Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN GAGAL

JANTUNG DI RUANG PENYAKIT JANTUNG RSUD Dr. Hi. ABDOEL


MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

OLEH
M. RIVAN ALENTINO
NIM 155140190P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA LAMPUNG


JURUSAN KONVERSI KEPERAWATAN
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Riset Keperawatan yang
berjudul

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal Jantung Di Ruang

Penyakit Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016 ?.
Proses penyelesaian tugas ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari segala pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:
1. Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Riset
Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca semua.

Bandar Lampung, Oktober 2016

Penulis

LOG BOOK 1
RISET KEPERAWATAN

Area Penelitian
Keperawatan Medikal Bedah.

Topik Penelitian
Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Jantung.

Data dan Masalah


Gagal jantung merupakan penyebab kematian kardiovaskular terbanyak.
Faktor yang berpotensi menyebabkan gagal jantung adalah: merokok, hipertensi,
diabetes mellitus, kegemukan, kadar kolesterol yang berbahaya (LDL) tinggi, riwayat
keluarga, maupun usia lanjut, hal ini semakin dipicu oleh gaya hidup yang mengubah
pola makan, kurang olah raga dan tingkat stress yang tinggi.
Di Amerika 5 juta penduduknya menderita gagal jantung, setiap tahunnya 500.000
orang didiagnosa menderita gagal jantung untuk pertama kali, sedangkan di Indonesia
meningkat dari 5,9% pada tahun 1975 menjadi 19% pada tahun 1995.
Jumlah pasien penyakit jantung pada tahun 2007 sebanyak 885 orang, dengan jumlah
pasien gagal jantung 561 orang (65,51%), infark miokard 207 orang (24,21%), angina
pektoris 30 orang (3,5%), lain-lain 57 orang (6,67%). Sedangkan pada bulan Januari
dan Februari 2008 terdapat 186 pasien yang dirawat di Ruang Penyakit Jantung,
dengan gagal jantung sebanyak 105 orang (56,45%), infark miokard sebanyak 54
orang (29,30%) angina pektoris sebanyak 1 orang (0,54%), dan lain-lain 26 orang
(13,98%). Sedangan pada tahun 2006 sebanyak 701 orang, sebelumnya pada tahun
2005 sebanyak 327 orang, mengalami kenaikan sebanyak 117,12%.

Hasil presurvey terhadap 10 orang pasien, didapatkan hasil tujuh orang (70%)
mempunyai kebiasaan makan makanan berlemak, suka goreng-gorengan dan sayur
santan, empat orang (40%) jarang melakukan olahraga, mencuci, membereskan rumah
dan memasak dilakukan oleh pembantu rumah tangga, empat orang (40%) perokok
aktif sejak usia 20 tahun.

Judul Penelitian
Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal Jantung Di Ruang Penyakit
Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016

Rumusan Masalah Penelitian


Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang menderita gagal jantung
diantaranya adalah gaya hidup yang tidak sehat, dapat berupa makanan yang tinggi
lemak dan rendah serat, kurangnya olah raga atau aktivitas fisik dan kebiasaan
merokok. Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut, maka peneliti ingin
mengetahui bagaimana Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal
Jantung Di Ruang Penyakit Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2016.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal Jantung Di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016.

Tujuan Khusus
Mengidentifikasi Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal Jantung Di Ruang Penyakit
Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016.
Mengetahui kejadian Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal Jantung Di Ruang Penyakit
Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016.
Mengetahui Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal Jantung Di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016.

Teori Dan Konsep Dan Ynag Di Kembangkan


Gagal jantung, sering disebut gagal jantung kengestif adalah ketidak mampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer dan Bare, 2001).
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke
jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah balik masih
normal. Dengan kata lain, gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh (forward failure), atau kemampuan tersebut hanya dapat terjadi
dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward failure), atau kedua-duanya
(Rilantono, dkk. 2004).
Faktor-faktor yang utama untuk penyakit gagal jantung adalah usia, riwayat keluarga,
kebiasaan merokok, mempunyai riwayat hipertensi, hiperkolesterolemia, obesitas,
diabetes melitus, dan kurang aktivitas fisik (Wetherill dalam Sari, 2007).

Sedangkan menurut Martanto (2007), beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan


gagal jantung adalah kebiasaan merokok, hipertensi, kegemukan, kadar kolesterol

berbahaya (LDL) dalam darah yang tinggi, mempunyai riwayat keluarga dengan
penyakit jantung atau pernah menderita penyakit jantung, usia lanjut (lebih dari 65
tahun), dan diperparah dengan gaya hidup yang merubah pola makan, kurang olah
raga, dan tingkat stress yang tinggi (http://www.wikipedia.org. 2007).
Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang, dimana ada kecenderungan dalam
melakukan kebiasaan shari-hari yang dilakukan berulangkali dalam kehidupannya
(Mangoenoprasojo dan Hidayati dalam Sampurna, 2007).

Nama Mahasiswa

: M. Rivan Alentino

NPM

: 155140190P

NAMA DAN PARAH DOSEN PENGAJAR ..

LOG BOOK 2

A. Judul Penelitian
Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Gagal Jantung Di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016.

B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelatif, yaitu mencari
hubungan antara dua variable atau lebih, dalam penelitian ini adalah mencari atau
membuktikan hubungan antara gaya hidup pasien yang menderita penyakit
jantung di ruang penyakit jantung RSUDAM yang meliputi pola makan, dan
kebiasaan merokok

dengan kejadian gagal jantung, tujuannya adalah untuk

membuktikan hubungan antara dua variabel atau variabel penelitian, selanjutnya


dapat ditarik kesimpulan. (Burn dalam Suyanto, 2003).

C. Variabel Penelitian Definisi Operasional Hipotesis Penelitian


Hipotesis Penelitian (Ha)
Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gagal jantung di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.
Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian gagal jantung di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.
Ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian gagal jantung di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.

Variabel Penelitian

Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang konsep penelitian tertentu
(Notoatmojo, 2005).

Variabel Independen
Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi, bebas dan sebab
(Notoatmojo, 2005). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah gaya hidup.
Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi, akibat dan tergantung
(Notoatmojo, 2005). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian gagal
jantung.

Sub Variabel
Sub variabel dalam penelitian ini adalah:
1.

Pola makan berlemak,

2.

Kebiasaa merokok.

Definisi Operasional Variabel

No.

Variabel

Defnisi Operasional

Cara ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala
Ukur
Nominal

1.

Gaya
hidup

Pola/ kebiasaan
seseorang yang
menjadi
kecenderungan dalam
melakukan kegiatan
sehari-hari dan
dilakukan berulangulang kali

Mengajukan
pertanyaan
tertulis

Kuisioner

Baik,
Jika nilai
mean
Buruk,
Jika < nilai
mean
Dengan nilai
Mean:8,04

2.

Pola
Makan
Berlemak

Kebiasaan memakan
makanan yang
berlemak seperti
daging, gorengan,
sate dan beberapa
jenis makanan Junk
Food/ Fast Food.

Mengajukan
pertanyaan
tertulis

Kuisioner

Baik,
Jika nilai
mean
Buruk,
Jika < nilai
mean
Dengan nilai
Mean: 4,78

Nominal

4.

Kebiasaan
Merokok

Kegiatan menghisap
asap rokok yang
dilakukan oleh
perokok aktif dalam
jumlah tertentu dan
dilakukan terus
menerus.

Mengajukan
pertanyaan
tertulis

Kuesioner

Ya,
Jika nilai
mean
Tidak,
Jika < nilai
mean
Dengan nilai
Mean:1,51

Nominal

5.

Kejadian
Gagal
Jantung

Pasien yang telah di


diagnosa oleh dokter
menderita penyakit
gagal jantung,
dibuktikan dengan
catatan dokter dalam
List (status) pasien
dan sedang dirawat di
Ruang Penyakit
Jantung.

Observasi
List (status)
Pasien

Check List

Ya:
Didiagnosa
Gagal jantung
Tidak:
Tidak
didiagnosa
gagal jantung

Nominal

D. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gagal jantung di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.
Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian gagal jantung di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.
Ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian gagal jantung di Ruang
Penyakit Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016.

E. Populasi dan Sampel


Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua pasien yang dirawat di ruang jantung
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien di RSUDAM Provinsi
Lampung yang telah dinyatakan menderita penyakit gagal jantung yang sedang
dirawat di Ruang Penyakit Jantung RSUDAM Provinsi Lampung.

Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan yang layak
untuk diteliti (Nursalam dan Pariani, 2001). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :

1.

Bisa membaca dan menulis,

2.

Tidak mengalami gangguan mental,

3.

Sedang menjalani rawat nginap di ruang Penyakit Jantung pada saat


dilakukan penelitian, dan

4.

Bersedia menjadi responden dibuktikan dengan penandatanganan


Inform Concent.

Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak layak untuk
ditelitimenjadi sampel (Nursalam dan Pariani, 2001).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak bersedia untuk diteliti atau tidak bersedia menjadi responden,
2. Klien yang tidak kooperatif, dan
3. Klien yang mengalami kelemahan fisik yang berat atau klien yang
tidak sadar.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan teknik


non random accidental sampling (total sampel).

Nama Mahasiswa

: M. Rivan Alentino

NPM

: 155140190P

NAMA DAN PARAH DOSEN PENGAJAR ..

Anda mungkin juga menyukai