PENDAHULUAN
1.1
maupun praktek dibidang elemen konstruksi pada masing masing materi atau mata
kuliah. Pendidikan program diploma IV (DIV) pada bidang manajemen rekayasa
konstruksi di
Praktek
Kerja
Lapangan
ini
diharapkan
mahasiswa
dapat
Maksud
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan PKL antara lain agar mahasiswa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
antara lain :
1.4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dengan adanya keterbatasasn waktu PKL maka item pekerjaan yang kita
amati selama PKL adalah pekerjaan dinding, pekerjaan keramik, dan pekerjaan ACP
(Alumunium Composit Panel)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
3 | Laporan Praktek Kerja Lapangan
2.1
2.2
Data Kontrak
1. Nama Proyek
2. Lokasi
3. Tahun Anggaran
4. Pemberi Tugas
: 2012 - 2013
: PT. PERSADA MEDIKA RAYA
5. Manajemen Konstruksi
Alamat
Nomor Kontrak
: III/SPK MK/X/2012
Tanggal Kontrak
: 15 September 2012
6. Kontraktor Pelaksana
Alamat
Nilai Kontrak
: Rp. 29.750.000.000,-
Nomor Kontrak
Tanggal Kontrak
: 22 Oktober 2012
7. Konsultan Arsitektur
Alamat
8. Konsultan Struktur
Alamat
9. Konsultan M/E
Alamat
: 16 Oktober 2012
: 16 Agustus 2013
: 12 Februari 2014
Lokasi untuk proyek ini dapat dilihat dari peta wilayah Malang yang bertanda panah
berikut ini:
PERSAD
A
HOSPIT
AL
PERSAD
A
HOSPIT
AL
Pekerjaan Lantai 2
Pekerjaan Lantai 3
Pekerjaan Lantai 4
Pekerjaan Lantai LMR
Pekerjaan Lantai Roof Top
Pekerjaan Baja
Pekerjaan Utility Building
Pekerjaan Guard House
4. Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Penyelesaian Tangga
Pekerjaan Dinding Luar
Pasangan dinding hebel dan batu alam
Dinding Alumunium dan Rangka
Panel Kaca (curtain walll)
Kanopi Akses Utama AS 1/E-H
Kanopi AS L/3-5
Kanopi AS 8/C-F
Railing dan Balkon
9 | Laporan Praktek Kerja Lapangan
Lantai LMR
Pekerjaan Penyelesaian Lantai
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Pekerjaan Penyelesaian Langit-langit
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Luar
Jalan parkir
Sistem Drainase
11 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Lansekap
Pagar dan Tiang Bendera
Pos Jaga
Bangunan Utilitas
5. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
2.4
Struktur Organisasi
12 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
13 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.4.3
Pelaksana Struktur
14 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.
Pelaksana Finishing
15 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
3.
Surveyor
Menetukan elevasi
Menentukan As bangunan
Membuat dan mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali
4.
Admin. Teknik
Tagihan / Termin
Progress Mingguan
Laporan Mingguan
Foto Pelaksanaan
16 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Shop Drawing
Asbuilt Drawing
Time Schedule
5.
Logistik Lapangan
Mencari dan mensurvey material beserta harga bahan dari beberapa suplier
6.
Keuangan Lapangan
Membuat Opname
17 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Pembayaran Leveransir
7.
K3 dan Umum
Menjaga kebersihan
Memelihara kesehatan
8.
Mandor Struktur
Mengendalikan BMW
Voor
9.
Mandor Finishing
Mengendalikan BMW
18 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Voor
10.
Pembantu Surveyor
Menentukan level
Marking
Lot
11.
Tagihan / termin
Progress mingguan
Laporan Mingguan
Foto pelaksanaan
Shop Drawing
Asbuilt Drawing
Time Schedule
12.
Pengadaan Logistik
Pengadaan Alat
19 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.5
Aproval material
Perbaikan Alat
2.5.1
Pekerjaan Dinding
A. Dinding Bata
Pada pekerjaan ini menggunakan pasangan bata ringan (Autoclaved Aerated
Concrete) dan pasangan batu bata. Letak dan ukuran pada pasangan bata ringan
dibagi menjadi 2, yaitu :
- Pada dinding-dinding yang berbatasan dengan eksterior dan area tangga
darurat menggunakan AAC dengan ketebalan 125 mm.
- Pada dinding-dinding partisi interior menggunakan AAC dengan ketebalan
100 mm.
20 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
21 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
sebagai
perata
22 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
1. Untuk setiap jarak 1,00 m dibuat kepala plesteran yang bertujuan untuk
kerataan plesteran.
2. Pada pertemuan bidang yang satu dengan yang lainnya dibuat kepala plesteran
yang jaraknya lebih dekat.
3. Agar penggunaan bahan plesteran bisa sama dan tidak berlebihan maka bahan
tersebut diaduk pada satu tempat dan semua pekerja mengambil adukan dari
tempat tersebut.
4. Plesteran dinaikkan 10 cm dari elevasi plafond, yang bertujuan untuk menjaga
kelurusan pertemuan bidang plafond dan dinding.
5. Pemberhentian plesteran pada bagian bawah adalah setinggi 15 cm dari elevasi
lantai dan dibuat rata (untuk pemasangan plint).
6. Adukan yang jatuh dan tertampung ditatakan harus segera diambil untuk
dipergunakan kembali.
7. Untuk perawatan plesteran dilakukan penyiraman air 2x sehari selama 3 hari
24 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.5.2
Pekerjaan keramik
Pada pelaksanaan pekerjaan keramik, hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
keramik dipasang pada objek yang telah ditentukan yaitu :
Keramik yang dipasang adalah keramik yang telah dipilih dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal, atau cacat lainnya.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk memotong
keramik.
Sebelum keramik dipasang di area yang telah ditentukan, keramik telebih
dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh.
Pola keramik harus memerhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
terpasang di dinding.
Keramik yang tepasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
Pekerjaan keramik ini dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pekerjaan Keramik Dinding
Pekerjaan pemasangan keramik dilaksanakan untuk memberikan keindahan
pada lantai, dinding maupun struktur gedung lainnya. Pekerjaan keramik
membutuhkan metode kerja yang tepat serta pelaksanaan yang teliti sehingga
dapat dihasilkan pekerjaan dengan kualitas yang baik.
Pekerjaan dinding keramik akan menghasilkan kualitas yang baik apabila
dikerjakan dengan metode pelaksanaan terbaik, berbagai cara dapat dilakukan
sebagai bagian dari upaya menghasilkan dinding yang bagus.
Ada 3 macam ukuran keramik pada pekerjaan dinding keramik, yaitu :
Ukuran 30 x 30 cm pada lantai basement.
25 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
penting bagi lantai kerja antara lain rata, cukup keras sehingga tidak mudah
amblas, dan kering. Lantai kerja atau lantai dasar berguna sebagai perletakan
sebelum keramik dipasang. Pemasangan keramik yang membentuk sudut
dengan dinding menggunkan silent yang bertujuan agar bila dinding
mengalami penurunan maka lantai keramik tidak mengalami perubahan letak.
Pemasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail, berikut plint
/ skirting dan nosing tangga. Lingkup pekerjaan termasuk penyediaan spare
keramik masing-masing warna sebanyak 5 m2.
Ada 2 macam ukuran keramik pada pekerjaan lantai keramik, yaitu :
Ukuran 30 x 30
Gambar
2.11
Keramik
ukuran 30 x 30
Ukuran 60 x 60 untuk ruang janitor dan ruang VIP, class I, II, III
Langkah-langkah pekerjaan keramik lantai adalah sebagai berikut :
Lantai yang akan dipasang keramik, terlebih dahulu harus dipadatkan agar
pasangan tidak turun / retak sewaktu menerima beban di atasnya.
28 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Pekerjaan ACP
ACP (Allumunium Composite Panel) merupakan material pelapis dinding luar
bangunan. ACP merupakan panel datar yang terdiri dari non-inti alumunium yang
disatukan di antara dua lembar alumunium. Lembar alumunium dilapisi dengan
cat PVDF atau Polyester. Ketebalan ACP umumnya 4 mm dengan allumunium
dari 0,21 mm s/d 0,5 mm.
Syarat pemasangan ACP yaitu sebagai berikut :
Dinding plesteran sudah rapi dan siap untuk dipasang bracket.
Memastikan memasang sesuai dengan spesifikasi ruangan, misalnya untuk
area exterior atau area luar ruangan yang terkena hujan dan panas secara
langsung dengan menggunakan finish PVDF.
Langkah-langkah pemasangan ACP adalah sebagai berikut :
Pengikatan material harus menggunakan screw, bolts, rivet, nuts, fixing
anchors dan adjustable alumunium.
Semua fastening achors harus diinstal.
Ukuran ACP yang dilaksanakan di lapangan harus sesuai.
Brackets harus memenuhi syarat untuk adjustable
memungkinkan panel terpasang sempurna pada tempatnya.
29 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
ke 3 arah yang
Administrasi Proyek
Tanpa program dan pencatatan yang baik, suatu kegiatan akan kacau dan tidak
selesai tepat waktu serta tidak akan terjalin koordinasi baik antarbidangnya. Di
sinilah, dibutuhkan administrasi. Bila kegiatan tersebut merupakan kegiatan di bidang
pembangunan sebuah proyek, yang dibutuhkan adalah administrasi proyek.
Administrasi proyek sangat dibutuhkan agar mempermudah segala hal
berhubungan dengan suksesnya proyek yang sedang dilakukan. Misalnya, ada rencana
pembangunan pabrik di sebuah daerah. Maka, pengkoordinasian berbagai pihak
terkait sudah harus dilakukan sejak awal perencanaannya. Mulai administrasi proyek
bangunan civil, bangunan mechanical, hingga pemasangan mesin, dan sebagainya.
Administrasi Proyek Bangunan
Administrasi proyek bangunan meliputi hal-hal berikut ini :
1 Persiapan Gudang Sementara
Gudang merupakan perangkat yang sangat penting di sebuah lokasi pembangunan.
Tanpa gudang yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan material, akan
sulitlah proses pembangunan tersebut.
2. Kantor dan Mess Sementara
Terkadang, lokasi pembangunan jauh dari pusat kota tempat kantor pusat
perusahaan
berada.
Pembangunan
kantor
sementara
bertujuan
untuk
pembangunan. Atau bisa menyewa mess sebagai tempat menginap agar tidak jauh
dari proyek dan mempermudah proses pekerjaan.
3. Mobilisasi Material dari Distributor ke Lokasi Pembangunan
Tanpa koordinasi yang baik, mobilisasi material bangunan dari distributor ke
lokasi pembangunan dapat tersendat. Bila hal ini terjadi, terganggulah penyelesaian
proyek pembangunan tersebut.
Setelah proses pembangunan bangunan selesai, tahap selanjutnya adalah
pengerjaan bangunan
pemasangan berbagai alat kelistrikan, boiler, genset, turbin, atap, internet, dan
instalasi permesinan.
Administrasi proyek pada proyek ini dengan cara menyiapkan dan melengkapi
metode konstruksi dan program kerja mingguan untuk pelaksanaan kerja
dilapangan. Sebelum pelaksanaan dimulai perlu menyiapkan gambar kerja (shop
drawing), survey atau pengukuran dilapangan untuk penyelidikan ulang kondisi
tanah dilapangan datar sesuai ukuran atau tidak,
Setelah melakukan penyelidikan membuat gambar kerja (shop drawing) untuk
arsip perusahaan dan diberikan kepada pemberi pekerjaan. Untuk penjadwalan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan membuat Net Work Planning, Barchart, Time
Grid Diagram, Kurva-S, Resources Sechedule atau pengadaan sumberdaya.
Membuat laporan untuk evaluasi hasil pelaksanaan mengenai biaya
pengeluaran, mutu, dan waktu setiap harinya, karena dengan adanya laporan ini
dapat diguanakan untuk memenuhi persyaratan kontrak yang telah ditetapkan.
Menyiapkan design sesuai dengan spesifikasi teknik serta menyiapkan semua surat
perintah kerja dan anggaran pelaksanaan proyek. Setelah semua dipersiapkan
membuat berita acara yang berisi tentang kemajuan pekerjaan pelaksanaan proyek.
Cash flow perlu disusun untuk mengetahui masuk dan keluarnya biaya setiap
bulannya, kemudian membuat referensi personil setelah pekerjaan sebelumnya
selesai dan melakukan koordinasi kegiatan. Dan yang terakhir adalah menyiapkan
laporan evaluasi secara rutin
2.6.1
31 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
1. Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta
2.
3.
4.
5.
33 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Project Manager
Bagian Logistik/Gudang
Pemohon/Mandor
Start
Pelaksana
Start
Prosedur Pembelian
Identifikasi material
yang dibutuhkan
Identifikasi material
yang datang
Prosedur
Pelaksanaan, Inspeksi
& Test
Melaksanakan inspeksi
Buat permintaan
material
material
Tidak
Memeriksa
permintaan
material yang
dibutuhkan
Ketentuan Tatacara
Penyimpanan Penyimpanan Material
material
Ya
Sesuai
kebutuhan ?
Identifikasi material
yang diminta
Apakah material
masih ada ?
Tidak
Prosedur
Ya
Keluarkan material
sesuai permintaan
Tidak
Memeriksa
monitoring
bahan mingguan
Sesuai ?
Ya
Form Monitoring
Bahan Mingguan
Manajemen Biaya
Manajemen biaya adalah upaya perbaikan secara terus menerus dalam
peningkatan pelayanan dengan baya rendah, sikap proaktif atau kebiasaan yang
mendasarkan bahwa setiap biaya produksi merupakan hasil keputusan manajemen
untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam setiap proyek manajemen biaya adalah hal yang paling dititik beratkan
dalam penanganannya. Karena dalam sebuah proyek akan lebih baik jika efisiensi
biaya yang digunakan bisa seminimal mungkin, karena hal ini akan berpengaruh pada
34 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
suatu
proyek
agar
aman
dan
terkendali,
mambuat
2.8
Manajemen Mutu
35 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
laporan
1.Tinjauan Management
2.Rencana Mutu
3.Pengendalian Dokumen dan data
4.Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
5. Audit mutu internal
b. Proses Operasional
1. Penjualan/Pemasaran : Tinjauan kontrak.
2. Desain : Pengendalian Desain
3. Pelaksana : Pengendalian proses
4. Inspeksi dan Test
5. Produk yang dipasok pemberi kerja
6. Status Inspeksi dan test
7. Penanganan, Penyimpanan, Perlindungan, Pengembangan, dan Penyerahan
8. Purna Jual
9. Pelayanan Perbaikan
c. Aktivitas Penunjang
1. Sumber Daya Mutu Pembelian
2. Peralatan, Inspeksi, Pengukuran dan Test
3. Pelatihan Data Mutu
4. Pengendalian Catatan mutu
5. Identifikasi dan mampu telusur produk Teknik statistic
a. Sistem Pengendalian Mutu/Kualitas
37 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Melakukan koordinasi dengan bagian lain dan pelaksana yang berkaitan dengan
mutu.
38 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.9
Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah mengatur waktu dengan semaksimal mungkin agar
proses pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah disepakati tanpa
terjadi peringatan. Proses utama yang terlibat pada manajemen waktu proyek ini
adalah :
1. Definisi Aktifitas ( Activity Definition )
Pendefinisian aktivitas menghasilkan WBS yang lebih spesifik dan penjelasan
support oleh tim proyek. Tujuan dari proses ini adalah utuk memastikan tim proyek
memiliki pengertian yang mendalam akan aktivitas atau tahapan yang harus
dijalankan sebagai bagian dari ruang lingkup proyek.
2. Barisan Aktifitas ( Activity Sequencing )
Setelah mendefinisikan aktifitas, langkah selanjutnya adalah barisan aktifitas,
yaitu meliputi memeriksa kembali aktifitas pada detail WBS, detail deskripsi produk,
asumsi, dan batasan untuk menentukan hubungan antar aktifitas.
3. Estimasi Durasi Aktifitas ( Actifity Duration Estimating )
Proses selanjutnya ialah mengestimasi durasi aktifitas. Output dari proses ini
ialah estimasi durasi untuk setiap aktifitas.
4. Pengembangan Jadwal ( Schedule Development )
Pengembangan jadwal menggunakan hasil dari keseluruhan proses manajemen
waktu proyek yang sudah dilakukan untuk menentukan waktu dimulai dan diakhirinya
suatu proyek. Tujuan umum pengembangan jadwal adalah untuk membuat jadwal
proyek yang realistis yang menyediakan basis atau dasar untuk mengawasi kemajuan
proyek. Beberapa tools dan teknik dapat membantu dalam proses ini :
39 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
a Gant Chart
b Critical Path Method ( CPM )
c Program Evaluasi dan review technique ( PERT )
5. Kontrol Jadwal ( Schedule Control )
Banyak hal yang terlibat dalam mengontrol perubahan jadwal proyek. Sangat
penting untuk pertama-tama memastikan bahwa jadwal proyek sudah realistis. Tahap
inimeliputi aktifitas pengontrolan dan pengaturan perubahan schedule proyek.
Terhambatnya pekarjaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Penjadwalan dari program-program kerja yang tidak baik (mingguan).
2. Pengiriman / pengadaan bahan / material yang tidak tepat waktu.
3. Kualitas Tenaga Kerja / Mandor jelek.
4. Kurangnya pengarahan.
5. Perencanaan dan pengawasan yang kurang memadai.
Untuk menghindari terhambatnya pekerjaan dan untuk menjaga kontinuitas
kerja dilapangan, maka perlu diadakan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Mengadakan rapat mingguan yang dipimpin oleh KaPro untuk program kerja dan
evaluasi kerja.
2. Mengadakan pertemuan harian yang biasa dipimpin KaPro, Teknik atau Pelaksana
untuk membahas rencana kerja harian.
3. Mengadakan rapat mingguan dengan mandor yang dipimpin pelaksana yang
membahas evaluasi pekerjaan dan rencana kerja mingguan.
4. Mengadakan seleksi terhadap mandor / pekerja sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan.
5. Tanggung jawab menyeluruh team proyek, sehingga personil mempunyai fungsi
Control terhadap aktifitas proyek sesuai dengan kemampuan.
Yang mencakup program alat, bahan, tenaga kerja, dan urutan pekerjaan, serta
program pengujian. Disamping itu dilakukan pengkajian terhadap persiapan
peralatan dan bahan bahan yang akan dipakai terutama untuk peralatan tes, juga
persiapan ijin ijin yang diperlukan , seperti ijin dari daerah setempat baik tingkat
desa, kelurahan atau Pemda. Dengan demikian diharapkan pada saat penunjukan
PT. CITRA MANDIRI CIPTA sudah benar benar siap untuk segera memulai
pekerjaan , sehingga mobilisasi peralatan, bahan, tenaga dll, tidak memerlukan
waktu yang lama.
2. Karena dalam proyek ini ada beberapa bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Sub Kontraktor , maka koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk pencapaian
target yang diinginkan.
3. Peralatan dan bahan didatangkan sesuai waktu yang sudah dijadwalkan dan sesuai
dengan construction methode serta spesifikasi yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Bahan bahan yang didatangkan akan diperiksa secara teliti sebelum diterima
untuk digunakan. Bahan bahan tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Kebutuhan jumlah bahan harus selalu dihitung per schedule waktu
sehingga kelambatan pekerjaan akibat kelambatan pendatangan dapat dihindarkan.
4. Selalu mengevaluasi time schedule dalam periode harian, mingguan dan bulanan
sehingga bila ada bagian pekerjaan yang terlambat, segera dapat diketahui dan
segera diambil langkah penanggulangannya.
5. Pengadaan Tenaga Kerja juga merupakan hal yang penting, maka untuk ini
memerlukan manajemen dan koordinasi yang tepat untuk memenuhi jumlah dan
keahlian tenaga kerja yang memadai setiap harinya. Pada proyek ini telah
mempunyai team tenaga kerja/buruh/mandor yang berpengalaman dalam pekerjaan
sejenis. Sebagai jaminan sosial terhadap tenaga kerja, diikutkan program asuransi
(Jamsostek).
6. Disamping dilakukan pengendalian hal hal tersebut diatas, juga sangat penting
dilakukan pengendalian Cash Flow Project.
41 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
7. Hubungan yang baik antar personil (human relationship), rapat koordinasi rutin
diproyek disamping selalu memperhatikan pengarahan Direksi Pekerjaan, akan
selalu diperhatikan untuk membantu kelancaran Proyek.
Dengan uraian tersebut diatas diharapkan pencapaian target mutu dan progress
pekerjaan akan lebih terkendali yang pada gilirannya dapat memenuhi sasaran
target yang ditetapkan.
Sistem Pengendalian Proses
1. Schedule Acuan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan maka akan disiapkan sebagai berikut :
-
Barchat
Curve S
Network Planning
2. Daily Meeting
Yang dimaksud adalah pertemuan antara pelaksana dan wakil sub kontraktor yang
dipimpin Kepala Proyek / Pelaksana untuk mengadakan perencanaan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan
sehari sebelumnya
dilapangan. Biasanya dilaksanakan pada pagi hari, agar tugas yang harus
dikerjakan, berupa target harian dapat terkontrol. Rapat singkat ini penting untuk
saling koordinasi antara pelaksana, subkontraktor dan dapat memudahkan
hubungan kerja satu dengan lainnya.
3. Weekly Meeting
Weekly Meeting / rapat mingguan adalah rapat intern dari organisasi lapangan,
seluruh struktur organisasi lapangan dilibatkan dalam Rapat Mingguan ini serta
mengundang sub kontraktor terkait dan mandor bila diperlukan. Hasil Evaluasi
akan dibahas didalam Rapat ini, begitu pula rencana mingguan disiapkan termasuk
jadwal dari Inspeksi dan Test ISO 9002 yang akan dilaksanakan. Rencana
Mingguan ini dibuatkan jadwalnya untuk panduan secara rinci bagi staf logistik,
peralatan dan pelaksana serta bagian teknik sehingga semua mempunyai persepsi
yang sama dan punya pengertian yang sama baik secara teknis maupun non teknis.
4. Coordination Meeting
42 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
oleh
Manajemen K3
Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan
menjadi salah satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan
proyek. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi diwajibkan untuk
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kerja
dimana masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini juga merupakan bagian dari
perencanaan dan pengendalian proyek. Mengacu pada standar OHSAS 18001 : 2007
serta ISO 140001:2004.
Sistem Keamanan dan Keselamatan kerja terhadap keseluruhan Personil baik
Pengawas, Pelaksanaan dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan
pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian.
Untuk melayani apabila terjadi kecelakaan kecil akan disediakan PPPK di
tempat pekerjaan. Sedangkan untuk melayani kesehatan untuk team pelaksanaan
proyek akan mengadakan kerjasama dengan Pihak RSUD setempat.
43 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Gambar membuang sampah pada tong sampah adalah anjuran untuk membuang
sampah pada tempatnya.
Lampu hijau adalah menunjukan keadaan aman atau boleh jalan pada lalu lintas
Lampu merah adalah tanda hares berhenti di lalu lintas dan tanda kawasanyang
mengandung aliran listrik berbahaya.
Lampu berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadinya bahaya atau hal-hal
yang mencurigakan.
d. Tanda Kata-Kata
44 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
"MATIKAN PONSEL"
"DILARANGMER OKOK"
"PINTU DARURAT"
2.
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
46 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
3.1
Pekerjaan Dinding
3.1.1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
47 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
3.1.2
Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang bata ringan
2.
3.
Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
4.
Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi terlebih dahulu
dngan air.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Pada bagian / daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain yang membutuhkan
penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka di dalam
dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi
beton secara vertikal dan horizontal yang dihubungkan l disambung dengan
las.
11. Kelos-kelos yamg dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding dengan
angkur.
48 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
12. Pasangan dinding harus termasuk kolom praktis / balok sloof / ring.
B. Plesteran dan Acian
PERENCANAAN
1. Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada
dinding-dinding yang akan dicat.
2. Perbandingan campuran plesteran dan pengujiannya dapat dilaksankan dalam
waktu 1 minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
3. Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan pada daerahdaerah basah dan kedap air. Pada daerah toilet setinggi 210 cm dari lantai atau
plesteran lantai beton sebagaimana ditunjukkan Konsultan Pengawas.
4. Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan
yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
5. Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merysak plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata
sesuai perintah Konsultan Pengawas dengan tebal plesteran 20 mm dengan
toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm, kecuali ditentukan lain.
6. Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan
bila ada ijin dari Konsultan Pengawas.
a)
PELAKSANAAN
Umum
49 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
1. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
2. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
3. Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar/ rata, contour dan profil-profil akurat.
4. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air
terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
5. Letakkan/ tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal) setelah
proses pencampuran, kecuali selama udara panas/ kering, kurangi waktu
penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang
bersifat sementara dari plesteran.
6. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
7. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih
dahulu kepala plesteran.
b) Plesteran ke Dinding Bata Biasa
1. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka
bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
2. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu, kemudian basahkan terus selama 3 hari.
3. Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu bata berumur
2 minggu.
50 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
4. Pada sambungan antara beton dengan pasangan bata sebelum diplester harus
diberi wiremesh selebar 10 cm kearah pasangan bata dan 10 cm kearah beton
sepanjang sambungan tersebut agar plesteran dinding tidak retak.
c)
Plesteran Interior
1. Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan +/- 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
2. Ukur / periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
3. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan
untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama
diletakkan, sikat hanya dengan satu arah / cara untuk membentuk ikatan
mekanik bagi lapisan kedua. Pada permukaan-permukaan vertical, sikat secara
horizontal.
4. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan
untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.
5. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.
e)
Plesteran Eksterior
Basahi lapisan plesteran yang dahulu yang telah kering untuk menerima
aplikasi lapisan selanjutnya. Basahi dengan air sesuai dengan yang diperlukan
untuk mendapatkan penyerapan yang merata.
g) Untuk permukaan yang datar / flat, diberi toleransi tidak lebih dari 5 mm
dalam area 2 m2, untuk membengkokkan atau penyimpanan atau untuk pipapipa.
h) Kontraktor bertanggung jawab atas penentuan prosedur / cara perbaikan dan
hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, selama bukan karena kesalahan
Pemilik, seperti plesteran yang pecah atau rusak selama waktu pelaksanaan
dan perbaikan yang tidak dapat diterima atau disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
i)
j)
3.1.3
Sumberdaya Pekerjaan
1.
Pekerja
Mandor
52 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Tukang
Pembantu tukang
2.
Bahan
AAC yang digunakan adalah eks Hebel atau setara dengan persetujuan.
Ukuran 600 x 200 tebal 125 mm, untuk dinding eksterior dan dinding tangga
darurat.
Ukuran 600 x 200 tebal 100 mm, untuk dinding partisi interior.
berhubungan
dengan
eksterior
atau
dinding
lain
yang
53 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Plester yang diaplikasikan pada dinding pasangan bata merah pada area
yang
berhubungan
dengan
eksterior
atau
dinding
lain
yang
3.
3.1.4
Alat
Bak Adukan
Roskam Bergigi
Pacul
Sekrop
Cetok
Kasutan
3.1.5
Solusi
54 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
3.1.6
Pada plesteran dinding dalam yang menggunakan MU 301 bisa diganti dengan 1
PC : 5 pasir.
3.2
Pekerjaan Keramik
3.2.1
55 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Lantai keramik
atau ubin keramik adalah bahan penutup (finishing) lantai dari bahan keramik. Tujuan
pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai adalah menambah kekuatan
lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai, serta mendekorasi ruangan
(lantai). Selain fungsi-fungsi tersebut, efek pemasangan keramik lantai juga bisa
menghadirkan atmosfer tertentu pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik
yang dipilih.
Dalam kaitan dengan mutu ubin keramik dikenal istilah KW1, KW2, KW3,
artinya dalam (1) satu kotak keramik KW1 berisi keramik kualitas paling baik dan nol
kerusakan atau tidak ada yang cacat (reject), sedangkan KW berikutnya kualitasnya
lebih rendah, seperti warna tidak sama persis sama, ukuran berselisih antara satu
dengan lainnya berkisar 1 1.5 mm. Jenis dan merk lantai keramik yang ada
dipasaran antara lain: Roman, KIA, IKAD, INA, White Horse, Masterina, Mulia,
Acura, Hercules, KIG, Milan, Platinum, Genova dan sebagainya.
3.2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Keramik
A.
1.
2.
3.
Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen biasa setebal minimal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik kurang dari 2 mm.
Naad diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata dan saling
tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.
4.
56 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
5.
Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan dengan menggunakan perekat spesi 1 pc : 3 pasir, diaduk baik
memakai larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen
yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat
khusus, dengan memerhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti
tertera pada gambar.
6.
Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal, atau cacat lainnya.
7.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik.
8.
Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jenuh.
9.
Pola keramik harus memerhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
terpasang di dinding : Exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lainlain yang tertera di dalam gambar.
57 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
14. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant (AM
50).
B.
1.
2.
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat, dan
bernoda.
3.
4.
Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5.
6.
Jarak antara unit-unit pemsangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7.
8.
9.
58 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
10. Keramik plint / skirting terpasang siku terhadap lantai, dengan memerhatikan
siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama
pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak
turun / retak sewaktu menerima beban di atasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat,
dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar perekat adukan spesi lebih
sempurna.
13. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan semen.
14. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemsangan.
15. Nad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta
kedap air. Warna perekat nad ini disesuaikan dengan warna keramik.
16. Pengisian / pengecoran nad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
17. Sewaktu pengisian nad ini, keramik harus benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/
air semen.
19. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering / mengeras.
20. Bila pemasangan telah slesai seluruhnya, maka lantai harus di lap / disapu hingga
bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
59 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
22. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahanbahan pembersih lunak yang ada dipasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja
atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa
bagian harus disediakan alur-alur ex[ension. Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis / sealant sesuai dengan gambar dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
3.2.3
Sumberdaya Pekerjaan
1.
Pekerja
Mandor
Tukang
Pembantu tukang
2.
Bahan
Jenis
Produksi
: ROMAN
Ketebalan
: Minimum 0,6 cm
: AM 50 tile grout
Bahan Perekat
: Adukan 1 PC : 3 pasir
Warna / Texture
: Ditentukan
: Keramik Tile
60 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Ukuran
: 300 x 600 mm
Ukuran
: 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, 30 x 60 cm
Skirting
: 10 x 30 cm
Ketebalan
Daya serap
: 1%
Kekerasan
Kekuatan tekan
Mutu
Chemical Resistant
17-23
Bahan pengisi
disetujui
Bahan perekat
Warna, tekstur
3.
Alat
Benang
Timba
Cetok
61 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Pacul
Sekrop
Solusi
Pembuatan shop drawing yang menyesuaikan
dimensi ruang berdasarkan luasan bangunan
dan menyesuaikan posisi jenis ukuran
keramik yang terpasang pada bangunan
Teknik pemasangan pada tiap keramik harus
keretakan
3.2.6
62 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
3.3
3.3.1
63 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Jenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam, yaitu jenis Polyester
(PE) yang biasa banyak digunakan untuk interior, dan jenis PVDF (Poly Vinyl De
Flouride) yang biasa di gunakan di eksterior, karena jenis ini tahan segala jenis
cuaca,sehingga lapisan warna dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan jenis
Polyester.
Alumunium Composite panel memiliki sifat dan daya tahan yang kuat
terhadap air dan berbagai macam cuaca,oleh karna itu Alumunium Composite panel
banyak digunakan sebagai panel pelapis dinding dari suatu bangunan baik di in door
maupun out door, selain untuk aplikasi dinding Alumunium Composite Panel juga
dapat di gunakan dalam berbagaimacam aplikasi salah satunya sebagai perangkat
interior dan exterior.
Aluminium Composite panel terdiri dari berbagai macam warna sesuai
dengan permintaan, ketebalan alumunium composite panel umumnya 4 mm.
Aluminium composite panel, membuat gedung lebih menawan dan terkesan mewah.
Aplikasi Alucopan tidak terbatas pada bangunan tinggi eksternal, tetapi juga
dapat digunakan dalam bentuk apapun seperti partisi, langit-langit buatan dll.
Aluminium Composite Panel juga banyak digunakan dalam industri furniture untuk
penampilan yang lebih elegan. ACP juga secara luas digunakan dalam industri
signage sebagai bahan alternatif menggantikan bahan substrat yang lebih berat dan
mahal.
Aluminium Composite Panel sanggup memberikan nilai tambah pada
bangunan atau gedung yang menggunakan Aluminium Composite Panel. Pemesanan
dan pengaplikasian Aluminium Composite Panel yang mudah serta warna-warni yang
terdapat pada produk ini membuat banyak kontraktor / developer berminat untuk
mempertegas kesan dari bangunan/gedung yang mereka kerjakan. Selain itu dengan
harga Aluminium Composite Panel yang terjangkau, bangunan / gedung pun memiliki
nilai tambah dan semakin megah.
Aluminium Composite Panel dewasa ini sangatlah populer karena
perawatannya sangat mudah dilakukan, Alumunium composite panel dapat
dibersihkan kembali apabila sudah terlihat kotor.
3.3.2
65 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.
Semua bahan yang rusak, cacat, tergores dan sebagainya, baik yang terjadi pada
proses pengiriman, penyimpanan, instalasi atau masa pemeliharaan harus diganti
dengan biaya kontraktor.
3.
Semua fastening achors harus diinstall sesuai dengan spesifikasi dan metoda yang
di approve oleh pabrik.
4.
Semua ukuran yang dilaksanakan di lapangan harus sesuai dan berada dalam
toleransi yang diberikan oleh bahan utama.
5.
Semua brackets harus memenuhi syarat untuk adjustable ke tiga arah yang
memungkinkan panel terpasang sempurna pada tempatnya.
6.
Semua bolts harus terpasang dengan benar dan kuat dan mendapat perhatian
khusus pada pelaksanaannya.
7.
Celah antar panel harus ditutup dengan silicone sealant yang disarankan oleh
vendor ACP.
3.3.3
Sumberdaya Pekerjaan
1.
Pekerja
Mandor
Tukang
Pembantu Tukang
2.
Bahan
Bahan dasar adalah low density polyethylene dengan lapisan alumunium pada
kedua sisi luarnya.
Tebal material disesuaikan dengan ukuran bidang material pada rencana.
Material yang dipakai adalah Alumunium Composite Panel ex Seven.
Termasuk sistem struktur pendukungnya.
66 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Warna ditentukan.
Panel secara umum direncanakan dengan sistem water tight cladding. Semua
joint dan sambungan harus memenuhi kebutuhan tersebut.
Material termasuk juga insulasi panas di belakangnya apabila diperlukan.
Frame pengikat menggunakan spesifikasi yang sesuai dan diminta oleh
material finishing.
Pengikatan material harus menggunakan screw, rivet, bolts, nuts, fixing
anchors dan adjustable alumunium (atau non magnetic stainless steel brackets)
yang telah mendapat peresetujuan dari pabrik.
3.
Alat
Bor
Grenda Potong
Mesin Las
Sekrup
Solusi
Melakukan pengukuran ulang pada bidang
eksisting agar sesuai dengan modul ACP,
sehingga fasade bangunan yang tercover ACP
berkesan dinamis dan futuristik
Sistem pemakaian silent harus padat dan
67 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
dengan modulnya.
3.3.6
Menggunakan acian.
Finishing cat
Bisa menggunakan batu alam
Finishing dinding berstektur kasar ( camprotan )
68 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Selama saya menjalani Praktek Kerja Lapangan, saya banyak mendapatkan ilmu
dan pengalaman yang banyak dan sangat berharga. Sehingga saat ini saya menjadi
pribadi yang lebih maju dan berkembang dari segi sikap dan pemikiran.
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan pada proyek pembangunan Rumah
Sakit Persada Kota Malang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pasangan plesteran adalah :
Tempat mengaduk.
Adukan baru jangan tercampur adukan lama atau bahan-bahan sisa yang sudah
tidak aktif.
Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
Air yang digunakan harus bersih.
Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah.
Perlu pengayakan pasir/kapur.
Perlu pengamanan bahan, yaitu menyimpan pasir jangan ditempat becek atau
c. Sarung tangan
d. Masker
e. Rompi (jika ada)
4. Pada pekerjaan keramik dinding, semua bahan bengunan yang digunakan untuk
pemasangan keramik sesuai dengan teori, tetapi yang membedakan yaitu campuran
yang digunakan untuk pemasangan keramik, yaitu menggunakan mortar.
4.2
Saran
1. Pada saat melakukan kegiatan PKL, sebaiknya harus sering bertanya kepada
pelaksana proyek agar kita mengerti apa dan bagaimana langkah pelaksanaan
dilakukan.
2. Faktor keamanan dan kenyamanan sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan
dinding, keramik dan ACP karena butuh ketelitian dalam pemasangannya.
70 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
DAFTAR PUSTAKA
71 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n