Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Nama

: Nn. S

Umur

: 47 Tahun

Suku/Agama

: Bugis/Islam

Status Perkawinan

: Kawin

Warga Negara

: Indonesia

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Jalan Sahabat III no. 142 Makassar

Tanggal kunjungan

: 21 Oktober 2014

RIWAYAT PSIKIATRI
I.

RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Susah Tidur
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan Gejala:
Keluhan susah tidur sudah dirasakan oleh pasien sejak 1 bulan
yang lalu. Hal ini dirasakan hampir setiap hari, namun keluhan
memberat sejak beberapa minggu terakhir. Pasien mudah
terbangun secara tiba-tiba dan setelah terbangun pasien sulit
untuk tidur kembali. Biasanya pasien tidur hanya 2 jam dalam
semalam. Pasien juga mengeluhkan kram-kram di badan,sakit
tenggorokan, jantung berdebar-debar, tangan gemetar, dan
keringat dingin. Pasien merasakan keluhan tersebut jika pasien
sedang memikirkan penyakitnya. Sejak 12 tahun yang lalu
pasien menderita diabetes dan 3 bulan terakhir pasien

mengalami gagal ginjal. Saat ini pasien rutin hemodialisa 1 x


seminggu.
Pasien selalu merasa cemas akan hal buruk yang mungkin
menimpa diri maupun keluarganya. Pasien mengaku dirinya
cukup tertutup sehinggasulit untuk mengutarakan perasaannya
pada orang lain. Pasien baru pertama kali berobat ke dokter dan
pasien

tidak

mengkonsumsi

obat-obatan

apapun

untuk

mengurangi keluhan yang dialaminya.


Hendaya/Disfungsi:
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (-)
Hendaya Waktu Senggang (+)
Faktor Stressor Psikososial
Kekhawatiran pasien akan penyakitnya yaitu diabetes dan gagal
ginjal.
Hubungan gangguan sekarang dengan penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
Tidak didapatkan adanya hubungan penyakit fisik maupun
psikis sebelumnya terhadap keluhan yang dirasakan oleh pasien.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya:
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
NAPZA (-)
Alkohol (-)
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
Masa Prenatal dan Perinatal (0-1 Tahun)
Ibu pasien tidak mengalami masalah kesehatan selama pasien
dalam kandungan.Pasien lahir normal dirumah ditolong oleh
dukun beranak di kampungnya. Sepengatahuan pasien, dirinya
tidak menderita penyakit apapun pada bulan-bulan awal
kelahirannya.
Masa Kanak Awal (1-3 Tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik dan sesuai dengan
anak seusianya.
Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal sesuai anak


seusianya.
Masa Kanak Akhir (12-18 Tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal sesuai anak
seusianya.
Riwayat Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
: SMA
Riwayat Pernikahan
: Kawin
Riwayat Kehidupan Sosial Sebelum Sakit : Pasien memiliki
kehidupan sosial yang cukup baik dengan orang-orang
disekitarnya. Pasien mengaku tidak memiliki musuh.
Kehidupan rumah tangganya juga hampir tidak bermasalah.
Riwayat Kehidupan Beragama : Pasien beragama islam dan
taat dalam beragama.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga:
Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara (P, P, L, P).
Hubungan pasien dengan keluarga dan saudara-saudaranya baik.
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga pasien.
F. Situasi Sekarang:
Saat ini pasien tinggal berdua bersama suaminya sejak 3 bulan
yang lalu. Anak-anak pasien saat ini ada yang bekerja dan ada yang
melanjutkan kuliah. Tetapi hubungan dalam keluarga cukup baik.
G. Persepsi pasien tentang diri sendiri dan keluarganya:
Pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan yang dialaminya
sejak 3 bulan terakhir, pasien ingin sembuh dari rasa takut dan
cemas yang dirasakan selama ini dan pasien juga ingin dapat
mengurus keluarganya dengan baik.

AUTOANAMNESIS ( 21 OKTOBER 2014)


Tampak seorang pasien perempuan, memakai bau panjang warna hijau dengan
corak jingga lengan panjang, celana panjang warna hitam, dan sandal jepit warna
merah dengan rambut ikal sebahu. Perawakan tubuh sedang, wajah tampak sesuai
umur, perawatan diri baik.

DM

: Selamat pagi, bu?

: Pagi, dok

DM

: Perkenalkan nama saya Aril, saya dokter muda yang tugas disini

: Oh iye, dok

DM

: Tabe, bu. Siapa namata bu?

: Namaku S dok

DM

: Tanggal berapa lahirnya, bu?

: 24 April 1967, dok.

DM

: Kerja apa ki sekarang, bu ?

: tidak bekerja, dok. Cuma ibu rumah tangga.

DM

: Di mana ki tinggal, bu?

: Jalan Sahabat 3 no. 142, dok

DM

: oh iya, bu, kenapa ki, bu. Ada yang bisa saya bantuki?

: Ini dok,sering sekalika susah tidur kalo malam.

DM

: Sejak kapan itu susah tidur ta, bu ?

: Ada mi 3 bulan kayaknya, dok.

DM

: Awalnya itu 3 bulan, bu ? atau dari dulu kita alami tapi baru ini memberat
??

: Tidak, dok. Baru ini 3 bulan begini.

DM

: Biasanya jam berapa ki tidur, bu

: jam 11, dok. Tapi bangun biasanya jam 2 dan tidak bisa ma tidur lagi

DM

: apa yang kasi bangun ki ?

: tidak ada ji, dok. Tiba-tiba ji.

DM

: Setiap malam ki susah tidur, bu ?

: iya, dok

DM

: Biasaki mimpi buruk kalo tidurki?

: Tidakji dok

DM

: Ada lagi keluhanta yang lain selain susah tidur bu?

: Iye dok sering berdebar-debar jantungku, terus keringat dinginka,


samakram-kram badan ku

DM

: Sejak kapan itu kita rasakan?

:Adami juga 3 bulan, dok.

DM

: Terus-terus kita rasakan atau kadang- kadang saja?

: Kadangji dok, ituji kalo lagi ada ku pikir.

DM

: Apa biasanya kita pikir, ibu?

: Ini, dok. penyakitku.

DM

: Sakit apa ki, bu ?

: Ada gulaku sama gagal ginjalku, dok.

DM

: Sejak kapan itu, bu ?

: lama sekali mi kalau gula ku, dok. gagal ginjalku ji ini baru 3 bulan.

DM

: bengkak tanganta, bu? Sudah ki cuci darah, bu ?

: iye, dok. besok lagi dok cuci darah.

DM

: jadi kalau kita pikir ini penyakit ta bu langsung mki keringat dingin,
jantung berdebar-debar, kram-kram badan ? begitu, bu ?

: iye dok, takut ka kalau ku pikir

DM

: Oh begitu bu, memang selama ini bagaimana kedekatanta dengan


keluarga? Seringki cerita masalahta sama keluargata?

: Saya dekat sama semua keluargaku dok, cuma saya jarang cerita masalah
pribadi ke kelurga dok, tidak tau ka cerita bagaimana

DM

: sering-sering ki cerita bu sama keluargata. Supaya tidak kita pendam ki


sendiri, pasti mau ji keluargata dengarki, apalagi suami. Kalau cerita ki, na
dengar terus jki toh, bu?

: iya, dok.

DM

: Ada lagi keluhanta yang lain bu?

: Ituji dok.

DM

: Ada obat yang pernah kita minum? Atau mungkin pernahki ke dokter
sebelumnya?

: Tidak adaji dok, ini baru pertama kaliku ke dokter, sebelumnya saya ndak
pedulikanji sakitku, tapi belakangan makin sering datang susah tidur sama
ketakutanku dok jadi saya mau tau sakit apaka sebenarnya dok?

DM

: Oh iye ibu, nanti ada pemeriksaannya lanjut untuk tau sakitta, jadi kita
kesininya terutama karna susah tidur sama sering takutnya itu ya bu?

: Iye dok

DM

: Ibu maaf saya mau tanyaki perhitungan bisaji?

: Iye bisaji dok

DM

: 100 dikurang 7 berapa bu?

: 93 dok

DM

: Kalo 93 dikurang 7 berapa bu

:86 dok

DM

: Oke bu, untuk sekarang cukup dulu pertanyaannya bu. Semoga cepat
sembuh. Terima kasih bu.

: iye dok sama-sama.

II.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL:

A. Deskripsi Umum
Penampilan : Tampak seorang pasien perempuan, memakai bau panjang
warna hijau dengan corak jingga lengan panjang, celana panjang warna
hitam, dan sandal jepit warna merah dengan rambut ikal sebahu.
Perawakan tubuh sedang, wajah tampak sesuai umur, perawatan diri

baik.
Kesadaran : Baik
Perilaku dan aktivitas motorik : Tenang
Verbalisasi : Lancar, spontan, sesuai, intonasi biasa
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B.

Kesadaran Afektif
Mood
: Cemas
Afek
: Normotimia
Keserasian : Serasi
Empati : Dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan : Sesuai taraf
pendidikan
Daya konsentrasi : Baik
Daya Ingat :
Daya ingat jangka panjang : Baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Daya ingat segera : Baik

Orientasi (waktu, tempat, orang) : Baik


Pikiran Abstrak : Baik
Bakat Kreatif : Tidak ada
Kemampuan enolong diri sendiri : Baik

D.

Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir
Arus Pikiran
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas: Relevan dan Koheren
Hendaya Berbahasa : Tidak Ada
Isi Pikiran
Preokupasi: tentang penyakitnya
F. Pengendalian Impuls: Baik
G.

Daya Nilai:
Norma Sosial : Baik
Uji Daya Nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik

H. Persepsi (Tanggapan) Tentang Diri dan Kehidupannya : Merasa


sakit dan mencoba mencari pengobatan.
I. Tilikan (Insight): Tilikan VI (pasien sadar dirinya sakit dan perlu
mendapatkan pengobatan.
J. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
III.

PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT:


Pemeriksaan Fisik:
A. Status Internus:
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi: 80 kali permenit
Suhu: 36,7 C
Pernapasan: 18 kali permenit
BB: 44 Kg

TB: 157 Cm
IMT: 17,8 Kg/M2
B. Status Neurologis
GCS: 15
Tanda Rangsang Meningeal: Tidak ada, kaku kuduk dan Kernigs
sign negatif
Pupil: Bulat, Isokor
Fungsi Motorik dan Sensorik: Dalam batas normal
Kesimpulan: Tidak ditemukan hasil yang bermakna

dari

pemeriksaan neurologis terhadap pasien.


IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Sulit tidur dirasakan sejak 3 bulan terahir. Keluhan ini dirasakan
tidak tiap hari namun pasien tidak dapat manentukan waktu khusus gejala
ini biasanya terjadi. Pasien juga mudah terbangun tiba-tiba sekitar jam 2
dini

hari,

dan

setelah

terbangun

pasien

akan

sulit

tidur

kembali.Sebelumnya pasien tidak pernah berobat ataupun minum obat


untuk keluhan yang ia rasakan.Pasien juga mengeluh jantungnya sering
berdebar-debar, kram-kram badan, tangan gemetar dan keringat dingin.
Keluhan ini terjadi saat pasien merasa takut ataupun cemas. Menurut
pengakuan pasien sejak 3 bulan yang lalu, iamulai merasa gelisah dan
susah tidur. Hal ini mulanya dirasakan ketika memikirkan penyakitnya
yang semakin memberat. Karna sifatnya yang tertutup pasien sering
kesulitan untuk menceritakan keadaan yang dialami pada orang-orang
disekitarnya termasuk keluarganya.
V.

DIAGNOSIS MULTI AKSIAL


Aksis I:
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan stetus mental, ditemukan
adanya keluhan sulit tidur, merasa jantung berdebar-debar, kram-kram di
badan, tangan gemetar,dan keringat dingin.

Gejala yang terutama

dikeluhkan pasien adalah sulit tidur, saat tengah tertidur dan secara tibatiba mudah terbangun dan sulit untuk tidur kembali setelahnya. Hal ini
sudah dialami selama 3 bulan dan terjadi cukup sering, hampir tiap hari
sehingga mengakibatkan penderitaan (distress)

pada diri pasien serta

cukup mengganggu pasien dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari


(dissabilitas), karna adanya ciri tersebut maka dapat disimpulkan pasien
menderita gangguan jiwa.
Dari pemeriksaan status mental hanya didapatkan hendaya dalam
penggunaan waktu senggang sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa
non-psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak didapatkan kelainan
yang bermakna yang dapat mengindikasikan adanya penyakit tertentu
yang menyebabkan gejala yang dialami oleh pasien, sehingga gangguan
fungsi organic dapat disingkirkan.
Dari hasil autoanamnesis didapatkan pasein merasa cemas tentang keadaan
keluarga dan dirinya, pasien juga sering merasa jantungnya berdebar,
kram-kram di badan, tangan gemetar, dan keringat, yang merujuk pada
suatu gejala anxietas. Selain itu pada pasien didapati pula tanda depresi
berupa kesulitan untuk tidur. Walaupun demikian keduanya tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diagnosis sendiri, sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat didiagnosis
sebagai Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)
Aksis II:
Pasien tidak memenuhi ciri-ciri gangguan kepribadian yang tercantum
dalam PPDGJ III. Pasien memiliki hubungan interpersonal yang cukup
baik dengan orang disekitarnya, walaupun pasien mengaku memiliki
kepribadian yang cukup tertutup.
Aksis III:
Tidak jelas
Aksis IV:
Kekhawatiran terhadap penyakitnya yang membuat pasien merasa takut
terjadi sesuatu dengannya.
Aksis V:
GAF = 80-71, gejala sementara dan dapat diatasi, disabilotas ringan dalam
sosial, pekerjaan, dll.
VI.

DAFTAR MASALAH
A. Organo Biologik:

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga terdapat


ketidak seimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien memerlukan
farmakoterapi
B. Psikologi:
Ditemukan adanya hendaya ringan sehingga pasein memerlukan
psikoterapi untuk menghilangkan gangguan anxietas dan depresi ringan
C. Sosiologi:
Ditemukan adanya hendaya sosial ringan (+) sehingga memerlukan
sosioterapi.
VII.

PROGNOSIS

Bonam (baik)
A. Faktor Pendukung:
Faktor stressor jelas
Kemauan diri untuk sembuh dari penyakit yang diderita
RPM ( Riwayat Pre Morbid) baik
Kemampuan finasial untuk berobat
B. Faktor Penghambat:
VIII.

PEMBSHASAN / TINJAUAN PUSTAKA


Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku atau psikologik
seseorang yang secara klinik cukup bermakna dan yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya
(impairment/disability) dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari
manusia. Disfungsi itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan
antara orang itu denga masyarakat.
Gangguan non-psikotik adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang
tidak memenuhi kriteria sebagai gangguan jiwa psikotok yaitu adanya
hendaya dalam pekerjaan, hendaya dalam sosial, dan hendaya dalam
waktu senggang.
Gangguan Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objekyang
jelas ( dari luar individu itu sendiri),

yang sebenarnya pada saat

kejadiaan tidak membahayakan. Selain itu, dapat juga oleh sebab lain
(dari diri individu itu sendiri) seperti perasaan akan adanya penyakit,
dan ketakutan akan perubahan bantuk badan.

Untuk mendiagnosis Gangguan Anxietas, pasien biasanya menghadapi


objek atau situasi yang merupakan penyebab munculnya anxietas
dengan rasa terancam atau bahkan menghindarinya. Dan biasanya
pasien memberikan gejala-gejala peningkatan aktifitas saraf simpatis
seperti berkeringat, tegang belakang leher, berdebar-debar, tremor, dan
napas menjadi cepat.
GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F42.2)
Pedoman Diagnostik
A. Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, diamana masingmasing tidak menunjukkan rangkaian gejala cukup berat untuk
menegakkan diagnose tersendiri. Untuk anxietas beberapa gejala
otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus,
disamping rasa cemas atau khawatir berlebihan.
B. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan,
maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya
atau gangguan anxietas fobik
C. Bila ditemukan sindroma depresi dan anxietas cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis
tersebut harus dikemukakan dan diagnosis gangguan campuran
tidak dapat digunakan. Jika karena

suatu hal hanya dapat

dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus


diutamakan.
D. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan streass kehidupan
yangjelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan
penyesuaian.
IX.

RENCANA TERAPI
A. Farmakoterpi

1
/1
2
Alprazolam 0,5mg 0
2

(obat anti anxietas)

Courage 20 mg 1/0/0 (Isinya Fluoksetin berfungsi sebagai anti


depresan
B. Psikoterapi Suportif
Ventilasi

Memberi kesempatan kepada pasienuntuk mengungkapkan isi


hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya, agar pasien memahami cara menghadapinya, sarta
memotivasi pasien agar tetap rutin minum obat.
Sosioterpi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang ganggua yang dialami pasien, sehingga
tercipta dukungan sosial dalam lungkungan yang kondusif
sehingga

membantu

proses

penyembuhan

pasien

serta

melakukan kunjungan berkala.


X.

FOLLOW UP
Memantau keadaan umum dan perkembangan penyakit serta menilai
efektifitas obat yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai