Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hambaNya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Walaupun makalah ini kurang sempurna, namun memliki detail yang cukup jelas dan
bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah IDK yang telah
membimbing kami dan semua pihak yang telah membantu penyusun menyelesaikan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami
menyadari makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Bandarlampung, 18 Juni 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

..................................................................................

KATA PENGANTAR

....................................................................................................

DAFTAR ISI

.....................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

.................................................................................

1.1 Latar Belakang

.................................................................................

1.2 Rumusan Masalah

. ...............................................................................

1.3 Tujuan

....................................................................................................

1.4 Manfaat

.............................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

.................................................................................

2.1 Perawat dan teknologi informasi

2.2 Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung Sistem Manajemen Informasi


Kesehatan

2.3 Hambatan dan kendala


BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

..

...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam
dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat
modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS,
negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya,
rumah sakit rerata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Perkembangan pengetahuan masyarakat membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan
kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Perawat sebagai salah satu tenaga
yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat
harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian Keperawatan

merupakan hal penting yang dapat menunjang

pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan
merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada
pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan
legal dapat dipertanggung jawabkan. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan
pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan
juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap.( Hariyati, RT., th 1999)
Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan
harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi

juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan
bagaimana cara mendokumentasi yang benar.( Hariyati, RT., 2002)
Dengan demikian kita dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman dengan hadirnya
informasi terbaru dan terupdete dalam dunia kesehatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan : Bagaimana pemanfaatan
teknologi informasi bagi dunia keperawatan ?

1.3 TUJUAN
Makalah ini mempunyai tujuan utama yaitu memberikan informasi mengenai pemanfaatan
teknologi informasi bagi dunia keperawatan

1.4 MANFAAT
Bagi mahasiswa keperawatan dapat memperluas pengetahuan tentang pemanfaatan
teknologi informasi bagi dunia keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERAWAT DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan
untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan
kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung
dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat
dokumentasi yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini belum secara luas dimanfaatkan
dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai
dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang
baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar
manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai.
Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan
adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat
untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

2.2 APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG


SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat
keras, perangkat lunak dan infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input (keyboard,
monitor, touch screen, scanner, mike, camera digital, perekam video, barcode reader, maupun

alat digitasi lain dari bentuk analog ke digital). Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima
masukan data/informasi ke dalam bentuk digital agar dapat diolah melalui perangkat komputer.
Selanjutnya, terdapat perangkat keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing
unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi untuk mengolah serta mengelola
sistem komputer dengan dikendalikan oleh sistem operasi komputer. Selain itu, terdapat juga
perangkat keras penyimpan data baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun portabel (removable
disk). Perangkat keras berikutnya adalah perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan
komputer kepada pengguna melalui monitor, printer, speaker, LCD maupun bentuk respon
lainnya.
Selanjutnya dalam perangkat lunak dibedakan sistem operasi (misalnya Windows, Linux
atau Mac) yang bertugas untuk mengelola hidup matinya komputer, menhubungkan media input
dan output serta mengendalikan berbagai perangkat lunak aplikasi maupun utiliti di komputer.
Sedangkan perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu
pelaksanaan tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi,
mengelola database dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga program utility yang membantu
sistem operasi dalam pengelolaan fungsi tertentu seperti manajemen memori, keamanan
komputer dan lain-lain.
Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat
terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan nama Local
Area Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara
atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek infrastruktur dalam
teknologi informasi seringkali disatukan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga
muncul istilah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat PDA (personal
digital assistant) yang berperan sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi
komunikasi (baik Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan salah satu contoh diantaranya.
Perangkat keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun output), perangkat lunak
serta infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas
maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan.
Dengan sistem manajemen informasi ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk
mengakses rekam medis pasien, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lainlain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan

pun, Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan,
untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Perawat
dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat
atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat
grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan
data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan.
Dengan demikian, perawat dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan
serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga
kepuasan kerja perawat.
2.2.1 . Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di
rumah sakit adalah penerapan rekam medis berbasis komputer. Dalam laporan resminya, Intitute
of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan
penerapan rekam medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data
model bagi rumah sakit lainnya.
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah
penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam
manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai
data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi
(EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis.
Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem
pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis
maupun terapi.
2.2.2 Teknologi penyimpan data portable
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah alat
komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer
individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai
kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam
gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru
bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai

telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat
langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless WideArea Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar
dengan pulpen/ touch screen.7)
Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan
pemanfaatanpersonal digital assistance (PDA). Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan
pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. "Aplikasi
klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA
semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data
pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat
medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di
mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional
internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau
gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset,
demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat
menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan
tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara
cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan
IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan
data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan
intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan
daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program
pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat.
Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat
mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi
perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS,
yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi

pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk


mulai mengaplikasikan "touch" over "tech" (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan).
Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam
asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan
produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan
kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara
umum masih "gaptek" tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup
penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para
dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain
yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti
agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri.
Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan
keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer
secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical
instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA,
dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus
praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen
dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang
Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart
phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan
rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses
segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset
keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi
informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network(jaringan
keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan
secara online tanpa mengenal batas geografis.

Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih


sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor
penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika
khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum
terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik.
Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama
dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi
manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa
menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun
setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja
dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda
vital/vital signspasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan
langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu
diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).
Dampak Pelayanan Terhadap Kesehatan

1.

Peningkatan mutu pelayanan

Dengan adanya internet, akan mempermudah dalam mencari informasi sehingga memungkinkan
bagi perawata untuk senantia mengupdate keilmuan melalui internet dengan mengakses berbagai
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
keperawatan.
Selain itu, perawat sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang meliputi pelayanan
terhadap masyarakat mulai dari tahap promotif, preventif, ceratif sampai rehabilitative. Dengan
adanya akses internet yang mudah digunakan oleh siapa saja, maka perawat bisa menggunakan
media internet sebagai promosi kesehata yang bisa efektif dan bisa diakses oleh siapapun.

2.

Perkembangan ilmu pengetahuan

Menjalankan praktik keperawatan diruang perawatan berdasarkan evidence based menjadi


sebuah tuntutan karena hal ini merupakan upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya dan manfaat (cost-benefit effectiveness).
Menurut sebuah studi meta-analysis terhadap berbagai laporan penelitian keperawatan yang
dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson (1988), menjumpai bahwa pasien yang mendapatkan
intervensi keperawatan bersumber dari riset memiliki luaran yang lebih baik bila dibandingkan
dengan pasien yang hanya mendapatkan intervensi standar. Praktik pelayanan kesehatan yang
berdasarkan fakta empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan cara menurut
fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan
preventif, pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.

3.

Pengembangan pelayanan keperawatan

Tuntutan pelayanan keperawatan yang profesional dari masyarakat menuntut perawat untuk
mengupdate pengetahuannya dan menjalankan asuhan keperawatan berdasarkan evidence based.
Perawat yang bekerja di ruangan mempunyai keterbatasan waktu untuk bisa mengakses evidence
based tersebut. Beberapa artikel tentang akses internet ditempat kerja menunjukkan bahwa
adanya akses internet akan membantu perawat dalam mengakses evidence based walau adanya
keterbatasan waktu karena mereka dapat melakukannya dengan cepat. Hal ini akan membantu
perawat meningkatkan kepercayaan diri, ketrampilan dalam memberi asuhan dan memperoleh
informasi dari beberapa rekan dari belahan dunia lainnya.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Penggunaan tekhnologi informasi dalam pelayanan kesehatan memberikan kontribusi
pada efektifitas pelayanan kesehatan. Namun demikian untuk mengaplikasikan teknologi
tersebut dalam pelayanan banyak hambatan dan kendala yang dihadapi misalnya: sumberdaya
manusia,

finansial, kebijakan,

dan

faktor

keamanan. Terkait

perkembangan

teknologi

informasi dan perkembangan pelayanan kesehatan saat ini tentunya akan berimbas pada tenaga
kesehatan daninstansi pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan diharapkan menaadari pentingnya
penerapantekhnologi dalam pelayanan kesehatan dan mau belajar untuk bisa menerapkannya.
Bagi Instansi pelayanan kesehatan, walaupun tidak mudah untuk bisa menerapkan
teknologi dalam pelayanan kesehatan, namun tetap harus dicoba karena tuntutan jaman dan
melihat berbagai manfaat yang bisa diambil. Manajer pelayanan kesehatan perlu membuat team
khusus untuk mengadopsi perkembangan tekhnologi, sehingga mereka akan siap dalam
menerapkan pada organisasi pelayanan kesehatan.

Daftar Pustaka
Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembanganteknologi dalam keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai