DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perencanaan daerah disusun atas dasar potensi dan tantangan strategis yang
dihadapi saat ini dan masa datang. Penyusunan dokumen isu-isu strategis merupakan bagian
dari proses teknokratik dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan pembangunan
daerah seperti RPJP, RPJMD. Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses
menetapkan arah pengembangan daerah dan target yang hendak dicapai dalam tahun tahun mendatang; bagaimana mencapainya dan langkah-langkah strategis apa yang perlu
dilakukan agar tujuan tercapai. Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan tersebut
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dengan berbagai turunan peraturan pelaksanaannya.
Pasal 14 ayat (2) UU No.25 Tahun 2004 mengamanatkan Kepala Bappeda untuk
menyiapkan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Rancangan awal tersebut selanjutnya dikaji ulang disesuaikan sebagai penjabaran dari visi,
misi dan program Kepala Daerah terpilih. Kepentingannya adalah merumuskan strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan kerangka
ekonomi daerah selaras dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Ketentuan tentang
penyampaian visi dan misi kepala daerah pemilihan kepala daerah secara langsung juga
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Pemerintahan Daerah pasal 76 ayat (2)
yang mewajibkan pasangan calon Kepala Daerah untuk menyampaikan visi, misi dan program
secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat.
Selain dokumen perencanaan RPJMD, setiap daerah juga diwajibkan menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Sebagai amanat peraturan
perundang-undangan (UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan PP No. 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah) adalah mewajibkan kepada Daerah untuk menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memuat visi, misi, dan arah
pembangunan/kebijakan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.
Sebagai daerah otonom baru sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008,
Kota Tangerang Selatan belum memiliki rangkaian dokumen perencanaan yang lengkap yang
diperlukan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunannya. Namun demikian, sebagai
bahan masukan dalam merumuskan kerangka kebijakan dan strategi pembangunan Kota
Tangerang Selatan, memandang perlu menyusun dokumen yang berisi isu isu strategis
pembangunan Kota Tangerang Selatan sebagai bahan penyusunan rancangan dokumen
perencanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
1.2
Maksud dari penyusunan dokumen rancangan isu isu strategis daerah ini adalah
untuk memberikan dasar bagi perumusan kebijakan dan prioritas pembangunan Kota
Tangerang Selatan baik perencanaan dan pembangunan jangka pendek, menengah dan
panjang.
Tujuan penyusunan Rancangan Isu isu Strategis Daerah Pembangunan Kota
Tangerang Selatan tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan
sebagaimana yang tercantum dalam UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yaitu:
a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarDaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah;
c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan;
d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
Dasar Penyusunan
Penyusunan dokumen isu isu strategis ini merupakan tahapan awa dari penyusunan
dokumen RPJMD dan RPJPD yang merupakan dokumen resmi dalam perencanaan
pembangunan daerah. Dengan demikian penyusunan dokumen ini berlandaskan pada
landasan hukum sebagai berikut:
1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan
di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4935)
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antar Pemerintah Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737)
13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004 - 2009;
14. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ Tahun 2005 Tentang Petunjuk
Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah;
15. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 Propinsi Banten Tentang RPJMD Propinsi
Banten.
16. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009 Nomor 01) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Walikota
Tangerang Selatan Nomor 07 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota
Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota
Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Nomor 07)
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.1 Geografi
II.1.1 Kondisi Geografis
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan secara
administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5
(lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2.
Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008, luas wilayah
kecamatan-kecamatan yang berada di Kota Tangerang Selatan (yang kemudian diambil
sebagai luas wilayah kota Tangerang Selatan) adalah sebesar 150,78 Km2 sedangkan
menurut Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan adalah sebesar
147,19 Km2 dengan rincian luas kecamatan masing-masing yang berbeda pula. Angka yang
digunakan adalah 147,19 Km2 karena sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten.
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Tabel 2.1
Potensi Fisik Dasar
Kota Tangerang Selatan
No
1
2
3
Keterangan
Di sebelah timur Propinsi Banten
147,19 Km2 atau 14.719 Ha
Kota Tangerang
Provinsi DKI Jakarta
Kota Depok dan Kabupaten Bogor
Kabupaten Tangerang
Wilayah Pemerintahan
- Kecamatan
7 Kecamatan
- Kelurahan
49 Kelurahan
- Desa
5 Desa
Sumber:
- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota
Tangerang Selatan (2008)
- Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 1.2. Kecamatan dengan
wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas
keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah
Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%.
Tabel 2.2
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
No
Kecamatan
Serpong
2,404
16.33%
Serpong Utara
1,784
12.12%
Ciputat
1,838
12.49%
Ciputat Timur
1,543
10.48%
Pamulang
2,682
18.22%
Pondok Aren
2,988
20.30%
Setu
1,480
10.06%
Kelurahan/Desa
Persentase Luas
(%)
9,941.41
67.54%
Luas (Ha)
167.61
1.14%
487.08
3.31%
2,794.41
18.99%
366.48
2.49%
15.27
0.10%
137.43
0.93%
Tanah kosong
809.31
5.50%
Jumlah
14,719
100.00%
Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Gambar 2.1
Persentase penggunaan lahan
1%
0%
Perumahan dan
permukiman
5%
Industri/Kawasan
Industri
2%
19%
69%
II.1.4 Penduduk
Penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.051.374 jiwa pada tahun 2007, dengan
komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 532.670 jiwa sedangkan perempuan 518.704
jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki
sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan (Tabel 3.1.1.).
Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 7.143
orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 10.396
orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu 3.812 orang/Km2.
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2008 menunjukkan
bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 0 4 tahun, yaitu sebesar
9,69% sedangkan kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah 60, yaitu
sebesar 3,47%.
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Tangerang Selatan
Hingga Agustus 2008
No
Kelompok Umur
Jumlah Penduduk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0-4
9.69%
5-9
9.32%
10 - 14
8.93%
15 - 19
9.52%
20 - 24
9.37%
25 - 29
8.70%
30 - 34
9.10%
35 - 39
7.27%
40 - 44
5.00%
45 - 49
6.77%
50 - 54
6.37%
55 - 59
6.50%
60
3.47%
Jumlah
100.00%
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dan data bulanan Kecamatan 2008 dalam
Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Gambar 2.2
Komposisi Penduduk Berdasarkan Komposisi Umur
60
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
6.00
4.00
2.00
2.00
4.00
6.00
Dilihat dari gambar di atas, tidak ada perbedaan yang signifikan antara komposisi
penduduk perempuan dan lak-laki, terutama untuk usia produktif. Dengan demikian,
perencanaan pembangunan Kota Tangerang Selatan harus berpihak pada perluasan akses
pelayanan dasar dan kesempatan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat, tidak memandang
jenis kelamin maupun tingkat ekonomi.
II.2 Ekonomi
II.2.1 Perkembangan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang
dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian
suatu daerah (region) tanpa melihat pelaku ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari
daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang
Selatan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta atau tumbuh sebesar 11,18%
dibandingkan dari tahun 2006 yang nilainya Rp 4.752.381,60 Juta. Dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang. Perkembangan PDRB Kota Tangerang
Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan
PDRB per kapita. Pada tahun 2007, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 6,51%.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang
Selatan jika dibandingkan dengan PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Banten sejak tahun
2007 mempunyai nilai sebesar Rp 112.190,11 Trilyun. Artinya, Kota Tangerang Selatan
mempunyai kontribusi sebesar 4,68% terhadap Provinsi Banten.
10
Gambar 2.3
Struktur Ekonomi berdasarkan Distribusi PDRB ADH yang Berlaku Tahun 2007
Pertanian
1.32%
Pertambangan
dan Penggalian
0.03%
Jasa-jasa
17.39%
Bank, persewaan
& jasa perusahaan
15.40%
Industri
Pengolahan
1.07%
Pengangkutan &
Komunikasi
30.29%
Perdagangan,
Hotel dan Restoran
26.81%
11
Kecamatan
Pertanian
Pertambangan &
Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas
& Air Bersih
Bagunan /
Konstruksi
Bank,
persewaan & Jasa-jasa
jasa perusahaan
Jumlah
Serpong
0.13%
0.01%
0.14%
1.52%
0.07%
2.94%
3.99%
12.54%
0.57%
21.91%
Serpong Utara
0.00%
0.00%
0.25%
1.05%
1.18%
3.70%
2.75%
0.09%
0.58%
9.59%
Setu
0.03%
0.03%
0.01%
0.09%
0.00%
0.38%
0.69%
0.01%
0.11%
1.35%
Pamulang
0.43%
0.00%
0.20%
0.95%
0.02%
3.29%
5.18%
0.20%
1.21%
11.48%
Ciputat
0.33%
0.00%
0.07%
0.45%
0.02%
4.09%
1.75%
0.03%
3.00%
9.75%
Ciputat Timur
0.01%
0.00%
0.17%
0.69%
0.03%
8.33%
9.93%
2.15%
10.63%
31.93%
Pondok Aren
0.37%
0.00%
0.22%
1.32%
0.31%
4.08%
6.00%
0.40%
1.30%
14.00%
1.32%
0.03%
1.07%
6.05%
1.63%
26.81%
30.29%
15.40%
17.39%
100.00%
Kecamatan yang memberikan kontribusi paling besar adalah Ciputat Timur yaitu
sebesar Rp.1.678.739,29 Trilyun atau 31,93persen dari total PDRB sedangkan yang terkecil
adalah Setu dengan Rp.71.045,74 Trilyun atau 1,35 persen.
Tabel 2.7
Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha
Tahun 2007 (Juta Rupiah)
Kecamatan
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pertambangan &
Industri Listrik, Gas & Bagunan /
Pertanian
Penggalian
Pengolahan Air Bersih Konstruksi
Bank,
Perdagangan,
Pengangkutan & persewaan &
Hotel &
Komunikasi
jasa
Restoran
perusahaan
Jasa-jasa
Jumlah
6,659.97
274.58
7,407.20
79,760.51
3,517.02
154,795.05
209,811.20
659,223.42
30,147.51
1,151,596.46
137.99
13,324.22
54,938.95
62,286.31
194,321.90
144,301.93
4,509.32
30,331.55
504,152.17
623.41
4,751.97
113.11
20,208.66
36,278.95
288.74
5,545.76
71,045.74
1,805.90
1,429.24
Pamulang
22,831.25
10,628.32
49,715.02
1,061.42
172,877.24
272,274.51
10,267.64
63,609.31
603,264.71
Ciputat
17,496.49
30.29
3,907.60
23,393.60
1,018.25
215,245.20
92,184.77
1,452.74
157,568.54
512,297.48
Ciputat Timur
713.35
8,995.89
36,317.67
1,618.12
437,823.58
521,756.56
112,909.27
558,604.85
1,678,739.29
Pondok Aren
19,565.40
16.48
11,350.14
69,231.00
16,298.92
214,291.65
315,468.09
21,124.42
68,440.10
735,786.20
69,210.35
1,750.59
56,236.78
318,108.72
85,913.15
1,409,563.28
1,592,076.01
809,775.55
914,247.62
5,256,882.05
12
Tabel 2. 8
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan
Tahun 2004 - 2007 (Juta Rupiah)
Kecamatan
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pamulang
Ciputat
Ciputat Timur
Pondok Aren
2004
2005
2006
2007
264,181.58
413,737.45
31,693.49
283,324.39
310,012.46
795,038.10
393,322.90
787,551.15
491,506.96
38,888.39
338,581.94
372,293.53
851,537.68
454,282.72
1,039,550.85
561,546.84
65,657.49
546,091.35
476,991.14
1,379,223.31
683,320.62
1,151,596.46
504,152.17
71,045.74
603,264.71
512,297.48
1,678,739.29
735,786.20
3,334,642.37
4,752,381.60
5,256,882.05
13
Tabel 2.9
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita
A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan
Tahun 2005 - 2007 (Juta Rupiah)
Kota Tangerang Selatan
2005
PDRB Total
2006
2007
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pamulang
Ciputat
Ciputat Timur
Pondok Aren
7.243.076
5.861.079
808.209
1.479.922
2.732.698
6.559.194
1.938.083
10.742.132
7.523.751
1.211.940
2.283.817
3.055.867
8.908.884
2.871.281
11.570.891
6.567.979
1.269.750
2.450.811
3.194.094
10.552.942
3.005.307
Tangerang Selatan
3.437.949
4.688.672
5.041.693
PDRB
3.334.642
4.752.382
Jumlah Penduduk
969.951
1.013.588
Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007
5.256.882
1.042.682
Kota/Kabupaten
Tabel 2.10
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita
Provinsi Banten
Tahun 2005 - 2007 (Ribu Rupiah)
2005
PDRB Total
2006
2007
Kota Tangerang
39.97,92
20.630,14
43.715,48
23.705,99
47.447,94
26.090,04
Kab. Tangerang
7.483,25
8.329,95
8.896,15
Kab. Serang
6.344,25
7.056,02
7.590,35
Kab. Pandeglang
4.635,37
5.241,65
5.660,47
Kab. Lebak
4.209,28
4.595,99
4.982,35
PROVINSI BANTEN
9.372,52
10.610,24
11.400,59
Kota/Kabupaten
Kota Cilegon
14
28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu industri kerajian
tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang di dalamnya terdapat 1 kawasan industri. Jadi
keseluruhan industri kecil dan besar yang ada di wilayah Tangerang Selatan mencapai 658
unit yang didominasi oleh industri kecil/rumahan (home industry) yang perlu dkembangkan.
Tabel 2.11
Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar
di Kota Tangerang Selatan
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Serpong
Serpong Utara
Ciputat
Ciputat Timur
Pamulang
Pondok Aren
Setu
Kerajinan
Kayu
8
7
35
64
33
5
13
Kerajinan
Anyaman
5
0
1
0
4
3
15
Kerajinan
Gerabah
0
0
0
0
0
1
0
Sebaran
Kerajinan
Kain
0
0
6
4
2
281
0
Industri
Makanan
12
13
18
10
39
3
69
164
Pabrik
0
5
0
0
1
0
1 (kawasan
industri)
7
15
Tabel 2.12
Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa
di Kota Tangerang Selatan
Sebaran
No
Kecamatan
Pasar
Modern
Pasar
Tradisional
Bank
BPR
KUD /
Koperasi
Kompleks
Ruko
Minimart
1
0
21
4
0
1
0
0
10
5
8
3
Serpong
Serpong Utara
2
1
Ciputat
13
Ciputat Timur
15
13
Pamulang
20
23
Pondok Aren
12
Setu
61
60
71
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 2.13
Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah
Di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No
Nama Pasar
Lokasi
Kondisi
1 Pasar Ciputat
Kec. Ciputat
Kec. Ciputat
3 Pasar Jombang
Kec. Ciputat
Kec. Ciputat
Timur
Kec. Serpong
Cukup
Baik
Kurang
Baik
Kurang
Baik
Kurang
Baik
Baik
Kec. Serpong
Utara
Cukup
Baik
5 Pasar Serpong
6 Pasar Gedung Hijau
Komoditi Yg Dijual
Sembako, sandang,
perhiasan
Sembako
Sembako, sandang,
perhiasan
Sembako, sandang
Sembako, sandang,
perhiasan
--
JUMLAH
Ket.
3 Lantai
2 Lantai
2 Lantai
Sedang
dibangun
Dibangun
2007
Tidak
digunakan
Koperasi
Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (Kopkar),
koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai
24.553 orang.
16
Tabel 2.14
Koperasi Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No
1
Kecamatan
Jumlah Koperasi
113
Ciputat
Ciputat Timur
Serpong
Serpong Utara
Jumlah Anggota
9,605
Keterangan
Kopkar, KSP,
KSU, KPRI
76
11,400
Kopkar, KSP,
Setu
26
650
Kopkar, KSP,
Pamulang
69
1,518
KSU, KPRI
Pondok Aren
46
1,380
330
24,553
KSU, KPRI
JUMLAH
Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, 2009
Tabel 2.15
Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No
1
Kecamatan
Ciputat
CV
PO
Koperasi
Firma
Jumlah
(Unit)
BUL
509
413
241
25
1,193
1,261
575
418
26
2,286
Ciputat Timur
2
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pamulang
271
292
177
15
758
Pondok Aren
426
299
167
15
909
2,467
1,579
1,003
81
14
5,146
Jumlah
: Perseroan Terbatas
CV
PO
: Perusahaan Perorangan
BUL
II.2.5 Ketenagakerjaan
Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Tangerang pada tahun 2007, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA
merupakan kelompok pencari kerja terbesar dengan jumlah 9.690 orang dari total 16.426
orang atau sebesar 58,99%. Pencari kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII,
DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar yaitu berjumlah 3.297 orang atau 20,07%. Pencari
kerja tak tamat SD hanya sebanyak 16 orang atau 0,1%.
17
Tabel 2.16
Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2007
Tingkat
Pendidikan
Tak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
DI-DII
DIII
Sarjana
Kecamatan
Jenis Kelamin
Laki-laki
Serpong
Utara
-
Perempuan
Jumlah
10
13
Laki-laki
39
16
55
120
Perempuan
Jumlah
54
71
10
160
93
126
11
15
15
15
280
Laki-laki
235
286
120
207
215
86
311
1,460
Perempuan
224
212
232
229
309
177
300
1,683
Jumlah
459
498
352
436
524
263
611
3,143
Laki-laki
1,618
324
956
927
425
106
258
4,614
Perempuan
1,634
254
1,334
1,123
349
120
262
5,076
Jumlah
3,252
578
2,290
2,050
774
226
520
9,690
Laki-laki
57
46
24
30
43
22
32
254
Perempuan
56
59
18
42
28
20
31
254
Jumlah
113
105
42
72
71
42
63
508
Laki-laki
21
34
104
129
51
15
360
Perempuan
29
25
115
143
80
21
419
Jumlah
50
59
12
219
272
131
36
779
Laki-laki
124
24
256
194
71
292
967
Perempuan
133
28
287
137
79
375
1,043
Jumlah
Total
Setu
Pamulang
-
Ciputat
Timur
Kota Tangerang
Selatan
Pondok
Aren
3
Serpong
Ciputat
4
12
257
52
10
543
331
150
667
2,010
Laki-laki
2,094
769
1,113
1,531
1,013
341
918
7,779
Perempuan
2,130
649
1,598
1,801
974
488
1,007
8,647
Jumlah
4,224
1,418
2,711
3,332
1,987
829
1,925
16,426
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
18
Tabel 2.17
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
2008
No
Pendidikan
Kecamatan
Ciputat
Ciputat
Timur
8.71%
8.71%
8.71%
Serpong
Utara
8.71%
2 Sarjana Muda
21.02%
21.02%
21.02%
3 SLTA
29.03%
29.03%
29.03%
4 SLTP
Serpong
1 Sarjana
Pamulang
Kota
Tangerang
Setu
Selatan
7.05%
8.63%
Pondok Aren
8.71%
8.69%
21.02%
21.02%
20.97%
8.05%
20.42%
29.03%
29.03%
29.08%
32.85%
29.22%
25.03%
25.03%
25.02%
25.03%
25.02%
25.43%
14.42%
24.64%
5 SD
5.20%
5.20%
5.21%
5.20%
5.21%
5.23%
23.08%
6.02%
6 TK
11.01%
11.01%
11.01%
11.01%
11.01%
10.59%
3.06%
10.55%
7 Drop Out SD
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
8.35%
0.38%
8 Buta Huruf
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
3.13%
0.14%
Jumlah
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Untuk bangunan sekolah, Kota Tangerang Selatan memiliki total unit sekolah sebanyak
667 unit, yaitu sebanyak 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta dan 134
madrasah swasta. Di antara unit sekolah tersebut masih ada beberapa unit ruang kelas yang
mengalami kerusakan. Sebanyak 213 ruang atau 18,22% dari total ruang kelas SD negeri di
Kota Tangerang Selatan (1.169 ruang) mengalami kerusakan. Sedangkan untuk tingkat
pendidikan menengah, ruang kelas yang mengalami kerusakan sebanyak 5,56% untuk SMP
negeri, dan sebanyak 5,45 % untuk SMA negeri.
Tabel 2.18
Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Ruang Kelas Rusak
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Kota
Uraian *)
Tangerang
Serpong
Serpong Utara
Pamulang
Ciputat
Ciputat Tim ur
Pondok Aren
Setu
Selatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Jumlah SD
Jumlah total ruang kelas SD
Jumlah ruang kelas rusak SD
207
109
25
17
17
12
40
27
40
18
26
47
28
12
1,169
1,198
144
136
122
144
249
308
176
270
128
42
282
290
68
213
26
12
49
10
36
58
39
2 Jumlah MI
Jumlah total ruang kelas MI
Jumlah ruang kelas rusak MI
3 Jumlah SMP
Jumlah total ruang kelas SMP
Jumlah ruang kelas rusak
76
15
16
21
158
28
34
12
14
29
32
13
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
18
24
15
26
486
1,191
90
216
40
70
95
240
30
150
115
150
86
350
30
15
27
43
NA
NA
NA
NA
NA
11
33
312
255
17
19
15
6 Jumlah MA
Jumlah total ruang kelas MA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
104
NA
7 Jumlah SMK
NA
17
NA
8
-
12
4 Jumlah MTs
5 Jumlah SMA
19
NA
NA
NA
8
3
NA
NA
3
3
NA
NA
3
7
NA
NA
6
9
NA
NA
NA
NA
6
4
NA
NA
NA
NA
11
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
24
32
60
56
82
32
76
65
30
70
40
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
46
11
624
103
39
179
75
120
99
19
NA
1
9
-
Tabel 2.19
Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
2008
SD
SMP
APK
APM
APK
APM
1 Serpong
118.40
98.59 120.83
83.62
2 Pamulang
80.17
66.92 58.96
36.46
3 Ciputat
109.45
91.21 109.42
82.47
4 Pondok Aren
71.62
59.17 52.72
36.41
5 Serpong Utara
88.51
71.09 80.31
70.17
6 Ciputat Timur
58.44
49.01 60.69
58.84
7 Setu
85.85
71.13 60.17
59.05
Jumlah Rata-rata
87.49
72.45 77.59
61.00
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, 2009
No
SMA
APK
APM
38.17
28.94
18.97
13.22
39.32
27.90
20.52
14.46
24.96
20.43
35.47
25.48
33.24
23.16
30.09
21.94
Kecamatan
SMK
APK
APM
41.84
32.85
43.43
36.92
40.43
26.11
10.73
7.75
35.60
29.48
44.18
36.42
20.76
17.91
33.85
26.78
II.3.2 Kesehatan
Pelayanan kesehatan di wilayah Kota Tangerang Selatan telah dilayani oleh 10
puskesmas tersebar di 7 kecamatan yang didukung oleh 8 puskesmas pembantu, 10 unit
kendaraan puskesmas keliling dan 192 tenaga kesehatan. Walaupun demikian belum ada
Rumah Sakit Umum Daerah untuk melayani masyarakat Kota Tangerang Selatan. Jumlah
rumah sakit yang berada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 9 unit seluruhnya merupakan
milik swasta.
Tabel 2.20
Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Kota
Tangerang
Selatan
Kecamatan
No.
Jenis
Serpong
Serpong
Pamulang
Utara
1
1
Ciputat
Timur
1
Pondok
Aren
2
Ciputat
Setu
1 Puskesmas
2 Puskesmas Pembantu
14
14
10
30
22
44
14
31
24
11
176
113
131
167
71
93
65
20
660
42
46
81
28
36
28
267
26
31
11
30
112
40
29
80
48
41
22
16
276
30
10 Optik
15
42
11 Apotik
10
25
18
75
17
16
48
10
33
15 Pengobatan Tradisional
31
16 Puskesmas Keliling
10
20
Puskesmas
Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Bidan
Ahli
Sanitasi
Ahli Kesehatan
Masyarakat
Jumlah
1 Serpong
13
20
2 Pondok Jagung
10
24
3 Pamulang
24
4 Ciputat
14
5 Kampung Sawah
19
6 Jombang
18
7 Ciputat Timur
15
8 Pondok Aren
22
13
12
23
22
23
87
45
192
10 Setu
Kota Tangerang Selatan
Puskesmas
Kader
Mandiri
Jumlah
Posbindu
Posyandu
Total
Aktif
Dasawisma
Posbindu
Total Aktif
1 Serpong
10
12
42
10
74
19
420
420
1,158
72
72
2 Pondok Jagung
17
22
24
68
351
351
351
21
21
3 Pamulang
31
46
38
16
131
24
820
820
970
42
42
4 Ciputat
22
35
216
216
216
25
25
5 Kampung Sawah
29
47
79
404
404
404
42
42
6 Jombang
32
12
51
300
300
300
51
51
7 Ciputat Timur
69
34
10
118
11
708
708
708
55
55
8 Pondok Aren
16
41
18
82
10
366
366
700
80
80
10
23
60
93
469
375
575
77
77
10 Setu
40
40
167
167
167
36
36
104
336
278
53
771
108
4,221
4,127
5,549
501
501
21
Hingga tahun 2007, rata-rata balita di Kota Tangerang Selatan berada pada kondisi gizi
baik yaitu mencapai 92,70% dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 82.098 orang. Selain
itu dari jumlah tersebut, 0,37% gizi buruk, 5,18% gizi kurang dan 1,74% gizi lebih.
Tabel 2.23
Jumlah dan Persentase Keadaan Gizi Balita Yang Ditimbang Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2007
No.
Jumlah
Balita
7,319
Kecamatan
1 Serpong
2 Serpong Utara
6,304
3 Setu
4 Pamulang
5,746
34
357
167
Jumlah
Balita
107.87%
109.71%
100.00%
-
6.21%
2.91%
21,200
19,392
71
1,368
369
109.32%
100.00%
0.37%
7.05%
1.90%
29,454
-
28,030
-
130
-
1,003
-
291
-
105.08%
-
100.00%
-
0.46%
-
3.58%
-
1.04%
-
17,821
16,154
48
1,072
547
110.32%
100.00%
0.30%
6.64%
3.39%
0.40%
5.59%
1.88%
5 Ciputat
6 Ciputat Timur
7 Pondok Aren
0.59%
Lebih
0.83%
Selain melayani masyarakat mampu, Puskesmas juga melayani masyarakat yang kurang
mampu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, tercatat hingga tahun 2009 Rumah Tangga
Rawan Gakin yang dilayani di 10 Puskesmas mencapai 31.543 RT dengan jumlah peserta
Jamkesmas sebanyak 104.558 orang. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel II.3.2.5
Tabel 2.24
Data Terkait Kesehatan Keluarga Miskin pada 10 (Sepuluh) Puskesmas
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Rumah Tangga
Rawan Gakin
(RT)
2,911
Jiwa Peserta
Jamkesmas
(Orang)
9,311
2 Pondok Jagung
2,872
6,485
17
NA
3 Pamulang
7,877
22,047
116
NA
4 Ciputat
5,420
4,817
20
5 Kampung Sawah
1,693
6,570
67
6 Jombang
1,678
5,391
26
280
13
12,551
79
325
96
No
Puskesmas
1 Serpong
7 Ciputat Timur
NA
53
117
8 Pondok Aren
4,246
12,431
56
4,846
11,407
31
486
49
13,548
29
21
104,558
475
1,328
731
10 Setu
Kota Tangerang Selatan
NA
31,543
NA
100
22
Tabel 2.25
Jumlah Keluarga Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2007
No
Kecamatan
1 Serpong
2 Serpong Utara
3 Setu
4 Pamulang
5 Ciputat
6 Ciputat Timur
7 Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan
Pra
Sejahtera
1,157
4,538
9,439
6,876
Tahap III
Plus
4,444
647
2,547
8,961
5,290
2,990
20,435
KS I
Tahap II
Tahap III
Jumlah
26,454
348
3,478
2,575
3,840
1,300
11,541
4,155
8,609
19,621
14,596
7,784
54,765
678
7,213
5,115
7,310
13,618
33,934
236
6,204
10,334
10,946
8,621
36,341
1,568
6,730
23,401
15,931
9,600
57,230
8,789
39,319
79,446
64,789
48,357
240,700
Sumber: Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang dalam
Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Keterangan:
Pra Sejahtera: Keluarga Pra Sejahtera
KS I
: Keluarga Sejahtera I
Tahap II
: Keluarga Sejahtera II
Tahap III
: Keluarga Sejahtera III
Tahap III Plus : Keluarga Sejahtera III Plus
23
Kecamatan
Rumah Tangga
Hasil Verifikasi PPLS
Penerima BLT
'08
2,463
2,420
Serpong
Serpong Utara
1,742
1,590
1,817
Setu
1,993
Pamulang
5,963
5,299
Ciputat
2,438
1,848
Ciputat Timur
1,685
918
2,820
2,411
Pondok Aren
19,104
16,303
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Bappeda Kabupaten Tangerang (2008) dan BPS Kabupaten Tangerang (2009)
Walaupun sebagian besar masyarakat Kota Tangerang Selatan termasuk Keluarga Sejahtera
II, masih terdapatnya keluarga fakir miskin sebanyak 37.538 keluarga, anak terlantar
sebanyak 1.141 orang, korban bencana alam setahun lalu sebanyak 6.312 orang dan
pemulung sebanyak 234 orang menjadi permasalahan kesejahteraan sosial yang harus
dihadapi Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Sehingga dalam perencanaan pembangunan
bidang sosial perlu menjadikan permasalahan ini sebagai sasaran utama untuk diselesaikan.
24
Jenis
Balita Terlantar
Anak Terlantar
Anak Nakal
Anak Jalanan
Anak 5-21 th Korban Kekerasan
Wanita 22-59 th Korban Kekerasan
Wanita Rawan Sosial
Lansia >60 th Terlantar
Lansia >60 th Korban Kekerasan
Anak Cacar Usia 5-21 th
Penyandang Cacat
Penyandang Cacat Eks TBC
Penyandang Cacat Eks Kusta
Mantan Napi
Pekerja Seks Komersial
Waria
Pengemis
Pemulung
Gelandangan
Eks Korban NAPZA
Pengidap HIV/AIDS
Eks HIV/AIDS yg ditangani Dinsos
Korban Bencana Sosial/Pengungsi
Korban Bencana Alam setahun Lalu
Serpong
Serpong
Utara
78
147
5
103
119
152
1
13
-
278
4
68
36
80
-
9
101
24
65
74
56
3
3
3
14
4
43
29
3,301
177
3,548
-
4,245
76
Setu
1
125
5
95
59
12
10
16
11
21
8
15
1,326
163
16
5
52
46
18
129
39
9
20
1
1
70
2
9
1,172
Kota
Tangerang
Selatan
101
1,141
94
20
7
2
406
586
291
598
91
39
115
78
14
32
234
37
61
6,312
117
252
398
9,308 5,750
76
136
3,102
70
8,284
159
37,538
694
Pamulang Ciputat
7
6
76
251
30
15
8
7
2
2
194
50
186
55
63
114
55
38
20
74
18
23
15
8
164
35
15
18
1,880 1,891
-
Ciputat Pondok
Timur
Aren
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Panti sosial yang terdapat di Kota Tangerang Selatan adalah panti asuhan anak
sejumlah 14 panti dan tresna werdha sejumlah 5 panti dan bina grahita sejumlah 1 panti.
Selain itu, potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial di antaranya adalah tenaga
kesejahteraan masyarakat, organisasi masyarakat, karang taruna dan panti sosial.
25
Jenis
Serpong
Petirahan Anak
Taman Penitipan Anak
Panti Asuhan Anak
Bina Remaja
Tresna Werdha
Bina Daksa
Bina Netra
Bina Rungu
Bina Grahita
Bina Laras
Bina Pasca Laras Kronis
Marsudi Putra
Pamardi Putra
Karya Wanita
Bina Karya
Jumlah
1
-
Serpong
Utara
-
Setu
Pamulang Ciputat
-
1
1
-
4
2
-
3
1
-
Ciputat Pondok
Timur
Aren
5
1
1
-
Kota Tangerang
Selatan
14
5
1
-
20
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Tabel 2.29
Jumlah Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2007
Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial
No
Kecamatan
Tenaga
Kesejahteraan
Masyarakat
14
Organisasi
Masyarakat
Panti Sosial
Anggota
PKK
LSM
Perempuan
Serpong
Serpong Utara
12
Setu
10
Pamulang
42
Ciputat
14
15
Ciputat Timur
Pondok Aren
Karang
Taruna
15
111
34
30
19
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Berdasarkan data keluarga di wilayah Tangerang Selatan tahun 2007, sebagian besar
pasangan usia subur yaitu 63,37% merupakan peserta KB aktif yang didukung oleh 48 orang
petugas KB yang merupakan dokter dan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di
wilayah ini memandang bahwa pengaturan kehamilan dan jumlah anak merupakan hal yang
penting, apalagi jika dikaitkan dengan kegiatan masyarakat perkotaan yang sebagian besar
bekerja di luar rumah. Namun hal ini belum didukung oleh keberadaan petugas penyuluh
lapangan keluarga berencana yang selayaknya memberikan penyuluhan kepada keluarga
peserta KB secara proaktif.
26
Serpong
Serpong
Utara
MKJP
IUD
MOP
MOW
IMP
Jumlah
3,264
329
298
570
4,461
2,803
219
298
409
3,729
Non MKJP
Suntik
Pil
Kondom
Ovag
Jumlah
4,560
2,634
31
0
7,225
3,283
1,910
21
0
5,214
Pamulang
Ciputat
364
78
67
215
724
10,570
470
605
527
12,172
5,924
292
743
231
7,190
6,854
294
408
325
7,881
7,681
294
607
392
8,974
37,460
1,976
3,026
2,669
45,131
1,994
1,159
12
0
3,165
13,735
7,750
72
0
21,557
7,260
4,006
61
0
11,327
6,982
4,080
82
0
11,144
9,595
5,592
131
0
15,318
47,409
27,131
410
0
74,950
Setu
Pondok
Aren
Kota
Tangerang
Selatan
Ciputat
Timur
Tabel 2.31
Jumlah Petugas Keluarga Berencana Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2007
No.
Kecamatan
1 Serpong
2 Serpong Utara
3 Setu
4 Pamulang
5 Ciputat
6 Ciputat Timur
7 Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan
PPLKB
-
PLKB/PKB
-
Dokter
3
4
2
5
3
1
6
Bidan
3
4
2
5
3
1
6
Jumlah
6
8
4
10
6
2
12
24
24
48
Sumber: Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Keterangan:
PPLKB
PLKB/PKB
27
yang berbatasan dengan DKI Jakarta karena pada awalnya memang dijadikan sebagai kota
satelit bagi DKI Jakarta maka penduduknya lebih banyak yang bekerja di Jakarta tapi tinggal di
Kota Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dari banyaknya perumahan-perumahan yang tumbuh
dan berkembang di Kota Tangerang Selatan. Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat,
sebagian besar bersifat non-alamiah, seiring dengan tumbuhnya kawasan-kawasan
perumahan, mulai dari yang berskala kecil-menengah hingga berskala besar, seperti: Bumi
Serpong Damai (BSD) seluas 6.000 ha, Bintaro Jaya seluas 1.500 ha, dan Perumahan Alam
Sutera. Akhirnya mengakibatkan sektor perdagangan dan jasa menjadi berkembang sesuai
kebutuhan disertai juga dukungan sektor transportasi yang cukup memadai karena banyak
akses menuju DKI Jakarta baik melalui jalan tol Serpong Pondok Indah atau jalan regional
yang sudah tersebar dan tersambung langsung.
Gambar 2.3
Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan
28
Klimatologi
Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah dengan suhu yang relatif panas dengan
kelembaban tinggi. Temperatur udara berdasarkan penelitian di stasiun Geofisika klas I di
Tangerang rata-rata berkisar antara 21,2-33,7C, suhu maksimum tertinggi rata-rata terjadi
pada bulan Oktober yaitu 36,6C dan suhu minimum terendah pada bulan Juni yaitu 19,2 C .
Rata-rata kelembaban udara 78,0 % dan rata-rata intensitas matahari 56,8 %. Keadaan curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan pada bulan September hanya satu kali hujan,
sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 108,4 mm. Hari hujan tertinggi pada
bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Keadaan ini terjadi pada hampir seluruh
wilayah Kota Tangerang Selatan.
Geologi
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Adapun beberapa
Kecamatan ada yang lahannya bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu
dan kecamatan Pamulang serta sebagian di kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota
Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung,
lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Berdasarkan klasifikasi dari United Soil
Classification System, batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang
baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota
Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
29
Hidrologi
Sistem hidrologi di Kota Tangerang Selatan terdiri atas :
Air permukaan yaitu diartikan sebagai air yang mengalir atau muncul di permukaan. Aliran
air permukaan yang terdapat di wilayah ini berupa aliran sungai Cisadane, Sungai Angke
dan sebagian wilayah dilewati sungai Pesanggrahan. Ada juga saluran-saluran alam yang
dialiri air sepanjang tahun sebagai penampung drainase lokal. Saluran semacam ini
cenderung meluap pada musim hujan.
Kedua Air Tanah, air tanah di wilayah Kota Tangerang Selatan secara kualitas dalam
kondisi baik, hal ini menyebabkan banyak penduduk yang masih menggunakannya sebagai
air bersih. Potensi air tanah Kota Tangerang Selatan, Berdasarkan laporan studi potensi
dan pengembangan sumberdaya air tersebar di Kabupaten Tangerang, Dinas PU
kabupaten Tangerang tahun 2002 diketahui bahwa potensi air sungai dan situ/rawa
merupakan potensi air permukaan di Kota Tangerang Selatan berdasarkan Satuan Wilayah
Sungai (SWS) menunjukkan potensi sebagai berikut :
Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane Ciliwung, sebesar 2,551 m/dt diwakili
oleh pengukuran Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995, sedang debit
terbesar rata-rata bulanan sebesar 115,315 m/dt, diukur di Sungai Cisadane, stasiun
Batu Beulah dalam periode 1991 sampai 1998.
Mata air jumlahnya ada 3 yang semuanya berlokasi di Kecamatan Ciputat dengan total
debit 210 liter/detik.
Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukkan bahwa
Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota Tangerang Selatan mengalami defisit air
pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara surplus air hanya
terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 Bulan).
Air tanah dangkal, debit air tanah di Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota
Tangerang Selatan berkisar antara 3 10 liter/detik/km. Air tanah ini cenderung
diambil secara berlebihan di sepanjang jalan-jalan utama terutama oleh industri/pabrik.
30
Mengenai gambaran kualitas air sungai dan air tanah di Kota Tangerang Selatan bila
mengacu kepada gambaran kualitas air sungai Cisadane sebagai sungai yang terbesar maka
didapatkan pencemaran yang cukup bervariasi yang ditunjukkan oleh beberapa parameter.
Tabel 2.32
Gambaran Kualitas Air Sungai Cisadane
Jenis Tanah
Dilihat dari data jenis tanah berdasarkan keadaan geologi, di wilayah Kota Tangerang
Selatan sebagian besar terdiri dari batuan endapan hasil gunung api muda dengan jenis
batuan kipas aluvium dan aluvium/alivial. Sedangkan dilihat dari sebaran jenis tanahnya,
pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat
kemerahan. Oleh karena itu secara umum lahan cocok untuk pertanian/ perkebunan. Jenis
tanah yang sangat sesuai dengan kegiatan pertanian tersebut makin lama makin berubah
penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Sedangkan untuk
sebagian wilayah seperti di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu jenis tanahnya ada yang
mengandung pasir khususnya untuk daerah yang dekat dengan Sungai Cisadane.
31
wilayah serta adanya jaringan jalan regional yang menghubungkan kota-kota utama seperti
DKI Jakarta, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Sehingga konsekuensinya
perkembangan kawasan terbangun mengikuti pola jaringan jalan utama.
Tabel 2.33
Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Persentase
Luas (%)
1
Perumahan dan permukiman
9,941.41
67.54%
2
Industri / Kawasan Industri
167.61
1.14%
3
Perdagangan dan jasa
487.08
3.31%
4
Sawah, ladang, dan kebun
2,794.41
18.99%
5
Semak belukar dan rerumputan
366.48
2.49%
6
Pasir dan galian
15.27
0.10%
7
Situ dan danau / tambak / kolam
137.43
0.93%
8
Tanah kosong
809.31
5.50%
Jumlah
14,719
100.00%
Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
No
Luas (Ha)
Gambar 2.4
Peta Penggunaan Lahan Wilayah Kota Tangerang Selatan
32
Pola pengembangan fisik / tata guna lahan saat ini berupa pola ekstensifikasi dan
intensifikasi. Pola ekstensifikasi banyak dijumpai di daerah pinggiran, sedangkan intensifikasi
banyak dijumpai di daerah yang menjadi pusat kegiatan. Bila dilihat berkembangnya
perumahan baik skala besar ataupun skala kecil mengakibatkan bertambahnya jumlah
penduduk ataupun aktifitas penduduk di Kota Tangerang Selatan ini sendiri. Bila peningkatan
jumlah ataupun aktifitas penduduk tidak dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana
yang memadai akan menimbulkan berbagai permasalahan yang berkaitan satu dengan yang
lainnya.
33
Tanah Kosong
34
Tanah kosong disini termasuk juga lapangan olahraga seperti lapangan bola dan
halaman rumah adapun luasnya hanya 809,31 Ha.
Tabel 2.34
Kondisi Jalan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
No.
2
3
4
5
6
Status Jalan
Panjang
Jalan
(Km)
Arteri Sekunder
5.88
5.88
Kolektor Sekunder
3.96
3.96
Arteri Sekunder
3.67
3.67
Kolektor Sekunder
Kolektor Sekunder
Kolektor Sekunder
2.54
3.55
3.63
Kondisi Jalan
Baik
Sedang
Rusak
2.54
3.55
3.63
35
2.65
5.31
3.95
7.14
2.15
21.27
18.37%
3.41
13.06
11.28%
36
Tabel 2.35
Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No.
1 Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong
2 Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin
3 Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik)
4 Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI
5 Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol
6 Pasar Jombang sekitar Jalan Tol
7 Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung
8 Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya
9 Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa
10 Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat
11 Pertigaan Pasar Ciputat
12 Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata
Sumber:
- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Tabel 2.36
Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No.
Kelurahan/Desa
Kecamatan
1 Stasiun Serpong
Serpong
Serpong
2 Stasiun Rawabuntu
Rawabuntu
Serpong
3 Stasiun Sudimara
Jombang
Ciputat
4 Stasiun Tegal Rotan
Sawah
Ciputat
5 Stasiun Pondok Ranji
Pondok Ranji
Ciputat Timur
Sumber:
- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
37
setiap kecamatan terdapat lebih dari 15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya
berjumlah 9.686 sambungan.
Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower GSM/BTS
berjumlah 83 unit sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan.
Sambungan telepon paling banyak terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan
sedangkan paling sedikit terdapat di Setu dengan 5.381 sambungan.
Tabel 2.37
Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN
Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STO
di Kota Tangerang Selatan
No
1
Kecamatan
Serpong
Gardu
Listrik
14
SPBU
12
6
Telekomunikasi
Tower
Kantor Telkom Sambungan
GSM/BTS
/ STO
Telepon
12
10,282
1
10
8,425
Serpong Utara
Ciputat
10
28,375
15,764
Ciputat Timur
11
28,944
16,080
Pamulang
20
47,604
13
24
26,447
Pondok Aren
47,070
26,150
Setu
9,686
12
5,381
71
195,352
83
108,529
Energi
Kantor Sambungan
PLN
Listrik
1
18,508
15,165
52
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
II.4.5 Utilitas
Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun limbah cair,
terdapat 21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas
Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Selain itu juga terdapat 5 unit water treatment
plant (WTP) yang seluruhnya dibangun oleh pengembang, tersebar di Serpong, Serpong
Utara dan Pondok Aren.
Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, sedangkan tempat
pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak terdapat di Ciputat
yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren masing-masing hanya terdapat 2
unit TPU.
38
Tabel 2.38
Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP)
di Kota Tangerang Selatan
No
Sebaran
No
TPS
WTP
Serpong
Serpong Utara
Ciputat
Ciputat Timur
Pamulang
Pondok Aren
Setu
21
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 2.39
Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
Makam Pahlawan
TPU
Jumlah
Serpong
0
5
0
2
Serpong Utara
0
6
Ciputat
0
3
Ciputat Timur
0
5
Pamulang
1
2
Pondok Aren
1
3
Setu
Kota Tangerang Selatan
2
26
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Luas
5.6
2.5
10.6
4.5
5.0
4.0
3.5
35.7
39
Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat dan Kali Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir
tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4.1.
Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan. Situ-situ
tersebut adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Antak, Situ
Rompang, Situ Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok Benda, dan Situ Ciledug /
Kedaung. Namun, ada 4 situ yang sudah tidak tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ
Antak, Situ Rompang, dan Situ Legoso.
Tabel 2.40
Situ di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
No
Nama Situ
Kecamatan
Serpong Utara
8.2
Situ Parigi
Pondok Aren
5.1
Situ Bungur
Ciputat
Situ Antak
Ciputat
Situ Rompang
Ciputat Timur
Situ Gintung
Ciputat Timur
29.3
Situ Legoso
Ciputat
Pamulang
27.0
Pamulang
9.7
79.3
Tabel 2.41
Lokasi Rawan Banjir
di Kota Tangerang Selatan
No
Lokasi
Sungai
Kecamatan
Kali Angke
Pondok Aren
1 Kompleks Sekretariat Negara
Kali Serua
Pondok Aren
2 Perumahan Maharta
Kali Pasanggrahan
Pondok Aren
3 Taman Mangu
Kali Ciputat
Ciputat
4 Graha Permai, Bintaro
Kali Serua
Pondok Aren
5 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro
Kali Pasanggrahan
Ciputat
6 Kompleks Inhutani
Kali Ciputat
Ciputat
7 Perumahan Pondok Hijau
Kali Pasanggrahan
Ciputat
8 Perumahan Graha Hijau
Kali Angke
Pamulang
9 Perumahan Reni Jaya
Kali Kedaung
Pamulang
10 Perumahan Bukit Pamulang Indah
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
40
II.5
Pemerintahan
implementasinya,
beberapa
permasalahan
yang
dihadapi
dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi seluruh perangkat daerah antara lain seperti belum
efektifnya penetapan struktur kelembagaan perangkat daerah, masih dirasakannya tumpang
tindih tugas pokok dan fungsi antar perangkat daerah, belum optimalnya penetapan dan
pemilahan
tugas
pokok
dan
fungsi
perangkat
daerah
berdasarkan
kebutuhan
41
dalam hal pelaksanaan kewenangan, pengelolaan APBD, pengelolaan suatu kawasan atau
pelayanan tertentu, serta pengaturan pembagian hasil sumberdaya alam dan pajak, dan
lainnya.
II.5.2 Prasarana dan Sarana Pemerintah Daerah
Sebagian besar pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah juga masih
diselenggarakan pada bangunan-bangunan yang berstatus sewa, dengan kapasitas ruang
yang tidak memadai dengan keberadaan pegawai, sehingga mengurangi efektifitas dan
kenyamanan kerja. Sementara itu, berdasarkan informasi dari berbagai perangkat daerah,
dukungan sarana dalam menunjang pelaksanaan operasional kantor maupun operasional
lapangan belum sepenuhnya terpenuhi.
II.5.3 Penyelenggaraan Koordinasi
Koordinasi dalam bidang
dilaksanakan oleh Kepala Daerah guna mencapai keselarasan dan keterpaduan baik
perencanaan maupun pelaksanaan tugas semua instansi baik antar dinas. lembaga teknis
daerah, pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan, maupun dengan instansi vertikal agar
tercapai hasil yang optimal. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah serta Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 18 Tahun 1989 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 1988.
II.5.3.1 Penyelenggaraan Koordinasi Horisontal dengan Unsur Muspida
Kualitas penyelenggaraan forum kemuspidaan yang prinsip dan penting yang dilakukan,
mengikuti pola aturan :
Terhadap permasalahan yang bersifat mendesak dan memerlukan waktu yang segera,
forum diselenggarakan secara insedentil di luar ketentuan vang ada;
Terhadap permasalahan yang telah disepak-ati oleh Forum Muspida ditindaklanjuti oleh
perangkat masing-masing instansi dan bila dipandang perlu dilakukan secara Tim
Terpadu yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebijakan yang telah
digariskan.
42
akan
meminta
program/rencana
kegiatan
dari
masing-masing
Koordinasi Pelaksanaan
Walikota selaku Kepala Daerah meminta laporan pelaksaan tugas dari masing-masing
instansi vertikal mengenai hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam
melaksanakan kegiatannya. Apabila terdapat hambatan dan permasalahan, maka
Walikota memberikan petunjuk alternatif pemecahannya;
3) Koordinasi Pelaporan
Masing-masing Kepala Dinas/Komponen dan Instansi Vertikal wajib menyampaikan
laporan kegiatan bulanan secara periodik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
perkembangan pelaksanaan tugasnya, laporan tahunan setiap akhir tahun anggaran
serta laporan insidentil terhadap hal-hal yang perlu segera mendapat penyelesaian.
4) Koordinasi Pengawasan
Hasil pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan Departemen dan
Lembaga Pemerintahan Non Departemen di bawah koordinasi Kepala BPKP disampaikan
ke Menteri/Kepala Departemen yang bersangkutan dan ditembuskan kepada Walikota
sebagai informasi kepada Menteri/Kepala Departemen yang bersangkutan.
5) Koordinasi Pembinaan
Walikota memberikan pertimbangan terhadap pengangkatan /pemindahan serta
pelantikan dan pengambilan sumpah Kepala Instansi Vertikal dalam wilayah Kota
Tangerang Selatan. Selain koordinasi secara formal seperti tersebut di atas, juga
dilakukan koordinasi secara informal seperti pada setiap kesempatan pertemuan, olah
raga maupun kegiatan lainnya.
43
dibangun
melalui
mekanisme
pelaksanaan
tugas
masing-masing
yang
menempatkan pihak eksekutif dan legislatif sebagai mitra kerja yang saling mengisi dan saling
mendukung.
1.
Kelembagaan Daerah
2.
3.
4.
Bagian Pemerintahan;
5.
6.
Bagian Pertanahan;
7.
Bagian Perekonomian;
8.
Bagian Pembangunan;
9.
Sekretaris DPRD
44
2.
Bagian Perlengkapan
3.
4.
5.
c. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari 1 Inspektorat, 1 Satuan dan 6 Badan, sebagai
berikut:
1.
Inspektorat;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dinas Pendidikan;
2.
Dinas Kesehatan;
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
45
Kecamatan.
Pemerintah
Kota
Tangerang
Selatan
mencoba
Tabel 2.42
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Serpong
Serpong Utara
Ciputat
Ciputat Timur
Pamulang
Pondok Aren
Setu
Kota Tangerang Selatan
Persentase Terhadap
Luas Kota
(%)
2,404
1,784
1,838
1,543
2,682
2,988
1,480
16.33%
12.12%
12.49%
10.48%
18.22%
20.30%
10.06%
14,719
100.00%
46
Tabel 2.43
Jumlah Kelurahan dan Desa per Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Jumlah
Rukun Warga (RW)
Jumlah
Rukun Tetangga
(RT)
9
7
7
6
8
11
1
49
5
5
69
65
92
75
129
113
29
572
337
272
460
416
690
677
144
2,996
Serpong
Serpong Utara
Ciputat
Ciputat Timur
Pamulang
Pondok Aren
Setu
Jumlah
Tabel 2.44
Luas Wilayah Kelurahan/Desa
Kota Tangerang Selatan
No
1
Kecamatan
Serpong
Serpong Utara
Ciputat
Ciputat Timur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
Kelurahan/Desa
Buaran
Ciater
Rawa Mekar Jaya
Rawa Buntu
Serpong
Cilenggang
Lengkong Gudang
Lengkong Gudang Timur
Lengkong Wetan
Lengkong Karya
Jelupang
Pondok Jagung
Pondok Jagung Timur
Pakulonan
Paku Alam
Paku Jaya
Sarua
Jombang
Sawah Baru
Sarua Indah
Sawah
Ciputat
Cipayung
Pisangan
Cireundeu
Cempaka Putih
Pondok Ranji
47
Pamulang
Pondok Aren
Setu
5
6
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
Rengas
Rempoa
Pondok Benda
Pamulang Barat
Pamulang Timur
Pondok Cabe Udik
Pondok Cabe Ilir
Kedaung
Bambu Apus
Benda Baru
Perigi Baru
Pondok Kacang Barat
Pondok Kacang Timur
Perigi Lama
Pondok Pucung
Pondok Jaya
Pondok Aren
Jurang Mangu Barat
Jurang Mangu Timur
Pondok Karya
Pondok Betung
Kranggan
Muncul
Setu
Babakan
Bakti Jaya
Kademangan
165
206
386
416
259
483
396
256
220
266
310
252
252
389
362
233
217
253
258
271
191
205
361
364
170
174
206
berbagai
aspirasi
dan
respon
masyarakat
terhadap
kebijakan
pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, baik yang bersifat mendukung ataupun
memberikan kritik membangun, disampaikan langsung ataupun melalui lembaga perwakilan
(legislatif), merupakan cerminan terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat akan politik
dan nilai-nilai demokrasi.
Kondisi keamanan ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan kemasyarakatan di
wilayah Kota Tangerang Selatan dalam kurun waktu 2003-2008 secara umum masih dalam
kondisi yang stabil dan terkendali. Upaya pembinaan dan penanganan ketentraman dan
48
ketertiban wilayah dilaksanakan secara terpadu, terintegrasi dan proporsional sesuai tugas
dan fungsi masing-masing instansi.
Ruang lingkup kerjasama dalam rangka Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
umum serta Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ini meliputi :
a. Penyelenggaraan/pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan
dan ketertiban masyarakat di Kota Tangerang Selatan;
b. Penegakan Peraturan Daerah (Perda) dan penegakan hukum sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
c. Pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat di Kota
Tangerang Selatan;
d. Pengembangan sumber daya manusia dan sarana prasarana untuk mendukung
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan ketertiban
masyarakat di Kota Tangerang Selatan.
e. Penilaian eskalasi gangguan ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan
ketertiban masyarakat di Kota Tangerang Selatan untuk menentukan langkah-langkah yang dipandang perlu, baik yang bersifat pencegahan maupun
penanggulangan.
Selain itu pembinaan keamanan dan ketertiban diarahkan untuk menciptakan
kondisi tenteram, serasi dan teratur serta mantapnya stabilitas keamanan di Kota Tangerang
Selatan. Upaya yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan kegiatan tersebut adalah
melalui kegiatan koordinasi antara instansi terkait secara terpadu.
Di bidang keamanan yang berkaitan dengan tindak pidana umum dilaksanakan
melalui upaya represif dan preventif oleh pihak Kepolisian untuk membantu menciptakan
rasa tenteram dan tertib di masyarakat, antara lain dengan meningkatkan partisipasi
masyarakat di bidang pengamanan swakarsa dengan menggiatkan siskamling.
Berbagai
kerentanan
dan
kerawanan
sosial
merupakan
sumber-sumber
permasalahan masyarakat yang masih dihadapi yang dapat berdampak pada terjadinya
gangguan ketenteraman dan ketertiban umum. Banyaknya keluarga penyandang masalah
49
kesejahteraan sosial (PMKS) hingga tahun 2007 sebesar 48.889 jiwa, yang didominasi oleh
keluarga fakir miskin berjumlah 37.538 jiwa (76,78%) dan anak terlantar sebanyak 1.141 jiwa
(2,33%). Keberadaan PMKS tersebut merupakan potensi terhadap bertumbuhkembangnya
ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku masyarakat.
Kasus gelandangan dan pengemis serta pekerja seks komersial (PSK) semalin
merebak terutama pada pusat-pusat kota, pasar, terminal serta daerah hiburan merupakan
salah satu potensi permasalahan yang dapat menganggu ketentraman dan ketertiban umum
di wilayah Kota Tangerang Selatan. Berbagai upaya pencegahan terhadap berkembangnya
gelandangan,
pengemis dan PSK ini tengah dipersiapkan dan akan dilaksanakan oleh
50
51
52
53
BAB III
GAMBARAN UMUM KEUANGAN DAERAH
3.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Pada Tahun 2007
Kota Tangerang Selatan baru terbentuk pada akhir tahun 2008, karena itu belum ada
pengukuran indikator ekonomi makro kota tersebut secara khusus. Namun demikian,
gambaran perekonomian Kota Tangerang Selatan, dapat diwakili oleh gambaran agregat 7
kecamatan (Serpong, Serpong Utara, Setu, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, dan Pondok
Aren) yang tadinya masih menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang. Data yang disajikan
berikut ini diperoleh dari hasil pengolahan data PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007
(BPS, 2008).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang
Selatan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta Rupiah, sedangkan PDRB atas
dasar harga konstan adalah sebesar Rp.2.768.787,17 Juta Rupiah (Gambar 2.1). Angka
tersebut jauh di bawah angka PDRB Kabupaten Tangerang dengan 29 kecamatan yang
melebihi angka Rp.25 Trilyun untuk PDRB adh Berlaku dan melebihi angka Rp.16 Trilyun
untuk PDRB adh Konstan tahun 2000.
35.000.000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
Kab. Tangerang 36
Kecamatan
Kota Tangsel 7
Kecamatan
Kab. Tangerang 29
Kecamatan
30.898.750,66
5.256.882,05
25.641.869
18.789.457,30
2.768.787,17
16.020.670
6,90%
6,51%
6,97%
7,10%
7,00%
6,90%
6,80%
6,70%
6,60%
6,50%
6,40%
6,30%
6,20%
Gambar 3.1 Perbandingan PDRB Kota Tangerang Selatan (7 kecamatan) dengan Kabupaten
Tangerang awal dengan 36 kecamatan dan Kabupaten Tangerang dengan 29
kecamatan pada Tahun 2007 (Hasil pengolahan data PDRB Tahun 2007, BPS
2008).
54
Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang, PDRB
per kapita adalah sebesar Rp.5.041.692,53. Angka tersebut di bawah PDRB per kapita
Kabupaten Tangerang dengan 29 kecamatan, yang dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun sebesar 2.430.589 orang, mencapai Rp. 10.549.652,21.
PDRB (Milyar
3,000
Rupiah)
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
2004
2005
2006
2007
Gambar 3.2 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kota Tangerang
Selatan 2004 - 2007 (Hasil pengolahan data PDRB Tahun 2007, BPS 2008).
55
struktur ekonomi Kabupaten Tangerang yang didominasi oleh sektor sekunder yang berasal
dari sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sangat besar.
Pertambangan
dan Penggalian
0.03%
Pertanian
1.32%
Industri
Pengolahan
1.07%
Jasa-jasa
17.39%
Bagunan /
Konstruksi
1.63%
Bank, persewaan
& jasa perusahaan
15.40%
Perdagangan,
Hotel dan Restoran
26.81%
Pengangkutan &
Komunikasi
30.29%
Gambar 3.2 Struktur Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007
(Hasil pengolahan data PDRB Tahun 2007, BPS 2008).
pengangguran
Kota
Tangerang
Selatan
masih
dalam
proses
56
Tabel. 3.1
Perkembangan Realisasi PSRB 2004-2007 dan
Perkiraan PDRB Tahun 2008-2010
No.
1
3
4
Tahun
Indikator
Makro
Ekonomi
PDRB ADH
Berlaku
(Juta rupiah)
PDRB ADH
Konstan
2000 (Juta
rupiah)
Jumlah
Penduduk
PDRB per
Kapita
2004
2005
Realisasi
2006
2007
2008
Perkiraan
2009
2010
2.491.310.37
3.334.642.37
4.752.381.60
5.256.882.05
5.869.916.03
6.482.950.01
7.095.983.99
1.730.192.27
2.028.385.15
2.599.601.42
2.768.787.17
2.986.615.14
3.204.443.11
3.422.271.07
965.493.00
969.951.00
1.013.588.00
1.042.682.00
1.087.473.14
1.132.264.28
1.177.055.42
2.580.351
3.437.949
4.688.672
5.041.693
5.397.757
5.725.651
6.028.590
57
Sebagaimana tertera dalam Tabel 2.1, besar target pendapatan daerah semula pada
tahun 2009 adalah sebesar Rp.162.832.859.180,00, yang seluruhnya berasal dari lain-lain
pendapatan daerah yang sah, yaitu dari pendapatan hibah sebesar Rp.15.000.000.000,00,
bagi
hasil
pajak
dari
provinsi
dan
pemerintah
dari
daerah
lainnya
sebesar
dari
provinsi atau
pemerintah daerah lainnya adalah bantuan dana dari Pemerintah Propinsi Banten sebesar
Rp.5.000.000.000,00. Besar hibah dan bantuan keuangan tersebut sesuai dengan yang
ditetapkan dalam UU No. 51 Tahun 2008. Selain itu, Pemerintah Propinsi Banten juga
memberikan bantuan khusus pendidikan (specific grant) sebesar Rp. Rp.15.000.000.000,00.
Karena adanya penerimaan dari pendapatan asli daerah, pendapatan diperkirakan
meningkat menjadi sebesar Rp.191.699.005.762,00. Target pendapatan dari pendapatan asli
daerah adalah sebesar Rp.25.367.150.025,00, yang berasal dari pajak daerah sebesar
Rp.15.397.425.025,00, retribusi daerah Rp.9.219.725.000,00, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah Rp.750.000.000,00. Target lain-lain pendapatan daerah yang sah berubah
dari semula sebesar Rp.162.832.859.180,00 bertambah sebesar Rp.3.498.996.557,25
menjadi sebesar Rp.166.331.855.737,00 dari bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah
daerah lainnya. Tidak ada target pendapatan dari dana perimbangan.
Tabel 3.2 juga menunjukkan bahwa tidak ada perubahan target penerimaan dari
penerimaan pembiayaan daerah.
58
Tabel 3.2
Target pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah Tahun Anggaran 2009
Pendapatan dan Penerimaan
Pembiayaan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan Hibah
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Daerah Tahun 2008
Pencairan Dana Cadangan
Penerimaan Pinjaman Daerah dan
Obligasi Daerah
Penerimaan piutang daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Jumlah Dana Tersedia
Target Perubahan
APBD T.A. 2009
25,367,150,025.00
15,397,425,025.00
9,219,725,000.00
-
Penambahan /
(Pengurangan)
25,367,150,025.00
15,397,425,025.00
9,219,725,000.00
-
Persentase
Perubahan
100.00%
100.00%
100.00%
-
750,000,000.00
750,000,000.00
100.00%
162,832,859,180.00
15,000,000,000.00
127,832,859,180.00
166,331,855,737.00
15,000,000,000.00
131,331,855,737.00
3,498,996,557.00
3,498,996,557.00
20,000,000,000.00
20,000,000,000.00
162,832,859,180.00
191,699,005,762.00
0.00%
2.15%
0.00%
2.74%
0.00%
0.00%
28,866,146,582.00
17.73%
162,832,859,180.00
191,699,005,762.00
28,866,146,582.00
17.73%
Besar alokasi belanja pada APBD Tahun Anggaran 2009 semula adalah sebesar
Rp.162.832.859.180,00 yang dialokasikan untuk belanja di 28 SKPD Kota Tangerang Selatan.
Dengan adanya perkembangan asumsi baik dari sisi pendapatan maupun belanja, besar
belanja
pada
Perubahan
APBD
Tahun
anggaran
2009
meningkat
sebesar
59
Tabel 3.2
Ringkasan Rencana Perubahan Belanja
Tahun Anggaran 2009
Jenis Belanja
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi /
Kabupaten / Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi / Kabupaten / Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
Rencana Perubahan
APBD T.A. 2009
54,636,113,701.00
38,001,849,862.20
8,853,787,000.00
6,780,476,838.80
-
Penambahan /
(Pengurangan)
Persentase
Perubahan (%)
(4,447,337,579.00)
(5,157,337,579.00)
710,000,000.00
-
-7.53%
-11.95%
0.00%
0.00%
0.00%
11.70%
0.00%
0.00%
0.00%
1,000,000,000.00
1,000,000,000.00
Belanja Langsung
103,749,407,900.00
137,062,892,061.00
33,313,484,161.00
32.11%
Jumlah Belanja
162,832,859,180.00
191,699,005,762.00
28,866,146,582.00
17.73%
Dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2009, plafon anggaran sementara terbesar adalah
untuk Dinas Pekerjaan Umum yaitu sebesar Rp.40.768.006.500,00 yang meningkat sebesar
Rp.6.211.086.100,00 dari nilai semula Rp.34.556.980.400,00. Dinas Pendidikan menempati
urutan kedua dengan plafon sementara sebesar Rp.8.519.811.343,00 yang meningkat
sebesar Rp.630.000.000,00 dari nilai semula Rp.7.889.811.343,00. Dinas Kesehatan berada di
urutan ketiga dengan plafon sebesar Rp. 10.855.446.050,00 yang meningkat sebesar
Rp.5.550.632.250,00 dari nilai semula Rp.5.555.446.050,00. Alokasi yang besar untuk SKPDSKPD tersebut disebabkan SKPD-SKPD tersebut melaksanakan urusan-urusan prioritas yaitu
pekerjaan umum, pendidikan, dan kesehatan.
60
BAB IV
ISU ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH
61
Keuangan daerah
Kemiskinan
Pengangguran
Revitalisasi pertanian
62
63
64
Tangerang Selatan yang sebagian besar merupakan industri kecil dan menegah perlu
dikembangkan lagi untuk mengurangi angka pencari kerja usia produktif.
65
BAB V
PENUTUP
Dokumen ini disusun sebagai langkah awal dari suatu penyusunan dokumen
perencanaan baik jangka pendek, menengah maupun panjang di Kota Tangerang Selatan
berdasarkan potensi dan tantangan yang dihadapi Kota Tangerang Selatan saat ini dan masa
depan. Pelaksanaan arah pembangunan ini harus didukung keterpaduan dan sinkronisasi
antar kegiatan, baik diantara kegiatan dalam satu program maupun kegiatan antar program,
dalam satu SKPD dan antar SKPD, dengan tetap memperhatikan tugas pokok dan fungsi yang
melekat pada SKPD se-Kota Tangerang Selatan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
66