Anda di halaman 1dari 6

Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian

yang luar biasa yang penuh khayalan (fi ksi) yang dianggap oleh masyarakat
suatu hal yang tidak benar-benar terjadi, source : wikipedia. Dongeng memang
sudah menjadi pelajaran lama dalam bidang studi Bahasa Indonesia. Maka dari
itu banyak siswa dituntun untuk mengerti tentang dongeng sejak di bangku
sekolah dasar. Mulai dari apa itu dongeng, pengertian dongeng, cara membuat
dongeng, contoh dongeng sampai jenis-jenis dongeng. Berikut adalah beberapa
jenis-jenis dongeng yang menjadi inti dari artikel ini.

Jenis-Jenis Dongeng
1. Fabel, yaitu dongeng yang tokohnya adalah binatang yg berperilaku
seperti manusia, misalnya dapat berbicara dan berjalan. Contohnya,
dongeng Kancil dan Buaya serta Kancil Mencuri Timun. Hikayat sang Kancil
dan Hikayat Pelanduk Jenaka.
2. Legenda, yaitu dongeng yang menceritakan tentang kejadjian alam atau
suatu tempat. Contohnya, legenda Rawa Pening dan Legenda Danau Toba.
3. Mite/Mitos, yaitu dongeng yang berkaitan dengan kepercayaan
masyarakat tentang dewa-dewa dan mahluk halus. Contohnya, mitos Nyi
Roro Kidul, Hikayat sang Boma, Nyi Blorong.
4. Sage, yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah atau kisah
kepahlawanan. Contohnya kisah Jaka Tingkir, Ramayana, Si Buta Dari Gua
Hantu.
5. Parabel, yaitu dongeng yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Parabel
juga dapat berupa cerita pendek dan sederhana yang mengandung hikmah
atau pedoman hidup. Contohnya, dongeng Si Maling Kundang.
6. Dongeng jenaka
7. Dongeng orang pendir adalah jenis cerita jenaka yang di dalamnya
dikisahkan kekonyolan-kekonyolan yang menimbulkan gelak tawa dari
tingkah laku seseorang karena kebodohannya, bahkan sering kali karena
kecerdikannya. Contohnya Si Kabayan dan Aki Bolang.
8. Sesuai dengan namanya dongeng ini menceritakan tentang kebodohan
atau perilaku seseorang yang penuh kejenakaan atau lelucon seperti Pak
Pandir, Pak Belalang, Si Lebai Malang, dan Abu Nawas yang terkenal
9. Epos
Epos merupakan wiracarita atau dongeng tentang kepahlawanan,
Ramayana dan Mahabarata. Ciung Wanara dan Jaka Tarub.

misalnya

Itulah beberapa jenis-jenis dongeng yang menjadi bahan ajaran Bahasa


Indonesia. Jika menurut anda artikel ini bermanfaat silahkan anda bagikan di
media sosial.
Tehnik Dasar Mendongeng Layaknya Pendongeng Profesional
Sudah sejak jaman dahulu kala, aktivitas mendongeng tidak hanya disukai oleh anak-anak,
namun juga orang muda hingga yang sudah dewasa.Aktivitas ini dipercaya memiliki
berjuta manfaat. Selain untuk member hiburan, juga menambah pengetahuan, dan
memperkaya akhlak atau moral seseorang, terlebih anak-anak. Anak-anak adalah
pribadi yang sangat membutuhkan banyak pelajaran dan pengalaman baru. Dengan media
dongeng, anak seperti diajak berfantasi menuju alam imajinasi sambil meraup berjuta
pengalaman baru.
Agar buah hati kita tidak merasa bosan dengan dongeng yang kita berikan, kita perlu belajar
tehnik-tehnik dasar mendongeng. Tehnik-tehnik ini tidak terlalu sukar untuk dipelajari,
apalagi bila anda mau belajar untuk menjadi orang tua yang kreatif dalam mendidik sang
buah hati. Hal-hal yang perlu anda pelajari dan perhatikan adalah:
1. Memilih cerita
Usahakanlah untuk memilih cerita yang berkualitas. Saat ini banyak sekali terbit
buku-buku cerita yang menarik. Untuk mendapatkan referensi yang terbaik, anda bisa
mencari judul-judul cerita dari internet. Gunakan fasilitas google dan yahoo search
engine agar kita bisa mendapatkan banyak sekali judul-judul dongeng dan synopsis

dongeng dari para penulis dongeng yang sudah terkenal. Misalnya dengan mengetik
sinopsis buku dongeng. Kita akan mendapatkan banyak sekali referensi buku dongeng
yang sudah terbit dan cerita singkatnya (synopsis). Untuk anak-anak, usahakan mencari
buku yang tidak terlalu tebal, banyak gambar, gambarnya lucu, berwarna, dan memiliki
pesan moral. Hal ini sangat penting agar sang buah hati tidak merasa bosan dengan cerita
dan menarik minat anak untuk lebih bersemangat mendengarkan dongeng yang akan kita
utarakan. Cerita yang baik adalah cerita yang mengandung unsure pendidikan, kedamaian,
cinta kasih, kelembutan, dan kebaikan. Hindari cerita yang mengandung unsure perangperangan, kekerasan, balas dendam, sihir, dan lain-lain. Unsur-unsur negative yang ada di
dalam cerita dipercaya bisa meracuni imajinasi positif seorang anak.
2. Menguasai cerita
Cara terbaik menguasai sebuah cerita bukanlah menghafalkannya, melainkan
memahani seluruh isi cerita. Biasanya dibutuhkan membaca berkali-kali agar kita bisa
menguasai cerita itu sepenuhnya. Bila perlu, kita juga boleh memodifikasi cerita agar lebih
menarik. Selain itu, modifikasi cerita juga sangat penting untuk menghindari kata-kata yang
belum layak di dengar oleh anak-anak. Misalnya ada kata-kata di dalam sebuah dongeng
demikian,Lalu sang pangeran mengambil pedang, dan menebas kepala naga. Dan seketika
itu juga naga itu mati. Mungkin kita bisa memodifikasinya demikian,Lalu sang pangeran
mengambil sebilah pedang, dan keluar cahaya terang memancar dari pedang tersebut, dan
membuat sang naga lari ketakutan terbirit-birit, lalu terbang ke langit. Sang naga pun tidak
pernah berani muncul kembali. (Cuma contoh lho hehehehe).
3. Penokohan
Mempelajar penokohan dalam suatu cerita juga sangat penting. Biasanya, semakin
sedikit tokoh yang ada di dalam suatu cerita anak, maka cerita itu akan semakin mudah dan
menarik untukdidongengkan bagi anak-anak. Hal ini juga memudahkan kita dalam
mempelajari tokoh-tokoh yang ada di dalam sebuah cerita. Semakin kita memahami
karakter yang ada di dalam sebuah cerita, maka kita akan semakin mudah mengekpresikan
dan membuat variasi suara dan tingkah lakunya. Jangan lupa menggunakan ekspresi, gaya,
dan suara yang lucu agar terlihat menarik.
4. Alur
Hal terpenting yang dipelajari dalam sebuah alur cerita adalah pembukaan (biasanya
berupa masalah), isi (biasanya berupa konflik), penutup (biasanya berisi bagaimana konflik
tersebut terselesaikan), dan kesimpulan (pesan moral). Wah..kaya membuat sebuah karya
ilmiah ya? Hehehehe Ya.. tapi begitulah inti dari sebuah cerita. Hal ini juga berhubungan
dengan penguasaan tokoh dan isi cerita. Setelah menguasai penokohan dan isi cerita,
cobalah membuat alur cerita dalam sebuat kertas, sehingga bisa mempermudah anda
dalam mengimprovisasi sebuah cerita.
5. Suasana
Suasana terbaik bagi anak untuk bisa menerima atau mendengarkan dongeng adalah
suasana yang santai, tidak tegang, tidak formal, dan paling pas adalah saat sang buah hati
mau bobok atau setelah makan malam dan belajar. Hal ini juga sangat bermanfaat
untukmenyegarkan
kembali
pikiran
anak dari
ketegangan-ketegangan
dankekawatiran, serta perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang
mungkin di rasakan si kecil pada saat sebelum tidur.
6. Kontak Mata dan fisik
Kontak mata sangat penting untuk mencuri perhatian sang buah hati. Bila mata
kita tidak terfokus pada mata sang buah hati, maka ada kemungkinan mata sang buah hati
menjalar kemana-mana dan kehilangan konsentrasi untuk mendengarkan cerita yang
kita bawakan. Kontak fisik juga sangat penting agar saat konsentrasi sang buah hati mulai
memudar, kita bisa mengekspresikan cerita yang kita bawakan kepada sang buah hati. Bila
perlu kita bisa memodifikasi cerita agar kita bisa melakukan kontak fisik dengan si kecil,
misalnya dengan berkata,Karena Bunda Mela merasa iba melihat anak yang malang itu,
maka Bunda Mela pun membelai kepala sang anak, mengusap pipinya dan berkata.Nak
Dimana rumahmu? Kontak fisik dan mata juga bermanfaat untuk menambah kedekatan
dengan sang buah hati.
7. Pengguanaan Media Gambar
Penggunaan media ini bisa dengan gambar yang sudah ada di dalam buku cerita.
Namun sebagai pelengkap, jangan lupa mempersiapkan kertas gambar dan pensil. Siapa
tahu si kecil belum tahu beberapa benda yang kita ungkapkan. Nah Bila si kecil belum
tahu benda-benda yang kita ceritakan, kita bisa menggambarkannya buat sang buah hati.
8. Iringan Musik
Iringan music sangat penting untuk membawa suasan menjadi tenang dan
damai, sehingga sang buah hati pun menjadi siap untuk mendengarkan cerita. Pilihlah
musik-musik instrumental khusus untuk anak-anak, atau musik-musik klasik. Suara musik
jangan terlalu keras, supaya anak bisa lebih berkonsentrasi mendengarkan cerita daripada
mendengarkan musik.
9. Media Boneka
Boneka tidak hanya sarana bermain, tapi juga bisa menjadi sarana atau media
mendongeng yang menarik lho Agar cerita yang dibawakan bisa lebih menarik dan lebih
nyata, kita bisa menggunakan media boneka pada saat mendongeng. Kita bisa
menggunakan boneka yang sesuai dengan tokoh cerita. Boneka pada cerita anak-anak yang
wajib kita miliki sebagai sarana mendongeng anak-anak adalah boneka ayah, ibu, anak laki-

laki, dan anak perempuan. Untuk tokoh-tokoh lainnya, bisa kita miliki sebagai tokoh
tambahan.
Mudah bukan? Jadi yuk belajar menjadi pendongeng professional dengan cara
mendongengkan cerita kepada sang buah hati. Siapa tahu ternyata kita memiliki bakat
mendongeng dan bisa menjadi seorang pendongeng professional dan ikut meramaikan
kasanah dunia dongeng dan dunia seni hiburan anak-anak.
Cara Mendongeng Yang Baik
Pada kesempatan kali ini Blog Eky J. akan membahas mengenai Cara
Mendongeng Yang Baik, yuk langsung saja disimak penjelasan berikut ini
Pengertian Dongeng
Handajani (2008: 14) mengemukakan bahwa dongeng dikemas dengan
perpaduan antara unsur hiburan dengan unsur pendidikan. Unsur hiburan
dalam dongeng dapat ditemukan pada penggunaan kosa kata yang bersifat
lucu, sifat tokoh yang jenaka, dan penggambaran pengalaman tokoh yang
jenaka, sedangkan dongeng memiliki unsur pendidikan ketika dongeng
tersebut mengenalkan dan mengajarkan kepada anak mengenai berbagai
nilai luhur, pengalaman spiritual, petualangan intelektual, dan masalahmasalah sosial di masyarakat.
Dongeng merupakan media yang sangat efektif untuk menanamkan
berbagai nilai dan etika terhadap anak. Termasuk menimbulkan rasa empati
dan simpati anak. Nilai-nilai yang bisa dipetik dari dongeng adalah nilai
kejujuran, kerendahhatian, kesetiakawanan, kerja keras, dan lain
sebagainya. Bagi murid usia sekolah dasar (SD), ternyata mendongeng
masih tetap selalu dinantikan. Cerita atau dongeng adalah salah satu media
komunikasi guna menyampaikan beberapa pelajaran atau pesan moral
kepada anak. Selain itu, tentu saja, metode-metode pembelajaran lainnya
yang pada saat ini telah menggunakan teknologi canggih yang menarik
untuk para peserta didik.
Telah terbukti bahwa menyampaikan pembelajaran dengan cara
mendongeng pun tak kalah menariknya bila dibandingkan dengan
pembelajaran melalui alat peraga atau alat bantu teknologi canggih. pesan
moral dapat dengan mudah disampaikan kepada anak melalui sebuah cerita
atau dongeng. Tidak ada batasan usia kapan anak mulai boleh
mendengarkan dongeng. Anak-anak usia prasekolah dapat mendengarkan
cerita sederhana tentang hewan.
Mendongeng bisa menjadi aktivitas berkomunikasi dengan anak yang
mudah dan murah. Di samping itu, mendongeng juga bisa menjadi sarana
efektif dalam menyampaikan pesan pada anak. Anak tidak merasa
dinasehati atau digurui oleh orang tua/pendidik karena tercipta suasana
menyenangkan. Anak pun diposisikan sebagai subyek aktif yang ikut
bermain peran dan/atau melibatkan seluruh inderanya untuk larut dalam
cerita. Materi dongeng dapat diambil dari buku cerita anak-anak yang
memuat pesan moral atau dari kejadian sehari-hari yang berlangsung di
sekitar lingkungan tinggal anak. Kegiatan mendongeng juga akan
menumbuhkan kecintaan anak pada buku karena anak menemukan banyak
hal positif yang bisa diperoleh dengan membaca buku. Dongeng bisa
berpengaruh pada perkembangan fisik, intelektual, dan mental anak. Ini
dikarenakan keterlibatan seluruh indera anak ketika mendengarkan
dongeng. Kecerdasan kognitif anak terasah lewat keterampilan berimajinasi
dan menyimpulkan makna yang terkandung dalam cerita. Keterlibatan
secara aktif dalam aktivitas dongeng akan memberikan pengalaman konkret
pada anak sehingga akan tertanam kuat dalam struktur kognitif anak.
Manfaat Dongeng
Dongeng memberikan beberapa manfaat bagi anak antar lain untuk
mengembangkan kosa kata, memberi teladan, pesan moreal, dan problem
solving. Dengan demikian, diharapkan anak dapat menerapkan apa yang
sudah mereka dengarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa manfaat lain dari dongeng bagi anak.
1. Media Menanamkan Nilai dan Etika
Dongeng merupakan media yang sangat efektif untuk menanamkan
berbagai nilai dan etika kepada anak, termasuk menimbulkan rasa empati
dan simpati anak. Nilai-nilai yang bisa dipetik dari dongeng adalah nilai
kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, dan lain sebagainya.
2. Memperkenalkan Bentuk Emosi
Dari dongeng yang diberika, pastinya memiliki karakter dan tokoh yang
berbeda-beda. Sebagai orang tua, Anda harus memahami makna daro
dingeng tersebut, sehingga Anda bisa memberikan penekanan tertentu
pada dialog dan ekspresi. Selain itu, Anda juga bisa menceritakan emosi
para tokoh seperti emosi negatif dan positif. Hal ini akan membantu anak
dengan masalah agresifitas dan mengajarkan untuk berempati pada sesama
temannya.
3. Mempererat Ikatan Batin

Bagi orang tua yang memiliki kesibukan yang padat, mendongeng adalah
salah satu trik untuk mendekatkan diri pada anak Anda. Kesibukan Anda
membuat Anda tidak dapat bermain dengan si kecil setiap saat. Oleh karena
itu, pergunakan waktu senggang Anda dirumah untuk memberikan cerita
atau dongeng pada anak Anda.
4. Memperluas Kosa Kata
Semakin banyak membaca, semakin banyak tahu. Orang tua bisa
menggunakan dongeng sebagai media untuk memperkenalkan kosa kata
asing pada anak yang pastinya akan berguna disekolahan nantinya.
5. Merangsang Daya Imaginasi
Selain membacakan cerita atau dongeng dari buku, Anda bisa membuat
cerita singkat tanpa panduan buku. Kemudian, pandulah anak Anda untuk
melanjutkan cerita tersebut berdasarkan imaginasi mereka sendiri. Ajukan
juga beberapa pertanyaan untuk memancing daya imaginasinya.
Puspita (2009) menyatakan terdapat empat manfaat dari dongeng,
yaitu:
1. Dongeng dapat mengasah imajinasi dan daya pikir anak. Ketika berhadapan dengan
dongeng, anak akan memvisualisasikan cerita tersebut sesuai dengan imajinasinya.
2. Dongeng dapat mempererat ikatan komunikasi antara pendongeng dan audiens.
3. Dongeng merupakan media efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika.
4. Dongeng dapat membantu menambah perbendaharaan kata pada anak.
Jenis-jenis Dongeng
Ada 3 jenis dongeng yaitu :
1. Dongeng binatang atau fabel yaitu sebuah dongeng yang di dalamnya menceritakan
tentang perbuatan baik atau buruknya binatang, di dalam fable tokoh binatang
berpeerilaku seperti manusia. Hal tersebut menggambarkan watak dan budi pekerti
manusia, seperti buaya dan kancil merupakan slah satu contoh dongeng binatang
atau fable dan mereka di gambarkan sebagai hewan licik, dan cerdik.
2. Dongeng biasa yaitu dongeng yang menceritakan tentang tokoh baik suka maupun
duka, seperti dongeng bawang merah dan bawang putih.
3. Dongeng lelucon yaitu dongeng yang berisikan cerita lucu tentang tokoh tertentu,
misalnya si Kabayan dari jawa barat, Lebai malang, pak Pandir, pak Belalang.
Cara Mendongeng
Beberapa cara menjadi pendongeng yang baik
Baik, dapat diartikan menjadi dua hal. Yang pertama adalah baik dari segi
penampilan dan baik orangnya atau pendongengnya. Dalam kesempatan ini
akan disampaikan baik dari segi penampilannya. Bagaimanakah seorang
pendongeng dapat menampilkan sebuah dongeng dengan baik sehingga
dapat menyampaikan materi dongeng dengan menarik. Saya tidak akan
menyampaikan teori teks book, tetapi lebih pada penyampaian pengalaman
selama menjadi pendongeng dan pendidik.
1. Kuasailah Materi
Materi dongeng yang akan kita sampaikan hendaklah terkuasai sehingga
kita dapat berimprovisasi dengan baik. Menguasai materi cerita berbeda
dengan menghafal. Kalau kita menghafal akan sangat sulit seandainya di
tengah jalan ternyata ada anak yang bertanya atau menyampaikan suatu
kesan. Sangat mungkin seorang yang menghafal sebuah cerita tiba-tiba lupa
dan berhenti di tengah-tengah sehingga sangat mengganggu jalannya
cerita. Penguasaan di sini lebih di titik beratkan pada penguasaan unsurunsur pembangun dalam cerita seperti tokoh, seting, alur, dan juga konflik.
Memahami karakter tokoh dalam cerita sangat perlu karena dari tokohlah
kita dapat membangun alur dan konflik. Tokoh harus kita bedakan antara
yang antagonis dan protagonis sehingga anak dapat membedakan
perwatakan masing-masing tokoh.
Seting ini sangat berperan dalam membangun suasana cerita sehingga anak
dapat membayangkan dimana dan sedang berbuat apa para tokoh dalam
cerita.
Alur adalah sesuatu yang sangat vital dalam cerita. Kita harus tahu benar
kapan mulai terjadi konflik, hingga klimaks konfliks dan akhirnya
penyelesaian. Hal ini dapat membuat cerita kita menjadi hidup dan menarik.
Penciptaan konflik yang dramatis akan membuat sebuah cerita tetap
berkesan di alam imajinasi anak. Sehingga seorang pendongeng haruslah
cermat dalam penciptaan konflik .
2. Hidupkan Tokoh
Bibi. Aku tidak boleh ikut main sama teman-teman
lho.. mengapa demikian?
katanya aku berbeda dengan mereka
sepenggal percakapan tadi tidak akan menarik seandainya kita hanya
membaca dengan biasa tetapi cobalah eksplorasi ekspresi emosi apa yang
muncul ketika seorang anak sedang berkata kepada bibinya. Memberi
ekspresi emosi inilah yang disebut menghidupkan tokoh apalagi disertai
ekspresi mimik pendongeng yang pas. Secara audio pun seorang anak akan
dapat mengimajinasikan keadaan tokoh-tokoh dalam cerita. Kemampuan ini

sebenarnya dapat dilatihkan secara struktural, tetapi ada juga yang


memang mempunyai bakat. Latihan secara struktural itu sebenarnya telah
anda lakukan tiap hari yaitu mengamati kehidupan sosial yang ada di
kehidupan kita atau melihat pengalaman hidup yang pernah kita rasakan.
Bagaimana rasanya ketika kita sedih, bagaimana rasanya ketika kita marah,
bagaimana rasanya ketika kita senang, dan lain-lain.
3. Menghidupkan Kata-kata
Menghidupkan kata dapat dilakukan dengan cara memberi sifat pada katakata tersebut.
tiba-tiba harimau itu menyambar Gurka dengan kukunya yang tajam
dan.. bettt, dada Gurka terobek hingga mengeluarkan darah yang merah.
air yang sejuk di pegunungan itu gemericik menambah sejuknya suasana
dari dua contoh kalimat tersebut, kita akan melihat betapa sebuah kata akan
memiliki roh yang berbeda dengan kata yang lain.
Mengucapkan kata merah, darah akan sangat berbeda dengan air, sejuk.
Coba fahami perbedaannya. Kata merah dan darah bersifat mengerikan,
menakutkan, dan lain sebagainya, sedangkan kata air dan sejuk mempunyai
sifat damai, tentram, dan lain sebagainya. Itulah yang dinamakan
menghidupkan kata kata.
4. Ikhlaslah dalam Mendongeng
Sedapat mungkin kita harus ikhlas ketika kita mendongeng. Suasana hati
akan sangat berpengaruh ketika kita menyampaikan sebuah dongeng.
Bayangkan seandainya kita mendongeng sementara di rumah kita sedang
terjadi konflik dengan keluarga tentu dongeng kita akan semuanya berisi
ekspresi marah dan kesal, meskipun sedang mendongengkan sebuah cerita
bahagia. Buatlah suasana hati yang segar dan tenang ketika hendak
mendongeng.
5. Teknik Mengawali dan Mengakhiri Cerita
Awalilah sebuah cerita dengan appersepsi yang menarik. Banyak sekali
tehnik-tehnik muncul yang dapat kita gunakan. Buatlah beberapa
improvisasi lewat lagu, suara yang beranekaragam, atau menggunakan alat
peraga. Dapat juga menggunakan beberapa kali pengulangan hingga anak
dapat mennirukannya (Familia: April 2003: 20). Margaret Read Mc. Donald,
seorang pendongeng Amerika lebih memilih metode yang terakhir. Ia akan
mengulang kata-kata dan gerakan beberapa kali sampai anak
memperhatikan dan mungkin menirukannya. Wees Ibnu Say, Ketua Lembaga
Rumah Dongeng Indonesia, lebih memilih membuat improvisasi lewat suara
atau lagu dalam membuat appersepsi.
Akhirilah sebuah cerita dengan ending yang terbuka sehingga akan
memancing anak untuk ingin tahu cerita selanjutnya. Ini juga akan membuat
anak menanti cerita kita yang selanjutnya.

Komponen-komponen Dalam Dongeng


Dongeng termasuk kedalam cerita narative, maka dari itu susunan
penulisanya atau penyampaianya dan bentuknya sama dengan cerita-cerita
narative, hanya ada beberapa saja yang berbeda tapi pada dasarnya
semuanya sama.
Didalam dongeng juga ada pelaku, tema, dan ciri-cirinya seperti berikut :
Pelaku atau Tokoh dalam Dongeng
1. Dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri yang jahat, raja dan ratu,
pangeran dan putri, ahli nujum.
2. peri, wanita penyihir, raksasa, orang kerdil, putri duyung, monster,
naga.
3. binatang, misalnya ikan ajaib dan kancil.
4. kastil, hutan yang memikat, negeri ajaib.
5. benda ajaib, misalnya lampu ajaib, cincin, permadani, dan cermin, dll.
Tema Dongeng
1. Moral tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan.
2. Kejadian yang terjadi di masa lampau, di suatu tempat yang jauh sekali .
3. Tugas yang tak mungkin dilaksanakan.
4. Mantra ajaib, misalnya mantra untuk mengubah orang menjadi binatang.
5. Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta.
6. Pertolongan yang diberikan kepada orang baik oleh makhluk dengan kekuatan ajaib.
7. keberhasilan anak ketiga atau anak bungsu ketika sang kakak gagal.
8. Kecantikan dan keluhuran anak ketiga atau anak bungsu.
9. Kecemburuan saudara kandung yang lebih tua.
10. Kejahatan ibu tiri.
Ciri-ciri Dongeng :
1. Menggunakan alur sederhana.
2. Cerita singkat dan bergerak cepat.
3. Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci.
4. Ditulis dengan gaya penceritaan secara lisan.
5. Terkadang pesan atau tema dituliskan dalam cerita.

6. Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung.


Terima kasih telah membaca artikel tentang Cara Mendongeng Yang Baik di
blog Blog Eky J.jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk
mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat
silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan
Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Anda mungkin juga menyukai