JALAN
(Perencanaan tebal perkerasan flexibel pavement dengan metode analisa 1987)
Disusun Oleh :
HENDRI GUNAWAN
SYAMRATUL AFFIDA
DIEKE HIMAWAN
Di susun oleh :
o
o
Diperiksa :
Dosen Pembimbing :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia
kenikmatan dan kebahagiaan kepada penyusun terutama keimanan dan keIslaman yang selalu
memberikan spirit moralitas yang akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Konstruksi
Jalan tentang PEDOMAN PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA
DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN 1987
Kemudian tidak lupa shalawat dan salam selalu penyusun curahkan kepada Nabi
Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, pada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya
yang terakhir nanti. Lewat keteladanan dan cermin kepribadian Rasulullah SAW kita semua
diberikan tuntunan akhlakul karimah serta amalan yang sholeh dan bermanfaat bagi seluruh
umat manusia dimuka bumi ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dikemukakan dalam Tugas
kontruksi jalan ini masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut, oleh karena itu tegur sapa
berbagai pihak terutama Dosen Pembimbing dan para pembaca sangat penyusun harapkan.
Walaupun begitu, mudah mudahan Tugas kontruksi jalan ini ada manfaatnya bagi pembaca
dan kita semua. Amiin.
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................I
DAFTAR ISI ......................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ........................................................................... 1
2. Maksud dan tujuan ...................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. meteologi....................................................................................... 3
B. tahapan atau langkah perancanaan .............................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air.
Jalan juga menjadi salah satu prasarana perhubungan darat yang
mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian, social budaya,
pengembangan wilayah, pariwisata, dan pertahanan keamanan. Transportasi
sebagai salah satu sarana penunjang dalam pembangunan suatu Negara,
khususnya daerah Riau yang sedang berkembang dan lagi masa
pembangunannya.
Selaian perancangan geometric jalan, perkerasan jalan merupakan
bagian dari perencanaan jalan yang harus direncanakan secara efektif dan
efisien. Konstruksi perkerasan jalan lentur adalah perkersan jalan yang
umumnya menggunakan bahan campuran Aspal sebagai lapisan permukaan
serta bahan berbutir sebagai bahan lapisan dibawahnya.
Perhitungan perkerasan jalan secara umum meliputi tebal lebar
perkersaan, perhitungan tebal lapisan perkerasan dapat dibedakan menjadi
perkerasan kaku ( Rigid Pavement ) dan perkerasan lentur (Flexsible Pavement).
Ada beberapa metode perhitungan untuk merencankana perkerasan jalan lentur
antara lain :
a. Metode Bina Marga, Indonesia
b. Metode AASHTO, Amerika serikat
c. Metode Japan Ascc, Jepang
d. Metode NAASRA, Australia
e. Metode Road Note, Inggris
Oleh karena banyaknya metode yang ada, maka penyusun mencoba
untuk menggunakan metode Bina Marga dan Metode AASHTO-86 untuk
menghitung tebal lapisan perkerasan jalan lentur ( Flexsible pavement ).
B.
BAB II
TEORI PENDUKUNG UNTUK PERHITUNGAN
Pedoman prencanaan tebal pekerasan meliputi ketentuan metode analisa komponen 1987.
pada komponen analisa ini hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan yang menggunakan
material berbutir, ( granuler material, batu pecah )dan tidak berlaku untuk batu-batu besar ( cara
Telford atau pak laag ).
Pada analisa ini untuk mencari :
1. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Angka ekivalen (E)dari suatu kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan
tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan
terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh lintasan beban standar sumbu tunggal
sebesar 8,16 ton (Standar Bina Marga, 1987).
2. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
lalu lintas Harian rata-rata adalah jumlah rata-rata kendaraan bermotor yang dicatat
selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan.
3. prosentase Perkembangan lalu lintas (i)
Prosentase perkembangan lalu lintas menyatakan tingkat pertumbuhan lalu lintas
setiap tahunnya.
4. lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
Lintas ekivalen permulaan ditentukan dari jumlah lalu lintas harian rata-rata dari
sumbu tunggal pada jalur rencana yang diperkirakan terjadi pada awal umur rencana.
Rumus yang digunakan :
LEP = LHR * Cj * Ej
Dimana : LEP = Lintas Ekivalem Permulaan
Cj
Ej
UR = Umur Rencana
6.
Cj
Ej
7.
Keadaan medan
Pertimbaagan teknis lainnya seperti keinggian muka air tanah, kondisi drainase
11. Dalam menentukan Indeks Permukaan pada awal umur rencana (Ipo)
perlu diperhatikan jenis lapisan permukaan jalan (kerataan, kehalusan serta
kekokohan) pada awal umur rencana menurut tabel 2.7 berikut ini :
12. koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien kekuatan relatif ditentukan secara korelasi sesuai dengan nilai marshal
test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan yang distabilisasi) atau CBR
(untuk bahan lapis pondasi bawah).
13. Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan
Batas-batas minimum ini tergantung dari bahan yang dipakai pada setiap lapisan
perkerasan.
a. lapisan permukaan tabel
5
b.
lapis pondasi
c.
nomogram yan didapatkan, selanjutnya disiapkan data-data DDT, LER dan FR. Dengan
data-data tersebut didapatkan nilai ITP perlu.
15. Meentukan Nilai ITP perlu dengan Menggunakan Rumus
Dengan cara coba-coba (Trial and Error), masukkan data-data IPo, IPt, FR,DDT,
dan ESA pada akhir umur rencana.
Rumus yang digunakan :
Jika nilai ITP sudah didapatkan, maka tebal tiap-tiap lapisan perkerasan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
ITP = LOG (LERUR x 3560) = 9,36 (log (ITPrata-rata /2,54+1)log(Ipo-Ipt/4,21,5)((0,4+1904)/( ITPrata-rata /2,54+1))^5,19 log(1/FR)0,372(DDT-3)
Untuk sedapat mungkin mencegah timbulnya persoalan di atas maka tanah dasar harus
dikerjakan sesuai dengan "Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya" edisi terakhir.
7
lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan
tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu
lintas. Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur
rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesarbesarnya dari biaya
yang dikeluarkan.
BAB III
PENGOLAHAN DATA
1. Perencanaan perkersan jalan full dept pavement
lampiran 1 : Data laLulintas ( 2009)
Perkembangan lalulintas (i) ; 4,8%
0,048
jalan dibuka tahun 2013, dengan nialai CBR tanah dasar : 3,4
%
bahan - bahan perkerasan jalan :
1. laston (454)
2. batu pecah (CBR 80)
3. tanah kepasiran ( CBR 20 )
umur rencana =
10
tahun
kendaraan
sedan , jeep, st wagon
pick-up, combi
truck 2 As (L), micro truck , mobil
hantaran
Bus kecil
Bus besar
Truck 2 As (H)
Truck 3 As
Trailer 4 as, Truck gandengan
Truck S. Trailer
total
6,80%
0,068
0,5
LHR 2009
LHR 2013
13033
13228
15721
15957
LHR tahun
ke- 10
25125
25501
3055
443
793
5360
430
127
494
36963
3685
534
957
6466
519
153
596
44587
5889
854
1529
10333
829
245
952
71257
15
berat kendaraan
2
2
10
12
16
16
21
29
30
sumbu
1
0,00023
0,00023
0,14097
0,29231
0,05774
0,05774
0,14097
0,29231
0,29231
sumbu 1
1
1
5
6
4
4
5
6
6
sumbu
5
sumbu 2
1
1
5
6
6
6
6
7
6
jumlah
ekivalen
0,00045
0,00045
0,28194
0,58462
0,58588
0,64236
0,62725
0,97770
0,81504
sumbu
sumbu 3
sumbu 4
6
6
10
8
9
8
9
LEP
LEA
3,54592
3,598974
519,4882
156,2044
280,2173
2076,631
162,6762
74,89005
242,8395
3520
5625746
5,751638
830,2111
249,6353
447,8244
3318,731
259,9781
119,6842
388,0898
5631366
sumbu 5
LET
LER
ITP
2817443
2817443
23,1
16
RUMUS ITP
LOG (LER * 3560) = 9,36 LOG (ITP/2,54+1) -0,2 +(( LOG Ipo-Ipt/4,2-1,5/0,4)+(1904/(it/2,54+1)^5,19)) + log (1/FR)+ 0,372*
(DDT-3)
RUMUS
OK
a
b
c
d
e
f
g
log(ler*3650)
9,36 * log(ITP / 2,54 +1)- 0,2
log((Ipo-Ipt)/(4,21,5))
0,4+1904/((ITP/2,54+1)^5,19)
log
(1/FR)
0,372*(DDT-3)
10,001
9,198
0,054
0,412
-0,176
0,848
b+c/d+e+f
Ipo
CBR tanah dasar
DDT
Ipt
FR
10,002
3,5
6,8
5,3
2,5
1,5
17
0,35
a1
*batu pecah
0,13
a2
0,10
a3
*tanah kepasiran
ITP a1D1 + a2D2 + a3D3
susunan perkerasan :
* laston (454)
54cm
* batu pecah (CBR 80)
25 cm
* tanah kepasiran( CBR 20 ) 10
cm
UR 10 TAHUN
ITP = a1D1 + a2D2 + a3d3
23,1 =0,35 D1 + 0,13 (25)+0,10 (10)
D1
53,8
23,1
54
UR
5
Thn
susunan perkerasaan jalan lama sbb ;
* laston (454) 30 cm
* batu pecah (CBR 80) 25
cm
* tanah kepasiran( CBR 20
) 10 cm
perkembangan lalu lintas (i) 4,8 %
hasil penelitian kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapisan permukaan laston masih telihat stabil dengan kondisi ( 70% ) dengan FR = 1,5
mneggunakan bahan lapis tambahan Laston (454)
PENYELESAIAN :
kendaraan
25125
25501
5889
854
1529
10333
829
245
952
71257
total
berat
kendaraan
2
sumbu 1
1
sumbu 2
1
sumbu
sumbu 3
sumbu 4
sumbu 5
sumbu 1
0,00023
sumbu 5
19
2
10
12
16
16
21
29
30
jumlah
ekivalen
0,00045
0,00045
0,28194
0,58462
0,58588
0,64236
0,62725
0,97770
0,81504
RUMUS
a
b
1
5
6
4
4
5
6
6
LEP
5,666898518
5,751704641
830,1583426
249,6331387
447,9031133
3318,759516
259,9949357
119,7681577
387,9575635
5626
1
5
6
6
6
6
7
6
6
6
10
8
9
LEA
8
9
LET
8992345
7,271148
1049,464
315,5794
566,2269 4502538
4195,485
328,6785
151,4076
490,4454
8999450
log(ler*3650)
9,36 * log(ITP / 2,54 +1)- 0,2
0,00023
0,14097
0,29231
0,05774
0,05774
0,14097
0,29231
0,29231
9,915
9,182
LER
ITP
2251269
23
0,00023
0,14097
0,29231
0,29231
0,29231
0,29231
0,54154
0,29231
0,23583
0,29231
0,19397
0,07945
0,12726
0,06440
0,10315
OK
20
c
d
e
f
log((Ipo-Ipt)/(4,2-1,5))
0,4+1904/((ITP/2,54+1)^5,19)
log (1/FR)
0,372*(DDT-3)
0,054
0,400
-0,176
0,848
b+c/d+e+f
9,990
Ipo
3,5
CBR tanah dasar
6,8
%
DDT
5,3
IP
2,5
FR
1,5
menetapakan tebal lapis tambahan :
kekuatan jalan lama:
* laston (454) 54 cm
* batu pecah (CBR 80) 25
cm
* tanah kepasiran( CBR 20
) 10 cm
: 70% * 54
*0,35
: 100 % *25 *
0,13
: 100% *10*
0,10
ITP ada
13,23
3,25
1
17,48
5,52
5,01
14,3
14 CM
LASTON (454)
21
22
flowchart
(Langkah Perencanaan Dan Perancangan)
MULAI
Data lalulintas
Menghitung LHR
Sumbu kendaraan
Jumlah kendaraan
Umur Rencana
Overlay ( 5 thn )
Menghitung LEP
MenghitungLEA
Angka Ekivalen
Menghitung LET
Menghitung LER
Lapisan Permukaan
Susunan Perkerasan
Menentukan ITP
Menentukan ITP
Lapisan Fondasi
Bawah
selesai
10
11