Penjelasan Umum
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi komsumen terkini yang
dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang
menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
Jumlah sampel STK pada triwulan II-2016 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 400 rumah
tangga, sementara secara nasional jumlah sampel sebanyak 14.600 rumah tangga. Responden STK mulai
triwulan II-2016 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan
merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2016 khususnya di daerah
perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih
akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Pada saat yang sama juga dilakukan
penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.
B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2016
Nilai ITK DIY pada Triwulan II-2016 tercatat sebesar 108,98. Angka ini menggambarkan kondisi
ekonomi konsumen selama triwulan berjalan berada pada taraf optimis (ITK>100) dan mengalami
peningkatan level optimisme dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan III-2016
Nilai ITK DIY pada Triwulan III-2016 diperkirakan mencapai 117,30. Artinya, kondisi ekonomi
konsumen pada Triwulan III mendatang diperkirakan akan membaik dengan level optimisme yang
lebih tinggi dibandingkan Triwulan II-2016.
triwulan
II-2016
tercatat
sebesar
108,98.
Angka
ini
menggambarkan
persepsi konsumen atau rumah tangga terkait dengan kondisi ekonomi mereka
selama
triwulan
berjalan
berada
pada
taraf
optimis
(ITK>100).
Secara
level,
dibandingkan
Membaiknya
kondisi
dengan
ekonomi
triwulan
konsumen
sebelumnya
didorong
(ITK
ketiga
sebesar
indeks
107,96).
penyusunnya
yang berada pada taraf optimis, yakni indeks pendapatan kini, indeks pengaruh
perubahan harga, dan indeks volume konsumsi barang dan jasa.
Indeks
pendapatan
kini
yang
merepresentasikan
perkembangan
jumlah
pendapatan yang diterima oleh konsumen rumah tangga selama triwulan berjalan
dibandingkan
101,99.
dengan
pendapatan
pada
triwulan
sebelumnya
tercatat
sebesar
Nilai indeks ini berada dalam taraf optimis, artinya persepsi mayoritas
konsumen (rumah tangga) terkait dengan nilai nominal pendapatan yang diterima
selama
triwulan
dibandingkan
rumah
dengan
tangga
Ramadhan
berjalan
meningkatnya
peningkatan
triwulan
berkaitan
dan
cenderung
aktivitas
sebelumnya.
dengan
persiapan
menjelang
usaha
tinggi
hari
dari
liburan
raya
sisi
maupun
atau
Fenomena
momentum
perekonomian
pendapatan
lebih
lebih
meningkat
peningkatan
pendapatan
sekolah,
Idul
Fitri
penawaran
upah
pekerja.
aktivitas
yang
dan
puasa
mendorong
berimbas
Selain
itu,
pada
momentum
pencairan gaji ketigabelas dan tunjangan hari raya bagi karyawan/pegawai negeri
sipil
selama
triwulan
II-2016
juga
turut
mendorong
peningkatan
pendapatan
konsumen
terkait
dengan
pengaruh
perubahan
harga
(inflasi)
optimis
terkait
dengan
konsumsi
rumah
tangga
dipengaruhi
kebutuhan
kenaikan
selama
rumah
harga
tangga
yang
triwulan
yang
oleh
secara
rendah.
II-2016
pengaruh
tercatat
perubahan
kondisi
umum
Secara
umum,
sebesar
0,02
harga
harga
terhadap
barang
total
dan
jasa
relatif
stabil
atau
mengalami
laju
inflasi
Kota
Yogyakarta
persen,
bahkan
terjadi
deflasi
kontribusi
positif
konsumsi
barang
dan
jasa
juga
memberikan
terhadap level optimisme konsumen selama Triwulan II-2016 dengan nilai indeks
sebesar 118,23. Dibandingkan dengan kedua indeks penyusun
(indeks
pendapatan
konsumsi),
tercatat
level
paling
kini
dan
optimisme
optimis
indeks
indeks
atau
pengaruh
volume
paling
tinggi.
perubahan
konsumsi
Level
terhadap
selama
triwulan
II-2016
optimisme
indeks
volume
sebesar
108,31).
Persepsi
optimis
konsumen
terkait
dengan
volume
konsumsi berbagai komoditas barang dan jasa kebutuhan rumah tangga didorong
oleh
2
peningkatan
kuantitas/volume
maupun
frekuensi
konsumsi
dari
kelompok
komoditas makanan dan non makanan berkaitan dengan masa pergantian tahun
ajaran baru sekolah, puasa Ramadhan dan persiapan hari raya Idul Fitri.
Selama Triwulan II-2016, semua kelompok komoditas tercatat memiliki nilai
indeks
volume
akomodasi.
taraf
pada
taraf
optimis
di
atas
100,
kecuali
kelompok
Kelompok ini memiliki nilai indeks sebesar 95,58 dan berada pada
pesimis.
penurunan
konsumsi
Artinya,
sebagian
volume/frekuensi
besar
konsumsi
konsumen
barang
rumah
dan
jasa
tangga
mengalami
pada
kelompok
ini
terjadi
konsumsi
jasa
karena
pada
akomodasi
umumnya
dalam
konsumen
kuantitas
yang
akan
lebih
melakukan
banyak
kegiatan
selama
masa
Kelompok komoditas
barang dan jasa yang mengalami kenaikan indeks volume konsumsi tertinggi
adalah
kelompok
adalah kelompok pendidikan, pakaian, dan makanan jadi dengan nilai indeks
masing-masing sebesar 126,87, 125,74, dan 121,72.
ITK
DIY
pada
Triwulan
II-2016
berada
di
peringkat
ketigabelas
tertinggi secara nasional di bawah Provinsi Sumatera Barat dan di atas Bali.
Nilai ITK yang tertinggi tercatat di Provinsi Kepulauan Riau, Maluku, dan NAD
dengan nilai ITK masing-masing sebesar 113,34; 113,17; dan 113,04. Nilai ITK
level nasional dalam waktu yang sama tercatat sebesar 107,93. Dibandingkan
dengan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa, nilai ITK Triwulan II-2016 DIY
berada
di
peringkat
ketiga
yang
tertinggi
setelah
Provinsi
DKI
Jakarta
dan
Tw III2014
Tw IV2014
Tw I2015
Tw II2015
Tw III2015
Tw IV2015
Tw I2016
Tw II2016
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
117,02
101,35
87,57
112,48
106,97
104,18
106,19
101,99
117,66
114,50
111,66
110,12
110,29
99,50
111,00
114,83
110,95
115,75
101,72
111,99
118,39
104,74
108,31
118,23
115,89
108,03
97,18
111,73
110,33
103,02
107,96
108,98
Jateng
116,00
106,03
103,97
103,60
109,81
99,87
100,28
106,66
Jabar
113,72
107,09
104,43
105,67
109,69
102,38
104,03
107,28
DKI
118,75
109,93
99,71
109,71
111,88
106,64
105,20
110,71
Jatim
115,99
110,23
100,75
103,88
115,98
102,12
105,38
108,42
Banten
116,09
107,83
104,07
108,19
111,21
103,29
105,25
109,97
Nasional
112,44
107,63
100,87
105,22
109,00
102,77
102,89
107,93
*)
Bukan makanan: pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, komunikasi, kesehatan, dan rekreasi.
ITK
DIY
pada
Triwulan
III-2016
mendatang
diperkirakan
sebesar
117,30. Hal ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama satu triwulan
mendatang diperkirakan akan meningkat lebih baik dengan level optimismenya
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan II-2016. Tabel 2 menunjukkan
bahwa nilai perkiraan ITK Triwulan III-2016 dipengaruhi oleh pendapatan rumah
tangga
selama
120,51.
Peningkatan
bersumber
Triwulan
III-2016
pendapatan
dari
pencairan
yang
diperkirakan
selama
satu
tunjangan
meningkat
triwulan
hari
ke
dengan
depan
raya
indeks
diperkirakan
yang
diterima
seperti:
elektronik,
perhiasan,
perangkat
komunikasi,
meubelair,
peralatan
rumah tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah; maupun kegiatan rekreasi dan
pesta/hajatan dengan nilai indeks sebesar 111,66.
Tabel 2
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks
Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Triwulan III-2016
Variabel Pembentuk
Tw III-2016
(1)
(2)
Secara
mendatang
Tengah
nasional,
berada
dan
di
nilai
perkiraan
peringkat
Gorontalo.
Nilai
ITK
pertama
ITK
DIY
tertinggi
Triwulan
selama
di
III-2016
atas
120,51
111,66
117,30
110,09
107,70
112,75
111,19
110,23
109,26
Triwulan
Provinsi
pada
level
III-2016
Sulawesi
nasional
perbandingan
perkiraan
ITK
antara
triwulan
ITK
pada triwulan
yang
dilakukan
berjalan
pada
(ITK
triwulan
riil)
dengan
sebelumnya
menunjukkan
perbedaan
perbedaan
atau
yang
selisih
bervariasi.
antara
ITK
riil
Sampai
dengan
dengan
triwulan
perkiraannya
I-2014
relatif
kecil.
Terkadang nilai ITK riil lebih besar dari perkiraan dan ada kalanya nilainya
lebih kecil dari perkiraan. Sejak Triwulan II-2014, selisih antara ITK riil dengan
ITK perkiraan terlihat cukup nyata dan perkiraan ITK selalu lebih tinggi dari ITK
riilnya.
lebih
Triwulan
dari
II-2016
kenyataan
selisihnya
terkait
dengan
mencapai
14,6
kondisi
poin
ekonomi
dengan
mereka.
posisi
ITK
Pada
perkiraan
Perkiraan ITK
120,6
120
112
110 106,6
100
118
116
110,5
113
110
108,5
111,6110
110
109 109,5
112,6
110,2
109,5
115
114,1
112
108
109,0
114,8
113,9
123,6
117,3
112
116
106
106
116,9
114,6
111,5
110
110,7
119,3
110
105,7
107,8
108
109
103
97
90
80
Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw
III IV
III IV
III IV
III IV
III IV
III
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Tabel 3
Indeks Tendensi Konsumen1) Triwulan II-2016 dan
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2016 Tingkat Nasional dan Provinsi
Triwulan II-2016
ITK Kini
Pendapatan
Ruta
Mendatang
Rencana
Pembelian
Barang Tahan
Lama,
Rekreasi dan
Pesta/Hajatan
ITK
Mendatang2)
No.
Provinsi
Pendapatan
Ruta Kini
Pengaruh
Inflasi thd
Tingkat
Konsumsi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
109,28
105,13
101,79
101,98
101,17
97,93
100,63
108,22
97,64
108,40
107,56
103,09
104,56
101,99
106,32
108,87
111,12
106,82
104,04
101,11
102,78
101,29
109,26
101,06
101,04
106,47
102,21
106,51
108,49
111,29
110,78
102,15
109,06
104,97
119,42
106,81
117,31
115,13
113,20
120,57
110,87
107,80
114,47
124,83
115,07
110,89
107,70
114,83
106,10
111,73
101,85
112,13
105,62
116,31
110,31
105,65
123,26
101,41
106,22
101,50
108,43
108,92
110,20
115,55
101,02
112,49
103,68
110,37
113,93
105,45
115,81
121,70
112,90
116,27
112,66
100,39
109,32
110,54
112,69
112,67
110,36
118,23
116,36
110,35
111,99
103,28
101,25
103,63
109,23
103,72
107,46
105,63
114,46
114,46
105,66
117,50
114,29
114,63
116,26
115,38
116,54
111,87
113,04
105,65
109,04
109,81
106,97
108,05
106,01
106,42
104,74
113,34
110,71
107,28
106,66
108,98
108,42
109,97
108,78
107,50
103,87
105,80
106,22
103,00
112,69
102,14
105,34
106,83
104,65
109,53
110,20
113,17
109,30
107,81
109,20
107,93
108,37
105,44
106,43
105,02
103,98
108,68
115,24
110,51
110,64
105,61
112,58
111,53
115,56
120,51
112,60
111,40
111,17
113,13
109,85
106,20
108,54
106,98
107,98
103,62
116,01
118,00
115,78
118,17
107,95
115,35
101,60
118,15
121,22
111,64
101,07
103,36
103,02
101,84
94,21
99,83
105,09
98,56
113,12
100,04
113,04
100,97
100,49
111,66
108,71
108,17
105,19
102,89
105,94
98,32
105,38
119,48
104,38
117,38
118,17
107,32
97,84
114,30
113,48
115,42
107,84
99,34
102,80
105,09
105,72
104,69
105,19
103,87
100,43
105,47
111,55
106,17
111,54
103,59
112,75
107,70
110,09
117,30
111,19
110,23
109,00
109,41
108,43
103,34
107,39
111,52
106,67
108,62
116,79
114,12
109,26
116,77
109,96
115,37
103,87
111,32
114,53
109,26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep, Babel
Kep, R i a u
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
JawaTimur
Banten
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Volume
Konsumsi
Barang
dan Jasa
Keterangan:
1)
ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:
a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun
dibanding triwulan sebelumnya.
b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami
perubahan (stagnan)
c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat
dibanding triwulan sebelumnya.
2)