Anda di halaman 1dari 68

Pengalaman

RS Panti Wilasa Citarum


Semarang

MENCARI
MODEL
PEMBAGIAN JASA MEDIS
PASIEN BPJS

E. Hindro
Cahyono

Gambaran
Umum
RS Panti Wilasa
Citarum
Nama Rumah
Sakit
Tipe Rumah
Sakit Kelas
Rumah Sakit
Kepemilikan
Alamat
Kecama
tan
Kotama
dia
Provinsi

Negara
Jumlah Tempat Tidur
Pelayanan

: Panti Wilasa
Citarum
: Rumah Sakit
Umum
: C / Madya
: Yayasan
Kristen Untuk
Kesehatan Umum
(Yakkum)
: Jl. Citarum No.
98
: Semarang
Timur
: Semarang
: Jawa Tengah
: Indonesia
: 201 Tempat
Tidur
: 1. Rawat Jalan
2
.
R
a
w

at Inap
3. Penunjang Medis
4. Penunjang Umum
5. Komunitas

Jumlah Dokter
10;
4;
10%
4%

89;
86%

Dokter
Umum
Dokter Gigi
Dokter
Spesialis

Proporsi dokter
Spesialis
6
;
7
%

Full timer

83;
93%

Part
Timer

Pengalamanan
bekerjasama
dengan
Asuransi
Saat ini ada lebih dari 100
asuransi kesehatan/perusahaan
yang bekerjasama
RS swasta pertama di Jateng yang
melayani
Askes wajib sejak tahun 1994.

Saat ini mayoritas dokter spesialis


bersedia menjadi dokter panel
Askes.

PEMBAGIAN JASA MEDIS


PASIEN

Jasa
Medis
Brutt
o

Dokter :
80%
RS : 20

Layanan
BPJS
di RS Panti Wilasa
Citarum
Layanan dilakukan sejak awal
Januari 2014 sebagai kelanjutan
pelayanan kepada peserta Askes.
Perkembangan layanan BPJS
semester 1 tahun
2014 sbb :

Grafik Layanan Peserta


BPJS
3.00
0

2648

2.500

67
124

2.00
0
0
1.50
0

1.00
0

50
0

625

4
4
8

RA
WA
T
JAL
AN
RA
WA
T
INA
P
HD

Ja
n
F
e
b
M
ar
A
pr

258

M
ei
Ju
n
Ju
l

Proporsi Layanan BPJS dari Total


Pasien
100
%

90%

90
%
80%
70
%

30%

8%
7%

20%
60
%
50
%
40
%

10%
33%

39
%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun


Jul
48%
0%
Rawat Jalam
HD

Rawat Inap

Jumlah layanan terhadap


peserta BPJS mengalami
peningkatan yang sangat
signifikan. Dalam 6 bulan,
rawat jalan
meningkat 4 kali dan rawat inap naik
sampai 7
kali.
Peningkatan ini perlu disyukuri
namun juga perlu dikelola secara
benar agar berdampak secara positif
bagi RS dan tetap menjaga mutu

layanan kepada pasien.

Permasalahan Jasa Medis


BPJS
Perubahan pola tarif dari FFS ke INA
CBGs
Tarif dokter menjadi satu dalam tarif
pelayanan.
Pola
perhitungan
jasa
medis
menggunakan tarif yang berlaku
umum dengan proporsi 80%-20 %
tidak bisa diberlakukan untuk semua
kasus.

Selama 6 bulan, RS mencoba


mencari formula yang cocok dan
telah mengalami 3 kali perubahan.

Model 1 : Model yang berlaku


untuk
pasien
umum
1. Jasa medis menggunakan tarif umum
dan
pembagian jasa medis 80 % - 20 %
2. Model ini mudah dalam menghitung
karena tidak ada perubahan dan
perbedaan dari model sebelumnya
yang berlaku untuk pasien umum.
3. Kelemahan dari model ini adalah ada
beberapa kasus (terutama kasus
operasi) yang merugi. Jika kerugian
dibagi antara RS dan dokter maka bisa

berdampak pada turunnya motivasi


dokter (dokter bisa mengalihkan
pasien ke RS lain karena mayoritas
dokter adalah part timer).

Model 2 : Model Poin


dengan
menggunakan Relative
Value
1. Ini adalah model yang ke 2. Dalam model
ini setiap jenis jasa medis ( periksa, visite
, tindakan ) di beri nilai point. Point adalah
nilai relatif suatu jasa medis dibanding
dengan jasa medis lain. Pendekatan yang
digunakan untuk mencari nilai relatif
adalah tarif jasa medis.
2. Model 2 ini dilakukan berdasarkan
beberapa data
awal yaitu data historis biaya pelayanan
pasien umum

dan data layanan BPJS pada bulan


pertama.
3. Beberapa data yang melandasi model ini
adalah sbb :

Proporsi Jasa Medis


dari
Total Pelayanan
Pasien

(berdasarkan data
historis Tahun 2013)
Jasa
Medis ;
18
%

Lainny
a;
82
%

Evaluasi Layanan Bulan


Januari
Kasus Rawat Jalan
250.000.
000

222.603.
128

200.050.763

150.000.000
100.000.000
50.000.
000

22.552.365

INA CBGs
Selisih

Riil

120.0
0%
100.0
0%
80.00
%
60.00
%
40.00
%

111.2
7%

100.00%

Evaluasi Layanan Bulan


Januari
20.00%

11.27%

0.00%

INA CBGs
Selisih

Riil

180.000.
000

Kasus Rawat Inap (Dlm


Rp)

160.000.
000

165.846.659

140.000.000
120.000.
000

113.232.519

100.000.
000
80.000.
000
60.000.
000
40.000.
000
20.000.0

INA
CBGs

64.008.
880

75.043.
136
41.432.4
45

58.800.297

Riil
52.614.1
40

Selisih

33.610.691

00

0
20.000.0
00

5.208.58
3

Critical Care
Operasi

Operasi

Non

Kasus Rawat Inap (%


tase)
250
%

223%

200%

150
%

100
%

146
%

123
%
100%
100%

100%

Riil

92
%

Selisih
46
%

50
%

0%

INA
CBGs

Critical

Care

Operasi
8%

-50%

Non Operasi

Manajemen memutuskan untuk


membagikan hasil klaim BPJS sebesar
18,47 % kepada masing- masing
dokter dengan sesuai dengan nilai
point yang diperoleh masing-masing
dokter.
Dengan model relative Value ini
dimaksudkan :
1. Dokter termotivasi lebih efisien, jika
hasil klaim dari BPJS lebih tinggi dari
tarif riil maka dokter akan
mendapatkan hasil yang lebih tinggi.
Sebaliknya jika dokter tdk efisien dan
hasil klaim BPJS lebih rendah maka
kerugian akan ditanggung bersama
oleh RS dan dokter.
2. Selain itu, dengan model ini untuk
kasus yang

untung bisa menutup kasus


yang rugi.

Contoh model Poin


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
5. dst

Jenis Jasa Layanan


Medis
Jasa Periksa rawat Jalan

Poi
n
0,000

Visite Klas 1
Visite klas 2

7
0,004
0
0,003
0
0,002
3
0,031
1
0,022
2
0,013
9

Visite klas 3
Jasa Operasi Besar klas 1
Jasa Operasi Besar Klas
2
Jasa Operasi Besar Klas
3

Evaluasi Model 2
Setelah berjalan 6 bulan model ke 2
ini, di evaluasi dan ada beberapa
data yang menjadi bahan evaluasi :

Perbedaan Proporsi Biaya Dokter


& Obat
dari Total Biaya layanan pasien
R. Inap :
Pasien Umum vs
BPJS
Kompone Pasien
Umum
n
BIaya

Pasien
BPJS

Keterang
an

Dokter
Obat

18,47 %

26,4 %

32,5%

15 %

Evaluasi Layanan ICU


bln Juni
120
%
100
%
80
%
60%
40%
20%

100
%

89%

0
%
20%

Riil

INA CBGs
Selsish

-11%

120
%

100
%

Evaluasi Layanan Kasus


Operasi
bln
Juni
100
%

80
%
60%
40%
20%
0

82%

20%
40%

Riil

INA CBGs
Selsish

-18%

Evaluasi Layanan
R. Inap
Kasus Non Operasi
Bln Juni
180
%
160
%
140
%
120
%
100
%
80

153%

60
%
40
%
20
%
0
%

100
%

53%
Riil
Selsish

INA CBGs

120
%
100
%

Evaluasi Layanan R.
Jalan
Kasus Non Operasi
Bln Juni
100%

80%
60%
40%
20%

94%

0
%
20%

Riil
Selsish

INA CBGs

-6%

Evaluasi Layanan BPJS


(Total)
Bln
Juni
120
%
100
%
80%
60%
40%

100
%

107%

20
%
0
%

7%
Riil
Selsish

INA CBGs

Hasil evaluasi BPJS


semester 1
1. Proporsi biaya dokter meningkat ari
18,47 % dmenjadi 26 %. Peningkatan
ini terjadi bukan karena kenaikan tarif
dokter tetapi disebabkan terutama
karena penggunaan obat yang
harganya relatif murah sehingga
proporsi biaya obat hanya 15 %
(pasien umum 32,5 %).
Model perhitungan jasa medis 2
tidak cocok untuk digunakan karena

proporsi jasa medis sudah berubah


(dari 18 % menjadi 26 %)

Hasil Evaluasi
(lanjutan...)

2. Di sisi lain secara total, hasil klaim dari


BPJS masih surplus jika dibandingkan
tarif RS yaitu sekitar 7 %. Namun
surplus ini bukan berarti RS lebih
untung. Kenapa ? Harus disadari
bahwa saat ini beberapa tarif RS ,
sebagian besarannya ada yang
dibawah unit cost. Tarif yang berada di
bawah unit cost selama ini ditutup
oleh pendapatan obat, sehingga
surplus klaim dari BPJS tetap harus
ada untuk mengkompensasi
pendapatan obat yang jumlahnya
menurun.

Hasil Evaluasi
(lanjutan...)

3. Untuk kasus operasi dan ICU


menunjukkan hasil klaim BPJS
terjadi kerugian (minus) dibanding
tarif RS dengan jumlah yang
signifikan.
Dari hasil evaluasi tarif INA CBGs
untuk kasus operasi kenaikan tarif
dari kelas III, II dan I adalah sekitar
20 %, sementara kenaikan tarif
jasa tindakan medis dari kelas III, II
dan I lebih dari 20 %.

Berdasarkan hasil evaluasi


tersebut maka
mulai dikembangkan formula ke
3:

Model
3
1. Jasa medis rawat jalan, yang sebelumnya
terdapat variasi tarif dari Rp 70.000 s.d
130.000 dibuat tarif tunggal yaitu Rp
85.000,-. Pembagian jasa medis untuk dokter
dan RS adalah 80 % dan 20 %.
2. Jasa medis visite rawat inap dokter
menggunakan tarif yang berlaku untuk pasien
umum dengan pembagian jasa medis untuk
dokter dan RS : 80 % dan 20 %.
3. Jasa medis tindakan operasi, dilakukan revisi.
Tarif kelas III sama dengan tarif umum. Selisih
tarif kelas III ke kelas II dan kelas II ke kelas I
yang sebelumnya lebih dari 20 % dilakukan
penyesuaian. Tarif jasa medis tindakan kelas II
adalah 120 % dari tarif kelas III dan tarif kelas
I sebesar
120 % dari tarif kelas II. Pembagian jasa medis

dokter dan
RS adalah 80 % dan 20 %.

Contoh : Tarif Tindakan


Besar untuk
Pasien Umum dan
BPJS
Kel
as
III
II
I

Tarif Umum
1.000.000
1.500.000
2.100.000

Tarif BPJS
1.000.000
1.200.000
1.440.000

4. Dampak perubahan model 3 ini


dialami oleh
dokter yang melakukan
tindakan/operasi.
Untuk meminimalkan dampak ini
maka
dilakukan perubahan teknis dalam
pola tarif
tindakan untuk mengefisiensikan
PPh pasal

21 dokter. Caranya adalah dalam


daftar tarif
tindakan yang ditulis adalah
sebesar 80 %
nya.

Mengefisiensikan PPh
Psl 21
1. Tarif Pajak PPh Pasal 21 dihitung
dari brutto yang tertulis di buku
tarif/kuitansi. Misal tarif tindakan
besar kelas III sebesar Rp 1.000.000.
Maka pajaknya adalah :
1.000.000 x 50 % x 5 % = Rp 25.000,(asumsi pendaptan netto dibawah 50
juta).
2. Untuk membantu meringankan pajak
dokter (khususnya yang terkait dengan
tindakan bedah) maka dalam tarif dan

kuitansi dibuat sebesar 80


% tarif BPJS.

Misal : Tindakan besar kelas III


adalah Rp
1.000.000,- Dari tarif ini, pembagian
jasa
medis untuk dokter adalah 80 %.
Untuk
mengefisiensikan pajak maka daftar
tarif
tindakan dokter menjadi Rp 800.000
dan

sisanya yang menjadi hak RS


sebesar 20 %
atau Rp 200.000 masuk menjadi
jasa operasi.

Contoh : Tarif Tindakan


Besar untuk
Pasien
BPJS
Kel
as
III

Tarif
Tindakan
BPJS
(seharusny
1.000.000

II

1.200.000

Tarif
(dimodifkasi)
Tindakan :
800.000
Jasa OK ::
Tindakan
960.000
Jasa OK :
240.000

1. 440.000

Tindakan :
1.152.000
Jasa OK :
288.000

Berapa efisiensi Pajak


dokternya ?
1. Tarif Pajak PPh Pasal 21 untuk
tindakan besar kelas III (sebelum
modifikasi) tarif tindakan besar
kelas III sebesar Rp 1.000.000. Maka
pajaknya adalah :
1.000.000 x 50 % x 5 % = Rp
25.000,2. Setelah modifikasi tarif menjadi Rp
800.000,- Maka PPh pasal 21 nya
adalah :

800.000 x 50 % x 5 % = Rp 20.000, ada efisiensi pajak sebesar 20 %

Rekomendasi
1. Semua RS Swasta seharusnya mulai
menghitung unit cost dan menetapkan
tarif berdasarkan unit cost karena
subsidi dari obat sudah bisa
diharapkan seperti dalam era
seebelum BPJS .
2. Tarid INA CBGs untuk kasus operasi
dan ICU
segera dilakukan penyesuaian.
3. Pola tarif dokter dan perhitungan
jasa medis dokter sebaiknya

disepakati bersama paling tidak


dalam wilayah/regional tertentu.

Semoga
Bermanfaat
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai