3. Karl Marx
4. Auguste Comte
Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian
barat daya dari negara Perancis. Setelah bersekolah disana,
ia melanjutkan pendidikannya di Politeknik cole di Paris.
Politeknik cole saat itu terkenal dengan kesetiaannya
kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada
tahun 1818, politeknik tersebut ditutup untuk reorganisasi. Comte pun meninggalkan cole dan
melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di
Montpellier. Comte biasanya dihormati ketika lebih dulu
Sarjana sosiologi barat ( Ibn Khaldun setelah didahului dia
di (dalam) Timur dengan hampir empat berabad-abad).
Penekanan Comtes pada saling behubungan tentang
unsur-unsur sosial adalah suatu pertanda
modern functionalism, unsur-unsur tertentu dari pekerjaan nya kini dipandang sebagai tak ilmiah dan
eksentrik, dan visi agung sosiologi nya sebagai benda hiasan di tengah meja dari semua ilmu
pengetahuan belum mengakar.
Penekanan nya pada suatu kwantitatif, mathematical basis untuk pengambilan keputusan tinggal dengan
kita hari ini. ini merupakan suatu pondasi bagi dugaan Paham positifisme yang modern, analisa statistik
kwantitatif modern, dan pengambilan keputusan bisnis. Uraian nya hubungan siklis yang berlanjut antar
teori dan praktik dilihat di sistem bisnis modern Total Manajemen Berkwalitas dan Peningkatan Mutu
Berlanjut di mana advokat menguraikan suatu siklus teori [yang] berlanjut dan praktik melalui/sampai
four-part siklus rencana,, cek, dan bertindak. Di samping pembelaan analisis kuantitatif nya, Comte lihat
suatu batas dalam kemampuan nya untuk membantu menjelaskan gejala sosial. Nah untuk teman-teman
ketahui Aguste Comte ini sering juga di sebut Bapak Sosiologi Dunia.
5. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei 1332
(Faghirzaedah 1982). Lahir dari keluarga terpelajar, Ibnu
Khaldun dimasukkan ke sekolah Al-Quran, kemudian
mempelajari matematika dan sejarah. Semasa hidupnya
ia membantu berbagai sultan di Tunisia, Maroko,
Spanyol, dan Aljazair sebagai data besar, bendaharawan
dan anggota dengan dewan penasehat sultan. Ia pun
pernah dipenjarakan selama 2 tahun di Maroko karena
keyakinannya bahwa penguasa negara bukanlah
pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dari Tuhan.
Setelah kurang lebih dua dekade aktif di bidang politik,
Ibnu Khaldun kembali ke Afrika Utara. Ia melakukan
studi ilmiah tentang masyarakat, riset empiris, dan meneliti sebab-sebab fenomena sosial. Ia memusatkan
perhatian pada berbagai lembaga sosial (misalnya lembaga politik dan ekonomi) dan hubungan antara
lembaga sosial itu. Ia juga tertarik untuk melakukan studi perbandingan antara masyarakat primitif dan
masyarakat modern. Ibnu Khaldun tak berpengaruh secara dramatis terhadap sosiologi klasik, tetapi
setelah sarjana pada umumnya dan sarjana muslim khususnya meneliti ulang karyanya, ia mulai diakui
sebagai sejarawan yang mempunyai signifikansi historis.
6. Selo Soemardj
Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan
Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan.
Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada
puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam bentuk piagam,
lencana, dan sejumlah uang.