Anda di halaman 1dari 5

Jaminan Kesehatan DI Yogyakarta dengan Subsidi Silang

Latar Belakang
Menurut Undang-undang no. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup dan pekerjaan yang layak. Jaminan sosial dalam hal ini
berhubungan dengan kompensasi dan program kesejahteraan yang diselenggarakan pemerintah
untuk rakyatnya.
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan
kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai
dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara
berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social
security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat
pekerja di sektor formal. Alasan lain mengapa jaminan social di indonesia belum bisa mengcover
masyarakat secara menyeluruh (holistik) ,dikarenakan sistem di indonesia hanya menganut
sistem universal minimalis, dimana dalam sistem ini berlaku pemberian jaminan sosial hanya
diberikan kepada pegawai negeri, ABRI dan pegawai swasta yang mampu membayar premi.
Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan isu yang menarik karena jaminan
pemeliharaan kesehatan di Indonesia kerap kali diabaikan, lebih-lebih bagi mereka yang bekerja
di sektor Informal dan bagi mereka yang berpenghasilan menengah kebawah. Padahal tinggi
rendahnya produktivitas pekerja tergantung pada sehat dan tidaknya tenaga kerja, serta salah satu
indikator sejahtera atau tidaknya suatu daerah dapat dilihat dari seberapa besar partisipasi
pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan masyarakatnya.Jaminan Pemeliharaan kesehatan
adalah hak bagi setiap masyarakat,the right man on the right place, mungkin itu istilah yang
tepat untuk menggambarkan seberapa pentingnya jaminan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja
sebagai hak yang seharusnya diterima oleh .

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan upaya serius dalam penataan


pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh masyarakat DIY. Hal ini dilakukan sebagai
tanggung jawab terhadap penyelenggaraan jamkesta (Jaminan Kesehatan Semesta ) bagi
masyarakat sebagai langkah awal untuk mempelopori tercapainya cakupan semesta (universal
coverege).

Upaya penataan dimulai sejak bulan April 2003 melalui program Pelayanan kesehatan
dengan membentuk Wali Amanah Jamkesos( Jaminan kesehatan Sosial) dan Badan pelaksanan
Jamkesos. Pada tahun 2011 program Jamkesos ditingkatkan menjadi Program Jamkesta DIY
(Jaminan Kesehatan Semesta provinsi DIY). Peningkatan tersebut bertujuan untuk
mengintegrasikan program jaminan kesehatan di DIY , yang saat ini kabupaten/kota dan provinsi
memiliki program jaminan kesehatan masing-masing, yaitu provinsi memiliki jaminan kesehatan
sosial (Jamkesos), sedangkan kabupaten/kota punya jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
Selain itu dibentuknya jamkesta diharapkan dapat menjawab kebutuhan Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan Sosial tingkat Pusat (BPJS 1) dan BPJS tingkat daerah pada saat
implementasi Undang-undang Sistem jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) di tahun 2014.

78,08 % Penduduk DIY Sudah Memiliki Jaminan Kesehatan

Total penduduk Yogyakarta sebanyak 3.597.900 jiwa yang sudah memiliki jaminan
kesehatan sebanyak 2.809.376 jiwa atau 78, 08 % dengan rincian melalui Program Askes PNS
386.316 jiwa, Jamsostek 63.319 jiwa, Jamkesmas 942.129 jiwa, Jamkesta DIY ( Jamkesos
552.681 jiwa, Jamkesda 813.361), Asabri 24.093 jiwa dan Komersial 27.477 jiwa sehingga
tinggal 899.198 jiwa yang belum memiliki Jaminan Kesehatan.

Yang mampu membayar premi, yang kurang diberi subsidi

Jamkesta DIY dperuntukkan untuk seluruh warga DIY, tidak hanya untuk masyarakat
miskin, tetapi juga warga kategori mampu. Pelaksanaan program Jamkesta DIY memakai pola
kombinasi, yaitu melalui penarikan premi dan dibiayai pemerintah dari APBD. Penarikan premi
ditujukan bagi warga mampu, sedangkan warga miskin dijamin oleh Pemerintah. Saat ini
kepesertaan Jamkesta DIY telah menjamin 320.000 jiwa masyarakat miskin dan tidak mampu
melalui Pemerintah Provinsi dan 250.000 masyarakat rawan miskin/ tidak mampu yang dijamin
bersama dengan pemerintah Kabupaten se DIY melalui kepesertaan Coordination Of Benefit
(COB= berbagi manfaat jaminan kesehatan sosial) serta masyarakat mampu dengan program
Jamkesta DIY Mandiri yang saat ini sudah terdaftar sebanyak 1.300 peserta Jamkesta DIY
Mandiri. Pemerintah provinsi DIY menargetkan dari 899.198 jiwa yang belum memiliki Jaminan
Kesehatan pada tahun 2014 dapat terjamin semua dengan ikut Jamkesta DIY Mandiri.

Jamkesta DIY Mandiri Bentuk Subsidi Silang diantara peserta

Masyarakat yang ingin menjadi peserta Jamkesta DIY Mandiri bisa mendaftarkan diri
melalui kantor Jamkesos/Jamkesda yang ada di tiap kabupaten/kota. Peserta Jamkesta DIY
Mandiri membayar biaya premi Rp 7.500 per bulan atau Rp 90.000 per tahun, biaya tes
kesehatan Rp 10.000 dan Rp 1.000 untuk kartu. Sesudahmemenuhi kualifikasi dan syarat
kepesertaan, warga dapat langsungmengambil kartu Jamkesta DIY Mandiri. Untuk menjaga
transparansi dan akuntabilitas, semua biaya premi disetorkan langsung kerekening Balai
Penyelenggara Jamkesos di Bank BPD DIY.Peserta Jamkesta DIY Mandiri dapat meningkatkan
nilai jaminan kesehatan dengan menambah biaya premi bahkan yang sudah ikut asuransi
komersial tetap diperbolehkan menjadi peserta Jamkesta DIY Mandiri. Dengan pola kombinasi,
beban APBD diharapkan menjadi lebih rendah.

1 orang sakit dibantu 167 orang sehat dalam Jamkesta DIY Mandiri

Bentuk subsidi silang diantara peserta Jamkesta DIY Mandiri dapat di ilustrasikan
sebagai berikut, seorang peserta dengan membayar premi sebesar Rp 90.000 per tahun akan
mendapatkan nilai manfaat maksimal Rp 15 juta, dengan demikian apabila ada 1 orang peserta
sakit akan dibantu dengan dukungan pendanaan dari peserta sehat sebanyak 167 peserta.
Semua peserta Jamkesta DIY Mandiri mendapatfasilitas jaminan biaya perawatan kesehatan di
37 rumah sakit seluruh DIY. Hampir semua jenis penyakit dapat dikaver Jamkesta dengan
ketentuan di kelas III. Ke depan jika peserta menginginkan fasilitas pelayanan yang lebih bagus
(kelas II), akan dilayani dengan penarikan premi yang lebih tinggi. Hak peserta Jamkesta DIY
Mandiri mendapatkan pelayanan meliputi pelayanan Kesehatan dasar dan Pelayanan kesehatan
lanjutan seperti:

1. Rawat jalan lanjutan ke spesialis Ike RS diberikan jaminan sebesar maximal


Rp75.000,-/kali kunjungan.
2. Pelayanan rawat inap di RS Pemerintah & Swasta yang bekerjasama dengan
pemerintah kota di kelas II (tarif pemerintah), dengan hari rawat inap maksimal
30 hari setiap anggota akan dijamin sebesar Rp 15.000.000,- maksimal dalam
satu tahun.
3. Bagi peserta yang cuci darah jaminan diberikan 1 kali sebulan dan atau 12 kali
setahun, tidak termasuk biaya perawatan jika harus dirawat di RS. 4. Pelayanan
UGD sebesar maksimal Rp 200.000.

Fasilitas Pelayanan Tenaga Medis

Jaminan Pelayanan kesehatan di DI Yogyakarta didukung dengan fasilitas kesehatan di


Yogyakarta meliputi 44 RS Umum, 2 RS Jiwa, 17 RS Khusus, 42 Puskesmas Perawatan, 79
Puskesmas Non Perawatan, 137 Puskesmas Keliling, 320 Puskemas Pembantu, 70 Rumah
Bersalin, 181 Balai Pengobatan Klinik, 30 Praktik Dokter Bersama, 1.526 Praktik Perseorangan,
218 Poskesdes, 5.057 Posyandu, 455 apotek, 51 toko obat, 6 GFK, 64 industri kecil obat
tradisional.

Tenaga kesehatan meliputi 825 dokter spesialis, 997 dokter umum, 432 dokter gigi, 1.875 bidan,
5.582 perawat, 2.069 apoteker, 353 ahli gizi, 651 kesehatan masyarakat, 356 sanitasi, 833 teknisi
medis, dan 95 fisioterapi

Contoh Kasus Masyarakat penerima Jamkesta


Jamkesta DIY Mandiri menjamin Operasi dan Perawatan Kakinya Rp 8 Juta

Pasien penerima manfaat Jamkestasubsidi salah satunya Wahyu Anita yang terdaftar di
Jamkesta Bantul dan melahirkan disebuah RS swasta di Bantul. Suharjo orangtuanya
mengajukan ke Balai Penyelenggara Jamkesos untuk mendapat surat rekomendasi dari Balai
Penyelenggara Jamkesos untuk biaya kelahiran putrinya yang pertama. Dari Balai
Penyelenggara Jamkesos memberikan jaminanpembayaran seluruh biaya persalinan
sebesar Rp 1.229.416 dan untuk gelang bayi serta vaksinasi pasien sebesar Rp.43.000 menjadi
tanggungan Rumah Sakit atau akan ditagihkan kepada pasien. suami anak saya hanya buruh
tidak tetap dengan adanya Jamkesta sangat membantu, anak saya melahirkan dan cucu saya lahir
selamat ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai