ALI TAUFAN.,Dr.,MH.Kes
Modul Profesionalisme, Bioetik, Humanity, dan Legal
Etika
1
ilmu tentang tingkah laku manusia mengenai apa yang baik dan yang
buruk atau benar dan salah
cabang ilmu filsafat praktis yang memberikan dasar untuk berfikir secara lurus
dengan premis (dasar pemikiran) yang benar sehingga bisa ditarik kesimpulan
yang benar pula
Etik
1
kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat (codes of
profesional ethics)
Bila suatu nilai itu disetujui maka nilai itu mengikat bagi semua anggota
sehingga kegagalan untuk bertindak sesuai dengan nilai itu akan menjadi
pelanggaran etik.
Etik Kedokteran
Kumpulan azas (kodeki, sumpah
dokter dsb) yang darinya keluarlah
beberapa nilai mengenai benar dan
salah yang dianut oleh masyarakat
kedokteran. Seringkali nilai-nilai itu
hanya berlaku dikalangan terbatas
(para dokter saja) dan tidak berlaku
pada masyarakat umum.
Values
Values
Suatu tindakan moral akan menjadi baik kalau memenuhi kriteria sbb:
1. Motivasinya baik
2. Caranya baik
3. Environment / situasi
Semua poin harus baik karena kalau tidak maka perbuatan itu tidak
baik, sehingga :
1. Tidak cukup bahwa motivasinya yang baik
2. Caranya juga perlu baik
3. Situasinya hanya menambah atau mengurangi bobot pelaku
Contoh:
q Pemerintah perlu mengurangi jumlah rakyat miskin
Pemerintah menguranginya dengan cara membunuh orang miskin
kesimpulan :
- Motivasi baik
- Cara tidak baik
q Ada perbuatan yang intrinsik jahat, yakni suatu perbuatan yang walaupun
motivasinya baik dan caranya baik, tetapi Itu selalu salah : misalnya :
mencuri
q Invironment atau situasi hanya berfungsi untuk menambah atau
mengurangi bobot/nilai tindakan
Mencuri uang Rp.10.000 dirumah orang miskin dan di rumah orang kaya,
bobot nilai moralnya berbeda walaupun sama-sama bersalah.
Insight
The capacity to gain an accurate and deep intuitive
understanding of a person thing.
Synonyms: Intuition,Perception,Awareness, Understanding.
Psycology : an understanding of the motivasional forces
behind ones action, thoughts, or behavior.
Steinberg (1996)
Isu Etik
Dilema Etis
BIOETIK
bios=kehidupan
ethos = nilai-nilai moral
Bioetik adalah studi interdisipliner
tentang problem
problem etik yang
ditimbulkan oleh perkembangan di
bidang biologi dan ilmu kedokteran, baik
pada skala mikro maupun makro, masa
kini dan masa mendatang.
History of Bioethics
History of Bioethics
Biomedical Ethics
Respect for
autonomy
Non Malescence
Belmont Report
Respect for person
Beneficence
Justice
Benecence
Jus6ce
Abstract
Principle
into Prac5ce
Ethics to
Bioethics
Introduction
Dalam beberapa dekade terakhir ini Medical Ethics
yang banyak dianut adalah 4 prinsip, yakni
Autonomy,
Nonmaleficence,
Beneficence dan
Justice
Dikembangkan oleh Tom L. Beauchamp dan James
F. Childress dalam bukunya yang sangat terkenal
Principles of Biomedical Ethics yang pertama kali
diterbitkan tahun 1979 dan sudah mengalami
revisi dan cetak ulang beberapa kali.
Introduction
Dari ini kemudian lahir beberapa varian mengenai
pedoman etik dalam medical ethics, misalnya Belmont
Report menge-nai riset yang memakai subjek
manusia. Dalam Belmont Report disebutkan bahwa
prinsip etis dasarnya ialah Respect for Person
(autonomy), Beneficence dan Justice.
CIOMS 2008 mengenai International Ethical
Guidelines for Epidemiological Studies yang
merupakan hasil kerja bareng antara
Council for
International Organizations of Medical Sciences
(CIOMS) dengan World Health Organization (WHO).
Di dalamnya juga disebutkan prinsip etika utamanya
ialah Respect for Person (autonomy), Beneficence
dan Justice,
PRINCIPLE-BASED ETHICS
( 4 KAIDAH DASAR MORAL)
1. Beneficence
2. Autonomy
3. Nonmaleficence
4. Justice
Beneficence
Kata Beneficence berasal dari :
Benefits of others / bonum comune:
kebaikan, keuntungan, bermurah
hati.
Prinsip ini mewajibkan kepada kita
memberikan kebaikan bagi pasien.
refers to actions that promote the well
being of others (patient)
Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of
Biomnedical Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford,
2008
Beneficence
Dalam prinsip beneficence ini harus dilandasi dengan mercy,
kindness, charity, altruism, and humanities. Beauchamp and
Childress menggaris bawahi kewajiban moral bahwa tindakan
dokter harus menguntungkan orang lain (pasien) atau memberikan
manfaat bagi orang lain (pasien)
Dengan kata lain, kalau suatu tindakan tidak memberikan manfaat
ataupun keuntungan bagi pasien, maka seorang dokter tidak boleh
melakukannya.
Autonomy
Kata autonomy berasal dari kata bahasa
Yunani autos yang berarti diri sendiri dan
nomos yang berarti memerintah.
Otonomi diri berarti bahwa pasien bebas
menentukan sendiri pilihan-pilihannya yang
sesuai dengan tata nilai yang dianut.
Nonmaleficence
Kata Nonmalefecince berasal dari kata:
nonmale (tidak jahat) fic (berbuat). Hal ini sesuai
dengan prinsip dari sumpah Hippokrates primum
non nocere (first do no harm).
Justice
q Prinsip justice sebagai : equality, fairness yaitu :
penyama-rataan, kesetaraan.
q The Principles of justice underlines concern about how
social benefits and burdens should be distributed.
q Justice requires that equals be treated equally, and
unequals be treated unequally but in proportion to their
relevant in equalities.
Justice
qDalam konteks pelayanan kesehatan, distributive justice
menuntut bahwa setiap orang mendapatkan akses
pelayanan kesehatan dasar yang sama dan setara
(equal), sesuai dengan HAM.
qThe distributive justice:
1. To each person an equal share
2. To each person according to need
3. To each person according to efford
4. To each person according to contribution
5. To each person according to merit
6. To each person according to free market exchange
Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of
Biomnedical Ethics (6th ed.), Oxford University Press, Oxford,
2008
Prinsip etika kedokteran dewasa ini yang banyak dianut berdasarkan prinsip (norma):
Beneficence
Nonmaleficence
Justice
Tom L. Beauchamp dan James F. Childress, Principles of Biomnedical Ethics (6th ed.),
Oxford University Press, Oxford, 2008
Beneficence Criterion
Yes
Altruisme
Menjamin nilai pokok harkat&martabat manusia
No
Nonmaleficence Criterion
Yes
No
Autonomi Criterion
Yes
Berterus terang
Menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Menghargai rasionalitas pasien
Melaksanakan Informed consent
Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri
Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dlm mengambil
keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
Sabar menunggu keputusan yg akan diambil pasien pd kasus
non emergensi
Tidak berbohong pd pasien walaupun demi kebaikan pasien
Memperoleh hak second opinion
Post Graduate Bioethics, Medical Law, and Human Right . FK.UI, Jakarta Mei 2006
No
Justice Criterion
Yes
No
Critical Thinking
on the 4 Basic Ethical principles
Otonomi diri berarti bahwa dia bebas dari campur tangan asing
sehingga bisa menentukan sendiri pilihan-pilihannya yang sesuai
dengan tata nilai yang dia anut.
2. Nonmaleficence
Kata ini berasal dari dua kata: male (jahat) +
fic (berbuat).
Jadi prinsip nonmaelficence
berarti adanya kewajiban berat untuk tidak
mencelakai (melukai) atau berbuat jahat
secara sengaja.
Hal ini sangat dekat dengan semboyan etika
medis yang sudah ada sejak dulu yakni
primum non nocere (above all, do no harm).
Prinsip ini berasal dari sumpah Hippokrates,
I will use treatment to help the sick according
to my ability and judgement, but I will never
use it to injure or wrong them.
2. Nonmaleficence
Prinsip ini sering disamakan dengan prinsip
yangberikut yakni prinsip Beneficence.
Ada perbedaan yang jelas antara keduanya.
Kewajiban untuk do no harm (nonmaleficence)
tentu saja berbeda dengan kewajiban untuk
membantu sesama karena yang nonmaleficence
itu bersifat refrain from sedangkan beneficence
bersifat harus berbuat.
Mana yang lebih kuat tergantung dari situasinya.
Bisa terjadi kewajiban do no harm lebih berat dari
pada beneficence, misalnya dalam hal
berhubungan dengan orang yang lemah. Tetapi
bisa juga beneficence lebih kuat dari pada
nonmaleficence.
2. Nonmaleficence
Critical thinking
Prinsip ini begitu penting dalam hubungan antara
dokter dan pasien terutama sehubungan dengan
tugas dokter sebagai yang menyembuhkan dan
menjaga kehidupan. Sepanjang sejarah telah
banyak dialokasikan riset, dana, tenaga dsb
untuk menjaga agar hidup manusia tidak
dibahayakan. Dewasa ini sudah ada begitu
banyak kemajuan teknology sehingga
penyembuhan penyakit yang dulu harus
dilakukan dengan operasi besar tetapi sekarang
diganti dengan yang non invasive atau
seminimal mungkin harus melukai.
2. Nonmaleficence
Akan tetapi ada kasus dimana mau tidak
mau harus membuat tindakan yang
melukai atau bahkan mengamputasi
bagian (anggota) tubuh.
Untuk itu perlu dilihat prinsip Totalitas
dan integritas manusia.
2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa prinsip ini menampil-kan
suatu prinsip moral bahwa bagian itu ada untuk kepentingan
keseluruhan sebab dalam hal ini yang utama adalah kebaikan
keseluruhan (total) dari orang tersebut.
Kalau tidak ada alasan yang mendasar (karena sakit) integritas
badan manusia tidak boleh dirusak (dipotong, dilukai, dibuat
dalam bentuk lain dsb.) akan tetapi kalau ada bagian tubuh
tertentu yang mengancam kerusakan tubuh secara keseluruhan
(totalitas) maka bagian itu boleh dihilangkan.
Dalam keadaan biasa, masing-masing orang wajib untuk
menjaga integritas (keutuhan) tubuhnya sehingga anggotaanggota tubuhnya tetap utuh dan bisa berfungsi sebagaimana
mestinya.
2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Prinsip ini totalitas dan integritas ini juga biasa dikenal
dengan istilan pars pro toto yakni adanya bagianbagian itu ada untuk keseluruhan sehingga dengan
syarat-syarat tertentu dapat dibenarkan untuk
mengurbankan bagian tubuh (anggota badan) demi
kebaikan dan keutuhan seluruh manusia. Hal ini
berkenaan dengan eksistensi manusia sebagai
makluk yang untuh dan integral (menyatu).
Keutuhan dan integritas manusia ini sangat penting
artinya sebab ketiadaan integritas manusia secara
biologis akan menjadikan ketiadaan manusia.
2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Salah satu tugas pelayan kesehatan adalah
untuk menjaga integritas manusia secara
total. Penyembuhan penyakit adalah salah
satu cara untuk menjaga integritas manusia
karena bagian yang sakit itu (kalau dia
sedang sakit) akan mengganggu
integritasnya.
Manusia pun secara hukum kodrat (naluriah)
selalu akan menjaga keutuhan badannya
secara utuh (misalnya kalau ada bagian yang
sakit dia pasti akan menyembuhkannya).
2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Dalam hal ini yang paling penting adalah
keseluruhannya dan bukan bagian. Oleh
karena itu, kalau bagian mengganggu atau
bahkan mengancam keseluruhan, maka
bagian itu harus dihilangkan. Akan tetapi
kalau bagian itu tidak sakit dan tidak
mengganggu keseluruhan maka tidak boleh
dipotong atau dibuang. Ini adalah mutilasi
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan
secara etis.
2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
Agar prinsip totalitas ini bisa diterapkan secara
benar perlu kondisi sebagai berikut:
1. Pertama-tama harus jelas benar bahwa di
antara keduanya ada hubungan antara keseluruhan dan bagian. Dengan kata lain, kalau kalau
hubungan antara mereka itu bukan hubungan
antara keseluruhan (totalitas) dan bagian, maka
prinsip ini tidak bisa diterapkan.
2. Nonmaleficence
Prinsip Totalitas dan Integritas
2. Harus jelas juga mengenai kodrat kedekatan
hubungan keduanya itu, apakah hal itu masuk
pada bagian esensi atau hanya merupakan
tindakan atau kedua-duanya. Demikian pula
harus jelas apakah hubungan bagian dengan
keseluruhan itu berlaku hanya untuk bagian
tertentu atau semua bagian.
3. Beneficence
Prinsip Beneficence ini mewajibkan kepada kita
bukan hanya untuk menghormati otonomynya dan
tidak berbuat yang mencelakakannya tetapi kita juga
wajib untuk memberikan atau menyumbang bagi
kebaikan mereka (kebaikan bersama).
Kewajiban ini berdasarkan pada kodrat manusia
yang makluk sosial dimana masing-masing orang
berkewajiban untuk menyumbang demi kebaikan
bersama (bonum comune) (NB: Bandingkan dengan
Tujuan Nasional kita yang dirumuskan dalam
Pembukaan UU 45 yakni memajukan
kesejahteraan umum.)
3. Beneficence
Dalam prinsip beneficence ini harus dilandasi dengan mercy,
kindness, charity, altruism, love and humanities. Beauchamp
menggaris bawahi kewajiban moral bahwa tindakan dokter
harus menguntungkan orang lain (pasien) atau memberikan
manfaat bagi orang lain (pasien).
Dengan kata lain, kalau suatu tindakan tidak memberikan
manfaat ataupun keuntungan bagi pasien, maka seorang dokter
tidak boleh melakukannya.
Dalam hal ini harus hati-hati agar tidak jatuh dalam prinsip etis
utilitarianisme dimana benar dan salahnya suatu perbuatan
hanya tergantung dari manfaat sebesar-besarnya bagi semakin
banyak orang (the greatest happiness for the greatest number).
3. Beneficence
Ketika kriterianya menjadi demikian, ada bahaya bahwa
orang akan jatuh pada instrumentalisasi manusia yakni
memandang manusia hanya sebagai alat untuk mencapai
suatu tujuan.
Tentu saja ini mendegradasikan manusia hanya sebagai alat
dan bukan lagi sebagai subjek.
3. Beneficence
Critical Thinking
3. Beneficence
Prinsip minus mallum
Dari katanya sendiri, prinsip ini sudah menjadi jelas: minus
(kurang) + malum (jahat, jelek) = yang kurang jelek. Yang
dimaksud dengan prinsip minus mallum ialah kalau kita harus
memilih beberapa pilihan yang semuanya adalah jelek/jahat
maka pilihan harus dijatuhkan kepada suatu pilihan yang
paling sedikit nilai kejahatannya atau paling sedikit nilai tidak
baiknya.
Dalam situasi tertentu orang terpaksa harus memilih diantara
dua atau lebih pilihan yang semuanya mengandung nilai atau
konsekwensi kejahatan.
3. Beneficence
Untuk bisa menerapkan dengan harus dilihat faktor-faktor
sbb:
1.Secara obyektif orang terpaksa harus memilih dari
antara dua atau lebih pilihan. Dengan kata lain:
kemungkinan untuk tidak memilih dari semua pilihan itu
tidak ada atau tidak memilihpun mempunyai nilai atau
konsekwensi jahat.
2.Secara obyektif memang tidak ada kemungkinan lain
selain dari kemungkinan yang sudah tersedia.
3.Semua pilihan itu mempunyai nilai (inherent) dan/atau
dampak yang jahat (tidak baik).
4.Dalam situasi demikian maka orang harus memilih
suatu pilihan yang mempunyai nilai/konsekwensi
kejahatan yang paling minimum.
3. Beneficence
Prinsip double effect
Secara singkat prinsip double effect bisa diringkaskan seba-gai
berikut: Apakah diperbolehkan melakukan perbuatan yang
dimaksudkan untuk mencapai kebaikan jika sudah sejak semula
bisa dipastikan bahwa akan terjadi efek yang tidak baik? Jadi,
dalam hal ini sebuah tindakan mempunyai effek ganda: yang
satu baik dan yang lainnya tidak baik. Tindakan macam itu
diperkenankan hanya bila efek jahat itu terpaksa terjadi demi
alasan-alasan yang baik dan efek jahat itu tidak dimaksudkan
oleh tindakan itu dan efek jahat itu secara proporsional lebih
kecil dari effek baiknya.
3. Beneficence
Untuk bisa menerapkan dengan tepat prinsip-prinsip
double effect, diperlukan prasyarat yang harus diterapkan
bersama-sama:
1.Perbuatan (aksi) itu dari dirinya sendiri harus bersifat
baik atau sekurang-kurangnya indifferent. Dengan kata
lain perbuatan yang intrinsik jahat tidak bisa dipakai.
2.Yang menjadi intensinya adalah efek baik itu sendiri dan
bukan effek jahatnya.
3.Efek yang baik itu bukan dihasilkan dari cara yang jahat
atau yang berefek jahat.
4.Harus ada alasan yang kuat (berat) secara proporsional
untuk menghalalkan efek yang jahat itu. Dengan kata
lain: Efek jahat itu terpaksa harus terjadi.
4. Justice
Pertanyaan tentang definisi keadilan sudah lama
menjadi pertanyaan banyak orang. Beauchamp dan
Childress mentafsirkan justice sebagai fair, equitable
and appropriate treatment in light of what is due or
owed to persons.
Mereka juga menggarisbawahi arti keadilan dalam
apa yang disebut distributive justice yakni fair,
equitable and appropriate distribution in society
determined by justified norms that structure the terms
of social cooperation.
4. Justice
Dalam pelayanan kesehatan, sudah lama soal
justice ini menjadi pemikiran, Apakah semua
orang harus mem-punyai akses yang sama
terhadap segala macam pelayanan kesehatan?
Bagaimana harus memperguna-kan scared
resources?
4. Justice
Critical Thinking
2. Nonmaleficence
Some time we can not escape from hurting or
doing harm to our patient
In this case, it will be judged according to the principle
of double effects:
4. Justice
The Principles of justice underlines concern
about how social benefits and burdens should
be distributed.
Justice requires that equals be treated equally,
and unequals be treated unequally but in
proportion to their relevant inequalities.
The distributive justice:
Case
No.
DOKTER BIJAK
Ketika sampai gilirannya Pak Dadu memasuki ruang praktek Dr. Bijak.
Silahkan duduk Dokter Bijak mempersilahkan sambil membaca dengan
seksama kartu berobat Pak Dadu yang sehari-harinya bekerja sebagai
tukang becak. Apa sudah ada hasil rontgen dan laboratoriumnya Pak
tanya Dokter Bijak setelah membaca catatan dalam kartu berobat bahwa
dua hari yang lalu ia meminta Pak Dadu untuk dua pemeriksaan tersebut.
Sudah dok jawab Pak Dadu sambil menyerahkan hasil rontgen dan
laboratoriumnya.
Setelah
memperhatikan dan membaca dengan
seksama kedua hasil pemeriksaan tersebut, kemudian Dari hasil
pemeriksaan
Templates saya dan gejala klinis yang saya temukan, ditambah lagi
hasil rontgen dan laboratorium Bapak, saya bisa menyimpulkan bahwa
Bapak menderita TBC paru aktif . Untuk itu Bapak harus menjalani
terapi selama minimal 6 bulan dan obatnya tidak boleh terputus Lanjut
Dokter Bijak. Saya akan memberikan obat untuk satu bulan, dan Bapak
harus rajin kontrol. Pak Dadu terdiam, Bagaimana pak ? tanya Dokter
Bijak. Tapi dok saya tidak punya uang untuk mematuhi anjuran dokter
jawab Pak Dadu. Untuk makan sehari-hari saja susah dok lanjutnya.
Ooo begitu...baiklah saya akan rujuk ke Puskesmas dekat tempat tinggal
Bapak, karena obat untuk penyakit Bapak dapat diperoleh dengan gratis
di sana
Untuk sementara saya kasih obat untuk satu minggu ya Pak, obatnya saya
kasih obat generik biar Bapak bisa menebusnya, tapi ingat sesegera
mungkin Bapak harus melapor ke Puskesmas sambil membawa surat
rujukan saya jelas Dokter Bijak sambil mengambil kertas dan pulpen.
O ya Bapak punya anak kecil di rumah ? tanya Dokter Bijak Ada dok,
satu orang, usianya 2 tahun, kenapa dok ? Pak Dadu menangggapi.
Penyakit Bapak dalam fase penularan, oleh karena itu saya anjurkan kalau
Bapak ke Puskesmas nanti, jangan lupa anaknya juga dibawa serta untuk
diperiksa jelas Dokter Bijak. Baiklah dok Pak Dadu menyanggupi. Ini
pak surat rujukannya dan jangan lupa anaknya diperiksa juga, Dokter
Bijak mengingatkan.
Terima kasih dok jawab Pak Dadu seraya. Sudah
Templates
Pak simpan aja duitnya untuk menebus obat kata Dokter Bijak ketika
melihat Pak Dadu sibuk menghitung recehan dari kantongnya.
Saat pasien berikutnya sedang diperiksa Dokter Bijak, tiba-tiba suster
masuk ke ruang praktek sambil berkata Dok...Pak Dadu pingsan di depan
klinik setelah beliau batuk darah hebat beberapa kali. Maaf ya Bu saya
tinggal sebentar kata Dokter Bijak pada Ibu yang sedang diperiksanya
sambil bergegas keluar dengan membawa peralatan emergensi. Setelah
memeriksa Pak Dadu yang telah diangkat ke dalam ruang tunggu, Dokter
Bijak segera meminta satpam memanggil taxi untuk membawa Pak Dadu
ke rumah sakit.
Case
No.
ETHICAL
Alternative Based
Ethical
Alternative
Verification
INSIGHT
on Values System
Dilema
Decision
Ketika sampai gilirannya Pak Dadu
memasuki ruang praktek Dr. Bijak. Silahkan
duduk Dokter Bijak mempersilahkan sambil
membaca dengan seksama kartu berobat
Pak Dadu yang sehari-harinya bekerja
sebagai tukang becak. Apa sudah ada hasil
rontgen dan laboratoriumnya Pak tanya
Dokter Bijak setelah membaca catatan dalam
kartu berobat bahwa dua hari yang lalu ia
meminta Pak Dadu untuk dua pemeriksaan
tersebut.
KDM YG MUNGKIN KDM yang sangat dominan
KDM
VALUE
KRITERIA KDM
KDM yang saling bertentangan KRITERIA KDM CLARIFICATION SOLVING
TEORI ETIK
THANK YOU!
Your Logo
Case
No.
ETHICAL
INSIGHT
Alternative Based
on Values System
Ethical
Dilema
Alternative
Decision
Verification
THANK YOU!
KDM YG MUNGKIN KDM yang sangat dominan
KDM
VALUE
KRITERIA KDM
KDM yang saling bertentangan KRITERIA KDM CLARIFICATION SOLVING
TEORI ETIK
Your Logo
Terima
Kasih