Presus Iugr Dan Periodontitis
Presus Iugr Dan Periodontitis
PRESENTASI KASUS
G1P0A0, 25 tahun, Umur Kehamilan 38 Minggu, Janin Tunggal Hidup Intra Uteri,
Presentasi Kepala, Punggung Kiri, Inpartu Kala 1 Fase Laten, IUGR dengan ibu
menderita periodontitis
Disusun oleh :
Andhini D.
Presentasi kasus ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu prasyarat
mengikuti ujian kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan
Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan tugas presentasi kasus. Penulisan tugas ini
merupakan salah satu syarat mengikuti ujian Program Pendidikan Profesi di bagian
Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan kesehatan,
pendidikan, penelitian dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh berbagai
pihak yang berkepentingan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. dr. Adi Setyawan,Sp.OG(K-FER) selaku dokter pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas ini
2. Rekan-rekan profesi serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
referat ini.
Penulis sadar bahwa tugas ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, segala masukan yang bersifat membangun dari para penelaah sangat
diharapkan demi proses penyempurnaan.
Purwokerto,
Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
.
B. Tujuan penulisan
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
.
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dan Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
A. Definisi
..
B. Klasifikasi PJT
..
C. Faktor risiko PJT
..
D. Etiologi
..
E. Diagnosis
..
F. Cara diagnosis
..
G. Pemantauan fungsional janin
..
H. Profil Biofisik
..
I. Dampak PJT
..
J. Manajemen
..
Periodontitis
A. Definisi
..
B. Etiologi
..
C. Manifestasi klinis
..
D. Pemeriksaan
..
E. Diagnosis
..
F. Penatalaksanaan
..
BAB III KASUS
..
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ..
BAB V KESIMPULAN
..
DAFTAR PUSTAKA
..
4
5
6
6
6
7
8
10
11
11
12
14
15
16
16
16
17
18
19
21
33
39
40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah janin dengan berat badan
kurang atau sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut 5 persentil atau
Femur Length (FL)/Abdominal Circumference (AC) > 24 yang dapat diukur
menggunakan ultrasonografi (USG). Prevalensi pertumbuhan janin terhambat
adalah 3 10 % di dunia. Di Indonesia, pada penelitian pendahuluan pada tahun
2004-2005, prevalensinya adalah 4,4 %. Morbiditas dan mortalitas perinatal
kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat lebih tinggi daripada kehamilan
normal. Mortalitas perinatal bayi bayi dengan pertumbuhan janin terhambat 7 -8
kali lebih tinggi daripada bayi normal. Kirakira 26% kejadian lahir mati
berhubungan dengan pertumbuhan janin terhambat (Mandruzzato, 2008;
Manning, 2011).
Pertumbuhan janin terhambat disebabkan oleh faktor fetal, faktor
plasenta,dan faktor maternal. Faktor fetal adalah kelainan kromosom, malformasi
kongenital,kehamilan multipel. Faktor maternal adalah malnutrisi, infeksi
maternal, gangguan aliran uteroplasenta, riwayat obstetrik jelek, hipoksia kronis,
faktor
uterin,
kelainan
ginjal,
sindrom
antifosfolipid,
dan
lingkungan
(Wiknojosastro, 2005).
Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa periodontitis berkaitan
dengan efek merugikan pada ibu. Periodontitis adalah infeksi yang disebabkan
oleh bakteri anaerob gram negatif pada rongga mulut yang mengakibatkan
kerusakan pada jaringan pendukung gigi. Penyakit periodontal mempunyai
potensi bakterimia terutama pada orang yang mempunyai plak, kalkulus dan
peradangan gingiva. Penyakit periodontal memudahkan proses patogenitas, dan
produk-produk
radang
berperan
dalam
mengganggu
pertumbuhan
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) /Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
A. Definisi
Pertumbuhan janin terhambat adalah janin dengan berat badan kurang dari
atau sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut kurang atau sama dengan 5
persentil atau FL/AC > 24. Biometri tidak berkembang setelah 2 minggu
(Mandruzzato, 2008).
Janin kecil masa kehamilan (KMK) adalah janin yang berat badannya sama
atau kurang dari 10 persentil atau yang lingkaran perutnya sama atau kurang dari 5
persentil (Damanik, Sylviati, 2004).
Empat puluh persen pertumbuhan janin terhambat (PJT) karena perfusi
plasenta yang menurun atau insufisiensi utero-plasenta. Dua puluh persen
hambatan pertumbuhan karena potensi tumbuh yang kurang karena kelainan
genetik atau kerusakan lingkungan. PJT tidak selalu KMK dan begitu sebaliknya
KMK yang disebabkan oleh PJT hanya mencapai 15 persen (Damanik, Sylviati,
2004)..
B. Klasifikasi PJT
a. Tipe I Simetris
Ukuran badannya secara proporsional kecil, gangguan pertumbuhan
terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu, dan sering disebabkan oleh
kelainan kromosom atau infeksi. Jika terjadi pada awal kehamilan saat
hiperplasia, jumlah sel berkurang secara permanen dan memiliki prognosis
buruk. Penampilan klinisnya proporsional dengan gangguan yang sama pada
panjang dan beratnya sehingga indeks ponderal normal (Wiknojosastro, 2005).
b. Tipe II Asimetris
Ukurannya badannya tidak proporsional, gangguan pertumbuhan janin
terjadi pada kehamilan trimester III, dan sering disebabkan oleh insufisiensi
plasenta. Jika gangguan terjadi pada kehamilan lanjut saat hipertrofi, ukuran
selnya berkurang, dan prognosis lebih baik. Lingkaran perut janin dengan
gangguan ini berukuran kecil dengan skeletal dan kepala normal sehingga
indeks ponderal abnormal (Wiknojosastro, 2005).
C. Faktor Risiko PJT
1. Lingkungan sosioekonomi rendah
2. Riwayat PJT dalam keluarga
3. Riwayat Obstetri yang buruk
4. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan rendah
5. Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
6. Komplikasi medik dalam kehamilan (Oxorn, 2003).
Faktor-faktor risiko PJT yang terdeteksi sebelum hamil:
1. Riwayat PJT sebelumnya
2. Riwayat Penyakit Kronis
3. Riwayat APS (Antiphospholipid Syndrome)
4. Indeks Massa Tubuh rendah
5. Maternal Hipoksia (Oxorn, 2003).
Faktor Faktor risiko PJT yang terdeteksi selama kehamilan
1. Peninggian MSAFP/Hcg
2. Riwayat makan obat-obatan tertentu (Coumarin, hydantoin)
3. Perdarahan pervaginam
4. Kelainan plasenta
5. Partus prematurus
6. Kehamilan ganda
7. Kurangnya pertambahan berat badan selama kehamilan (Oxorn, 2003).
D. Etiologi
a. Maternal : hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung sianosis, DM kelas
lanjut, hemoglobinopati, penyakit autoimun, malnutrisi, merokok, narkotik,
kelainan uterus, trombofili.
b. Plasenta dan tali pusat : sindroma twin-twin transfusion, kelainan plasenta,
solusio plasenta kronik, plasenta previa, kelainan insersi tali pusat, kelainan
tali pusat, kembar.
c. Infeksi : HIV, cytomegalovirus, rubella, herpes, toksoplasmosis, sifilis.
d. Kelainan Kromosom/ genetic : trisomi 13, 18, dan 21, triploidi, sindrom
turner, penyakit metabolik (Wiknojosastro, 2005; Mandruzzato, 2008).
IUGR atau PJT dicurigai atau didiagnosis jika terdapat janin kecil
namun, sehat atau merupakan konsekuensi dari berbagai kondisi. Kondisi
abnormal tersebut antara lain dapat berupa kondisi maternal seperti hipertensi
7
E. Diagnosis
Diagnosis suspek PJT dilakukan jika terdapat satu atau lebih tanda-tanda di
bawah ini:
a. TFU 3 cm atau di bawah normal
b. Pertambahan berat badan < 5 kg pada UK (usia kehamilan) 24 minggu atau <
c.
d.
e.
f.
g.
Hal ini dapat diajukan pada grafik pertumbuhan janin pada gambar 2 (Peleg,
1998).
kuadran
atau
pengukuran
diameter
vertikal
kantong
amnion
d.
e.
f.
POGI, 2006).
Non stress test (Manning, 2011).
Non stress test dapat dilakukan jika terjadi perubahan pola gerak atau
gerakan janin yang tidak biasa, saat plasenta dicurigai tidak berfungsi adekuat,
dan dalam keadaan risiko tinggi. Tes ini menggunakan kardiotokografi. Cara
melakukannya adalah dengan memasangkan sabuk untuk mendengar denyut
jantung janin (Djj) dan satu buah lagi untuk mengukur kontraksi. Gerakan,
denyut jantung, dan reaktivitas jantung dari adanya gerakan diukur dalam 20-30
menit. Jika janin tidak bergerak, tidak selalu terdapat masalah, mungkin janin
tidur. Penggugah dapat dilakukan pada janin untuk membangunkan janin.Tes ini
umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas (Manning,
2011).
H. Profil Biofisik (biophysic score)
Kesejahteraan janin dapat dinilai dengan menggunakan skor biofisik.
Pemeriksaan ini menggunakan alat bantu ultrasonografi. Skor biofisik memiliki 4
komponen yaitu : gerakan napas janin, gerakan anggota tubuh janin dan tonus
otot janin, denyut jantung janin reaktif dengan NST, dan pengukuran volume
cairan amnion semikuantitatif. Penilaian ini dilakukan dalam 20-30 menit. Skor
yang dapat dihasilkan memiliki rentang 0-10 (Manning, 2011).
Gerakan janin dinilai dari gerakan satu episode fleksi dan ekstensi anggota
gerak atau gerakan tulang belakang. Gerakan napas dinilai dari gerakan dada
dalam inspirasi dan ekspirasi atau gambaran mengembang dan menguncup badan
janin (rongga dada). Volume cairan amnion atau amniotic fluid volume secara
semi kuantitatif adalah dengan mengukur jarak vertikal kantong gestasi ke fetus
di keempat kuadran uterus kemudian dijumlahkan. Umbilicus menjadi tolak ukur
pembagi uterus. Jika jumlahnya kurang dari 5 cm, hasilnya merupakan
oligohidramnion (Manning, 2011). Pemeriksaan ini dapat dinilai dengan
ketentuan pada tabel 2 berikut ini.
11
Normal (skor=2)
Sedikitnya 1 episode (inspirasi dan
ekspirasi) gerakan napas selama 30
detik dalam observasi selama 30 menit
Abnormal (skor=0)
Tidak ada gerakan atau episode
yang > 30 detik dalam 30 menit
Gross
Body
movement / gerakan
tubuh janin
Tonus janin
12
Interpretasi
Sangat jarang risiko
asfiksia janin
Manajemen
Intervensi pada obstetri saja dan
faktor ibu, tidak ada indikasi janin
Kemungkinan kelainan
kronis pada janin
6/10 (cairan
abnormal)
4/10
2/10
0/10
Kemungkinan asfiksia
lebih besar
Hamper pasti asfiksia
Janin pasti asfiksia
13
J. Manajemen PJT
Gambar 2.
14
PERIODONTITIS
A. Definisi
Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar
gigi. Secara umum periodontitis terbagi atas 2 jenis yaitu:
1. Periodontitis marginal
Periodontitis marginali berkembang dari gingivitis (peradangan atau
infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah
bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan
periodontal (Haritha et al, 2010).
2. Apikal periodontitis
Periodontitis apikalis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan
sekitar apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan dari infeksi atau
peradangan pada pulpa (Haritha et al, 2010).
B. Etiologi
Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis
biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini
melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak
yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di
atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga
terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis (Stefano et al, 2010).
Keadaan gigi yang tidak beraturan, ujung tambahan yang kasar dan alatalat yang kotor berada di mulut (alat ortodontik, gigi tiruan) dapat mengiritasi
gusi dan meningkatkan faktor resiko. Serta kesalahan cara menyikat gigi juga
yang dapat mempengaruhinya (Stefano et al, 2010).
C. Manifestasi klinis
1. Inflamasi gingiva dan pendarahan
15
2. Poket
3. Resesi gingival
4. Mobilitas gigi
5. Nyeri
6. Halitosis dan rasa tidak enak (Haritha et al, 2010).
D. Pemeriksaan
1.
2.
Poket
Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari
diagnosis periodontal tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama dengan
inflamasi gingiva dan pembengkakan. Teoritis, bila tidak ada pembengkakan
gingiva, poket sedalam lebih dari 2 mm menunjukkan adanya migrasi ke
apikal dari epiteluim krevikular, tetapi pembengkakan inflamasi sangat sering
mengenai individu muda usia sehingga poket sedalam 3-4mm dapat
seluruhnya merupakan poket gingiva atau poket palsu (Stefano et al, 2010).
3.
Resesi gingival
Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat meyertai periodontitis kronis
tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi, pengukuran
kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari kerusakan
periodontal seluruhnya (Stefano et al, 2010).
16
4. Mobilitas gigi
Beberapa mobilitas gigi pada bidang labiolingual dapa terjadi pada
gigi yang sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisivus bawah yang
lebih kecil mobil daripada gigi berakar jamak (Haritha et al, 2010).
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi yang
bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan ujung jari lainnya pada sisi
gigi yang berseberangna dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik
pedoman sehingga gerakan realtif dapat diperiksa. Cara lain untuk memeriksa
mobilitas (walaupun tidak megukurnya) adalah dengan pasien mengoklusikan
gigi-geliginya (Haritha et al, 2010).
5. Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan ke dalam 3 grade yaitu :
a. Grade 1. Hanya dirasakan
b. Grade 2. Mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm
c. Grade 3. Pergeseran labiolingual lebih dri 1 mm, mobilitas dari gigi ke
atas dan kebawah pada arah aksial (Stefano et al, 2010).
6. Nyeri
Nyeri atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi
aktif dari jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abcess
dimana gigi sangan sensitif terhadap sentuhan. Sensitivitas terhadap dingin
atau panas dan dingin kadang ditemukan bila ada resesi gingiva dan
terbukanya pulpa (Stefano et al, 2010).
E. Diagnosis
Diagnosis periodontitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran
klinik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan gejala berupa
gusi mudah berdarah, gigi goyang. Dari pemeriksaan penunjang untuk
memastikan bakteri penyebab dapat dilakukan kultur, dan untuk pemeriksaan
radiologis, gambaran radiologik pada gigi yang mengalami kelainan
17
supragingival
maupun
kalkulus
subgingival
serta
ketidak
dengan
amoksisilin
sangat
efektif
untuk
perawatan
Antiseptik kumur
Terutama yang sering digunakan pada saat sekarang adalah
chlorhexidin atau heksitidin yang telah terbukti efektif dalam meredakan
18
19
BAB III
KASUS
A. Identitas
Nama
: Ny. R
Usia
: 25 tahun
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Jawa
Pekerjaan
Alamat
Nama Suami
: Tn. K
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Jawa
Pekerjaan
: Buruh Tani
Alamat
Nomor CM
: 864798
Masuk RSMS
B. Anamnesis
(Dilakukan secara auto dan alloanamnesis tanggal 29 Februari 2012/ Pukul
18.10 WIB)
1. Keluhan utama : Kenceng-kenceng
2. Keluhan Tambahan
: pengeluaran lendir darah dari jalan lahir
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan surat pengantar PKM Jatilawang dengan
keluhan kencang-kencang sejak pukul 12.00 (29/2/12), kencang-kencang
pada awalnya tidak teratur, bervariasi antara 1-2 kali kontraksi dalam 10
menit, namun dalam 2 jam terakhir sebelum masuk RSMS terasa sering,
kira-kira terasa tiga kali kontraksi selama 15-20 detik dalam waktu 10 menit.
Pasein mengaku terdapat pengeluaran lendir darah pukul 15.00 (29/2/12),
20
pengeluaran lendir darah ini terutama setelah terasa adanya kencengkenceng, pasien menyangkal pengeluaran air dari jalan lahir. Pasien tidak
mengeluhkan lemah, letih dan lesu. Pada lampiran surat pengantar terdapat
penulisan hasil USG berupa suspek IUGR (USG dilakukan pada saat ANC di
RS 2 minggu sebelum masuk RSMS 14 Februari 2012), namun pasien tidak
membawa hasil USG.
Pada anamnesis lanjutan, pasien mangaku memiliki masalah pada
mulutnya yaitu nyeri pada gigi sejak 1 tahun terakhir ini yang disertai
dengan gusi mudah berdarah terutama jika saat gosok gigi, gigi goyang dan
bau mulut. Pasien tidak pernah memeriksakan giginya ke dokter gigi. Untuk
kebiasaan menggosok gigi, pasien hanya melakukan setiap mandi saja yaitu
2 kali sehari. Pasien tidak pernah menggosok gigi setelah makan dan
sebelum tidur.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Penyakit Jantung
: disangkal
b. Penyakit Paru
: disangkal
c. Penyakit Diabetes Melitus
: disangkal
d. Penyakit Ginjal
: disangkal
e. Penyakit Hipertensi
: disangkal
f. Riwayat Alergi
: disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Penyakit Jantung
: disangkal
b. Penyakit Paru
: disangkal
c. Penyakit Diabetes Melitus
: disangkal
d. Penyakit Ginjal
: disangkal
e. Penyakit Hipertensi
: disangkal
f. Riwayat Alergi
: disangkal
6. Riwayat Menstruasi
a. Lama haid
: 7 hari
b. Siklus haid
: teratur
c. Dismenorrhe
: tidak ada
d. Jumlah darah haid
: normal (sehari ganti pembalut 2-3 kali)
7. Riwayat Menikah
Pasien menikah sebanyak satu kali selama satu tahun.
8. Riwayat Obstetri
G1P0A0: Hamil ini, HPHT 7 Mei 2011, HPL14 Maret 2012
Usia kehamilan 38 minggu
9. Riwayat Antenatal Care
21
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign
Tinggi Badan
Berat Badan
Status Generalis
1. Pemeriksaan kepala
a. Bentuk kepala
b. Mata
: Baik
: GCS E4M6V5 ( Compos Mentis)
: TD : 130/80 mmHg
N
: 72x/menit
RR : 20 x/menit
S
: 36,40C
: 150 cm
: 58 kg
: mesocephal, simetris
: simetris, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
refleks pupil +/+ normal, isokor, diameter 3/3 mm, edema palpebra -/c. Telinga
: discharge -/d. Hidung
: discharge -/-, nafas cuping hidung -/e. Mulut
: halitosis (+), sianosis (-), lidah kotor -/-
22
f. Gigi
23
1. Abdomen
a. Inspeksi : Cembung gravid membujur
b. Palpasi : TFU 27 cm, Taksiran berat : (27-12)x155= 2325 gram
Leopold I
: teraba bagian bulat lunak kecil
Leopold II
: teraba tahanan memanjang di sisi kiri ibu
teraba bagian-bagian kecil di kanan ibu
Leopold III : teraba satu bagian bulat keras, melenting
belum masuk PAP
c. Perkusi : pekak
e. Auskultasi
: DJJ (+) 12-12-11
2. Status Genitalia
a. Inspeksi
Vulva : tidak edema tidak ada tumor, ulkus, eritema, sebaran rambut
pubik merata sampai ke tepi rambut simpisis.
Urethra : tenang
Introitus vagina : lendir darah (+)
b. Palpasi
Vulva vagina tidak ada kelainan, nyeri tekan tidak ada
c. Vaginal Toucher
Dinding vagina licin tidak ada kelainan, porsio tebal, lunak, posisi ke
posterior, pembukaan 2 cm, kulit ketuban (+), kepala janin di H1
D. Diagnosis
G1P0A0, 25 tahun, Umur Kehamilan 38 mg, Janin Tunggal Hidup Intra Uteri,
presentasi kepala punggung kiri, Inpartu kala 1 fase laten, suspek IUGR dengan
ibu menderita periodontitis
E. Plan
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
2. Pengawasan kesejahteraan ibu dan janin dengan melakukan pemeriksaan
tanda vital, denyut jantung janin (DJJ), his, pembukaan setiap 4 jam
F. Hasil pemeriksaan penunjang
Lab 29/02/2012
Darah lengkap
Hb
: 12,1 g/dl
(12-16 g/dl)
Leukosit : 13200/ul
(4800-10800/ul)
Ht
( 37-47 %)
: 36 %
24
Eritrosit : 4,5/ul
( 4,2-5,4/ul)
Trombosit : 214.000/ul
( 150.000-450.000/ul)
MCV
: 85 fL
( 79-99 fL)
MCH
: 28,3 pg
( 27-37 pg)
MCHC
: 33,2 %
( 33-37%)
RDW
: 14,1 %
( 11,5-14,5 %)
MPV
: 9,9 fL
(7,2-11,1 fL)
Hitung jenis
Basofil
: 0,2 %
(0-1%)
Eosinofil : 0,1 %
(2-4%)
Batang
: 0,00 %
(2-5%)
Segmen
: 83,2 %
(40-70%)
Limfosit : 10,9 %
(25-40%)
Monosit : 5,6%
(2-8%)
PT
: 11,5
(11,5-15,5)
APTT
: 30
(30-40)
G. Sikap
Pukul 19.00 WIB, menerima pasien dari VK IGD. Pada pemeriksaan didapatkan :
TD : 130/80 N : 80 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36, 5 0C
TFU 27 cm, Taksiran berat : (27-12)x155= 2325 gram
Leopold I
: teraba bagian bulat lunak kecil
Leopold II
: teraba tahanan memanjang di sisi kiri ibu
teraba bagian-bagian kecil di kanan ibu
Leopold III : teraba satu bagian bulat keras dan belum masuk PAP
VT : Pembukaan 2 cm, effacement 40 %, ketuban utuh
Teraba bagian bawah janin : kepala janin, penurunan Hodge I
Tindakan selanjutnya adalah kesejahteraan ibu dan janin dengan mengamati
tanda vital, DJJ, his serta pembukaan (setiap 4 jam).
Tanggal
Vital sign
His
VT
Diagnosis
Tindakan
25
29-2-12
19.00
TD 130/80
N 80
R 20
S 36.5
3x durasi
15-20
dalam 10
menit
2
KK (+)
Kepala HI
Effacement
40 %
DJJ
11-11-11
20.00
21.00
22.00
23.00
00.30
TD 130/80
N 72
R 20
S 36.5
DJJ
11-11-11
TD 120/80
N 60
R 20
S 36.5
DJJ
12-12-12
TD 120/80
N 72
R 20
S 36.5
DJJ
12-11-12
TD 130/80
N 80
R 20
S 36.5
DJJ
11-11-12
TD 130/80
N 88
R 20
S 36.5
G1P0A0,
25
tahun,
Umur
Kehamilan
38
mg,
Janin
Tunggal
Hidup
Intra
Uteri,
presentasi kepala
punggung
kiri,
Inpartu kala 1
fase laten, suspek
IUGR dengan ibu
menderita
periodontitis
Pasang infuse RL
Dilakukan tes ampicillin,
reaksi
(-)
diberikan
Ampicillin 1gr IV
Observasi
kesejahteraan
janin dan ibu (vital sign,
DJJ) setiap jam
Pantau setiap 4 jam
3x durasi
15-20
dalam 10
menit
Observasi
kesejahteraan
janin dan ibu (vital sign,
DJJ) setiap jam
3x durasi
15 dalam
10 menit
Observasi
kesejahteraan
janin dan ibu (vital sign,
DJJ) setiap jam
2x durasi
10 dalam
10 menit
Observasi
kesejahteraan
janin dan ibu (vital sign,
DJJ) setiap jam
2x durasi
10 dalam
10 menit
5
KK (+)
Kepala HII
Effacement
60 %
3x durasi
10 dalam
10 menit
DJJ
12-12-12
1-3-12
00.00
TD 130/80
N 88
R 20
3x durasi
15 dalam
10 menit
26
S 36.5
00.30
DJJ
12-11-12
TD 130/80
N 88
R 20
S 36.5
3x durasi
15 dalam
10 menit
DJJ
Pantau VS, , DJJ
11-11-12
Pada pukul 01.30 pasien merasakan terdapat pengeluaran cairan dari jalan lahir kemudian dilakukan
pemeriksaan sebagi berikut
01.30
TD 130/80
3 x durasi 8
Ketuban pecah
Observasi
kesejahteraan
N 88
20 dalam KK (-)
Inpartu kala I fase janin dan ibu (vital sign,
R 20
10 menit
Kepala
aktif
DJJ) setiap jam
S 36.5
HIII
Effacement
Mempersiapkan persalinan
DJJ
80 %
pervaginam
11-11-12
02.30
TD 130/80
3-4
x
N 88
durasi 20
R 20
dalam 10
S 36.5
menit
03.00
03.30
03.45
DJJ
11-11-12
TD 130/80
N 88
R 20
S 36.5
DJJ
11-12-12
TD 130/80
N 88
R 20
S 36.5
TD 130/80
N 88
R 20
S 36.5
4 x durasi
20 dalam
10 menit
lengkap,
H III+
Persiapan
kala II
untuk
Injeksi oksitosin 10 IU
IM.
Bayi dirawat di NICU
R.melati
27
Tekanan
darah
(mmHg)
130/80
Nadi
(kali/m
enit)
84
RR
(kali/m
enit)
24
Suhu
(derajat
celcius)
36,3
TFU dan
konsistensi
VU
PPV
Keras, 3 jari di
bawah pusat
Kosong
36,3
Keras, 3 jari di
bawah pusat
Kosong
24
36,3
Keras, 3 jari di
bawah pusat
Kosong
80
20
36,4
Keras, 3 jari di
bawah pusat
120/80
84
20
36,4
Keras, 3 jari di
bawah pusat
Kosong
120/80
84
20
36,5
Keras, 3 jari di
bawah pusat
Kosong
+ dalam
batas
normal
+ dalam
batas
normal
+ dalam
batas
normal
+ dalam
batas
normal
+ dalam
batas
normal
+ dalam
batas
normal
04.15
130/80
84
24
04.30
130/80
80
05.00
130/80
05.30
06.00
Kosong
S
Nyeri
di
daerah
jalan lahir
O
- Ku/Kes : sedang/cm
- Vital sign:
TD : 130/80mmHg
N : 80x/menit
Rr : 20x/menit
T : 36,3oC
Thoraks :
Pulmo : SD vesikuler,
suara ronkhi basah halus
dan ronkhi basah kasar
(-/-), wheezing (-/-)
Cor: S1>S2 reguler,
Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus +
normal
Perkusi : timpani
Palpasi :
Nyeri tekan +, tinggi
fundus uteri 3 jari dibawah
pusat .
A
P1A0, Usia
25 tahun,
Post Partus
Spontan
dengan
BBLR
P
IVFD RL 20
tpm
Amoxicilin 3 x
500 mg
As.mefenamat
3x 500 mg
SF 1x1
Pengawasan
KU,VS,PPV,
TFU,ASI,BAB/
BAK.
Diet lunak
Mobilisasi
28
BAB: BAK: +
Flatus: -
2 Maret 2012
Tidak ada
keluhan
P1A0, Usia
25 tahun,
Post Partus
Spontan
dengan
BBLR
Aff infus
Terapi oral
dilanjutkan
Pengawasan
KU,VS,PPV,
TFU,ASI,BAB/
BAK.
Diet lunak
Mobilisasi
Persiapan
pulang :
memberikan
edukasi kepada
pasien
mengenai
mobilisasi,
pemberian ASI,
kontrol
kehamilan
BAB: +
BAK: +
Flatus: +
Genetalia eksterna: PPV
(+) Normal
29
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
PJT/IUGR
disertai KMK
Pasien Ny.R
PERIODONTITIS
BBLR
30
gigi. Penyakit periodontal mempunyai potensi bakterimia terutama pada orang yang
mempunyai
plak,
kalkulus
dan
peradangan
gingiva.
Penyakit
periodontal
31
32
Jika berdasarkan grafik, maka pada usia kehamilan 38 minggu, berat badan
lahir seharusnya berada antara persentil ke-10 hingga 90 (antara 2400 gram hingga
3300 gram). Namun pada kasus Ny.R, berada di bawah persentil 10 sehingga
menunjukkan adanya pertumbuhan janin terhambat di mana berat janin kecil untuk
masa kehamilan. Untuk memastikan adanya PJT ini, seharusnya dilakukan
pemeriksaan USG ulang, karena pada hasil pemeriksaan hanya tertulis suspek IUGR.
Diharapkan dengan dilakukan USG ulang, terdapat hasil penilaian terhadap biofisik
janin (Manning, 2011).
Saat ini infeksi dipertimbangkan sebagai suatu penyebab utama dari bayi
berberat badan lahir rendah, berperan 30 persen hingga 50 persen dari keseluruhan
kasus. Mekanisme biologisnya yaitu keberadaan bakteri memicu aktivitas imunitas
yang dimediasi oleh sel yang menyebabkan dihasilkannya sitokin seperti interleukin
(IL-1 dan IL-6) dan tumor necrosis factor alpha (TNF-) dan sintesis serta pelepasan
prostaglandin (terutama prostaglandin E2 (PGE2) (Siquera et al, 2007).
Kerusakan jaringan periodonsium disebabkan oleh aktivitas sel-sel imun
oleh komponen dinding sel dari mikroorganisme, seperti lipopolisakarida (LPS) yang
berpotensi merangsang produksi derivat enzim dari host, sitokin dan mediator proinflamasi lain yang menyebabkan kerusakan jaringan pendukung. Ditemukan empat
bakteri yang berhubungan dengan pematangan plak dan periodontitis progresif yaitu
Bacteroides
forsythus,
Porphyromonas
gingivalis,
Actinobacillus
melahirkan
bayi
normal.
Bakteri
tersebut
mampu
menghasilkan
lipopolisakarida, protein, dan sitokin pemicu peradangan dalam aliran darah. Bakteri
tersebut merupakan bakteri genital yang terdapat pada kasus kelahiran IUGR dengan
bakteri pada penyakit periodontal (Siquera et al, 2007; Stefano et al, 2010).
Melalui penelitian yang terbaru Stefano (2010) menganalisis sampel darah
yang diambil dari tali pusat janin untuk mengetahui keberadaan antibodi
Immunoglobulin M (Ig M) yang berfungsi untuk melawan patogen periodontal.
Melalui pemeriksaan bakteri pada sejumlah bayi dengan berat badan lahir rendah
33
Bakteri peridontal
Endotoksin
Aktivasi mediator
inflamasi : IL-6, PGE2,
THF, IL-1
Translokasi endotoksin
dan mediator inflamasi
ke membrane plasenta
34
insufisiensi uteroplasenta
bayi normal
IUGR
BBLR
35
BAB V
KESIMPULAN
1.
2.
3.
Jika berdasarkan grafik, maka pada usia kehamilan 38 minggu, berat badan lahir
seharusnya berada antara persentil ke-10 hingga 90 (antara 2400 gram hingga
3300 gram). Namun pada kasus Ny.R, berada di bawah persentil 10 sehingga
menunjukkan adanya pertumbuhan janin terhambat di mana berat janin kecil
36
untuk masa kehamilan. Untuk memastikan adanya PJT ini, seharusnya dilakukan
pemeriksaan USG ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, Sylviati M, 2008. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi.
Dalam :Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI : 11-30
Mandruzzato, G., A. Antsaklis, F. Botet, F.A. Chervenak, F. Figueras, A. Grunebaum,
et al. 2008. Intrauterine Restriction (IUGR). Journal of Perinatology
Medicine. 36 (2008) 277281.
Manning, F.A. 2011. Sonography in Obstetrics & Gynecology Principles and
Practice: Seventh EditionFetal Biophysical Profile Score: Theoretical
Considerations and Practical Application. Arthur Fleischer, Eugene Toy,
Wesley Lee, Frank A. Manning, Roberto Romero. San Francisco: McGrawHill companies. Hal.705-13.
Oxorn H., 2003. Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta :
Yayasan Essentia Medica.
37
Peleg, D., C.M. Kennedy, S.K. Hunter. 1998. Intrauterine Growth Restriction:
Identification and Management. American Family Physician. The American
Academy
of
Family
Physician.
Available
from:
URL:http://www.aafp.org/afp/980800ap/peleg.html
Haritha Avula, Jayakumar Avula. 2010 Periodontal Infections and Adverse Pregnancy
Outcomes: The Oral HealthFetal Connection. Journal of Gynecologic
Surgery ; 11(01) :1-9
Siqueira FM, Cota LOM, Costa JE, Haddad JP, Lana J, Oliveira Costa. 2007.
Intrauterine Growth Restriction, Low Birth Weight, and Preterm Birth:
Adverse Pregnancy Outcomes and Their Association With Maternal
Periodontitis. Journal of Peridontology ; 78(12): 2266-2276
Stefano Corbella, Silvio Taschieri, Luca Francetti, Francesca De Siena, Massimo Del
Fabbro. 2010 Periodontal disease as a risk factor for adverse pregnancy
outcomes: a systematic review and meta-analysis of casecontrol studies.
Odontology; 56(2):1-5
Ulfah, Khairiyah. 2010. Hubungan Antara Periodontitis Dengan Kelahiran Bayi
Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Ditinjau Dari Aspek Destruksi
Periodontal. Universitas Sumatera Utara. [diakses 10 Maret 2012; 2 screens].
Available from URL : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25407
Wiknojosastro, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawirohardjo
38