Anda di halaman 1dari 19

Macam - Macam Strategi Pembelajaran dan Metodenya

Macam Macam Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para
pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan
kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu
memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan,
efesien, dan efektif.
Berikut macam macam strategi pembelajaran:
a. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran
yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang
peranan yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara
tertib dan teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a.

Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori
tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.

b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
sedang dipelajari kepada siswanya.

c.

Metode sosiodrama

Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan
tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
b. Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan
tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan kemampuan
berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki
kemampuan untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui
pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat
terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan
siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas kepada siswa
c.

untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.


Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu

aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.


d. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
c.

guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya

dengan penuh percaya diri.


Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode eksperimen
Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
b. Metode tugas atau resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Siswa diberi tugas guna
c.

menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.


Metode latihan
Metode latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaankebiasaan tertentu. Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih

mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.


d. Metode karya wisata
Teknik karya wisata adalah teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa
kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu. Siswa diajak untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang
dikunjungi.
d. Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Karakteristik pembelajaran kontekstual:
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang
3)

bermakna (meaningful learning).


Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa

(learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar
teman (learning in a group).

5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama,


dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each
other deeply).
6) Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama
(learning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning ask an enjoy
activity).
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a.

Metode demonstrasi
Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan menyangkutkan
kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.

b. Metode sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku
yang berhubungan dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada
siswa, sehingga siswa lebih paham

e. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a.

Metode problem solving


Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu
metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

b. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang
dihadapi dengan cara berdiskusi.
f. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini
materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk

proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a.

Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang
dihadapi dengan cara berdiskusi.

b. Metode tanya jawab


Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c.

Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas
aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
g. Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :

a.

Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang
dihadapi dengan cara berdiskusi.

b. Metode karya wisata

Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau
objek yang dikunjungi.
c.

Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan tentang suatu hal guna

melatih kemampuan dan pemahaman mereka.


d. Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi tugas guna
menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
h. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif
dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu,
afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang
terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a.

Metode tugas atau resitasi


Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang

diberikan.
b. Metode latihan
Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih mengasah kemampuan
yang dimiliki tersebut.
. PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang terencana
dan mempunyai tujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya antara lain
diperlukan strategi dan model pembelajaran agar tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia dapat tercapai.
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila
dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Sanjaya, 2007:126). Sementara Subana (2003:16) menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu rancangan atau pola yang digunakan untuk
menentukan proses belajar mengajar.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam

pembelajaran. Strategi tersebut disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya


disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan membahas tentang strategi dan
model pembelajaran yang merupakan salah satu untuk melatih siswa agar lebih
terampil. Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas adalah apakah yang
dimaksud dengan strategi pembelajaran, apa sajakah jenis-jenis strategi
pembelajaran, apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran dan apa sajakah
model-model pembelajaran.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan strategi dan model pembelajaran. Manfaat penulisan makalah ini
yaitu setelah selesainya penulisan makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi
pembaca terutama bagi guru yang ingin mengetahui dan menerapkan strategi dan
model pembelajaran dalam proses pembelajaran
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya,
2007:126). Sementara Subana (2003:16) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses belajar
mengajar.
Menurut Djamarah (2002:5-6) ada empat macam strategi dasar dalam
belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah
laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan
hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta
standar keberhasilan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam
melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan
umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Dari batasan di atas, dapat digambarkan bahwa ada empat pokok masalah
yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar dapat berhasil sesuai dengan yang
diharapkan.
1. Dapat dilihat bahwa apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan
belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah, oleh karena itu maka
tujuan dari pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah
dipahami oleh anak didik.
2. Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat

dan efektif untuk mencapai sasaran memiliki arti bahwa bagaimana cara seorang
guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang harus
digunakan oleh seorang guru dalam memecahkan masalah suatu kasus.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode dan teknik penyajian untuk memotivasi
anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk
memecahkan masalah.
4. Menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai
pegangan yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Sehingga suatu program baru
bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam
kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan
dengan strategi dasar yang lain.
2.2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2007:177286) ada beberapa strategi pembelajaran yang
harus dilakukan oleh seorang guru.
1. Strategi pembelajaran ekspositori
2. Strategi pembelajaran inquiry
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam
pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan
tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai
melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman
siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa
melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi
pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah
bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui
kemampuan berbahasa secara verbal. Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau
pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya
pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak
dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk
mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang
mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk
memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
5. Strategi pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam

strategi pembelajaran kooperatif yaitu (a) adanya peserta dalam kelompok, (b)
adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya
tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
6. Strategi pembelajaran kontekstual CTL
7. Strategi pembelajaran afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran
kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur,
oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa.
Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan
tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung
jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini
tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat
dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa
menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa
atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran
yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga
dan lingkungan keluarga. Strategi pembelajaran afektif pada umumnya
menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang
problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan
berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.
2.3. Definisi Model Pembelajaran
Menurut Subana (2003:16) model pengajaran adalah pola proses belajar
mengajar yang menggambarkan proses penentuan dan penciptaan situasi khusus
yang dapat menyebabkan siswa mampu berinteraksi dengan lingkungan sehingga
terjadi perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa model
pengajaran adalah rencana atau pola pembelajaran yang menggambarkan proses
penentuan sehingga siswa mampu berinteraksi dan terjadi perubahan tingkah laku
pada dirinya.
2.4. Model Pembelajaran
Guru dalam mengajarkan bahasa ada tiga model yaitu menjelaskan sesuatu
kepada peserta didik, melatihkan sesuatu kepada siswa dan melibatkan siswa di
dalam suatu kegiatan berbahasa. (Purwo, 1997:19) Model pembelajaran ini
mempunyai berbagai dampak bagi siswa. Pembelajaran dengan model yang
pertama, yaitu guru menjelaskan sesuatu kepada siswa akan menyebabkan siswa
lupa. Potensi untuk lupa akan terjadi karena guru tidak memberikan pengalaman
belajar kepada siswa.
Pembelajaran dengan model yang kedua, yaitu guru melatihkan sesuatu
kepada siswa menuntut siswa tekun mengulang-ulang mengerjakan bahan ajar
sampai berkali-kali. Apabila siswa setelah diberi latihan berkali-kali masih saja belum
bisa, guru terus saja melatihkan bahan yang sama itu. Hasil yang diharapkan dapat
diraih dari latihan secara bertubi-tubi ini ialah supaya siswa akhirnya dapat

menguasai bahan yang disiapkan guru. Bahan yang disiapkan oleh guru secara rapi
dan sistematis itu, melalui banyak kali latihan, akhirnya akan dapat diingat dan
melekat di benak siswa. Namun kegiatan latihan yang bertubi-tubi seperti ini dirasa
membosankan tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi guru.
Guru yang melibatkan siswa untuk melakukan kegiatan berbahasa hanyalah
berperan sebagai fasilitator pembuka jalan atau penyulut api saja bagi suatu
kegiatan tertentu. Siswalah yang aktif menjalankan kegiatan ini. Model ini akan
membawa dampak yang bagus pada diri siswa, yaitu siswa lebih memahami,
mendalami, dan mampu menerapkan dalam berbagai situasi. Hal ini terjadi karena
siswa diberi pengalaman belajar dan ruang yang sangat luas untuk
mengekspresikan pembelajaran.
Dalam model guru melibatkan siswa untuk melakukan kegiatan berbahasa
tidak menekankan pada hasil kegiatan tetapi lebih mementingkan proses mengalami
sendiri kegiatan berbahasa tersebut. Guru tidak terpaku pada bahan yang
dipersiapkan sebelumnya tetapi siap untuk menyesuaikan diri dengan minat
kebutuhan siswa dan keadaan kelas. Dengan model pembelajaran yang ketiga ini
dirasa pembelajaran lebih berhasil dan berarti bagi siswa dalam mengembangkan
segala kemampuan dalam dirinya. Model ini lebih dikenal dengan pendekatan
komunikatif. Di bawah ini ada beberapa contoh model pembelajaran
1. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)
adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan
campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis
tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling
membantu. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Kesimpulan.
2. Model Pembelajaran Jigsaw
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa
bukanlah seorang guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja
tim, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua
materi sendirian. Adapun langkah-Langkahnya adalah.
1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.


3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
7. Guru memberi evaluasi.
3. Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)
Problem based introduction adalah model pembelajaran yang berlandaskan
paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan
pemecahan masalah otentik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lainlain.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
4. Model Pembelajaran Artikulasi
Model pembelajaran artikulasi adalah proses pesan berantai, artinya apa
yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan
menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Pada model ini
siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai penerima pesan sekaligus berperan
sebagai penyimpan pesan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami
siswa.
7. Kesimpulan/penutup.
5. Model Pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran mind mapping adalah cara untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Adapun langkahlangkahnya adalah sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh


siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif
jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
6. Model Pembelajaran Make A Match
Model Pembelajaran make a match artinya model pembelajaran mencari
pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu
secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana
pembelajaran dalam model pembelajaran make a match akan riuh, tetapi sangat
asik dan menyenangkan. Adapun langkah-Langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya.
7. Demikian seterusnya.
8. Kesimpulan/penutup.
7. Model Pembelajaran Think Pair and Share
Model pembelajaran think pair and share adalah guru mengajukan
pertanyaan atau isu dan meminta setiap siswa memikirkan jawaban atau
penjelasannya. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk berpasangan dan
mendiskusikan jawaban atau penjelasan tadi. Pasangan siswa akhirnya diminta
menyampaikan kepada seluruh siswa secara klasikal hal yang telah didiskusikan
dalam pasangan mereka. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
6. Guru memberi kesimpulan.
7. Penutup.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran yang bermutu dan berkesan sepanjang hayat oleh siswa
adalah pembelajaran yang berarti bagi pembelajarnya yaitu siswa. Guru sebagai

manusia dewa harus memperlakukan siswa dengan baik. Kebutuhan siswa sangat
perlu diketahui oleh guru. Berhasil tidaknya sebuah pembelajaran tergantung dari
pendekatan yang digunakan guru, materi/ kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa,
dan sarana prasarana untuk pembelajaran.

erintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar,


untuk melihat hasil, klik tombol Simpan
1. Suatu sekolah menetapkan kriteria ketuntasan untuk mata pelajaran Fisika adalah
70%. Jika suatu tes skor maksimumnya 80, skor rata-rata yang diperoleh siswa 65,
maka skor minimal untuk lulus adalah ...

A.45,5
B.56
C.65
D.70
E.75

2. Cermati silogisme berikut!


Premis umum : Siswa yang baik selalu belajar dengan teratur.
Premis khusus : Mely siswa yang baik.
Simpulan : ........
Kalimat simpulan yang tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah ........

A.Karena itu Mely naik kelas karena belajar dengan teratur.


B.Mely adalah siswa yang selalu belajar.
C.Jadi, Mely selalu belajar dengan teratur.
D.Berarti cara belajar Mely sudah benar.

3. Adat yang sudah mengakar dan mentradisi merupakan salah satu contoh hambatan
yang timbul dalam inovasi pendidikan pada bidang . . . .

A.Cultural Block
B.Mental Block Barries
C.Social Block
D.System Block
E.Cultural Social

4. Daffa memperoleh skor tes IPA sebesar 90 . Skor maksimal dari tes tersebut adalah
120. Skor rata-rata di kelas Daffa 85, dengan simpangan baku 10. Skor z Daffa adalah
...

A.0,5
B.0,9
C.3,0
D.3,5
E.2,5

5. Indikator yang digunakan untuk menilai produk yang dihasilkan oleh siswa di
antaranya adalah ...

A.kerapihan, kesesuaian ukuran, kemenarikan bentuk


B.pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam membuat
produk
C.kesesuaian produk dengan kontribusi guru
D.kesesuaian kemampuan siswa dengan produk yang dihasilkan
E.Semua jawaban benar

6. Kelebihan soal obyektif antara lain ...

A.materi uji luas, menyusunnya mudah, dan scoringnya cepat


B.menyusunnya mudah, materi uji luas, dan dapat digunakan berulang
C.scoringnya cepat, menyusunnya mudah, dan dapat digunakan
berulang
D.materi uji luas, scoringnya cepat dan dapat digunakan berulang
E.Ada 2 jawaban benar

7. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan dalam


bekerja ilmiah.
(1) melaksanakan percobaan
(2) menarik kesimpulan
(3) merencanakan percobaan
(4) mengajukan hipotesis
(5) merumuskan masalah
(6) mengolah data
Urutan kegiatan dalam bekerja ilmiah adalah ....

A.(1), (2), (3), (4), (5), (6)


B.(4), (5), (3), (1), (6), (2)
C.(5), (3), (1), (6), (4), (2)
D.(5), (4), (3), (1), (6), (2)
E.Semua jawaban salah

8. Melakukan kajian terhadap kemungkinan pro kontra atau kajian terhadap


masyarakat yang menerima atau menolak, merupakan adopsi inovasi pada tahap . . . .

A.Design
B.Evaluation
C.Trial
D.Wareness Interest
E.Trial Evaluation

9. Analisis soal secara kualitatif sangat baik karena setiap soal dilihat oleh ....

A.ahli bidang studi secara mendalam walaupun tidak memerlukan


pehitungan
B.beberapa ahli secara bersama-sama dalam diskusi didasarkan
materinya
C.beberapa ahli yang berkompeten dalam kaidah penulisannya
D.ahli materi dengan menggunakan perhitungan yang sederhana
E.Ada 2 jawaban benar

10. Di antara pernyataan-pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan proyek adalah...

A.Kurang dapat membangkitkan kreativitas dan daya cipta siswa


B.Bisa digunakan dengan cooperative learning
C.Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diintegrasikan
D.Bisa digunakan untuk individu maupun kelompok.
E.Ada 2 jawaban benar

Perintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar,


untuk melihat hasil, klik tombol Simpan
1. Untuk membedakan karya tulis ilmiah dan karya tulis bukan ilmiah, seseorang dapat
mengkaji berbagai aspek tulisan. Salah satu aspek yang dapat digunakan sebagai
pembeda adalah

A.sistematika tulisan
B.panjang tulisan
C.ragam bahasa yang digunakan
D.pengarang
E.Ada 3 jawaban benar

2. Komponen suatu karya tulis ilmiah bervariasi sesuai dengan jenis karya tulis ilmiah
dan tujuan penulisannya, namun pada umumnya semua karya tulis ilmiah mempunayi
komponen

A.daftar pustaka
B.abstrak
C.daftar tabel
D.lampiran
E.Ada 3 jawaban benar

3. Kelebihan soal obyektif antara lain ...

A.materi uji luas, menyusunnya mudah, dan scoringnya cepat


B.menyusunnya mudah, materi uji luas, dan dapat digunakan berulang
C.scoringnya cepat, menyusunnya mudah, dan dapat digunakan
berulang
D.materi uji luas, scoringnya cepat dan dapat digunakan berulang
E.Ada 2 jawaban benar

4. Sampai sejauh mana suatu inovasi dapat sejalan dengan pengalaman masyarakat,
merupakan suatu . . . .

A.Relative advantages

B.Complexity
C.Observability
D.Compatibility
E.Semua jawaban salah

5. Dalam karya tulis ilmiah, penulis bersikap netral, obyektif, dan tidak memihak. Sikap
ini sesuai dengan hakikat karya tulis ilmiah yang merupakan kajian berdasarkan pada,
kecuali

A.fakta atau kenyataan


B.argumentasi
C.teori yang diakui kebenarannya
D.data empirik/hasil penelitian
E.Semua jawaban salah

6. Di bawah ini merupakan aspek konstruksi yang harus diperhaikan dalam menelaah
soal bentuk uraian kecuali ....

A.Ada kesesuaian antara materi yang ditanyakan dengan kompetensi


B.Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban
uraian
C.Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
D.Tabel atau grafik disajikan dengan jelas dan terbaca
E.Tidak ada jawaban

7. Berikut ini yang merupakan ciri pembelajaran sains yang baik adalah

A.Memfasilitasi siswa untuk menerapkan konsep dalam kehidupan


sehari-hari.
B.Memfasilitasi siswa menemukan konsep sendiri seperti proses yang
biasa dilakukan ilmuwan.
C.Memfasilitasi siswa menerima konsep agar dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
D.Memfasilitasi siswa untuk membuktikan konsep yang tertulis di
buku, sehingga mereka memahami konsep itu.
E.Semua jawaban benar

8. Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang
ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh . . . .

A.Santosa S. Hamidjaja
B.Mattew B. Milers
C.Sumantri Mulyani
D.Rabbin
E.Semua jawaban salah

9. Cermati kalimat-kalimat berikut!


Tahap-tahap pelaksanaan donor darah.
(1) Darah yang diambil dari pendonor dialirkan ke kantong-kantong bebas hama.
(2) Pendonor memeriksakan darahnya untuk mengecek kesehatan darah dan golongan
darah.
(3) Pendonor tidur telentang dan darahnya diambil melalui jarum dan selang.
(4) Darah yang ada dalam kantong bebas hama disimpan pada tempat yang steril.
(5) Darah tersebut disumbangkan atau ditransfusikan kepada orang yang memerlukan.
Agar menjadi paragraf yang baik urutan kalimat-kalimat tersebut yang benar
adalah ........

A.(2), (3), (1), (4), dan (5)


B.(2), (5), (3), (4), dan (1)
C.(3), (4), (5), (1), dan (2)
D.(4), (3), (1), (2), dan (5)

10. Kegiatan asesmen untuk siswa SD sebagian besar dilakukan dengan cara...

A.Melakukan tanya jawab secara langsung dengan anak


B.Memberikan tes, baik sifatnya informal maupun yang formal
C.Mengamati kegiatan memecahkan yang dilakukan siswa.
D.Semuanya jawaban benar.
E.Semua jawaban salah

Anda mungkin juga menyukai