Anda di halaman 1dari 5

TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN PENTINNG DALAM ILMU SOSIOLIGI

1.Florian Witold Znaniecki

Florian Witold Znaniecki lahir di Swietniki, Prussia


(sekarang Polandia) dan wafat di Champaign,Amerika
Serikat. Ia adalah sosiolog Amerika-Polish yang teori dan
metodologi kerjanya menjadikan sosiologi sebagai
disiplin ilmu. Ia mempelopori bidang penyelidikan
empiris dan sebagai penulis Kebudayaan Polish.

2. Peter Ludwig Berger


Peter Ludwig Berger lahir pada tanggal 17 Maert 1929.
Ia adalah seorang sosiolog dan teolog Amerika yang
terkenal berkat karyanya Th s .. Be Social Contruction
Of Reality: A treatise in the socilogy of
knowledge yang di tulisnya bersama
Thomas Luckmann. Masalah yang dikaji Peter L. Berger
adalah hubungan antara masyarakat dengan Individu. Di
dalam bukunya, ia mengembangkan sebuah teori
sosiologis : Masyarakat sebagai Realitas Objektif dan
Subjektif. Analisanya masyarakat sebagai realitas
subjektif mempelajari bagaimana realitas telah
menghasilkan dan terus menghasilkan individu. Ia
menulis tentang bagaimana konsep-konsep atau penemuan-penemuan baru manusia menjadi bagian dari
realitas kita. Proses ini disebutnya reifikasi.

3. Karl Marx

Karl Heinrich Marx lahir di Trier, Jerman pada tanggal 5 mei


1818. Ia adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik, dan
teori kemsyarakatan dari Prusia. Walaupun Karl Marx
menulis tentang banayak hal semasa hidupnya, ia paling
terkenal atas analisanya terhadap sejarah, terutama mengenai
pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai sejarah
dari berbagai mesyarakat hingga saat ini pada dasarnya
adalah sejarah tentang pertentangan kelas, sebagaimana
yang tertulis dalam kalimat pembuka dari karya Communist Manifesto pada tahun 1848.

4. Auguste Comte
Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian
barat daya dari negara Perancis. Setelah bersekolah disana,
ia melanjutkan pendidikannya di Politeknik cole di Paris.
Politeknik cole saat itu terkenal dengan kesetiaannya
kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada
tahun 1818, politeknik tersebut ditutup untuk reorganisasi. Comte pun meninggalkan cole dan
melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di
Montpellier. Comte biasanya dihormati ketika lebih dulu
Sarjana sosiologi barat ( Ibn Khaldun setelah didahului dia
di (dalam) Timur dengan hampir empat berabad-abad).
Penekanan Comtes pada saling behubungan tentang
unsur-unsur sosial adalah suatu pertanda
modern functionalism, unsur-unsur tertentu dari pekerjaan nya kini dipandang sebagai tak ilmiah dan

eksentrik, dan visi agung sosiologi nya sebagai benda hiasan di tengah meja dari semua ilmu
pengetahuan belum mengakar.
Penekanan nya pada suatu kwantitatif, mathematical basis untuk pengambilan keputusan tinggal dengan
kita hari ini. ini merupakan suatu pondasi bagi dugaan Paham positifisme yang modern, analisa statistik
kwantitatif modern, dan pengambilan keputusan bisnis. Uraian nya hubungan siklis yang berlanjut antar
teori dan praktik dilihat di sistem bisnis modern Total Manajemen Berkwalitas dan Peningkatan Mutu
Berlanjut di mana advokat menguraikan suatu siklus teori [yang] berlanjut dan praktik melalui/sampai
four-part siklus rencana,, cek, dan bertindak. Di samping pembelaan analisis kuantitatif nya, Comte lihat
suatu batas dalam kemampuan nya untuk membantu menjelaskan gejala sosial. Nah untuk teman-teman
ketahui Aguste Comte ini sering juga di sebut Bapak Sosiologi Dunia.

5. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei 1332
(Faghirzaedah 1982). Lahir dari keluarga terpelajar, Ibnu
Khaldun dimasukkan ke sekolah Al-Quran, kemudian
mempelajari matematika dan sejarah. Semasa hidupnya
ia membantu berbagai sultan di Tunisia, Maroko,
Spanyol, dan Aljazair sebagai data besar, bendaharawan
dan anggota dengan dewan penasehat sultan. Ia pun
pernah dipenjarakan selama 2 tahun di Maroko karena
keyakinannya bahwa penguasa negara bukanlah
pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dari Tuhan.
Setelah kurang lebih dua dekade aktif di bidang politik,
Ibnu Khaldun kembali ke Afrika Utara. Ia melakukan
studi ilmiah tentang masyarakat, riset empiris, dan meneliti sebab-sebab fenomena sosial. Ia memusatkan
perhatian pada berbagai lembaga sosial (misalnya lembaga politik dan ekonomi) dan hubungan antara
lembaga sosial itu. Ia juga tertarik untuk melakukan studi perbandingan antara masyarakat primitif dan
masyarakat modern. Ibnu Khaldun tak berpengaruh secara dramatis terhadap sosiologi klasik, tetapi
setelah sarjana pada umumnya dan sarjana muslim khususnya meneliti ulang karyanya, ia mulai diakui
sebagai sejarawan yang mempunyai signifikansi historis.

6. Selo Soemardj

ini special saya persembahkan untuk pembaca semua, yah.


Selo Soemardjan merupakan salah satu sosok paling
berpengaruh dalam perkembangan ilmu yang mempelajari
masyarakat dan sekitarnya.
Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini
adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu
Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai
akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Ia dikenal
sangat disiplin dan selalu memberi teladan konkret. Ia
ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu
pengetahuan. Sebetulnya ia sudah purnatugas di Universitas
Indonesia (UI). Tapi, karena masih dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi. Ia memang
seorang sosok berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit untuk diam.
Ia seorang dari sedikit orang yang sangat pantas menyerukan hentikan
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pantas karena ia bukan tipe maling teriak maling. Ia orang
orang bersih yang dengan perangkat ilmu dan keteladanannya bisa menunjukkan bahwa praktik KKN itu
merusak tatanan sosial. Ia pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam
mengabdi kepada masyarakat. Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai pegawai
Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya,
dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara
merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan
Hamengku Buwono IX (1973-1978), Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-1983)
dan staf ahli Presiden HM Soeharto. Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun 1959
seusai meraih gelar doktornya di Cornell University, AS mengajar sosiologi di Universitas Indonesia
(UI). Dialah pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan
(sekarang FISIP) UI. Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia menerima Bintang Mahaputra Utama dari
pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus menerima gelar ilmuwan utama sosiologi. Menurut putra
sulungnya, Hastjarjo, Selo suka main. Setiap hari selalu memainkan tubuhnya berolahraga senam.
Karena terkesan lucu, cucu-cucu menganggap bapak sedang bermain-main dengan tubuhnya,
tambahnya.

Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan
Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan.
Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada
puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam bentuk piagam,
lencana, dan sejumlah uang.

7. Pierre Guillaume Frederic Le Play

Le Play, seorang Perancis, adalah salah seorang ahli


ilmu pengetahuan kemasyarakatan terkemuka abad
ke-19. Dia berhasil mengenalkan suatu metode
tertentu di dalam meneliti dan menganalis gejalagejala sosial yaitu dengan jalan mengadakan
observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis
induktif. Kemudian dia juga menggunakan
metode case study dalam penelitian-penelitian sosial.
Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat
menghasilkan dalil bahwa lingkungan geografis
menentukan jenis pekerjaan, dan hal ini
mempengaruhi organisasi ekonomi, keluarga serta
lembaga-lembaga lainnya. Keluarga merupakan objek utama dalam penyelidikan. Dia berkeyakinan
bahwa anggaran belanja suatu keluarga merupakan ukuran kuantitatif bagi kehidupan keluarga sekaligus
menunjukkan kepentingan keluarga tersebut. Akhirnya dikatakan bahwa organisasi sosial keluarga
sepenuhnya terikat pada anggaran keluarga tersebut. Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara
lain European Workers (1855), Social Reform in France (1864), The Organization of the Family (1871),
dan The Organization of Labor (1872)

Anda mungkin juga menyukai