kasih obat generik biar Bapak bisa menebusnya, tapi ingat sesegera
mungkin Bapak harus melapor ke Puskesmas sambil membawa surat
rujukan saya jelas Dokter Bijak sambil mengambil kertas dan pulpen.
O ya Bapak punya anak kecil di rumah ? tanya Dokter Bijak Ada dok,
satu orang, usianya 2 tahun, kenapa dok ? Pak Dadu menangggapi.
Penyakit Bapak dalam fase penularan, oleh karena itu saya anjurkan kalau
Bapak ke Puskesmas nanti, jangan lupa anaknya juga dibawa serta untuk
diperiksa jelas Dokter Bijak. Baiklah dok Pak Dadu menyanggupi. Ini
pak surat rujukannya dan jangan lupa anaknya diperiksa juga, Dokter
Bijak mengingatkan.
Terima kasih dok jawab Pak Dadu seraya. Sudah
Templates
Pak simpan aja duitnya untuk menebus obat kata Dokter Bijak ketika
melihat Pak Dadu sibuk menghitung recehan dari kantongnya.
Saat pasien berikutnya sedang diperiksa Dokter Bijak, tiba-tiba suster
masuk ke ruang praktek sambil berkata Dok...Pak Dadu pingsan di depan
klinik setelah beliau batuk darah hebat beberapa kali. Maaf ya Bu saya
tinggal sebentar kata Dokter Bijak pada Ibu yang sedang diperiksanya
sambil bergegas keluar dengan membawa peralatan emergensi. Setelah
memeriksa Pak Dadu yang telah diangkat ke dalam ruang tunggu, Dokter
Bijak segera meminta satpam memanggil taxi untuk membawa Pak Dadu
ke rumah sakit.

ETHICAL PROBLEM SOLVING


Nama Mahasiswa

Case
No.

ETHICAL
Alternative Based
Ethical
Alternative
Verification
INSIGHT
on Values System
Dilema
Decision
Ketika sampai gilirannya Pak Dadu
memasuki ruang praktek Dr. Bijak. Silahkan
duduk Dokter Bijak mempersilahkan sambil
membaca dengan seksama kartu berobat
Pak Dadu yang sehari-harinya bekerja
sebagai tukang becak. Apa sudah ada hasil
rontgen dan laboratoriumnya Pak tanya
Dokter Bijak setelah membaca catatan dalam
kartu berobat bahwa dua hari yang lalu ia
meminta Pak Dadu untuk dua pemeriksaan
tersebut.
KDM YG MUNGKIN KDM yang sangat dominan
KDM
VALUE
KRITERIA KDM
KDM yang saling bertentangan KRITERIA KDM CLARIFICATION SOLVING
TEORI ETIK

THANK YOU!

Your Logo

ETHICAL PROBLEM SOLVING


Nama Mahasiswa

Case
No.

ETHICAL
INSIGHT

Alternative Based
on Values System

Ethical
Dilema

Alternative
Decision

Verification

Sudah dok jawab Pak Dadu sambil


menyerahkan hasil rontgen dan
laboratoriumnya. Setelah memperhatikan
dan membaca dengan seksama kedua hasil
pemeriksaan tersebut, kemudian Dari hasil
pemeriksaan saya dan gejala klinis yang
saya temukan, ditambah lagi hasil rontgen
dan laboratorium Bapak, saya bisa
menyimpulkan bahwa Bapak menderita TBC
paru aktif . Untuk itu Bapak harus menjalani
terapi selama minimal 6 bulan dan obatnya
tidak boleh terputus Lanjut Dokter Bijak.
Saya akan memberikan obat untuk satu
bulan, dan Bapak harus rajin kontrol. Pak
Dadu terdiam, Bagaimana pak ? tanya
Dokter Bijak. Tapi dok saya tidak punya
uang untuk mematuhi anjuran dokter jawab
Pak Dadu. Untuk makan sehari-hari saja
susah dok lanjutnya. Ooo begitu...baiklah
saya akan rujuk ke Puskesmas dekat tempat
tinggal Bapak, karena obat untuk penyakit
Bapak dapat diperoleh dengan gratis di sana

THANK YOU!
KDM YG MUNGKIN KDM yang sangat dominan
KDM
VALUE
KRITERIA KDM
KDM yang saling bertentangan KRITERIA KDM CLARIFICATION SOLVING
TEORI ETIK

Your Logo

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai