HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh:
Faishol Adib Tsani
10/299841/SP/24231
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Penelitian....................................................................................... 16
6.
Manfaat Penelitian..................................................................................... 16
7.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Tabel Standar Kebutuhan Air Domestik ................................................ 6
Tabel 1. 2 Perkembangan Pelayanan Air Bersih ................................................... 14
Tabel 1. 3 Perkembangan Pelayanan Sambungan Rumah .................................... 14
iii
PENDAHULUAN
1. Judul Penelitian
Judul dari penelitian ini adalah: Inovasi Pemerintah Desa Karangrejek dalam
Memenuhi Kebutuhan Air Bersih untuk Masyarakat.
a. Relevansi
dengan
Departemen
Pembangunan
Sosial
dan
Kesejahteraan
Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan memiliki tiga
konsentrasi pembelajaran, yaitu Corporate Sosial Responsibility (CSR),
Sosial
Policy
(Kebijakan
Sosial)
dan
Community
Empowerment
Gunungkidul.
Berbagai
cara
telah
dilaksanakan
oleh
c. Orisinalitas
Penelitian dapat dikatakan orisinal apabila belum ada penelitian
sebelumnya, tetapi jika telah ada penelitian sebelumnya maka harus
menyertakan penelitian sebelumnya sebagai rujukan penelitian. Penelitian
tentang Pengelolaaan Air Bersih Tirta Kencana (PAB TK) telah dilakukan
sebelumnya, yaitu "Kajian Pelayanan Air Bersih Berbasis Komunitas
(Studi Kasus Desa Karangrejek, Kabupaten Gunungkidul)" yang telah
dilaksanakan oleh Herminingrum Andana Warih. Penelitian tersebut
mengangkat
sinergitas
masyarakat
dan
pemerintah
desa
dalam
membangun PAMDes yang bersifat campuran (top bottom dan bottom up).
Kecamatan
Semanu,
Kabupaten
Gunungkidul
tersebut
masyarakat. Program yang terlaksana dengan baik dan program yang gagal
menjadi tolok ukur orisinalitas, mengingat lokasi penelitian berbeda tetapi
masih dalam konteks penelitian yang sama yaitu tentang BUM Desa. Selain
itu untuk melihat lebih jauh tentang kemajuan dan konsistensi dari sisi
sosialnya setelah berjalan selama beberapa tahun dan beberapa periode
jabatan kepala desa.
3. Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen penting penunjang kehidupan
bagi manusia. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan air, yaitu
membuat sumur, mengambil air dari sungai, netralisasi air laut hingga
filterisasi air keruh menjadi air yang dapat digunakan untuk mandi, mencuci,
minum, dan sebagainya. Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air
secara konsisten, peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat dimana air
dapat dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan
pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo,
2005).
Seiring berkembangnya zaman dan peningkatan populasi, maka
jumlah kebutuhan air per individu juga meningkat. Berbagai cara seperti yang
disampaikan telah dilakukan oleh manusia baik dalam taraf individu, maupun
secara kelompok (instansi pemerintah, peneliti, masyarakat, dan sebagainya).
Indonesia pada umumnya mengalami permasalahan ketersediaan air bersih
sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Bahkan pada tahun 2000-an kita masih
mendengar isu-isu tentang kurang tersedianya pasokan air bersih, tentunya
masih segar dalam ingatan ketika salah satu iklan di televisi dengan salah satu
dialognya sekarang sumber air su dekat yang diperagakan anak kecil
dengan logat Timor. Hal ini menunjukkan bahwa di beberapa titik daerah di
Indonesia saat ini masih terkendala masalah pasokan air bersih. Standar
kebutuhan air ada 2 (dua) macam, yaitu (Triatmodjo, 2008):
Jumlah Penduduk
Jenis Kota
Jumlah Kebutuhan
Air (liter/orang/hari)
>2.000.000
Metropolitan
>210
1.000.000 2.000.000
Metropolitan
150-210
500.000 1.000.000
Besar
120-150
100.000-500.000
Besar
100-120
20.000-100.000
Sedang
90-100
3.000-20.000
Kecil
60-100
Sumber: Dirjen Cipta Karya (Triatmodjo, 2008).
2. Standar Kebutuhan Air Non-Domestik
Penggunaan umum yaitu penggunaan air untuk bangunanbangunan pemerintah, rumah sakit, sekolah-sekolah dan
tempat ibadah.
sehingga total
Kabupaten
Gunungkidul
adalah
salah
satu
kabupaten
yang
diidentikkan dengan daerah kering dan kekurangan air. Salah satu hal yang
sering dijadikan alasan yaitu karena tanah di Gungungkidul adalah tanah
kapur (karst) yang tidak bisa mengikat air di dalamnya. Tetapi beberapa tahun
terakhir pemerintah telah mengusahakan pasokan air di Gunungkidul dengan
pengeboran sungai bawah tanah di Goa Bribin dan Goa Seropan. Debit air di
Bribin saat kemarau mencapai satu meter kubik per detiknya, sedangkan saat
musim penghujan bisa mencapai 3-4 meter kubik per detik (Litbang Kompas,
2003). Meskipun demikian, belum semua wilayah dapat merasakan
manfaatkanya, karena masih ada beberapa wilayah yang belum tercukupi
untuk kebutuhan air rumah tangganya. Sejatinya sungai-sungai dengan debit
air tinggi di Gunungkidul berada di bawah lapisan tanah, sehingga seolaholah di bawah daratan Gunungkidul terdapat gorong-gorong besar yang
berupa sungai-sungai bawah tanah.
Secara umum, menurut Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015
yang dikeluarkan oleh BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul (BAPPEDA
Kabupaten Gunungkidul, 2015). Berdasarkan kondisi geografis tanahnya,
Kabupaten Gunungkidul dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Zona Utara lebih terkenal dengan istilah Zona Batur Agung dengan
ketinggian 200-700 meter di atas permukaan air laut (dpl). Keadannya
berbukit-bukit dan terdapat sungai di atas permukaan tanah. Arah
pengembangan ke bidang pertanian serta sebagai daerah konservasi
sumber daya air.
Karangrejek
sebagai
struktur
perantara,
10
pionir dan contoh yang baik bagi desa-desa lainnya di wilayah Kabupaten
Gunungkidul dengan cara berinovasi dalam berbagai hal, seperti adanya
BUMDes dan PAB Tirta Kencana yang disahkan melalui Perdes agar
mempunyai kekuatan hukum dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan Sejarah PAB Tirta Kencana dan BUMDes Karangrejek
dalam website resmi Pemerintah Desa, Desa Karangrejek merupakan salah
satu wilayah di Gunungkidul yang kondisi geografisnya berupa hamparan
batu dan tanah. Mayarakat pada zaman dahulu kebanyakan merupakan petani
tradisi, yaitu sistem pertanian yang memanfaatkan ketersediaan air untuk
menentukan tanaman yang akan ditanamnya. Karena keterbatasan dalam
ketersediaan air tanah pada saat itu, masyarakat secara umum membuat belik,
yaitu semacam sumur di pinggir sungai berfungsi untuk menahan air dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dapat dibayangkan pada
saat itu bahwa masyarakat Desa Karangrejek sudah mulai untuk mengelola
keterbatasan air melalui belik, memang sangat sederhana tetapi mempunyai
konsep yang hampir sama dengan yang dilakukan PAB Tirta Kencana saat
ini, yaitu menyediakan kebutuhan air untuk kebutuhan pokok masyarakat
sehari-hari. Hanya saja pada saat ini masyarakat lebih dipermudah dengan
adanya perkembangan teknologi dan sarana prasarana yang menunjang,
sehingga hanya tinggal membuka keran air tanpa harus berjalan menuju ke
sungai.
Sejarah pengelolaan air bersih di Desa Karangrejek bermula pada
tahun 2005, dengan izin / rekomendasi dari Bupati Gunungkidul, Pemerintah
11
12
13
2008
2009
2010
2011
Pengembangan
556.041.127
706.035.702
739.839.555
806.980.155
Swadaya
Jumlah Aset
1.612.106.571 1762.101.146 1.795.904.999 1.836.045.599
SHU
78.658.075
103.190.170
123.758.560
155.953.692
Sumber: Laporan Kompilasi PAB Tirta Kencana
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap tahun terdapat kenaikan dengan
trend positif. Pengembangan swadaya masyarakat setiap tahun mengalami
kenaikan, jumlah aset meningkat dan SHU (Sisa Hasil Usaha) juga
meningkat. Instalasi sambungan rumah secara detailnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1. 3 Perkembangan Pelayanan Sambungan Rumah
Keterangan
Awal
2008
2009
Bantuan Meter
125
125
125
Air
Pengembangan
0
465
582
Swadaya
Sumber: Laporan Kompilasi PAB Tirta Kencana
2010
2011
125
125
680
799
mencapai 799 instalasi. Total dari 1244 KK yang ada di Desa Karangrejek
sebanyak 64,22% rumah tangga sudah memanfaatkan program tersebut pada
tahun 2011.
BUM Desa biasanya dibentuk untuk memfasilitasi masyarakat agar
masyarakat mudah untuk mengakses kebutuhan-kebutuhan tertentu sesuai
dengan potensi desa masing-masing. Tetapi tidak semua desa yang
mempunyai BUM Desa merasakan kesuksesan seperti yang telah didapatkan
BUM Desa Karangrejek melalui UPAB Tirta Kencana. Desa Ngeposari,
Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai BUM Desa,
tetapi belum berjalan dengan baik dan cenderung gagal. Penelitian
sebelumnya mempunyai kesimpulan bahwa BUM Des di Desa Ngeposari
gagal karena program yang berjalan belum sesuai dengan tujuan awal mula
didirikannya BUM Desa. Selain itu partisipasi masyarakat yang minim juga
mempengaruhi kegagalan BUM Desa tersebut. Partisipasi masyarakat yang
minim disinyalir karena BUM Desa Ngeposari dengan fokus utamanya di
bidang pertanian mempunyai kelemahan dalam mengakomodir potensi
wilayahnya (Manikam, 2010).
4. Rumusan Masalah
Bagaimana proses inovasi Pemerintah Desa Karangrejek dalam memenuhi
kebutuhan air bersih untuk masyarakat?
15
5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peran masyarakat dan
pemerintah dalam
6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:
16
7. Tinjauan Pustaka
a. Teori Inovasi dalam konteks Kelembagaan Pemenuhan Kebutuhan
Air
Inovasi menurut UU No.18 tahun 2002 pasal 1 ayat 8 adalah
Kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
Everett M. Rogers (1983) juga mendefinisikan an innovation is an
idea, practice, or object that is preceived as new by an individual or
other unit of adoption (inovasi adalah satu ide/gagasan, praktek atau
objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru
oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi). Inovasi tidak hanya
sesuatu yang benar-benar baru atau pertama kali ditemukan. Pengertian
yang lebih sempit, ketika seseorang menemukan atau mengetahui
sesuatu hal yang baru dapat dikatakan sebuah inovasi bagi dirinya,
terlepas dari sudah ada atau tidaknya inovasi tersebut. Selain itu
menurut James, dkk (2008) Inovasi sosial dimaknai sebagai sebuah
proses solutif untuk memecahkan masalah sosial dan untuk memenuhi
kebutuhan sosial. Inovasi sosial muncul karena adanya permasalahan
yang terjadi di masyarakat, sehingga masyarakat kemudian bergerak
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Inovasi tersebut muncul dengan
berbagai macam cara dan memunculkan sebuah nilai baru yang
17
terhadap
inovasi
juga
beragam
tergantung
dari
19
sebaiknya
harus
mampu
menunjukkan
(mendemonstrasikan) keunggulannya.
5) Kemampuan diamati (observability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu
inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang
tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar
keunggulan relatif, kesesuaian (compatibility), kemampuan untuk
diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil
20
tersebut
merupakan
persyaratan
21
22
antara
pemerintah
desa
dan
masyarakat
untuk
23
barang-barang
(perangkat
pesta,
traktor,
alat
25
masyarakat guna
menghimpun aset
komunitas
untuk
26
27
28
1.
2.
Sistem non-perpipaan
29
30
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan tema dan tujuan penelitian yang mencari, maka
penelitian yang dilaksakan menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif
cenderung tidak berpola secara teratur seperti penelitian kuantitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2006) metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif terdiri dari tiga yaitu format deskriptif, format analisis,
dan format ground research. Penelitian ini dilaksanakan dengan format
dekriptif, yaitu memberikan gambaran cermat mengenai individu atau
kelompok tertentu tentang keadaan tertentu dan gejala yang terjadi
(Koentjaraningrat, 1993).
Selain itu Kirk dan Miller dalam Moleong (2006) juga mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia
dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. David Williams (1995)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada
suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan
oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah (Moleong, 2006).
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
31
2. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan terkecil dalam penelitian yaitu sebagai objek
yang diteliti. Unit Pelayanan Air Bersih (PAB) Tirta Kencana, BUMDes Desa
Karangrejek merupakan suatu badan yang dibentuk oleh Pemerintah Desa
Karangrejek untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang
32
kemudian menjadi unit analisis bagi peneliti. Unit analisis ini menjadi sumber
basis data bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Selain itu terdapat
pendukung lain yang juga berperan serta dalam memberikan informasi
sebagai penguat data yang telah didapatkan di lapangan terkait dalam inovasi
desa dalam pengelolaan air bersih berbasis masyarakat di Desa Karangrejek.
Informasi diperoleh dari informan yang terdiri dari Pemerintah Desa
Karangrejek, pengelola PAB Tirta Kencana, masyarakat dan Dinas PU selaku
badan pemerintah daerah yang membantu terbentuknya PAB Tirta Kencana.
Pola yang dilakukan peneliti untuk menentukan informan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menentukan informan yang
dengan pertimbangan tertentu. Informan sengaja ditentukan oleh peneliti
untuk pengambilan data yang utama, dan tidak menyimpang dari tujuan
penelitian (Sugiyono, 2009). Pemilihan informan berdasarkan kedekatannya
dengan sumber informasi. Hal ini didasarkan pada kejelasan dan keakuratan
informasi yang dihimpun sebagai basis data dalam penelitian. Informan
tersebut juga dapat memberikan rekomendasi informan yang lain (snowball)
untuk memperkuat atau melengkapi informasi sebelumnya sehingga
berkembang untuk mencapai tujuan penelitian (Sugiyono, 2009).
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari,
Kabupaten Gunungkidul, Propinsi D. I. Yogyakarta. Tempat fokus penelitian
di PAB BUMDes Desa Karangrejek dan juga anggota masyarakat yang
33
4. Data Penelitian
A. Data Primer
Data utama yang diperoleh dari wawancara informan dan observasi
secara langsung dalam data tersebut berbentuk verbal atau kata-kata
yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subyek yang dapat dipercaya, yakni subyek penelitian atau
informan yang berkenaan dengan variable yang diteliti atau data yang
diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, dkk, 2010). Hal
serupa juga disampaikan oleh Lofland dan Moleong (2006), sumber
data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan.
34
B. Data Sekunder
Data penunjang yang diperoleh dari basis record, yaitu data yang telah
diambil sebelumnya oleh pihak lain dalam berbagai bentuk. Data
sekunder bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan,
sms, foto dan lain-lain (Arikunto, dkk., 2010). Data tersebut dapat berupa
catatan-catatan tekait perkembangan obyek penelitian baik dari badan
yang mengelola atau dari catatan observasi orang lain terdahulu, bisa juga
melalui foto perkembangan obyek penelitian dari masa ke masa.
A. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan
sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki (Seta,
35
B. Wawancara
Menurut Lincoln dan Guba, maksud mengadakan wawancara
diantaranya adalah mengonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, merekonstruksi kebulatankebulatan yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan
sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang
36
C. Studi Pustaka
Studi pustaka yang dilakukan untuk menunjang penelitian ini
dilaksanakan dengan mencari sumber informasi tertulis dari profil desa
yang berupa buku maupun dari website desa beserta profil BUMDes
pengelola air bersih, dari internet perpustakaan tesis UGM yang berkaitan
37
penelitian inovasi desa dalam pengelolaan air bersih, dan yang terakhir
yaitu dari laporan bulanan atau tahunan dari PAB Tirta Kencana.
Berdasarkan sumber-sumber tersebut, peneliti memperoleh beberapa data
yang kemudian digunakan untuk menuliskan profil, perkembangan
lembaga, perkembangan pengelolaan, keuntungan, dan sebagainya.
D. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2009), dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan oleh peneliti berupa foto,
gambar dan dokumentasi pembukuan laporan yang dimiliki oleh pengelola
air bersih. Selain itu peneliti juga mengabadikan proses observasi hingga
wawancara dengan foto-foto yang diambil oleh peneliti dan rekaman
wawancara dengan informan.
Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
38
b.
Konfirmabilitas
Konfirmabilitas dilakukan terhadap obyek yang diteliti dengan
diperoleh.
Hasil
konfirmabilitas
yang
diperoleh
peneliti
c.
Diskusi
Diskusi dilaksanakan untuk mengembangkan informasi penelitian.
39
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang mucul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Miles dan Huberman, 1992
dalam Basrowi, dkk., 2008). Proses ini berlangsung secara berkala dan
terus menerus selama penelitian ini berlangsung. Hasil data yang
40
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sejumlah informasi yang menggambarkan
kemungkinan adanya pemikiran kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data dilakukan oleh penulis dengan mengelompokkan data
baik dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi sehingga
memudahkan pembuatan deskripsi yang berisi penjelasan tematik sesuai
dengan hasil temuan lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif
berlangsung terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian. Oleh
karena itu, pekerjaan pengumpulan data bagi penelitian kualitatif harus
berlangsung
diikuti
dengan
pekerjaan
menuliskan,
mengedit,
c. Kesimpulan
Peneliti menyimpulkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, setelah
dilakukan reduksi data dan penyajian data. Kesimpulan yang didapat,
difokuskan terhadap proses inovasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa Karangrejek dalam menyediakan sarana air bersih untuk
masyarakat dengan membentuk PAB Tirta Kencana. Data yang ada dan
wawancara dari berbagai informan digunakan untuk memperkuat
validitasnya.
41
8. Tahap Penelitian
a. Tahap Pra-Lapangan
Dalam tahap ini penelitian dimulai dengan pencarian informasi
awal terkait lokasi dan isu penelitian melalui internet dan penelitianpenelitian sebelumnya. Hasil dari pencarian data awal tersebut dijadikan
sebuah pijakan untuk menentukan fokus dan pengembagan penelitian.
Sesudah menemukan topik maka selanjutnya melaksanakan observasi
awal tempat yang dijadikan untuk penelitian tersebut, yaitu di Desa
Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Observasi
pra-lapangan dilaksanakan untuk mengamati kesesuaian informasi yang
diterima sebelumnya dari internet dan penelitian sebelumnya untuk
kemudian desesuaikan dengan penelitian yang dilaksanakan. Selanjutnya
melakukan survey untuk mengobservasi lokasi, yaitu lokasi sumber mata
air yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Karangrejek, kantor PAB,
kantor bersama BUMDes dan Pemerintah Desa. Selanjutnya membuat
proposal penelitian dengan beberapa literatur dari Perpustakaan Fisipol
UGM, Perpustakaan IRE, beberapa buku dan jurnal dari FPPD, website
desa Karengrejek dan lain sebagainya. Tahap terakhir mengurus
perizinan yang ditujukan kepada Gubernur Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Bupati Gunungkidul, Dinas Pekerjaan Umum, Perusahaan
Daerah Air Minum, Pemerintah Kecamatan Wonosari dan Pemerintah
Desa Karangrejek.
42
b. Tahap Lapangan
Tahap lapangan menempatkan peneliti pada kegiatan yang
berorientasi pada pengumpulan data utama. Pada tahap ini peneliti
mengamati segala aktifitas dalam pengelolaan air bersih, bagaimana
sistemnya dari awal hingga sampai bisa dirasakan oleh masyarakat.
Kemudian melihat aktifitas masyarakat dalam memanfaatkan air bersih,
masyarakat melaksanakan pembayaran dan kegiatan pengelola serta
melakukan wawancara dengan informan, yaitu pemerintah desa, pengelola
BUMDes dan PAB, masyarakat serta Dinas PU dan PDAM Kabupaten
Gunungkidul.
43
d. Tahap Laporan
Laporan
disusun
guna
kepentingan
studi
akademis,
44
DAFTAR PUSTAKA
45
46
JURNAL
Krishna Nur Pribadi, Putu Oktavia. 2007. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu
Melalui Pengembangan Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan di
Cekungan Bandung. Bandung: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,
2007, Vol. 18.
Manikam, Angger Sekar. 2010. Implementasi Program Badan Usaha Milik Desa
Di Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul.
Yogyakarta: FISIP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2010.
Wardhana, Irawan Wisnu, Budiharjo, M. Arief dan P., Scylla Adhesti. 2013.
Kajian Sistem Penyediaan Air Bersih Sub Sistem Bribin Kabupaten
Gunungkidul. 2013, Jurnal Presipitasi, Vol. Vol. 10 No.1, pp. 18-29.
Warih, Herminingrum Andana. 2013. Kajian Pengelolaan air Bersih Berbasis
Komunitas (Studi Kasus Desa Karangrejek, Kabupaten Gunungkidul).
Jurnal Bumi Indonesia, pp. 187-196.
James A. Phills Jr.,Kriss Deiglmeier, and Dale T. Miller. 2008. Rediscovering
Social Innovation. Stanford Social Innovation Review.
47
DOKUMEN PEMERINTAH
BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul. 2015. Statistik Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2015. Yogyakarta.
Laporan Tutup Tahun PAB Tirta Kencana. 2013. Laporan Tutup Tahun PAB
Tirta Kencana Tahun 2013. Yogyakarta.
Laporan Tutup Tahun PAB Tirta Kencana. 2014. Laporan Tutup Tahun PAB
Tirta Kencana Tahun 2015. Yogyakarta.
Laporan Tutup Tahun PAB Tirta Kencana. 2015. Laporan Tutup Tahun PAB
Tirta Kencana Tahun 2015. Yogyakarta.
WEBSITE
Karangrejek, Pemerintah Desa. 2011. Sejarah BUMDes.
http://karangrejek.net/sejarah-bumdes/. diakses pada 28 Mei 2015.
Karangrejek, Pemerintah Desa. 2011. Pelayanan Air Bersih (PAB Tirta Kencana).
http://karangrejek.net/bumdes/pelayanan-air-bersih-pab-tirta-kencana/.
diakses pada 28 Mei 2015.
Karangrejek, Pemerintah Desa. 2011. Luas Wilayah.
http://karangrejek.net/pemdes-karangrejek/luas-wilayah/. diakses pada 28
Mei 2015.
MEDIA CETAK
PDAM Tirta Handayani. 2015. Brosur Penyesuaian Tarif Tahap II.
48
LAMPIRAN
1.
Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA (INTERVIEW GUIDE)
Inovasi Desa dalam Pelayanan Air Bersih
Berbasis Masyarakat
Umur
Alamat
Pekerjaan
No HP
Pertanyaan Penelitian:
1. Seberapa jauh anda mengetahui tentang PAB Tirta Kencana?
2. Pada tahun berapa dan bagaimanakah awal mula terbentuknya PAB Tirta
Kencana?
3. Apakah perbedaan PAB Tirta Kencana dengan PAM Daerah?
4. Apa sajakah keunggulan PAB Tirta Kencana?
5. Seberapakah penting peran PAB Tirta Kencana bagi anda?
6. Bagaimakah penerimaan anda dan lingkungan anda dengan adanya
program dari PAB Tirta Kencana?
7. Sejauh apa anda mengetahui BUM Desa dan kaitannya dengan PAB Tirta
Kencana?
8. Bagaimanakah anda memandang BUM Desa sebagai badan yang
mengelola PAB Tirta Kencana?
9. Bagaimanakah peran anda terhadap prgram PAB Tirta Kencana?
10. Bagaimana sitem pelayanan air bersih yang dilaksanakan oleh PAB Tirta
Kencana hingga sampai ke masyarakat?
49
11. Sejak tahun berapakah anda memanfaatkan program PAB Tirta Kencana?
12. Bagaimana anda mengetahui dan tertarik dengan program PAB Tirta
Kencana Desa Karangrejek?
13. Apa saja syarat yang diperlukan pemohon untuk mendapatkan fasilitas dari
PAB Tirta Kencana?
14. Bagaimanakah cara PAB disosialisasikan kepada masyarakat?
15. Bagaimana cara PAB membantu masyarakat untuk mendapatkan akses air
bersih dari PAB Tirta Kencana?
16. Apa saja manfaat yang diperoleh dari program PAB tersebut?
17. Sebelum bergabung dengan PAB Tirta Kencana, bagaimana anda
memenuhi kebutuhan air bersih? Dan apakah hingga saat ini masih
menggunakannya selain menggunakan air dari PAB?
18. Bagaimanakah pandangan anda terhadap program ini, bagi masyarakat?
19. Sejauh ini, apakah pengelolaan PAB tersebut sudah baik dan transparan?
20. Bagaimanakah tanggapan masyarakat luar desa atau pemerintah lainnya
(kecamatan, kabupaten, propinsi atau bahkan nasional) ketika mengetahui
bahwa Desa Karengrejek mempunyai pengelolaan air secara mandiri?
21. Bagaimana cara anda untuk ikut menjaga agar pasokan air tetap stabil?
22. Bagaimana anda mengelola air yang disediakan oleh PAB Tirta Kencana?
23. Sebelum ada program ini , apakah desa mempunyai program lain untuk
memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat?
24. Apakah program ini cocok untuk di laksanakan di daerah lain? Khususnya
di wilayah Gunungkidul?
25. Apakah anda tahu ada berapakah sumber air yang digunakan untuk
memasok air bagi masyarakat Desa Karangrejek?
26. Jika anda tidak menggunakan air dari PAB Tirta Kencana, sumber air
apakah yang anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
27. Apakah alasan anda untuk tidak menggunakan air dari PAB Tirta
Kencana? (jika tidak memanfaatkan PAB Tirta Kencana)
28. Apa saja kekurangan PAB Tirta Kencana? (jika tidak memanfaatkan PAB
Tirta Kencana)
50
29. Apakah ada keinginana suatu saat menggunakan layanan PAB Tirta
Kencana? (jika tidak memanfaatkan PAB Tirta Kencana)
30. Apakah harapan anda ke depan untuk PAB Tirta Kencana?
51
Umur
Alamat
Jabatan
No HP
Pertanyaan Penelitian:
1. Seberapa jauh anda mngetahui tentang PAB Tirta Kencana?
2. Pada tahun berapa dan bagaimanakah awal mula terbentuknya PAB Tirta
Kencana?
3. Apakah perbedaan PAB Tirta Kencana dengan PAM Daerah?
4. Apa sajakah keunggulan PAB Tirta Kencana?
5. Seberapakah penting peran PAB Tirta Kencana bagi anda?
6. Bagaimakah penerimaan anda dan lingkungan anda dengan adanya program
dari PAB Tirta Kencana?
7. Sejauh apa anda mengetahui BUM Desa dan kaitannya dengan PAB Tirta
Kencana?
8. Bagaimanakah anda memandang BUM Desa sebagai badan yang mngelola
PAB Tirta Kencana?
9. Bagaimanakah peran anda terhadap prgram PAB Tirta Kencana?
10. Bagaimana sitem pengelolaan air bersih yang dilaksanakan oleh PAB Tirta
Kencana hingga sampai ke masyarakat?
11. Bagaimakah proses awal pembentukan PAB Tirta Kencana?
12. Siapakah sebenarnya yang menginisiasi munculnya program ini? Dan
bagaimanakah posisinya di dalam masyarakat?
52
13. Bagaimakah kondisi awal sebelum adanya PAB Tirta Kencana? Dan
bagaimana perbandingannya dengan kondisi saat ini?
14. Sebelum adanya program ini, apakah desa pernah melakukan hal lain untuk
mengatasi permasalahan air di Desa Karangrejek?
15. Bagaimana proses sosialisasi yang dilaksanakan Pemerintah Desa atau
pengurus kepada masyarakat?
16. Ketika program ini dilaksanakan untuk pertama kali, bagaimana tanggapan
masyarakat? Dan bagaimakah konsistensi masyarakat pada awal-awal
program ini dilaksanakan?
17. Hal apa sajakah yang menjadi kendala dalam sosialisasi awal PAB Tirta
Kencana?
18. Bagaimana sistem distribusi air bersih yang dijalankan PAB Tirta Kencana
selama ini?
19. Ada berapakah sumur/sumber air dari PAB yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air seluruh masyarakat Desa Karangrejek?
20. Berapakah rata-rata jumlah debit air yang dimanfaatkan oleh masyarakat
setiap satiu bulan?
21. Berapakah biaya yang dikeluarkan oleh PAB Tirta Kencana selam asatu bulan
beroperasi? Dan darimana saja biaya yang digunakan untuk pengelolaan PAB
Tirta Kencana?
22. Bagaimanakah sistem evaluasi dan monitoring yang dilakasanakan oleh PAB
Tirta Kencana?
23. Bagaimanakah posisi masyarakat dalam evaluasi dan monitoring tersebut?
Apakah ada perkumpulan yang melibatkan masyarakat?
24. Bagaimanakah cara PAB untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat?
25. Apakah pernah ada permasalahan dengan masyarakat atau dengan pihak
lainnya? Bagaimanakah cara mengatasinya?
26. Bagaimakah peran serta masyarakat terhadap keberlangsungan PAB Tirta
Kencana?
27. Bagaimana pengelolaan PAB agar air tetap lestari dan masyarakat tetap
mendapatkan pasokan air yang cukup untuk jangka waktu yang lama?
53
54
Umur
Alamat
Jabatan
No HP
55
13. Bagaimakah menurut anda potensi alam lokal terutama air bersih akan
tetap terjaga bagi masyarakat Desa Karangrejek?
14. Bagaimanakah cara Pemerintah Desa Karangrejek saat ini menjaga
ketersediaan air bersih bagi masyarakat?
15. Apakah Pemerintah Desa bekerjasama dengan pihak lain untuk
mengetahui jumlah ketersediaan air tanah di wilayah Desa Karangrejek?
16. Bagaimanakan bentuk dukungan dan peran pemerintah daerah
(Kabupaten) dalam PAB Tirta Kencana?
17. Bagaimanakah perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat sebelum
dan sesudah adanya PAB Tirta Kencana?
18. Bagaimanakah posisi masyarakat dalam UPAB Tirta Kencana? Apakah
sejauh ini peran serta masyarakat sangat membantu dalam keberlanjutan
UPAB Tirta Kencana?
19. Penahkah ada konflik antara UPAB Tirta Kencana dengan Masyarakat
ataupun pihak lain? Bagaimana cara mengatasinya?
20. Apakah usaha prefentif Pemerintah Desa untuk menanggulangi
permasalahan yang muncul?
21. Apakah pemerintah desa punya perencenaan yang terprogram secara
periodik dalam pengelolaan PAB Tirta Kencana?
22. Bagaimanakah proses inovasi yang dilaksanakan pemerintah desa dan
penyertaan masyarakat dalam pengelolaan PAB?
23. Bagaimanakah sistem kelembagaan yang ditetapkan dalam PAB Tirta
Kencana terkait penentuan ketua, lama jabatan dan sebagainya?
24. Adakah evaluasi evaluasi dari pemerintah desa untuk program PAB Tirta
Kencana?
25. Jika ada bagaimakah kecenderungan dari program tersebut apakah selalu
ada kemajuan atau ada juga penurunannya?
26. Apa saja masalah terbesar yang dihadapi PAB Tirta Kencana?
27. Bagaimanakah tingkat kepuasan Bapak terkait PAB Tirta Kencana?
28. Bagaimanakah pendapat anda terkait program ini jika di aplikasikan di
desa lain di Gunungkidul? Apa saja yang diperlukan untuk memulainya?
56
57
Umur
Alamat
Jabatan
No HP
59