Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Sejak semester I (satu) sampai semester V (lima), mahasiswa jurusan Teknik
Sipil

Politeknik Negeri Malang telah dibekali beberapa keterampilan baik teori

maupun praktek dibidang elemen konstruksi pada masing masing materi atau mata
kuliah. Pendidikan program diploma IV (DIV) pada bidang manajemen rekayasa
konstruksi di

Politeknik Negeri Malang mempunyai tujuan untuk mencetak dan

menghasilkan tenaga kerja yang profesional.


Oleh karena itu, mahasiswa diterjunkan langsung di lapangan melalui Praktek
Kerja Lapangan agar mengetahui situasi yang sesungguhnya di proyek. Dalam
pelaksanaan

Praktek

Kerja

Lapangan

ini

diharapkan

mahasiswa

dapat

mengaplikasikan teori yang didapat pada bangku perkuliahan, praktek di bengkel,


serta praktikum di laboratorium untuk diterapkan pada dunia kerja.Selain itu,
mahasiswa juga mendapatkan topik permasalahan yang dapat dijadikan sebagai
Laporan PKL agar dapat menulis Laporan dari hasil Praktek Kerja Lapangan tersebut,
sehingga mahasiswa diharapkan dapat mencari topik dan data pada objek Praktek
Kerja Lapangan sebagai bahan penyusunan Laporan.
Pendidikan Diploma Teknik Sipil diberikan dalam bentuk kuliah, praktek kerja
di bengkel, praktikum di laboratoriumdan praktek kerja di lapangan. Kuliah ditujukan
untuk memberi pengetahuan tentang teori dari ilmu Teknik Sipil, sedangkan praktek
di bengkel, praktikum di laboratorium dan praktek kerja di lapangan ditujukan untuk
menunjang teori yang telah diberikan di bangku kuliah sebagai latihan penerapan di
lapangan. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan tersebut mahasiswa diharapkan
dapat mengaplikasikan dan mengetahui perbedaan teori dan praktek yang pernah
dilakukan di kampus dalam satu rangkaian kegiatan. Selain itu mahasiswa diharapkan
dapat mempersiapkan diri sehingga dapat memasuki dunia kerja dengan ilmu dan
pengalaman yang pernah didapatkan di lapangan.
1.2

Maksud

1 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang ada dalam


kurikulum Jurusan Teknik Sipil Program Diploma IV Manajemen Rekayasa
Konstruksi yang wajib dilakukan oleh mahasiswa pada semester VI. Praktek Kerja
Lapangan merupakan kegiatan praktek langsung pada Proyek Konstruksi untuk
mengaplikasikan hal-hal yang diperoleh selama perkuliahan dan diharapkan mampu
mengisi kebutuhan pengalaman kerja bagi mahasiswa. Dengan pelaksanaan PKL
diharapkan ketika memasuki dunia kerja lulusan telah memiliki kompetensi yang
telah ditetapkan.
1.3

Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan PKL antara lain agar mahasiswa :
1.

Mengetahui dan memahami langkah-langkah metode pelaksanaan pekerjaan


pada suatu proyek konstruksi.

2.

Mengetahui jenis dan jumlah sumbedaya yang digunakan pada suatu


pelaksanaan pekerjaan pada proyek konstruksi.

3.

Menganalisa dan menghitung harga satuan pekerjaan pada proyek


konstruksi.

4.

Mengetahui masalah yang timbul dalam penerapan metode pelaksanaan


pekerjaan dan mampu memberikan solusi permasalahan tersebut.

5.

Memberikan alternatif metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi.

6.

Menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan yang benar dan baik.


Selain itu, diharapkan pula mahasiswa mempunyai sikap yang baik dalam bekerja,

antara lain :

1.4

1.

Menerapkan kebiasaan kerja profesional

2.

Penuh disiplin dan bertanggung jawab

3.

Mudah bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik

4.
5.
6.

Berpikir dalam wawasan yang luas


Beradaptasi dengan cepat di lingkungan kerja
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L)
Batasan Masalah

2 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

Dengan adanya keterbatasasn waktu PKL maka item pekerjaan yang kita
amati selama PKL adalah pekerjaan dinding, pekerjaan keramik, dan pekerjaan ACP
(Alumunium Composit Panel)

BAB II
DESKRIPSI PROYEK
3 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

2.1

Gambaran Umum Proyek


Pembangunan PERSADA HOSPITAL merupakan salah satu kegiatan guna
untuk meningkatkan sarana dan prasarana di Kota Malang. Rumah sakit yang terletak
di Perumahan Kota Araya, Jl. Panji Suroso RT 10/11, Kelurahan Purwodadi,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang Jawa Timur ini dibangun untuk memenuhi
kebutuhan bagi orang-orang yang sakit, khususnya bagi kelas menengah keatas,
karena rumah sakit ini tergolong rumah sakit premiere. Persada Hospital ini
memiliki luas tanah 10.000 m2 dengan spesifikasi 6 lantai yang terdiri dari 1 lantai
basement, 3 lantai bangunan induk dengan luas bangunan 6600 m2 (luas bangunan
tiap lantai 2200 m2), dan 2 lantai untuk bangunan kantor manajemen. Untuk pondasi
menggunakan pondasi tiang pancang sepanjang 8 m.
Anggaran untuk pembangunan proyek rumah sakit ini sebesar Rp.
29.750.000.000,- (harga kontrak). Pelaksana kegiatan pada proyek pembangunan ini
adalah PT. Citra Mandiri Cipta.
Berdasarkan kontrak, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini
adalah 300 hari kalender terhitung dari tanggal 16 Oktober 2012 sampai 16 Agustus
2013 dan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO).
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan gambar kerja dan
spesifikasi teknis yang telah dibuat dan disepakati bersama dalam Dokumen Kontrak
atau berdasarkan instruksi direksi di lapangan berdasarkan Berita Acara Perubahan
(Addendum).

2.2

Data Kontrak
1. Nama Proyek

: PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT


PERSADA

4 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

2. Lokasi

: Perumahan Kota Araya


Jl. Panji Suroso - Malang

3. Tahun Anggaran
4. Pemberi Tugas

: 2012 - 2013
: PT. PERSADA MEDIKA RAYA

5. Manajemen Konstruksi
Alamat

: CV. KOSA MATRA GRAHA


: Jl. Saxofon Malang
Studio. Perum Graha Jatimulyo Kav. 12

Nomor Kontrak

: III/SPK MK/X/2012

Tanggal Kontrak

: 15 September 2012

6. Kontraktor Pelaksana

: PT. CITRA MANDIRI CIPTA

Alamat

: Jl. Bratang Gede III G / no. 02, Surabaya

Nilai Kontrak

: Rp. 29.750.000.000,-

Nomor Kontrak

: Akta Perjanjian Kerjasama Pekerjaan no. 38

Tanggal Kontrak

: 22 Oktober 2012

7. Konsultan Arsitektur
Alamat

: PT. JASA FERRIE PRATAMA


: Jl. Kapten P. Tendean no. 6, Mampang Prapatan,
Jakarta

8. Konsultan Struktur
Alamat
9. Konsultan M/E
Alamat

: SUNIARADJA & REKAN


: Jl. Gading Elok Barat I blok CD-2 no. 11, Jakarta
: PT. POLICIPTA MULTIDESAIN
: Jl. H. Domang no. 31 B, Kelapa Dua, Jakarta

10. Konsultan Biaya Konstruksi : PT. JASA FERRIE PRATAMA


Alamat

: Jl. Kapten P. Tendean no. 6, Mampang Prapatan,


Jakarta

11. Sifat Kontrak

: Lumpsum Fixed Price

5 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

12. Tanggal Mulai Pekerjaan

: 16 Oktober 2012

13. Jangka Waktu Pelaksanaan

: 300 hari kalender

14. Tanggal Penyerahan ke I

: 16 Agustus 2013

15. Jangka Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender


16. Tanggal Penyerahan ke II

: 12 Februari 2014

Lokasi untuk proyek ini dapat dilihat dari peta wilayah Malang yang bertanda panah
berikut ini:

PERSAD
A
HOSPIT
AL

Gambar 2.1. Peta Satelit

6 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

PERSAD
A
HOSPIT
AL

Gambar 2.2. Peta Gambar

7 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 2.3. Denah


2.3

Lingkup Pekerjaan Proyek


1. Pekerjaan Persiapan
Bangunan Sementara (Bowket dan barak-barak)
Asuransi Pekerjaan, Astek, Air, Lampu, Tower Crane
Kebersihan dan Keraihan Juru Ukur
Pagar Pembatas Proyek
Koordinasi Lapangan
2. Pekerjaan Tiang Pancang
3. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Pekerjaan Lantai Dasar

8 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

Pekerjaan Lantai 2
Pekerjaan Lantai 3
Pekerjaan Lantai 4
Pekerjaan Lantai LMR
Pekerjaan Lantai Roof Top
Pekerjaan Baja
Pekerjaan Utility Building
Pekerjaan Guard House

4. Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Penyelesaian Tangga
Pekerjaan Dinding Luar
Pasangan dinding hebel dan batu alam
Dinding Alumunium dan Rangka
Panel Kaca (curtain walll)
Kanopi Akses Utama AS 1/E-H
Kanopi AS L/3-5
Kanopi AS 8/C-F
Railing dan Balkon
9 | Laporan Praktek Kerja Lapangan

Pekerjaan Pintu Dalam dan Jendela Dalam


Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Pekerjaan Dinding Dalam
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Pekerjaan Penyelesaian Dinding
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
10 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Lantai LMR
Pekerjaan Penyelesaian Lantai
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Pekerjaan Penyelesaian Langit-langit
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Luar
Jalan parkir
Sistem Drainase
11 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Lansekap
Pagar dan Tiang Bendera
Pos Jaga
Bangunan Utilitas
5. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

2.4

Struktur Organisasi

2.4.1 Struktur Organisasi Proyek

12 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

2.4.2 Struktur Organisasi Kontraktor

13 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

2.4.3

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab


1.

Pelaksana Struktur

Memahami dokumen kontrak

Menyusun metode pelaksanaan

Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan waktu,


mutu dan biaya

Membuat program kerja mingguan

Mengadakan evaluasi, membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di


lapangan

14 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan

Melaksanakan pekeejaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode


kerja, gambar kerja, dan spesifikasi teknis.

Menyiapkan tenaga kerja

Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga, dan alat

Membuat laporan harian

Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan

Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan

2.

Pelaksana Finishing

Memahami dokumen kontrak

Menyusun metode pelaksanaan

Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan waktu,


mutu, dan biaya

Membuat program kerja mingguan

Mengadakan evaluasi, membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di


lapangan

Memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode


kerja, dan spesifikasi teknis

Menyiapkan tenaga kerja

Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga, dan alat

Membuat laporan harian

15 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan

Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan

3.

Surveyor

Menentukan titik-titik batas area proyek

Menetukan elevasi

Menentukan As bangunan

Memantau kedataran cor

Marking atau menentukan As kolom gedung

Pengecekan ketegakan kolom

Pengecekan kedataran elevasi balok lantai

Marking perletakan stek besi

Marking perletakan void dan lubang lift

Membuat as elevasi bangunan tiap lantai

Membuat dan mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali

Marking posisi pekerjaan arsitektur

4.

Admin. Teknik

Tagihan / Termin

Progress Mingguan

Laporan Mingguan

Foto Pelaksanaan

16 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Shop Drawing

Asbuilt Drawing

Time Schedule

Persiapan Materi Rapat

5.

Logistik Lapangan

Mencari dan mensurvey material beserta harga bahan dari beberapa suplier

Melakukan pembelian barang

Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material

Melakukan pencatatan keluar masuknya barang

Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup

Membuat dan menyusun laporan material

Membuat berita acara mengenai permintaan atau penolakan material

Menyusun macam-macam laporan yang diminta oleh perusahaan

Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan baguan teknik proyek mengenai


jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada waktu
pelaksanaan

6.

Keuangan Lapangan

Membuat laporan evaluasi mingguan (riil)

Membuat Opname

Membuat bon sementara

Membayar uang makan staff

17 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Membuat pembayaran upah tenaga harian / mandor / sub kon

Pembayaran Leveransir

7.

K3 dan Umum

Menjaga keamanan dan ketertiban

Menjaga kebersihan

Memelihara kesehatan

Menjaga hubungan masyarakat

Menjaga keselamatan kerja

8.

Mandor Struktur

Mengendalikan BMW

Membuat upah harian

Membuat upah borongan

Membuat rencana kerja

Voor

Permintaan bahan dan alat

Progress rill lapangan

9.

Mandor Finishing

Mengendalikan BMW

Membuat upah harian

Membuat upah borongan

18 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Membuat rencana kerja

Voor

Permintaan bahan dan alat

Progress rill lapangan

10.

Pembantu Surveyor

Menentukan level

Marking

Lot

11.

Drafter dan dokumentasi

Tagihan / termin

Progress mingguan

Laporan Mingguan

Foto pelaksanaan

Shop Drawing

Asbuilt Drawing

Time Schedule

Persiapan Materi Rapat

12.

Pembantu Logistik, Gudang, Alat

Pengadaan Logistik

Pengadaan Alat

19 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

2.5

Laporan stok alat dan bahan

Aproval material

Penerimaan Bahan (TTB)

Perbaikan Alat

Tata Pelaksanaan Pekerjaan

2.5.1

Pekerjaan Dinding

A. Dinding Bata
Pada pekerjaan ini menggunakan pasangan bata ringan (Autoclaved Aerated
Concrete) dan pasangan batu bata. Letak dan ukuran pada pasangan bata ringan
dibagi menjadi 2, yaitu :
- Pada dinding-dinding yang berbatasan dengan eksterior dan area tangga
darurat menggunakan AAC dengan ketebalan 125 mm.
- Pada dinding-dinding partisi interior menggunakan AAC dengan ketebalan
100 mm.

Gambar 2.4 Pasangan Bata Ringan

20 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Gambar 2.5 Pasangan Bata Merah


Untuk pelaksanaan pemasangan dinding bata harus disesuaikan dengan Shop
Drawing, dengan kwalitas pekerjaan yang sesuai dengan rencana kerja. Pekerjaan
pemasangan bisa dimulai setelah perancah lantai dibongkar.
Persyaratan bahan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Bata ringan yang dipasang adalah bata ex. Hebel dan disetujui Direksi
Pengawas..
b. Semen perekat yang digunakan ex. Mortar Utama sesuai dengan ketentuan
RKS yang ada.
c. Air untuk adukan pasangan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak,
asam, basa, dan tidak berbau.
Syarat-syarat Pelaksanaan yaitu bahan yang digunakan sebelum pemasangan
harus menyerahkan beberapa contoh kepada Direktur Pengawas minimal 3 contoh
dari hasil produk yang berbeda untuk mendapatkan persetujuan. Seluruh dinding
dari pasangan bata ini menggunakan semen jadi yang dicampur dengan air sesuai
dengan ketentuan yang ada. Pemasangan bata pun harus rapi dan rata sesuai
dengan gambar.
B. Plesteran dan Acian
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar
atau dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi

21 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

sebagai

perata

permukaan, memperindah dan memperkedap dinding. Di dalam pelaksanaannya,


pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 lapis utama, yaitu :
Lapis pertama yang disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran
semen-pasir yang encer dan berfungsi untuk menyeragamkan permukaan
dinding, pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan.
Lapis kedua yang disebut badan plesteran setebal 6 10 mm, dari campuran
semen-pasir yang plastis berfungsi untuk mengatur kerataan permukaan
dinding.
Lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga
ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan
pelindung dari pengaruh cuaca.
Untuk pekerjaan plesteran dan acian, menggunakan mortar MU 301 dan MU
200 untuk plesteran bata merah, sedangkan untuk plesteran bata ringan
menggunakan MU 100 dan MU 200.
Permukaan dinding dasar sebelum diplester harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut yaitu:
Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak
sempurna.
Lurus atau rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m.

22 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Gambar 2.6 Plesteran Dinding Bata Ringan


Dapat menyerap air.
Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan maksimum 1,5
meter.

Gambar 2.7 Kepala Plesteran


Khusus untuk permukaan dinding yang licin : Diberi anyaman kawat atau
dikasarkan dengan pahat.

Persyaratan bahan yang dilaksanakan adalah sebagi berikut :


a. Semen

yang digunakan harus ex. Mortar Utama dan disetujui Direksi

Pengawas serta memenuhi syarat-syarat dalam RKS atau Spesifikasi material.


b. Air harus bersih, tidak mengandung asam, basa, tidak mengandung lumpur,
dan tidak berbau.
c. Campuran (agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0
mm.
Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan plesteran ini adalah :
23 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

1. Untuk setiap jarak 1,00 m dibuat kepala plesteran yang bertujuan untuk
kerataan plesteran.
2. Pada pertemuan bidang yang satu dengan yang lainnya dibuat kepala plesteran
yang jaraknya lebih dekat.
3. Agar penggunaan bahan plesteran bisa sama dan tidak berlebihan maka bahan
tersebut diaduk pada satu tempat dan semua pekerja mengambil adukan dari
tempat tersebut.
4. Plesteran dinaikkan 10 cm dari elevasi plafond, yang bertujuan untuk menjaga
kelurusan pertemuan bidang plafond dan dinding.
5. Pemberhentian plesteran pada bagian bawah adalah setinggi 15 cm dari elevasi
lantai dan dibuat rata (untuk pemasangan plint).
6. Adukan yang jatuh dan tertampung ditatakan harus segera diambil untuk
dipergunakan kembali.
7. Untuk perawatan plesteran dilakukan penyiraman air 2x sehari selama 3 hari

Gambar 2.8 Hasil Plesteran

24 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

2.5.2

Pekerjaan keramik
Pada pelaksanaan pekerjaan keramik, hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
keramik dipasang pada objek yang telah ditentukan yaitu :
Keramik yang dipasang adalah keramik yang telah dipilih dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal, atau cacat lainnya.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk memotong
keramik.
Sebelum keramik dipasang di area yang telah ditentukan, keramik telebih
dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh.
Pola keramik harus memerhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
terpasang di dinding.
Keramik yang tepasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
Pekerjaan keramik ini dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pekerjaan Keramik Dinding
Pekerjaan pemasangan keramik dilaksanakan untuk memberikan keindahan
pada lantai, dinding maupun struktur gedung lainnya. Pekerjaan keramik
membutuhkan metode kerja yang tepat serta pelaksanaan yang teliti sehingga
dapat dihasilkan pekerjaan dengan kualitas yang baik.
Pekerjaan dinding keramik akan menghasilkan kualitas yang baik apabila
dikerjakan dengan metode pelaksanaan terbaik, berbagai cara dapat dilakukan
sebagai bagian dari upaya menghasilkan dinding yang bagus.
Ada 3 macam ukuran keramik pada pekerjaan dinding keramik, yaitu :
Ukuran 30 x 30 cm pada lantai basement.

25 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Gambar 2.9 Keramik ukuran 30 x 30


Ukuran 30 x 60 cm pada dinding kamar mandi dan ruang janitor.

Gambar 2.10 Keramik ukuran 30 x 60


Ukuran 60 x 60 cm pada ruang VIP, class I, II, dan III.
Persiapan pekerjaan dinding keramik adalah sebagai berikut :

Menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup.


Bahan-bahan diletakkan didekat lokasi pekerjaan pemasangan.
Membersihkan lokasi pekerjaan.
Memilih keramik yang akan dipasang sehingga dapat dibedakan ukurannya

yang sama dan tidak ada yang cacat.


Merendam keramik yang akan dipasang sehingga jenuh air.
Mempersiapkan saluran instalasi yang tertanam didalam dinding keramik.
Mengayak pasir yang akan dipakai untuk spesi.
26 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Menyiapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan.


Pengukuran dinding yang akan dipasang keramik yaitu sebagai berikut :
Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1
untuk menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta
garis pertengahan dinding untuk pembagian tegel keramik.
Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagianbagian yang terpasang pada ruangan tersebut.
Berdasarkan data-data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk
pembagian pemasangan keramik dinding tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan keramik dinding adalah sebagai
berikut :
Dinding dinding bata, beton, dan kolom-kolom yang akan dipasang
keramik dibersihkan dahulu dari kotoran dan sisa-sisa semen yang
menempel.
Permukaan dinding yang akan dipasang keramik diplester halus dengan
perbandingan 1 PC : 2 pasir setebal 2 cm.
Permukaan plesteran dikasarkan agar lapisan yang akan dipasang terikat
kuat.
Keramik tile dipasang dengan semen biasa setebal minimal 1 cm dengan
lebar naad kurang dari 2 mm.
Naad diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata dan
tegak lurus, lalu dibersihkan dengan air keras.
b. Pekerjaan Keramik Lantai
Lantai sebuah bangunan umumnya dikerjakan pada terakhir kalau seluruh
bangunan sudah selesai. Bila lantai sudah dikerjakan terlebih dahulu maka
kemungkinan lantai rusak karena kejatuhan potongan-potongan bahan
bangunan lainnya akan sangat sulit dihindarkan, termasuk juga tetesan-tetesan
cat. Namun, lantai kerja perlu disediakan sebelum keramik dipasang. Syarat
27 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

penting bagi lantai kerja antara lain rata, cukup keras sehingga tidak mudah
amblas, dan kering. Lantai kerja atau lantai dasar berguna sebagai perletakan
sebelum keramik dipasang. Pemasangan keramik yang membentuk sudut
dengan dinding menggunkan silent yang bertujuan agar bila dinding
mengalami penurunan maka lantai keramik tidak mengalami perubahan letak.
Pemasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail, berikut plint
/ skirting dan nosing tangga. Lingkup pekerjaan termasuk penyediaan spare
keramik masing-masing warna sebanyak 5 m2.
Ada 2 macam ukuran keramik pada pekerjaan lantai keramik, yaitu :
Ukuran 30 x 30

Gambar
2.11

Keramik

ukuran 30 x 30
Ukuran 60 x 60 untuk ruang janitor dan ruang VIP, class I, II, III
Langkah-langkah pekerjaan keramik lantai adalah sebagai berikut :
Lantai yang akan dipasang keramik, terlebih dahulu harus dipadatkan agar
pasangan tidak turun / retak sewaktu menerima beban di atasnya.

28 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Permukaan lantai harus dibersihkan, kemudian dikasarkan agar pelekat


adukan spesi lebih sempurna.
Permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat oleh semen
sewaktu keramik dipasang.
Naad keramik diisi dengan bahan semen yang tahan asam, basa, dan
kedap air.
Pengisian naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik terpasang.
2.5.3

Pekerjaan ACP
ACP (Allumunium Composite Panel) merupakan material pelapis dinding luar
bangunan. ACP merupakan panel datar yang terdiri dari non-inti alumunium yang
disatukan di antara dua lembar alumunium. Lembar alumunium dilapisi dengan
cat PVDF atau Polyester. Ketebalan ACP umumnya 4 mm dengan allumunium
dari 0,21 mm s/d 0,5 mm.
Syarat pemasangan ACP yaitu sebagai berikut :
Dinding plesteran sudah rapi dan siap untuk dipasang bracket.
Memastikan memasang sesuai dengan spesifikasi ruangan, misalnya untuk
area exterior atau area luar ruangan yang terkena hujan dan panas secara
langsung dengan menggunakan finish PVDF.
Langkah-langkah pemasangan ACP adalah sebagai berikut :
Pengikatan material harus menggunakan screw, bolts, rivet, nuts, fixing
anchors dan adjustable alumunium.
Semua fastening achors harus diinstal.
Ukuran ACP yang dilaksanakan di lapangan harus sesuai.
Brackets harus memenuhi syarat untuk adjustable
memungkinkan panel terpasang sempurna pada tempatnya.

29 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

ke 3 arah yang

Semua bolt harus tepasang dengan benar dan kuat.


Celah antar panel ditutp dengan silicone sealant.
2.6

Administrasi Proyek
Tanpa program dan pencatatan yang baik, suatu kegiatan akan kacau dan tidak
selesai tepat waktu serta tidak akan terjalin koordinasi baik antarbidangnya. Di
sinilah, dibutuhkan administrasi. Bila kegiatan tersebut merupakan kegiatan di bidang
pembangunan sebuah proyek, yang dibutuhkan adalah administrasi proyek.
Administrasi proyek sangat dibutuhkan agar mempermudah segala hal
berhubungan dengan suksesnya proyek yang sedang dilakukan. Misalnya, ada rencana
pembangunan pabrik di sebuah daerah. Maka, pengkoordinasian berbagai pihak
terkait sudah harus dilakukan sejak awal perencanaannya. Mulai administrasi proyek
bangunan civil, bangunan mechanical, hingga pemasangan mesin, dan sebagainya.
Administrasi Proyek Bangunan
Administrasi proyek bangunan meliputi hal-hal berikut ini :
1 Persiapan Gudang Sementara
Gudang merupakan perangkat yang sangat penting di sebuah lokasi pembangunan.
Tanpa gudang yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan material, akan
sulitlah proses pembangunan tersebut.
2. Kantor dan Mess Sementara
Terkadang, lokasi pembangunan jauh dari pusat kota tempat kantor pusat
perusahaan

berada.

Pembangunan

kantor

sementara

bertujuan

untuk

mempermudah koordinasi antara pimpinan proyek dengan pimpinan yang ada di


kantor pusat.
Selain itu, kantor sementara akan mempermudah fungsi pengawasan dan
pengendalian semua aktivitas yang ada di lokasi pembangunan. Sementara
pembangunan mess sementara, diperuntukkan bagi para pekerja. Hal ini akan
memperlancar penyelesaian proyek karena para pekerja sudah berada di lokasi
30 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

pembangunan. Atau bisa menyewa mess sebagai tempat menginap agar tidak jauh
dari proyek dan mempermudah proses pekerjaan.
3. Mobilisasi Material dari Distributor ke Lokasi Pembangunan
Tanpa koordinasi yang baik, mobilisasi material bangunan dari distributor ke
lokasi pembangunan dapat tersendat. Bila hal ini terjadi, terganggulah penyelesaian
proyek pembangunan tersebut.
Setelah proses pembangunan bangunan selesai, tahap selanjutnya adalah
pengerjaan bangunan

mechanical. Administrasi bangunan mechanical meliputi

pemasangan berbagai alat kelistrikan, boiler, genset, turbin, atap, internet, dan
instalasi permesinan.
Administrasi proyek pada proyek ini dengan cara menyiapkan dan melengkapi
metode konstruksi dan program kerja mingguan untuk pelaksanaan kerja
dilapangan. Sebelum pelaksanaan dimulai perlu menyiapkan gambar kerja (shop
drawing), survey atau pengukuran dilapangan untuk penyelidikan ulang kondisi
tanah dilapangan datar sesuai ukuran atau tidak,
Setelah melakukan penyelidikan membuat gambar kerja (shop drawing) untuk
arsip perusahaan dan diberikan kepada pemberi pekerjaan. Untuk penjadwalan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan membuat Net Work Planning, Barchart, Time
Grid Diagram, Kurva-S, Resources Sechedule atau pengadaan sumberdaya.
Membuat laporan untuk evaluasi hasil pelaksanaan mengenai biaya
pengeluaran, mutu, dan waktu setiap harinya, karena dengan adanya laporan ini
dapat diguanakan untuk memenuhi persyaratan kontrak yang telah ditetapkan.
Menyiapkan design sesuai dengan spesifikasi teknik serta menyiapkan semua surat
perintah kerja dan anggaran pelaksanaan proyek. Setelah semua dipersiapkan
membuat berita acara yang berisi tentang kemajuan pekerjaan pelaksanaan proyek.
Cash flow perlu disusun untuk mengetahui masuk dan keluarnya biaya setiap
bulannya, kemudian membuat referensi personil setelah pekerjaan sebelumnya
selesai dan melakukan koordinasi kegiatan. Dan yang terakhir adalah menyiapkan
laporan evaluasi secara rutin
2.6.1

Laporan Harian / Laporan Mingguan

31 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan


pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya :

1. Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta
2.
3.
4.
5.

jumlah jam kerjanya.


Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut
Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut
Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan
Hal hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik,

dan lain lain


6. Instruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan
Pengawas
7. Catatan hal - hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.
Laporan harian dibuat setiap harinya untuk memonitoring jenis pekerjaan,
jumlah pekerja, jenis alat, bahan, dan cuaca. Adapun selama satu hari untuk
pekerjaan dinding mendatangkan 400 zak uzin plester @ 50 kg dan 195 zak IM
301 @ 50 kg. Untuk pekerjaan keramik mendatangkan 211 dos keramik ROMAN
W63327-1. Selama satu hari membutuhkan pekerja sebanyak 28 orang.

Berikut contoh penjadwalan perminggu dengan menggunakan Bar Chart :


32 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Gambar 2.12 Bar Chart


Adapun bentuk contoh laporan harian / laporan mingguan yang akan
dilampirkan pada lampiran.
2.6.2

Pengadaan Kebutuhan Proyek (Logistik)


Kehadiran material merupakan suatu hal yang sangat penting agar
pelaksanaan di setiap item pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang
telah dijadwalkan maka peran bagian logistik merupakan kunci ketepatan waktu
pelaksanaan proyek.
Terlalu cepat mendatangkan barang ke area proyek disatu sisi dapat
memberikan keuntungan untuk menghindari kenaikan harga di waktu yang akan
datang namun terjadi penambahan biaya penyimpanan material serta resiko
kerusakan pada material yang tidak tahan lama, terlambat mendatangkan material
bangunan bisa jadi terjadinya penundaan pekerjaan dilapangan sehingga terjadi
kemunduran waktu pelaksanaan. Oleh karena itu dibutuhkan kecakapan dan
profesionalitas dalam menjalankan setiap tugas logitik pada proyek.

33 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Project Manager

Bagian Logistik/Gudang

Pemohon/Mandor

Start

Pelaksana

Start
Prosedur Pembelian

Identifikasi material
yang dibutuhkan

Identifikasi material
yang datang
Prosedur
Pelaksanaan, Inspeksi
& Test
Melaksanakan inspeksi

Buat permintaan
material

material

Form Kas Bon


Material

Tidak

Memeriksa
permintaan
material yang
dibutuhkan

Ketentuan Tatacara
Penyimpanan Penyimpanan Material

material

Kas Bon Material

Ya

Sesuai
kebutuhan ?

Identifikasi material
yang diminta

Apakah material
masih ada ?

Tidak
Prosedur

Buat Bon Permintaan Pembelian


Pembelian material

Ya
Keluarkan material
sesuai permintaan

Form Kartu Stock


Material

Buat Kartu Stock

Kartu Stock Material

Tidak
Memeriksa
monitoring
bahan mingguan

Sesuai ?

Buat monitoring bahan


mingguan

Ya

Form Monitoring
Bahan Mingguan

Monitoring Bahan Mingguan


yang sudah diperiksa

Distribusi monitoring bahan mingguan


ke Kepala Bagian Logistik
Stop

Gambar 2.13 Bagan Logistik


2.7

Manajemen Biaya
Manajemen biaya adalah upaya perbaikan secara terus menerus dalam
peningkatan pelayanan dengan baya rendah, sikap proaktif atau kebiasaan yang
mendasarkan bahwa setiap biaya produksi merupakan hasil keputusan manajemen
untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam setiap proyek manajemen biaya adalah hal yang paling dititik beratkan
dalam penanganannya. Karena dalam sebuah proyek akan lebih baik jika efisiensi
biaya yang digunakan bisa seminimal mungkin, karena hal ini akan berpengaruh pada

34 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

perkembangan sebuah kontraktor. Jika tidak ditangani dengan baik maka


manajemen biaya ini sangat besar resikonya, akan mengalami kerugian pada
kontraktor dalam sebuah pekerjaan yang ditangani.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya
baik pengeluaran maupun pemasukan. Sebelum pembelian melakukan survey dari
berbagai produsen untuk mendapatkan harga yang terbilang cukup murah, setelah
mendapatkan material tersebut setiap pemasukan material bagian logistik mencatat
jumlah material yang datang pada surat jalan, setelah itu ditulis pada buku harian dan
buku logistik, kemudian dimasukkan dalam laporan harian.
Sedangkan untuk pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan
memeriksa daftar absensi pekerja setiap hari selama satu minggu dan besarnya biaya
yang keluarkan untuk membayar gaji setiap pekerja. Besarnya total biaya inilah yang
akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total
biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S dan
untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
Manajemen biaya pada proyek ini dalam memanajemen melakukan
penyusunan cash flow proyek pada bagian teknik dan administrasi kontrak. Setelah
cash flow selesai membuat surat menyurat dan tata usaha pimpinan serta melakukan
pemeliharaan dan pengawasan terhadap bangunan kantor proyek secara lengkap.
Membuat berita acara selalu dilaksanakan, mengusahakan sumber dana dan
mengendalikan penggunaan dana proyek, melakukan pembayaran terhadap pihak
yang terkait agar proses dalam pembelian material dapat berjalan dengan lancar.
Harus membuat pembukuan dan penyusunan laporan keuangan.
Setelah proses diatas selesai perlu adanya penyelenggaraan ketertiban dan
keamanan

suatu

proyek

agar

aman

dan

terkendali,

mambuat

pertanggungjawaban keuangan secara berkala dan laporan kepegawaian.

2.8

Manajemen Mutu

35 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

laporan

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan


yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.
Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan
anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan
mengadakan pelatihan management kualitas.
Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
Proses management proyek itu sendiri.
Syarat Penggunaan dalam Manajemen Mutu :
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam manajemen kualitas. Dalam
konteks konstruksi terdapat :
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk
memeriksa apakah standart spesifikasi telah dicapai.
2. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu adalah teknik dan aktifitas operasi yang digunakan agar
mutu tertentu yang dikehendaki dapat tercapai. Aktifitasnya mencakup monitoring,
mengeliminir problen yang diketahui, mengurangi penyimpanan atau perubahan yang
tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektifitas ekonimi.
Sistem Management Mutu :
Dituangkan dalam dokumentasi system management mutu terdiri dari 3 tingkatan
yaitu :
- Manual Mutu
- Prosedur Mutu
- Instruksi Instruksi Kerja
- Proses Prosedur Mutu ISO 9001 : 2008
Penjabaran kebijakan yang tersurat dalam manual mutu yang mengatur kegiatan
dalam system management mutu di Proyek, dan Pusat.
a. Pengendalian System Mutu
36 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

1.Tinjauan Management
2.Rencana Mutu
3.Pengendalian Dokumen dan data
4.Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
5. Audit mutu internal
b. Proses Operasional
1. Penjualan/Pemasaran : Tinjauan kontrak.
2. Desain : Pengendalian Desain
3. Pelaksana : Pengendalian proses
4. Inspeksi dan Test
5. Produk yang dipasok pemberi kerja
6. Status Inspeksi dan test
7. Penanganan, Penyimpanan, Perlindungan, Pengembangan, dan Penyerahan
8. Purna Jual
9. Pelayanan Perbaikan
c. Aktivitas Penunjang
1. Sumber Daya Mutu Pembelian
2. Peralatan, Inspeksi, Pengukuran dan Test
3. Pelatihan Data Mutu
4. Pengendalian Catatan mutu
5. Identifikasi dan mampu telusur produk Teknik statistic
a. Sistem Pengendalian Mutu/Kualitas

37 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Untuk menjaga kualitas pekerjaan yang sedang dilaksanakan pada langkah


awal perencana harus sudah menyusun flowchart pekerjaan tersebut. Test test /
pengujian seperti yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis seperti pengujian beton,
besi beton tanah dan lain lainnya akan dilaksanakan pada laboratorium yang telah
mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas Pekerjaan. Untuk menjaga kualitas
terhadap ukuran baik elevasi, jarak maupun ketepatan geogarfi maka sebelum
dilaksanakan pengukuran, harus dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang akan
dipakai.
b. Jaminan Mutu
Pemberian wewenang penuh kepada Pengendali Mutu dalam melaksanakan
pengawasan terhadap mutu kerja dan mutu produk.. Dengan berfungsinya tugas dari
Pengendali Mutu, maka secara maksimal diharapkan kwalitas kerja / produk bisa
tercapai dengan baik. Dan pekerjaan bongkar pasang selama pekerjaan berlangsung
bias dihindari.
Pengendali Mutu selama melaksanakan tugasnya disesuaikan dengan prosedur
yang telah ditentukan dan bersifat mengikat.
Tugas dan tanggung jawab Staf Pengendali Mutu ( Staff PM ) :

Membantu Kepala Proyek dalam penyusunan Rencana Mutu.

Melakukan perencanaan dan pelaksanaan Audit Mutu Internal termasuk


menunjuk Tim Auditor di Proyek.

Mengelola dan mendistribusikan semua Dokumen yang berkaitan dengan


System Manajemen Mutu.

Menyusun kriteria penerimaan bahan / produk yang dipasok.

Menemu kenali produk dan menjamin mampu telusur produk.

Mengendalikan bahan / produk yang tidak sesuai.

Membuat rencana Inspeksi dan test, memelihara catatan mutu.

Mengendalikan tindakan perbaikan atas keluhan pelanggan.

Mengadakan Rapat Tinjauan manajemen dan membuat laporannya.

Melakukan koordinasi dengan bagian lain dan pelaksana yang berkaitan dengan
mutu.

38 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Menyusun program, menyelenggarakan dan mengkoordinasi kegiatan pagelaran


gugus kendali mutu di proyek.

Melakukan hubungan dengan lembaga / instansi / perusahaan lain dalam rangka


kegiatan Pengendalian Mutu Terpadu.

2.9

Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah mengatur waktu dengan semaksimal mungkin agar
proses pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah disepakati tanpa
terjadi peringatan. Proses utama yang terlibat pada manajemen waktu proyek ini
adalah :
1. Definisi Aktifitas ( Activity Definition )
Pendefinisian aktivitas menghasilkan WBS yang lebih spesifik dan penjelasan
support oleh tim proyek. Tujuan dari proses ini adalah utuk memastikan tim proyek
memiliki pengertian yang mendalam akan aktivitas atau tahapan yang harus
dijalankan sebagai bagian dari ruang lingkup proyek.
2. Barisan Aktifitas ( Activity Sequencing )
Setelah mendefinisikan aktifitas, langkah selanjutnya adalah barisan aktifitas,
yaitu meliputi memeriksa kembali aktifitas pada detail WBS, detail deskripsi produk,
asumsi, dan batasan untuk menentukan hubungan antar aktifitas.
3. Estimasi Durasi Aktifitas ( Actifity Duration Estimating )
Proses selanjutnya ialah mengestimasi durasi aktifitas. Output dari proses ini
ialah estimasi durasi untuk setiap aktifitas.
4. Pengembangan Jadwal ( Schedule Development )
Pengembangan jadwal menggunakan hasil dari keseluruhan proses manajemen
waktu proyek yang sudah dilakukan untuk menentukan waktu dimulai dan diakhirinya
suatu proyek. Tujuan umum pengembangan jadwal adalah untuk membuat jadwal
proyek yang realistis yang menyediakan basis atau dasar untuk mengawasi kemajuan
proyek. Beberapa tools dan teknik dapat membantu dalam proses ini :

39 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

a Gant Chart
b Critical Path Method ( CPM )
c Program Evaluasi dan review technique ( PERT )
5. Kontrol Jadwal ( Schedule Control )
Banyak hal yang terlibat dalam mengontrol perubahan jadwal proyek. Sangat
penting untuk pertama-tama memastikan bahwa jadwal proyek sudah realistis. Tahap
inimeliputi aktifitas pengontrolan dan pengaturan perubahan schedule proyek.
Terhambatnya pekarjaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Penjadwalan dari program-program kerja yang tidak baik (mingguan).
2. Pengiriman / pengadaan bahan / material yang tidak tepat waktu.
3. Kualitas Tenaga Kerja / Mandor jelek.
4. Kurangnya pengarahan.
5. Perencanaan dan pengawasan yang kurang memadai.
Untuk menghindari terhambatnya pekerjaan dan untuk menjaga kontinuitas
kerja dilapangan, maka perlu diadakan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Mengadakan rapat mingguan yang dipimpin oleh KaPro untuk program kerja dan
evaluasi kerja.
2. Mengadakan pertemuan harian yang biasa dipimpin KaPro, Teknik atau Pelaksana
untuk membahas rencana kerja harian.
3. Mengadakan rapat mingguan dengan mandor yang dipimpin pelaksana yang
membahas evaluasi pekerjaan dan rencana kerja mingguan.
4. Mengadakan seleksi terhadap mandor / pekerja sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan.
5. Tanggung jawab menyeluruh team proyek, sehingga personil mempunyai fungsi
Control terhadap aktifitas proyek sesuai dengan kemampuan.

Manajemen waktu proyek ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai,
akan mempersiapkan Construction Planning berupa
40 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Schedule Detail item per item .

Detail Detail Construction Methode.

Detail pencapaian kwalitas dan kwantitas

Yang mencakup program alat, bahan, tenaga kerja, dan urutan pekerjaan, serta
program pengujian. Disamping itu dilakukan pengkajian terhadap persiapan
peralatan dan bahan bahan yang akan dipakai terutama untuk peralatan tes, juga
persiapan ijin ijin yang diperlukan , seperti ijin dari daerah setempat baik tingkat
desa, kelurahan atau Pemda. Dengan demikian diharapkan pada saat penunjukan
PT. CITRA MANDIRI CIPTA sudah benar benar siap untuk segera memulai
pekerjaan , sehingga mobilisasi peralatan, bahan, tenaga dll, tidak memerlukan
waktu yang lama.
2. Karena dalam proyek ini ada beberapa bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Sub Kontraktor , maka koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk pencapaian
target yang diinginkan.
3. Peralatan dan bahan didatangkan sesuai waktu yang sudah dijadwalkan dan sesuai
dengan construction methode serta spesifikasi yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Bahan bahan yang didatangkan akan diperiksa secara teliti sebelum diterima
untuk digunakan. Bahan bahan tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Kebutuhan jumlah bahan harus selalu dihitung per schedule waktu
sehingga kelambatan pekerjaan akibat kelambatan pendatangan dapat dihindarkan.
4. Selalu mengevaluasi time schedule dalam periode harian, mingguan dan bulanan
sehingga bila ada bagian pekerjaan yang terlambat, segera dapat diketahui dan
segera diambil langkah penanggulangannya.
5. Pengadaan Tenaga Kerja juga merupakan hal yang penting, maka untuk ini
memerlukan manajemen dan koordinasi yang tepat untuk memenuhi jumlah dan
keahlian tenaga kerja yang memadai setiap harinya. Pada proyek ini telah
mempunyai team tenaga kerja/buruh/mandor yang berpengalaman dalam pekerjaan
sejenis. Sebagai jaminan sosial terhadap tenaga kerja, diikutkan program asuransi
(Jamsostek).
6. Disamping dilakukan pengendalian hal hal tersebut diatas, juga sangat penting
dilakukan pengendalian Cash Flow Project.

41 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

7. Hubungan yang baik antar personil (human relationship), rapat koordinasi rutin
diproyek disamping selalu memperhatikan pengarahan Direksi Pekerjaan, akan
selalu diperhatikan untuk membantu kelancaran Proyek.
Dengan uraian tersebut diatas diharapkan pencapaian target mutu dan progress
pekerjaan akan lebih terkendali yang pada gilirannya dapat memenuhi sasaran
target yang ditetapkan.
Sistem Pengendalian Proses
1. Schedule Acuan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan maka akan disiapkan sebagai berikut :
-

Barchat

Curve S

Network Planning

Jadwal Material, Alat dan Tenaga kerja

2. Daily Meeting
Yang dimaksud adalah pertemuan antara pelaksana dan wakil sub kontraktor yang
dipimpin Kepala Proyek / Pelaksana untuk mengadakan perencanaan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan

sehari sebelumnya

dilapangan. Biasanya dilaksanakan pada pagi hari, agar tugas yang harus
dikerjakan, berupa target harian dapat terkontrol. Rapat singkat ini penting untuk
saling koordinasi antara pelaksana, subkontraktor dan dapat memudahkan
hubungan kerja satu dengan lainnya.
3. Weekly Meeting
Weekly Meeting / rapat mingguan adalah rapat intern dari organisasi lapangan,
seluruh struktur organisasi lapangan dilibatkan dalam Rapat Mingguan ini serta
mengundang sub kontraktor terkait dan mandor bila diperlukan. Hasil Evaluasi
akan dibahas didalam Rapat ini, begitu pula rencana mingguan disiapkan termasuk
jadwal dari Inspeksi dan Test ISO 9002 yang akan dilaksanakan. Rencana
Mingguan ini dibuatkan jadwalnya untuk panduan secara rinci bagi staf logistik,
peralatan dan pelaksana serta bagian teknik sehingga semua mempunyai persepsi
yang sama dan punya pengertian yang sama baik secara teknis maupun non teknis.
4. Coordination Meeting

42 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Untuk memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan, diharapkan minimal satu kali


dalam satu bulan diadakan rapat koordinasi secara rutin yang dipimpin

oleh

Pemimpin Proyek atau yang mewakilinya.


Apabila situasi yang dihadapi mendesak / Crash Program atau secara teknis
mempunyai masalah yang kompleks, maka rapat koordinasi dapat dilaksanakan
minimal 1 kali dalam 2 minggu. Rapat Koordinasi ini dihadiri oleh :
- Pemimpin Proyek atau yang mewakili.
- Konsultan Supervisi bila ada.
- Kontraktor.
- Team teknis bila perlu / bila ada.
Setiap permasalahan lapangan hendaknya dapat dipecahkan dengan segera
yang merupakan Keputusan Rapat. Dan Keputusan Rapat yang diwujudkan dalam
suatu notulen yang telah disepakati bersama oleh peserta Rapat Koordinasi adalah
merupakan bagian ketentuan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipakai
sebagai acuan / dasar pelaksanaan. Hal ini harus disepakati bersama agar tidak
timbul permasalahan yang baru di kemudian hari.
2.10

Manajemen K3
Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan
menjadi salah satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan
proyek. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi diwajibkan untuk
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kerja
dimana masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini juga merupakan bagian dari
perencanaan dan pengendalian proyek. Mengacu pada standar OHSAS 18001 : 2007
serta ISO 140001:2004.
Sistem Keamanan dan Keselamatan kerja terhadap keseluruhan Personil baik
Pengawas, Pelaksanaan dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan
pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian.
Untuk melayani apabila terjadi kecelakaan kecil akan disediakan PPPK di
tempat pekerjaan. Sedangkan untuk melayani kesehatan untuk team pelaksanaan
proyek akan mengadakan kerjasama dengan Pihak RSUD setempat.

43 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Yang penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah akan dipasang


rambu peringatan agar bekerja hati hati dan pemakaian alat alat pengaman untuk
keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan sendiri.
1. Tanda Peringatan Bahaya dan Tanda Bahaya di Tempat Kerja
Di sini dibedakan antara tanda peringatan.bahaya dan tanda bahaya di tempat
kerja, karenadiantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, untuk lebih
jelasnya kita uraikan satu persatu.
a. Tanda-Tanda Peringatan Bahaya
Peringatan dan tanda bahaya merupakan tanda-tanda atau kode yang
digunakansebelum bahaya terjadi, yaitu sebagai usaha pencegahan agar jangan sampai
terjadi bahaya. Peringatan dan tanda-tanda bahaya dapat membawa suatu pesan atau
instruksi, pesan peringatan, dan pemberian keterangan secara umum. Pada dasarnya,
tanda-tanda laranganatau bahaya sama dengan tanda lalu lintas jalan raya.
b. Tanda Gambar
Tanda gambar adalah gambar-gambar peringatan dan larangan.
Misalnya gambar berikut.

Gambar leter Pdicoret adalah larangan untuk parkir.

Gambar puntung rokok, dilarang merokok di tempat kerja.

Gambar tengkorak adalah barang yang beracun.

Gambar membuang sampah pada tong sampah adalah anjuran untuk membuang
sampah pada tempatnya.

c. Tanda Lampu warna


Tanda lampu warna, adalah lampu yang digunakan sebagai tanda peringatan
keamanan,misalnya gambar berikut.

Lampu hijau adalah menunjukan keadaan aman atau boleh jalan pada lalu lintas

Lampu kuning adalah tanda hati-hati atau-harus waspada.

Lampu merah adalah tanda hares berhenti di lalu lintas dan tanda kawasanyang
mengandung aliran listrik berbahaya.

Lampu berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadinya bahaya atau hal-hal
yang mencurigakan.

d. Tanda Kata-Kata

44 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Tanda dengan himbauan adalah kata-kata yang digunakan untuk peringatan


biasanya singkat, padat, dan jelas, seperti kata-kata berikut:

"YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK"

"MATIKAN PONSEL"

"DILARANGMER OKOK"

"SIMPAN TAS PADA TEMPAT PENITIPAN"

"PINTU DARURAT"

e. Tanda Isyarat Tubuh


Tanda isyarat tubuh adalah simbol-simbol yang digunakan sesama. Karyawan
untuk berkomunikasi bila ada hal-hal yang membahayakan atau peringatan, seperti
tanda-tanda berikut.

2.

Menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan adalah menjawab tidak.

Berkedip dengan cepat adalah isyarat melarang.

Menempelkan telunjuk dimulut adalah men ruh diam.

Mengedepankan telapak tangan di depan muka adalah melarang.


Tanda-Tanda Bahaya
Peralatan yang digunakan untuk menunjukan bahwa telah terjadinya bahaya

itu bermacam-macam sesuai dengan tingkat kemajuan teknologi. Pada masa


tradisional sering digunakan kentongan sedangkan masa sekarang lebih canggih.
Macam-macam tanda bahaya antara lain sebagai berikut :
a. Alarm kebakaran
Alat tersebut ditempatkan pada tempat yang dianggap perlu. Alarm kebakaran
akan berbunyi secara otomatis apabila terdeteksi adanyaasapyang diterimanya. Tanda
bahaya yang dikeluarkan oleh alat tersebut biasanya berupa bunyi keras da terusmenerus.

b. Bunyi Sirine Ambulance


Sirine atau bunyi yang melengking dipasang pada mobil ambulance berbentuk
speaker aktif bersamaan dengan lampu berwarna merah menyala. Hal tersebut
45 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

pertanda mobil ambulance sedang membawa orang yang membutuhkan perawatan


secepatnya dan bila terlambat dapat mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia.
c. Alarm Kebocoran Gas
Alarm kebocoran gas gunanya untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernapasan.
d. Alarm Pencurian
Alarm tersebut dipasang pada tempat yang tidak boleh dimasuki oleh orangorang yang tidak berkepentingan. Alarm pencurian dihubungkan dengan kantor
petugas keamanan/security. Alarm tersebut akan bekerja dengan sendirinya bila ada
orang memegang barang tertentu yang dilarang, dan bila ada orang yang memasuki
tempat yang dijaga tanpa prosedur yang berlaku.
e. SuaraTembakan Peringatan
Tanda bahaya yang menggunakan tembakan peringatan dilakukan petugas ice
polisian dengan cara menembak ke atas sebanyak tiga kali. Hal tersebut dilakukan
untuk merrberias peringatan kepada pelaku tindak kejahatan agar menyerahkan diri.
3. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi hal yang diutamakan demi
kemajuan pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya. Pada proyek ini Kontraktor
telah bersifat antifatif terhadap hal yang akan mungkin terjadi terutama dalam hal
keselamatan Pekerja dan juga Bahan/Alat yang digunakan.

BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN

46 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

3.1

Pekerjaan Dinding

3.1.1

Pengetahuan Dasar Pekerjaan Dinding


Dinding merupakan pekerjaan non struktur. Pemasangan dinding perhari tidak
boleh melebihi 1,2 m karena bila dilakukan maka dinding akan rubuh akibat spesi
mortar belum kering. Dinding bisa dibuat dari berbagai macam bahan, contohnya batu
bata, batako. Untuk batu bata ukuran umumnya 5 x 11 x 23 cm diperlukan batu bata
sebanyak 85 buah per m2, sedangkan untuk batako ukuran 39 x 19 x 10 cm
diperlukan 13 buah per m2.
Untuk merekatkan pasangan dinding diperlukan campuran antara semen dan
pasir yang biasa disebut spesi/mortar. Perbandingan campuran tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan atau keinginan dari si pembuat bangunan. misalnya 1 semen : 4
pasir.
Kebutuhan bahan yang digunakan untuk membuat campuran mortar pasangan
batu bata per m3 :
1.

Perbandingan 1 Semen : 1 Pasir

= 1,42 zak semen dan 0,045 m3 pasir

2.

Perbandingan 1 Semen : 2 Pasir

= 0,778 zak semen dan 0,061 m3 pasir

3.

Perbandingan 1 Semen : 3 Pasir

= 0,59 zak semen dan 0,07 m3 pasir

4.

Perbandingan 1 Semen : 4 Pasir

= 0,47 zak semen dan 0,075 m3 pasir

5.

Perbandingan 1 Semen : 5 Pasir

= 0,4 zak semen dan 0,078 m3 pasir.

6.

Perbandingan 1 Semen : 6 Pasir

= 0,34 zak semen dan 0,081 m3 pasir

7.

Perbandingan 1 Semen : 8 Pasir

= 0,27 zak semen dan 0,084 m3 pasir

Kebutuhan bahan yang digunakan untuk membuat campuran mortar pasangan


batako per m3 :
1.

Perbandingan 1 Semen : 1 Pasir

= 0,58 zak semen dan 0,23 m3 pasir

2.

Perbandingan 1 Semen : 2 Pasir

= 0,428 zak semen dan 0,022 m3 pasir

3.

Perbandingan 1 Semen : 3 Pasir

= 0,296 zak semen dan 0,036 m3 pasir

4.

Perbandingan 1 Semen : 4 Pasir

= 0,24 zak semen dan 0,038 m3 pasir

5.

Perbandingan 1 Semen : 5 Pasir

= 0,20 zak semen dan 0,040 m3 pasir

6.

Perbandingan 1 Semen : 6 Pasir

= 0,173 zak semen dan 0,041 m3 pasir

7.

Perbandingan 1 Semen : 8 Pasir

= 0,132 zak semen dan 0,042 m3 pasir

47 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

3.1.2

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Dinding


A. Pasangan Batu Bata
1.

Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang bata ringan

2.

Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemasangan batu bata


ringan

3.

Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.

4.

Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi terlebih dahulu
dngan air.

5.

Siapkan adukan bahan perekat dengan mencampurkan bahan perekat kering


dengan air sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh bahan perekat
dimaksud pada bak adukan.

6.

Aduk campuran diatas hingga rata.

7.

Pemasangan bata ringan dilakukan secara manual dengan roskam bergigi


sebagaimana umumnya.

8.

Tebal spesi adukan perekat yang diharapkan adalah 3 mm.

9.

Pemasangan bata potongan diperkenankan selama besar potongan tidak kurang


dari panjang bata utuh.

10. Pada bagian / daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain yang membutuhkan
penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka di dalam
dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi
beton secara vertikal dan horizontal yang dihubungkan l disambung dengan
las.
11. Kelos-kelos yamg dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding dengan
angkur.
48 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

12. Pasangan dinding harus termasuk kolom praktis / balok sloof / ring.
B. Plesteran dan Acian
PERENCANAAN

1. Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada
dinding-dinding yang akan dicat.
2. Perbandingan campuran plesteran dan pengujiannya dapat dilaksankan dalam
waktu 1 minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
3. Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan pada daerahdaerah basah dan kedap air. Pada daerah toilet setinggi 210 cm dari lantai atau
plesteran lantai beton sebagaimana ditunjukkan Konsultan Pengawas.
4. Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan
yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
5. Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merysak plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata
sesuai perintah Konsultan Pengawas dengan tebal plesteran 20 mm dengan
toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm, kecuali ditentukan lain.
6. Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan
bila ada ijin dari Konsultan Pengawas.

a)

PELAKSANAAN
Umum

49 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

1. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
2. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
3. Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar/ rata, contour dan profil-profil akurat.
4. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air
terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
5. Letakkan/ tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal) setelah
proses pencampuran, kecuali selama udara panas/ kering, kurangi waktu
penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang
bersifat sementara dari plesteran.
6. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
7. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih
dahulu kepala plesteran.
b) Plesteran ke Dinding Bata Biasa
1. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka
bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
2. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu, kemudian basahkan terus selama 3 hari.
3. Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu bata berumur
2 minggu.
50 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

4. Pada sambungan antara beton dengan pasangan bata sebelum diplester harus
diberi wiremesh selebar 10 cm kearah pasangan bata dan 10 cm kearah beton
sepanjang sambungan tersebut agar plesteran dinding tidak retak.
c)

Plesteran Permukaan Beton

1. Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian


pasangkan plesteran sebelum acian mengering.
2. Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan / kerataan
yang disyaratkan dalam gambar.
3. Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai pasal yang berkaitan dengan
pekerjaan acain.
d)

Plesteran Interior

1. Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan +/- 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
2. Ukur / periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
3. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan
untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama
diletakkan, sikat hanya dengan satu arah / cara untuk membentuk ikatan
mekanik bagi lapisan kedua. Pada permukaan-permukaan vertical, sikat secara
horizontal.
4. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan
untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.
5. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.
e)

Plesteran Eksterior

1. Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan +/- 10 mm. Ketebalan lapisan


finishing harus ditambahkan di atasnya.
2. Periksa / ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.
51 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

3. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan


untuk menjamin adanya ikatan dengan dasar. Setelah lapisan pertama
diletakkan, sikat dengan satu arah untuk membentuk ikatan mekanik bagi
lapisan finishing.
f)

Basahi lapisan plesteran yang dahulu yang telah kering untuk menerima
aplikasi lapisan selanjutnya. Basahi dengan air sesuai dengan yang diperlukan
untuk mendapatkan penyerapan yang merata.

g) Untuk permukaan yang datar / flat, diberi toleransi tidak lebih dari 5 mm
dalam area 2 m2, untuk membengkokkan atau penyimpanan atau untuk pipapipa.
h) Kontraktor bertanggung jawab atas penentuan prosedur / cara perbaikan dan
hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, selama bukan karena kesalahan
Pemilik, seperti plesteran yang pecah atau rusak selama waktu pelaksanaan
dan perbaikan yang tidak dapat diterima atau disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
i)

Potong, tambal, perbaiki dan point-up plesteran seperti yang diperlukan


dengan plesteran baru. Tambal dan padatkan dengan permukaan yang harus
ditutup/ disambung. Kontraktor bertanggung jawab atas segala perbaikan yang
diadakan setelah berkonsultasi dengan Konsultan pengawas sampai perbaikan
tersebut dapat diterima, atas beban Kontraktor.

j)

Kontraktor harus memerhatikan serta menjaga pejerjaan yang berhubungan


dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambah.

3.1.3

Sumberdaya Pekerjaan
1.

Pekerja

Mandor

52 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Tukang

Pembantu tukang

2.

Bahan

AAC yang digunakan adalah eks Hebel atau setara dengan persetujuan.

Kuat tekan minimal 4.0 N/mm2

Fire rating minimal 4 jam

Ukuran 600 x 200 tebal 125 mm, untuk dinding eksterior dan dinding tangga
darurat.

Ukuran 600 x 200 tebal 100 mm, untuk dinding partisi interior.

Bahan perekat yang direkomendasikan adalah MU 380 eks MORTAR


UTAMA.

Plesteran bata merah


Plester yang diaplikasikan pada dinding pasangan bata merah pada area
yang

berhubungan

dengan

eksterior

atau

dinding

lain

yang

direkomendasikan pada gambar menggunakan pasangan bata merah.


Material yang digunakan adalah material plesteran MU 301 eks MORTAR
UTAMA.
Material yang digunakan adalah material acian MU 200 eks MORTAR
UTAMA.

Plesteran Bata Ringan

53 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Plester yang diaplikasikan pada dinding pasangan bata merah pada area
yang

berhubungan

dengan

eksterior

atau

dinding

lain

yang

direkomendasikan pada gambar menggunakan pasangan bata ringan.

Material yang digunakan adalah material plesteran MU 100 eks MORTAR


UTAMA.

Material yang digunakan adalah material acian MU 200 eks MORTAR


UTAMA.

3.

3.1.4

Alat

Bak Adukan

Roskam Bergigi

Pacul

Sekrop

Cetok

Kasutan

Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinding


Bisa dilihat pada Lampiran.

3.1.5

Permasalahan Pekerjaan Dinding dan Solusinya


Permasalahan

Solusi

Campuran adukan untuk spesi tidak

Pencampuran air pada mortar utama

sesuai dengan perbandingan

harus sesuai dengan spesifikasi yang ada

Ketebalan spesi / perekat pada tiap


pasangan dinding kurang sesuai dengan
standart
Pemasangan tidak center

Harus menggunakan alat tertentu, seperti


cetok bergigi
Ditimbang levelnya, baik dari arah

54 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

vertikal maupun horizontal dinding bata.

3.1.6

Alternatif Metode Pelaksanaan Pekerjaan Dinding

Pada plesteran dinding dalam yang menggunakan MU 301 bisa diganti dengan 1
PC : 5 pasir.

Untuk plesteran pada trasram menggunakan perbandingan 1 PC : 3 pasir

3.2

Pekerjaan Keramik

3.2.1

Pengetahuan Dasar Pekerjaan Keramik

55 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Lantai keramik
atau ubin keramik adalah bahan penutup (finishing) lantai dari bahan keramik. Tujuan
pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai adalah menambah kekuatan
lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai, serta mendekorasi ruangan
(lantai). Selain fungsi-fungsi tersebut, efek pemasangan keramik lantai juga bisa
menghadirkan atmosfer tertentu pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik
yang dipilih.
Dalam kaitan dengan mutu ubin keramik dikenal istilah KW1, KW2, KW3,
artinya dalam (1) satu kotak keramik KW1 berisi keramik kualitas paling baik dan nol
kerusakan atau tidak ada yang cacat (reject), sedangkan KW berikutnya kualitasnya
lebih rendah, seperti warna tidak sama persis sama, ukuran berselisih antara satu
dengan lainnya berkisar 1 1.5 mm. Jenis dan merk lantai keramik yang ada
dipasaran antara lain: Roman, KIA, IKAD, INA, White Horse, Masterina, Mulia,
Acura, Hercules, KIG, Milan, Platinum, Genova dan sebagainya.
3.2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Keramik
A.
1.

Pekerjaan Keramik Dinding


Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotorankotoran sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya diplester halus
dengan 1 pc : 2 pc setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera dalam
gambar hingga rata dan tidak bergelombang.

2.

Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk


menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.

3.

Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen biasa setebal minimal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik kurang dari 2 mm.
Naad diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata dan saling
tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.

4.

Pada bagian sudut-sudut / pojok-pojok / tekukan-tekukan pendek, harus dipasang


bahan-bahan yang khusus dibuat untuk tile accesories.

56 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

5.

Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan dengan menggunakan perekat spesi 1 pc : 3 pasir, diaduk baik
memakai larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen
yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat
khusus, dengan memerhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti
tertera pada gambar.

6.

Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal, atau cacat lainnya.

7.

Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik.

8.

Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jenuh.

9.

Pola keramik harus memerhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
terpasang di dinding : Exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lainlain yang tertera di dalam gambar.

10. Ketinggian peil tepi atas pola keramik sesuai gambar.


11. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
12. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berebda ketinggian peil lantainya
harus merupakan satu garis lurus.
13. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm.
Setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik
diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti
yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.

57 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

14. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant (AM
50).
B.
1.

Pekerjaan Keramik Lantai


Sebelum dimulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pada keramik.

2.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat, dan
bernoda.

3.

Adukan pasangan / pengikat dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan


ditambah bahan perekat seperti yang diisyaratkan atau dapat pula digunakan acian
PC murni dan ditambah bahan perekat.

4.

Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.

5.

Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang


benar-benar rata, tidak bergelombang dengan memerhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras.

6.

Jarak antara unit-unit pemsangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

7.

Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotongan keramik


khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

8.

Setiap luas pemsangan keramik 5 m2 harus dipasang expansion joint selebar 15


mm dengan menggunakan sealant atau bahan yang khusus untuk itu.

9.

Keramik yang terpsang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24


jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

58 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

10. Keramik plint / skirting terpasang siku terhadap lantai, dengan memerhatikan
siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama
pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak
turun / retak sewaktu menerima beban di atasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat,
dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar perekat adukan spesi lebih
sempurna.
13. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan semen.
14. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemsangan.
15. Nad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta
kedap air. Warna perekat nad ini disesuaikan dengan warna keramik.
16. Pengisian / pengecoran nad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
17. Sewaktu pengisian nad ini, keramik harus benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/
air semen.
19. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering / mengeras.
20. Bila pemasangan telah slesai seluruhnya, maka lantai harus di lap / disapu hingga
bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
59 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

22. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahanbahan pembersih lunak yang ada dipasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja
atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa
bagian harus disediakan alur-alur ex[ension. Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis / sealant sesuai dengan gambar dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
3.2.3

Sumberdaya Pekerjaan
1.

Pekerja
Mandor
Tukang
Pembantu tukang

2.

Bahan

Pekerjaan Keramik Dinding

Jenis

Finishing Permukaan : Berglazuur

Produksi

: ROMAN

Ketebalan

: Minimum 0,6 cm

Bahan Pengisi Siar

: AM 50 tile grout

Bahan Perekat

: Adukan 1 PC : 3 pasir

Warna / Texture

: Ditentukan

: Keramik Tile

60 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Ukuran

: 300 x 600 mm

Pekerjaan Keramik Lantai


Jenis

: Ceramic Tile, ROMAN

Ukuran

: 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, 30 x 60 cm

Skirting

: 10 x 30 cm

Ketebalan

: minimum 6 mm atau sesuai gambar

Daya serap

: 1%

Kekerasan

: minimum 6 skala Mohs

Kekuatan tekan

: minimum 900 kg/cm2

Daya tanah lengkung : minimum 350 kg/cm2

Mutu

: tingkat 1 Extruded Single Firing tahan asam dan basa

Chemical Resistant

: Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D ayat

17-23

Bahan pengisi

: Grout semen / bewarna ex. AM 53 atau setara yang

disetujui

Bahan perekat

: Adukan spesi 1 PC : 3 pasir

Warna, tekstur

: akan ditentukan kemudian.

3.

Alat

Benang

Timba

Cetok

61 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Pacul

Sekrop

3.2.3 Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Keramik


Bisa dilihat pada Lampiran.
3.2.5

Permasalahan Pekerjaan Keramik dan Solusinya


Untuk Pekerjaan Keramik Lantai dan Keramik Dinding
Permasalahan

Pemasangan tidak center untuk pemasangan


keramik antara as keramik dengan as
bangunan

Solusi
Pembuatan shop drawing yang menyesuaikan
dimensi ruang berdasarkan luasan bangunan
dan menyesuaikan posisi jenis ukuran
keramik yang terpasang pada bangunan
Teknik pemasangan pada tiap keramik harus

Keramik yang terpasang mengalami

menggunakan alat yang elastis (palu karet),

keretakan

sehingga pemasangan bisa center dan daya


rekat keramik semakin kuat.

Spesi untuk pemasangan keramik kurang


sesuai

3.2.6

Spesi yang terpasang untuk sebuah keramik


bila terlalu tebal mengakibatkan level
horizontal keramik bisa sempurna.

Alternatif Metode Pelaksanaan Pekerjaan Keramik

Keramik bisa diganti dengan vynil. Berikut tahapan pemasangan vynil :


1. Persiapan
o Sebelum pekerjaan screed, untuk lantai yang berhubungan langsung dengan
tanah dan kelembabannya tinggi, lantai harus di treatment dengan sistem water
proofing yang menjamin permukaan air tanah tidak naik.

62 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

o Sebelum dilanjutkan dengan pemasangan, kelembaban / moisture lantai harus


di test dan tidak boleh melebihi 75 % bila di test dengan menggunakan
hydrometer.
2. Screeding harus benar-benar kuat dan rata yang dicapai dengan kuat tekan K250.
Permukaan screed setelah selesai harus rata (toleransi maksimum 2 mm/m),
kering, bebas kotoran seperti debu / lemak / minyak.
3. Bahan yang digunakan adalah self levelling, yang terdiri dari cairan primer dan
self levelling compound, dengan masa kering maksimum 1 x 24 jam. Levelling di
lapisan ke screed sebanyak 1 kali (lapis) dengan maksimum ketebalan 2-3 mm.
Karena itu, kerataan screeding sangat penting. Levelling dibiarkan sampai kering
sebelum pemasangan dimulai.
4. Sebelum memulai pemasangan, marmoelum digelar di lapangan 1 x 24 jam untuk
penyesuaian dengan kondisi dan suhu ruang. Setelah itu, marmoelum di pasang
dengan menggunakan bahan lem khusus marmoelum berbahan dasar airr yang
ramah lingkungan sesuai rekomendasi pabrik.
5. Untuk menjaga higienitas, di setiap celah / sambungan marmoelum harus dilas
dengan bahan sesuai rekomendasi pabrik, 1 x 24 jam setelah marmoelum selesai
di lem dan disambung.
6. Setelah selesai dipasang, marmoelum dibersihkan dari kotoran dengan cara dipel
dengan air bersih dan lap bersih lembab.

Mortar menggunakan 1 PC : 5 pasir.

3.3

Pekerjaan ACP (Allumunium Composite Panel)

3.3.1

Pengetahuan Dasar Pekerjaan ACP


Alumunium Composite Panel (ACP) merupakan material perpaduan antara
plat Alumunium dan bahan composite. Aluminium Composite Panel ( ACP) dapat
digambarkan sebagai panel datar yang terdiri dari inti berbahan non-aluminium yang
disatukan diantara dua lembar aluminium. Lembar aluminium dapat dilapisi dengan
cat PVDF atau Polyester.

63 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Jenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam, yaitu jenis Polyester
(PE) yang biasa banyak digunakan untuk interior, dan jenis PVDF (Poly Vinyl De
Flouride) yang biasa di gunakan di eksterior, karena jenis ini tahan segala jenis
cuaca,sehingga lapisan warna dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan jenis
Polyester.
Alumunium Composite panel memiliki sifat dan daya tahan yang kuat
terhadap air dan berbagai macam cuaca,oleh karna itu Alumunium Composite panel
banyak digunakan sebagai panel pelapis dinding dari suatu bangunan baik di in door
maupun out door, selain untuk aplikasi dinding Alumunium Composite Panel juga
dapat di gunakan dalam berbagaimacam aplikasi salah satunya sebagai perangkat
interior dan exterior.
Aluminium Composite panel terdiri dari berbagai macam warna sesuai
dengan permintaan, ketebalan alumunium composite panel umumnya 4 mm.
Aluminium composite panel, membuat gedung lebih menawan dan terkesan mewah.

Gambar 3.1 Bagian ACP


Keunggulan dari bahan composite ini adalah beratnya yang lebih ringan
tetapi dengan kekuatan yang lebih tinggi, tahan karat, dengan biaya perakitan yang
lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen perakitannya dan tidak
memerlukan baut-baut penyambung.
Sifat dasar aluminium composite panel adalah keras dan kaku tetapi ringan
dalam berat. Dilapisi aluminium yang dapat diwarnai dengan bermacam macam
warna. Aluminium composite panel dipakai secara luas dengan atau tidak dengan
warna metalik, juga dapat memakai pola warna imitasi dari material lain seperti kayu
dan marmer.
64 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Aplikasi Alucopan tidak terbatas pada bangunan tinggi eksternal, tetapi juga
dapat digunakan dalam bentuk apapun seperti partisi, langit-langit buatan dll.
Aluminium Composite Panel juga banyak digunakan dalam industri furniture untuk
penampilan yang lebih elegan. ACP juga secara luas digunakan dalam industri
signage sebagai bahan alternatif menggantikan bahan substrat yang lebih berat dan
mahal.
Aluminium Composite Panel sanggup memberikan nilai tambah pada
bangunan atau gedung yang menggunakan Aluminium Composite Panel. Pemesanan
dan pengaplikasian Aluminium Composite Panel yang mudah serta warna-warni yang
terdapat pada produk ini membuat banyak kontraktor / developer berminat untuk
mempertegas kesan dari bangunan/gedung yang mereka kerjakan. Selain itu dengan
harga Aluminium Composite Panel yang terjangkau, bangunan / gedung pun memiliki
nilai tambah dan semakin megah.
Aluminium Composite Panel dewasa ini sangatlah populer karena
perawatannya sangat mudah dilakukan, Alumunium composite panel dapat
dibersihkan kembali apabila sudah terlihat kotor.

Gambar 3.2 Variasi Warna ACP

3.3.2

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ACP


1.

Spesialis kontraktor harus memeriksa kembali kesiapan site untuk memulai


pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang mengganggu pelaksanaan harus segera
dikoordinasikan dengan Main Kontraktor dan MK untuk menjaga rencana
schedule pelaksanaannya.

65 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

2.

Semua bahan yang rusak, cacat, tergores dan sebagainya, baik yang terjadi pada
proses pengiriman, penyimpanan, instalasi atau masa pemeliharaan harus diganti
dengan biaya kontraktor.

3.

Semua fastening achors harus diinstall sesuai dengan spesifikasi dan metoda yang
di approve oleh pabrik.

4.

Semua ukuran yang dilaksanakan di lapangan harus sesuai dan berada dalam
toleransi yang diberikan oleh bahan utama.

5.

Semua brackets harus memenuhi syarat untuk adjustable ke tiga arah yang
memungkinkan panel terpasang sempurna pada tempatnya.

6.

Semua bolts harus terpasang dengan benar dan kuat dan mendapat perhatian
khusus pada pelaksanaannya.

7.

Celah antar panel harus ditutup dengan silicone sealant yang disarankan oleh
vendor ACP.

3.3.3

Sumberdaya Pekerjaan
1.

Pekerja
Mandor
Tukang
Pembantu Tukang

2.

Bahan
Bahan dasar adalah low density polyethylene dengan lapisan alumunium pada
kedua sisi luarnya.
Tebal material disesuaikan dengan ukuran bidang material pada rencana.
Material yang dipakai adalah Alumunium Composite Panel ex Seven.
Termasuk sistem struktur pendukungnya.

66 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Warna ditentukan.
Panel secara umum direncanakan dengan sistem water tight cladding. Semua
joint dan sambungan harus memenuhi kebutuhan tersebut.
Material termasuk juga insulasi panas di belakangnya apabila diperlukan.
Frame pengikat menggunakan spesifikasi yang sesuai dan diminta oleh
material finishing.
Pengikatan material harus menggunakan screw, rivet, bolts, nuts, fixing
anchors dan adjustable alumunium (atau non magnetic stainless steel brackets)
yang telah mendapat peresetujuan dari pabrik.

3.

Alat
Bor
Grenda Potong
Mesin Las
Sekrup

2.3.4 Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan ACP


Bisa dilihat pada Lampiran.
3.3.5

Permasalahan Pekerjaan ACP dan Solusinya


Permasalahan

Modul yang terpasang tidak sesuai dengan


prinsip bidang bangunan yang akan dipasang
ACP
Terjadi kebocoran antara sambungan ACP

Solusi
Melakukan pengukuran ulang pada bidang
eksisting agar sesuai dengan modul ACP,
sehingga fasade bangunan yang tercover ACP
berkesan dinamis dan futuristik
Sistem pemakaian silent harus padat dan

67 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

sesuai dengan rongga antara ACP yang satu


dengan yang lainnya, sehingga fungsi silent
bisa efektif dan tidak menimbulkan
kebocoran
Penyambungan antara rangka besi untuk
struktur penguat ACP menggunakan sistem
Penyesuaian rangka ACP yang kurang sesuai

perekat (las) dan menggunakan dynabold

dengan modulnya.

antara besi dan dinding, sehingga perkuatan


dan simetri antara modul bis sesuai dengan
fungsinya.

3.3.6

Alternatif Metode Pelaksanaan Pekerjaan ACP

Menggunakan acian.

Finishing cat
Bisa menggunakan batu alam
Finishing dinding berstektur kasar ( camprotan )

68 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Selama saya menjalani Praktek Kerja Lapangan, saya banyak mendapatkan ilmu
dan pengalaman yang banyak dan sangat berharga. Sehingga saat ini saya menjadi
pribadi yang lebih maju dan berkembang dari segi sikap dan pemikiran.
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan pada proyek pembangunan Rumah
Sakit Persada Kota Malang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pasangan plesteran adalah :

Tempat mengaduk.
Adukan baru jangan tercampur adukan lama atau bahan-bahan sisa yang sudah

tidak aktif.
Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
Air yang digunakan harus bersih.
Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah.
Perlu pengayakan pasir/kapur.
Perlu pengamanan bahan, yaitu menyimpan pasir jangan ditempat becek atau

dapat tercampur dengan daun-daun atau kotoran lainnya


2. Untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan, semua orang yang berkecimpung didalam
proyek harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Baik Kontraktor, Konsultan
Pengawas, Pekerja maupun Mahasiswa PKL.
3. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk pekerjaan Abutmen antara lain :
a. Helm proyek
b. Sepatu safety
69 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

c. Sarung tangan
d. Masker
e. Rompi (jika ada)
4. Pada pekerjaan keramik dinding, semua bahan bengunan yang digunakan untuk
pemasangan keramik sesuai dengan teori, tetapi yang membedakan yaitu campuran
yang digunakan untuk pemasangan keramik, yaitu menggunakan mortar.
4.2

Saran
1. Pada saat melakukan kegiatan PKL, sebaiknya harus sering bertanya kepada
pelaksana proyek agar kita mengerti apa dan bagaimana langkah pelaksanaan
dilakukan.
2. Faktor keamanan dan kenyamanan sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan
dinding, keramik dan ACP karena butuh ketelitian dalam pemasangannya.

70 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

DAFTAR PUSTAKA

71 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n

Anda mungkin juga menyukai