Penelitian ini bertujuan membuktikan hipotesis bahwa lembaga pemerintah lebih
bersifat terbuka di era demokratisasi dan keterbukaan informasi publik sehingga Humas lembaga pemerintah menerapkan model simetris dalam aktivitas komunikasinya. Selama ini, model Humas yang banyak dilakukan oleh lembaga pemerintah adalah model public information karena berdasarkan kenyataan bahwa lembaga pemerintah bersifat tertutup. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan munculnya demokratisasi yang mendorong era keterbukaan informasi publik sebagai bagian prinsip good governance terkait dengan penyelenggaraan negara dan pelayanan publik. Demokratisasi mendorong perubahan karakter publik menjadi mudah akses informasi, lebih kritis, dan bebas menulis pendapat atau membuat berita di media sosial. Hal membuat lembaga pemerintah harus berubah menjadi lebih terbuka untuk melaksanakan fungsi penyelenggaran negara dan pelayanan publik. Kedua fungsi ini harus bersifat profesionalitas penyelenggara, partisipatif, keterbukaan, dan akuntabilitas proses pelayanan, yang semuanya sangat bergantung pada fungsi komunikasi dan informasi yang bersifat simetris. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan kuesioner sebagai instrumennya. Kuesioner diedarkan kepada para praktisi Humas lembaga pemerintah di wilayah Jawa Timur. Hasil kuesioner kemudian diolah secara statistik untuk mendapatkan informasi tentang model apakah yang diterapkan oleh Humas lembaga pemerintah? Apakah keempat model, yakni press agentry, public information, asimetris, dan simetris, diterapkan? Model apakah yang paling banyak dilakukan.