TESIS
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
Nama
NPM
1106118400
Tanda Tangan
Tanggal
18 Januari 2013
ii
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
SURAT PERNYATAAN
Nama
NPM
: 1106118400
Tahun Akademik
: 2012/2013
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tesis saya
yang berjudul :
ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT "X" JAKARTA
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Depok, 18 Januari2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Administrasi Rumah Sakit pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1.
Allah SWT, Sang Khalik seluruh alam. Pemberi pertolongan yang tak terkira, yang
selalu ada untuk hamba-Nya. Yang Maha Pemberi Rahmat. Yang Maha Pembuat
Rencana Terindah untuk setiap hamba-Nya;
2.
Ibu Prastuti Soewondo, SE, MPH, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini; semoga bimbingan yang telah ibu
berikan dalam penyusunan tesis ini bernilai ibadah
mendapatkan pahalaNYA;
3.
Kedua orang tua saya yang tidak pernah bosan selalu mendoakan anak-anaknya,
serta senantiasa memberikan dukungan untuk kemajuan anaknya;
4.
Anak dan istri tercinta yang selalu memberikan perhatian dan dukungan semangat
selama menjalani perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini;
5.
Pihak Rumah Sakit X Jakarta, yang telah memberikan izin melakukan penelitian
di rumah sakit tersebut dalam rangka memperoleh data;
6.
Rekan rekan perawat di unit rawat inap Rumah Sakit X Jakarta, yang telah
bersedia sebagai responden dalam pengambilan data penelitian;
7.
Semua rekan kerja di Komite Mutu, terimakasih atas dukungan dan pengertiannya
selama ini;
Tentunya penelitian ini tidak lepas dari kesalahan atau kekurangan, baik secara
konteks maupun konten, sehingga peneliti memohon maaf sebesar-besarnya dan
Universitas Indonesia
membuka diri untuk saran dan kritik untuk penelitian ini. Peneliti juga berharap akan
ada penelitian sejenis dan lebih baik dari penelitian ini untuk mengembangkan
keilmuwan mengenai keselamatan pasien di Indonesia.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
Universitas Indonesia
NPM
1106118400
Program Studi
Fakultas
; Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya
; Tesis
vi
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, dan seterusnya.
Sejak dideklarasikannya pelaksanaan Patient Safety di Rumah Sakit X pada tahun 2009
hingga tahun 2011, tercatat Insiden Keselamatan Pasien (IKP) sebanyak 171 kasus,
dimana IKP paling banyak yaitu sekitar 60% terjadi di pelayanan rawat inap. Melalui
penelitian ini, dianalisis penyebab terjadinya IKP di ruang perawatan Rumah Sakit X.
Studi dilakukan terhadap 100 perawat pelaksana dengan menggunakan desain cross
sectional untuk melihat bentuk hubungan antara variabel individu, kompleksitas
pengobatan, kerjama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar Prosedur Operasional,
dan kenyamanan tempat kerja terhadap kejadian IKP. Hasil penelitian menunjukkan
variabel karakteristik individu, yang terdiri dari usia, masa kerja, dan kompetensi; dan
variabel kerja sama yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian IKP
dengan nilai P value masing-masing sebesar 0.028, 0.010, 0.028, dan 0.012. Dengan
kata lain variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian IKP adalah variabel
karakteristik individu sehingga hasil studi ini bisa menjadi pertimbangan bagi Bagian
SDM, Komite Keperawatan dan Bagian Keperawatan Rumah Sakit X dalam melakukan
seleksi dan pengembangan SDM Keperawatan dalam upaya meningkatkan keselamatan
pasien.
Kata kunci : keselamatan pasien, unit rawat inap, insiden keselamatan pasien, perawat
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
Study Progam
Title
Patient safety is a system to make patient care become safer. The systems include risk
assessment, identifying and managing the risks associated with patient, and so on. Since the
patient safety program has been declared in X Hospital in 2009 until 2011, there are 171
cases recorded as a number of the patient safety incident (PSI), most cases about 60% occur
in inpatient unit. Through this study, determinants of PSI in inpatient unit X Hospital are
analyzed. Study is applied to 100 nursing staffs by cross sectional study design in order to
observe the correlation between variable of individual characteristic, medication
complexity, teamwork, interruption, communication, standard of procedure operational, and
work place comfortable to PSI. Result shows that there is a significant correlation between
variable of individual characteristic (include age, working time, and levels of competence)
and teamwork to PSI, with the P value: 0.028, 0.010, 0.028, and 0.012. In other word, the
most significant variable to PSI is individual characteristic variable so it could be a
consideration to recruit and do improvement based on patient safety by Human Resources,
Nursing Committee and Nursing Unit of X Hospital.
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN .
iv
KATA PENGANTAR
vi
ABSTRAK..
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI..
ix
DAFTAR TABEL..
DAFTAR GAMBAR.
xi
DAFTAR LAMPIRAN.
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..
1.3 Tujuan...
ix
Universitas Indonesia
2.2.
11
12
12
13
14
14
2.3.
19
20
2.4.
Keselamatan Pasien .
21
Manajemen Keperawatan .
32
33
33
34
35
36
41
3.2.
42
3.3.
42
Universitas Indonesia
9001:2008
3.4.
43
3.5.
48
3.6.
51
3.7.
53
3.8.
54
3.9.
56
Kerangka Teori .
60
4.2
Kerangka Konsep..
61
4.3
Hipotesis
62
4.4
Definisi Operasional..
64
Jenis Penelitian..
70
5.2
70
5.3
70
5.3.1 Populasi..
70
5.3.2 Sampel...
70
72
72
73
73
5.4
Universitas Indonesia
73
Uji Penelitian.
74
75
5.5
76
6.2
83
BAB 7 PEMBAHASAN
7.1
Pelaksanaan Penelitian
94
7.2
Keterbatasan Penelitian..
94
7.3
95
7.4
106
Kesimpulan
107
8.2
Saran...
109
DAFTAR REFERENSI
xiii
Lampiran
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Model Sistem Sosioteknikal ....22
Tabel 3.1 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan ............52
Tabel 3.2 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Profesi 53
Table 3.3 Pola Ketenagaan Perawat.56
Tabel 6.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan.....77
Tabel 6.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja.77
Table 6.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenjang Kompetensi..78
Table 6.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur.78
Tabel 6.5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kompleksitas
Pengobatan..79
Tabel 6.6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap
Kerjasama dalam Unit....................80
Tabel 6.7. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap
Gangguan/interupsi saat bekerja......80
Tabel 6.8. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap
Komunikasi..81
Tabel 6.9. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap
Standar Prosedur Operasional......81
Tabel 6.10. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi
terhadap Kenyamanan Tempat Kerja...82
Tabel 6.11. Distribusi Insiden Keselamatan Pasien ....83
Table 6.12 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Perawat dan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) 83
Table 6.13. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja Perawat dan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP)84
Universitas Indonesia
x
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang berkontribusi pada Insiden Keselamatan Pasien..24
Gambar 2.2 Multi-Causal Theory Swiss Cheese Diagram 25
Gambar 2.3 Model Swiss Cheese ...26
Gambar 4.1 Kerangka Teori Insiden Keselamatan Pasien 60
Gambar 4.2 Kerangka Konsep Penelitian...62
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini
dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang
terjadi pada pasien. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah
terjadinya
cedera
yang
disebabkan
oleh
kesalahan
akibat
penelitian di beberapa rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York tentang
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Di Utah dan Colorado ditemukan KTD
sebanyak 2,9%, 6,6% diantaranya menyebabkan kematian, sementara di New
York angka KTD sebedar 3,7% dengan angka kematian mencapai 13,6%. Angka
kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang
berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 98.000 per tahun. Dari publikasi
WHO pada tahun 2004 yang mengumpulkan angka angka penelitian rumah
sakit di berbagai Negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan
KTD dengan rentang 3,2 16,6%.
Tahun 2001 dalam laporan FDA Safety, Thomas Maria R, et al
menemukan bahwa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan obat adalah :
komunikasi (19%), pemberian label (20%), nama pasien yang membingungkan
(13%), faktor manusia (42%), dan disain kemasan (20,6%). Adapun kesalahan
yang berhubungan dengan faktor manusia antara lain berhubungan dengan :
kurangnya pengetahuan (12,3%), kurangnya kinerja (13,2%), kelelahan (0,3%),
kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam menyiapkan obat (7%).
Sedangkan menurut penelitian tersebut menurut jenis kesalahan yang paling
banyak adalah salah obat (22%), over dosis (17%), salah rute obat (8%), salah
tehnik (7%), dan kesalahan dalam monitoring (7%).
Ballard (2003) melaporkan bahwa bentuk
merupakan reaksi dari pengobatan atau obat obat yang diberikan, 42% adalah
kejadian yang mengancam kehidupan tetapi dapat dicegah, 20% pelayanan di
poliklinik, 10 30% kesalahan di laboratorium. Sementara itu bentuk KTD lain
yang dilaporkan oleh Mengis & Nicholini (2010) adalah berupa kesalahan
dalam pemberian obat dan terkait intervensi pembedahan.
Laporan di atas telah menggerakkan sistem kesehatan dunia untuk
merubah paradigma pelayanan kesehatan menuju keselamatan pasien (patient
safety). Gerakan ini berdampak juga terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia
melalui pembentukan KKPRS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit) pada
tahun 2004. Pada tahun 2007 KKP-RS melaporankan insiden keselamatan
Universitas Indonesia
pasien sebanyak 145 insiden yang terdiri dari KTD 46%, KNC 48% dan lainlain 6%, dan lokasi kejadian tersebut berdasarkan provinsi ditemukan DKI
Jakarta menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% diikuti Jawa Tengah 15,9%, DI
Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatra Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%,
Bali 1,4%, , Sulawesi Selatan 0,69% dan Aceh 0,68% . Berdasarkan Laporan
Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres PERSI Sep 2007),
kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24.8%) dari 10
besar insiden yang dilaporkan.
Perawat merupakan petugas kesehatan yang mempunyai peranan sangat
penting dalam proses pengobatan pasien. Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong
klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pelayanan selama menjalani
perawatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian
yang benar dan jelas tentang pengobatan yang sedang dijalaninya, memberikan
pendidikan kepada pasien dan keluarganya setiap pelayanan yang diberikan dan
turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan
yang diberikan bersama dengan tenaga kesehatan lain.
Rumah sakit perlu meningkatkan mutu pelayanan untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat diantaranya melalui Program Keselamatan Pasien
dimana World Health Organization (WHO) telah memulainya pada tahun 2004.
Di Indonesia Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (GKPRS) dicanangkan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 21 Agustus 2005. Setiap rumah
sakit membentuk tim keselamatan pasien rumah sakit. Gerakan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit adalah suatu sistem yang mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
Terjadinya insiden keselamatan pasien di suatu rumah sakit, akan
memberikan dampak yang merugikan bagi pihak rumah sakit, staf, dan pasien
pada khususnya karena sebagai penerima pelayanan. Adapun dampak yang
ditimbulkan lainnya adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat
Universitas Indonesia
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit, oleh karena itu rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
Universitas Indonesia
Sementara itu di unit rawat inap Rumah Sakit X telah terjadi Insiden
Keselamatan Pasien yang mencapai 60% dari total insiden, padahal perawat
merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit.
Hal ini menunjukan bahwa dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
kepada pasien di ruang rawat inap belum mengutamakan aspek keselamatan
pasien secara optimal. Keadaan ini disebabkan belum diketahuinya penyebab
yang berhubungan dengan Insiden Keselamatan Pasien oleh perawat di unit
rawat inap Rumah Sakit X sehingga pihak manajemen tidak dapat melakukan
pencegahan secara tepat terhadap terjadinya insiden tersebut. Dengan
diketahuinya penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh perawat di unit rawat
inap, akan lebih mudah dalam melakukan pencegahan terhadap terjadinya
Insiden Keselamatan Pasien.
1.3.2.2
1.3.2.3
Analisa
hubungan
kompetensi
perawat
dengan
Insiden
1.3.2.5
1.3.2.6
1.3.2.7
1.3.2.8
Analisa
hubungan
komunikasi
perawat
dengan
Insiden
sakit,
sehingga
melalui
penelitian
ini
diharapkan
dapat
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pasien, yang memiliki banyak variabel antara lain jenis penyakit, umur, ras,
sex, pendidikan, ekonomi, budaya, dan sosial.
2.
3.
4.
Sumber daya,
5.
6.
yang berujung pada risiko, terutama bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit
memerlukan tatakelola dalam menjalankan organisasinya. Tata kelola atau
governance adalah tindakan atau sikap dalam membentuk kebijakan dan
keseteraan (sebuah organisasi, atau kumpulan orang).
Governance is the action or manner of conducting the policy and affairs of (a
state, organisation, or people) Concise Oxford Dictionary (10th Edition)
Universitas Indonesia
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2. Clinical governance
a.
b.
c.
d.
Risiko malpraktek
e.
f.
g.
Bentuk risiko governance yang saat ini tengah menjadi salah satu fokus para
praktisi rumah sakit seluruh dunia adalah clinical governance yakni yang terkait
dengan keselamatan pasien.
10
11
1691/Menkes/Per/VIII/2011,
Tentang
Keselamatan
Pasien
Rumah Sakit).
Menurut IOM, keselamatan pasien (Patient Safety) didefinisikan
sebagai freedom from accidental injury. Accidental injury disebabkan
karena error yang meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai
rencana yang salah dalam mencapai tujuan. Accidental injury juga akibat
dari melaksanakan tindakan yang salah (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). Accidental
injury dalam prakteknya akan berupa kejadian tidak diinginkan (near
miss).
Menurut Sir Liam Donaldson (Ketua WHO World Alliance For
Patient Safety, Forward Programme, 2006-2007) mengungkapkan bahwa
Safe care is not an option. It is the right of every patient who entrusts
their care to our health care system yaitu pelayanan kesehatan yang
aman bagi pasien bukan sebuah pilihan akan tetapi merupakan hak pasien
untuk percaya pada pelayanan yang diberikan oleh suatu sistem pelayanan
kesehatan.
Universitas Indonesia
12
2.
Pimpin dan dukung staf. Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat
dan jelas tentang keselamatan pasien.
Universitas Indonesia
13
3.
4.
5.
6.
7.
kesehatan
untuk
mengimplementasikan
program
keselamatan pasien.
2. Pembuatan standar untuk profesi kesehatan yakni dengan test
periodik bagi dokter, perawat dan tenaga lain, sertifikasi, pembuatan
kurikulum keselamatan pasien, pelatihan, konferensi, jurnal dan
publikasi lain.
Universitas Indonesia
14
15
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint
Commission International (JCI).
2.2.7.1. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien
dapat terjadi dihampir semua aspek/tahapan diagnosis dan
pengobatan. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua
kali pengecekan yaitu : pertama, untuk identifikasi pasien
sebagai
individu
yang
akan
menerima
pelayanan atau
untuk
memperbaiki
proses
identifikasi,
Universitas Indonesia
16
17
18
2.
3.
19
Universitas Indonesia
20
21
22
Elemen-lemen model/faktor-faktor
pada model sistem
Henriksen, Kaye, Morisseau 1. Karakteristik Individu
1993
2. Sifat Dasar Pekerjaan
3. Interaksi antara sistem dan
manusia
4. Lingkungan Fisik
5. Lingkungan sosial/Organisasi
6. Manajemen
7. Lingkungan Eksternal
Vincent 1998
1. Karakteristik pasien
2. Faktor Pekerjaan
3. Faktor individu
4. Lingkungan kerja
5. Faktor manajemen dan organisasi
Carayon, Smith 2000
1. Manusia (disiplin ilmu)
2. Teknologi dan Perangkat
3. Lingkungan Fisik
4. Target organisasi
5. Proses pelayanan
Pendekatan sistem memberikan perspektif yang luas dalam mencari
solusi dalam lingkungan secara fisik dan budaya. Sebagai contoh yaitu
bagaimana pengaturan unit, prosedur pelayanan kesehatan, transfer
pengetahuan oleh organisasi (organizational knowledge transfer),
kesalahan teknis, kurangnya kebijakan dan prosedur, komunikasi antar
Universitas Indonesia
23
manajemen,
budaya,
organisasi,
proses/protokol,
terjadinya
insiden
keselamatan
pasien
adalah:
faktor
itu
(2003)
Agency
for
mengatakan
Healthcare
bahwa
Research
factor
yang
and
dapat
24
Universitas Indonesia
25
Kekurangan yang terjadi akibat tidak berfungsinya komponenkomponen sistem pertahanan tersebut menggambarkan holes atau
lubang-lubang pada tiap lapisan pertahanan sehingga kondisi yang
demikian membentuk apa yang lebih dikenal sebagai model Swiss
Cheese .
Gambar 2.2 Multi-Causal Theory Swiss Cheese Diagram
(Reason, 1991)
Universitas Indonesia
26
tindakan
yang
seharusnya
diambil
(omission)
oleh
Universitas Indonesia
27
faktor-faktor yang
literature
mengenai
faktor-faktor
yang
28
terkait operasi dan demikian pula pada industri lain yang sangat
berbahaya dimana kinerja keahlian manusia memainkan peran
penting.
nomor
1204/SK/X/2004
tentang
Persyaratan
bertahun-tahun.
Baru-baru
ini,
profesi
pelayanan
29
intensif
dan
dengan
demikian
memiliki
banyak
30
akses
personel,
pengembangan
karyawan,
dan petugas
kesehatan
lainnya.
membuat
kebijakan
organisasi,
membentuk
budaya
31
memiliki komitmen
32
proses
keperawatan
meliputi
menilai,
mendiagnosa,
33
kesempatan
untuk
pertumbuhan
profesional
dan
Universitas Indonesia
34
b.
c.
d.
e.
f.
g.
35
dari
fakasional menjadi
profesional dan
terjadinya
36
memenuhi
b.
c.
d.
e.
37
b.
Pelatihan
Service excellence
Pelatihan kebakaran/disaster
Universitas Indonesia
38
b.
Pelatihan
39
b.
Pelatihan
b.
Pelatihan
Universitas Indonesia
40
Pelatihan
Pelatihan PK IV (Up date)
Universitas Indonesia
41
BAB 3
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT X
3.1. Keyakinan Dasar, Nilai Dasar dan Tata Nilai Rumah Sakit X
3.1.1. Keyakinan Dasar Rumah Sakit X
Keyakinan dasar ini diterapkan sebagai pembangkit semangat dalam
menjalankan tugas memberikan pelayanan yang terbaik kepada para
pengguna jasa rumah sakit. Keyakinan tersebut antara lain :
a.
b.
c.
Prakarsa
d.
Kerja Tim
e.
Focus ke customer
f.
Profesionalisme
Universitas Indonesia
42
3.2
upaya
kesehatan
secara
berdayaguna
dan
3.3. Sistem Manajemen mutu Akreditasi Rumah Sakit dan ISO 9001:2008
3.3.1 Sistem Manajemen mutu Akreditasi Rumah Sakit
Rumah Sakit X telah menerapkan system manajemen mutu
akreditasi tingkat dasar (lima pelayanan) oleh Badan Akreditasi
Departemen Kesehatan RI pada bulan April 1998. Lima pelayanan yang
telah diakreditasi yaitu Unit Gawat Darurat, Administrasi, Keperawatan,
Pelayanan Medik dan Rekam Medik dengan hasil lulus. Saat ini Rumah
Sakit X telah mendapat Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Standar
Universitas Indonesia
43
akreditasi rumah
sakit, Rumah Sakit X juga telah mengikuti penilaian ISO 9001: 2000.
persiapan penilaian ISO 9001: 2000 dimulai pada tanggal 13 Juni 2002
dengan mempersiapkan dokumen manual mutu, prosedur mutu Prosedur
Operasional Baku Rumah Sakit X. Selanjutnya pada tanggal 22
November 2002, Rumah Sakit X mendapatkan sertifikat ISO 9001:
2000 untuk semua pelayanan. Hingga kini, Rumah Sakit X
tetap
18 Juli
44
Rumah Sakit X terdiri dari Direktur yang dibantu oleh Wakil Direktur
Pelayanan dan SDM, Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan, yang
kemudian membawahi beberapa bagian yaitu:
3.4.1 Bagian Keperawatan
Bagian Keperawatan membawahi 3 sub bagian yaitu:
a.
b.
c.
3.4.2
b.
c.
Pengumpulan
dan
pengolahan
data
utilisasi
serta
koordinasi
b.
45
c.
Bank Darah
d.
e.
Hemodialisa
f.
g.
Koordinator JP3
b.
46
c.
d.
e.
Sub komite Mutu & Manajemen Risiko adalah membuat atau revisi
dokumen
ISO
9001:2000,
melaksanakan
tinjauan
manajemen,
47
c.
d.
48
49
tidur, NICU 2 buah tempat tidur, ICU 5 buah tempat tidur, Ruang Bersalin 8
buah tempat tidur.
Fasilitas yang tersedia di kamar Super VIP dan VIP terdiri dari 1 tempat
tidur setiap kamar, 1 set meja kursi tamu/sofa, 1 set meja makan, kamar
mandi, lemari, kulkas, AC, dan Televisi. Fasilitas yang tersedia pada kelas I
terdiri dari 2 tempat tidur di setiap ruangan, AC, Televisi, kamar mandi dan 1
set meja kursi tamu/sofa.
3.5.3 Pelayanan Kamar Bedah (OK)
Ruang tindakan operasi yang tersedia bejumlah tiga kamar digunakan
untuk semua jenis operasi. Pasien kamar bedah bisa beraal dari Rawat inap,
rawat jalan, Ruang Bersalin, dan Gawat Darurat.
3.5.4 Pelayanan Ruang Bersalin
Sub bagian ruang Bersalin merupakan sub bagian keperawatan yang
memiliki kapasitas sembilan tempat tidur dan tiga ruang tindakan. Untuk
kelahiran normal dilakukan di ruang tindakan. Sedangkan untuk kelahiran
yang diharuskan seccio dialihkan ke kamar bedah. Pasien yang telah
melahirkan, diobservasi dahulu antara 2-3 jam, kemudian dibawa ke ruang
rawat gabung ibu dan bayi.
3.5.5 Pelayanan Ruang Intensif Care Unit (ICU) dan Intensive Cardio Care Unit
(ICCU)
Sub bagian ICU/ICCU merupakan ruangan yang disiapkan untuk
pasien yang membutuhkan perawatan secara intensif dan khusus. Pasien
ICU/ICCU membutuhkan banyak alat bantu perawatan dan perhatian lebih
sehingga tempatnya harus dipisahkan dengan pasien lain. Sub bagian
ICU/ICCU memiliki tujuh tempat tidur yang artinya hanya bisa menerima
tujuh pasien.
3.5.6 Pelayanan Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit X dilengkapi dengan kamar bedah
minor (ruang tindakan) yang dilengkapi oksigen dan alat penyedot lendir
(suction) sentral, ruang resusitasi, dan ruang observasi. Peralatan medis yang
Universitas Indonesia
50
mendukung dalam kegiatan di unit ini di antaranya alat pemicu jantung, EKG
Monitor, Ventilator, Saturasi O2 dan lain-lain.
3.5.7 Pelayanan Farmasi
Sub bagian Farmasi merupakan salah satu bagian pelayanan untuk
pasien. Kegiatan yang dilaksanakan dalam sub Bagian Farmasi Rumah Sakit
X meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, dan penyimpanan,
distribusi dan evaluasi. Dalam pendistribusian, untuk pasien rawat inap
maupun ruang bersalin, ICU/ICCU atau gawat darurat, obat diambil oleh POS
(pembantu orang sakit atau Asisten Perawat) yang akan diserahkan kepada
perawat jaga ruangan untuk diberikan pada pasien yang dirawat sesuai dengan
jadwal pemberian obatnya.
3.5.8 Pelayanan Laboratorium
Sub Bagian Laboratorium Rumah Sakit X menyediakan fasilitas
pemerikasaan hematologi seperti pemeriksaan darah lengkap, golongan darah,
retikulosit, pemeriksaan kimia klinik seperti pemeriksaan ginjal, lemak, liver
fungsi test, pemeriksaan immunoserologi, urinalisa, dan faeces, bakteriologi,
mikrobiologi, dan Pantologi Anatomi. Dalam menyediakan darah, laboratorium
Rumah Sakit X bekerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia).
3.5.9 Pelayanan Radiologi
Untuk menunjang ketepatan deteksi problem kesehatan pasien, Rumah
Sakit X melengkapi Unit Radiologi dengan alat X-Ray, CT Scan
(Computerized Tomography Scanning), USG (Ultra Sono Graphy) Doppler,
Dental X-Ray, Panoramix dan Flouroscopy. Sub bagian ini melayani asien
rawat jalan maupun pasien dari luar yang membawa surat pengantar dari dokter
yang merujuk.
3.5.10 Sub Bagian Gizi Rumah Sakit
Sub bagian gizi Rumah Sakit X adalah salah satu unit dari
penunjang Pelayanan Keperawatan. Sub bagian ini melayani pasien yang
menjalani perawatan di rawat inap dan karyawan di bagian yang mempunyai
risiko terjadinya infeksi nosokomial. Makanan yang diberikan disesuaikan
Universitas Indonesia
51
dengan kondisi dan jenis penyakit serta diet yang diberikan oleh dokter yang
merawat.
3.5.11 Sub Bagian Pemeliharaan Alat Kesehatan
Pemeliharaan di Rumah Sakit X mempunyai dua metode yaitu
preventive maintenance dan corrective maintenance. preventive maintenance
adalah pemeliharaan alat kesehatan secara rutin yang dilakukan setiap tiga
bulan sekali dan corrective maintenance adalah pemeliharaan perbaikan alat
kesehatan yang rusak yang dapat dilakukan sewaktu-waktu. Setiap bagian
dapat langsung menghubungi petugas alat kesehatan untuk memperbaiki alat
yang rusak. Alat kesehatan yang memerlukan perawatan atau perbaikan dapat
dilakukan di tempat atau dapat dibawa ke workshop jika tidak dapat
diselesaikan di tempat (bagian yang bersangkutan).
3.6
Universitas Indonesia
52
Tabel 3.1
Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan
Pasca Sarjana
Sarjana
S2
Administrasi
RS
S2 Agama
S2 Anak
S2 Anasthesi
1
1
2
2
S2 Bedah
S2 Jantung
S2 Jiwa
S2 Kebidanan
1
1
0
1
S2 Kulit
S2 Mata
2
1
S2 Paru
S2 Patologi
Klinik
S2 Penyakit
Dalam
S2 Radiologi
S2 Rehab
Medik
S2 Syaraf
S2 THT
S1 Administrasi
Niaga
S1 Agama
S1 Akuntansi
S1 Apoteker
S1 Arabic
S1 Ekonomi
S1 Hukum
S1 Kedokteran Gigi
S1 Kedokteran
Umum
S1 Keperawatan
S1 Kesehatan
Masyarakat
SD, SMP,
Diploma
1
4
6
7
SLTA
1
10
16
3
SD
4
SKKA
6
SMA
159
SMAK 7
0
7
1
2
D1 Sekretaris
D3 Akuntansi
D3 Analis Kesehatan
D3 Anasthesi
D3 Manajemen Inf &
Dokumen
D3 Askes
D3 Farmasi
D3 Fisioterapi
1
0
16
9
SMEA
SMF
SMP
SPK
6
17
10
1
6
43
D3 Gizi
D3 Kebidanan
8
28
SPRG
STM
3
14
12
261
D3 Keperawatan
D3 Kesehatan
Lingkungan
D3 Kesehatan
Masyarakat
S1 Komputer
S1 Manajemen
Informatika
S1 Manajemen
Administrasi
D3 Keuangan
1
1
S1 Pendidikan
S1 Psikologis
1
3
9
0
S1 Sosial
S1 Teknik
S1 Teknik
Informatika
S1 Teknik Sipil
D3 Manajemen
D3 Manajemen Industri
D3 Manajemen
Informatika
D3 Manajemen
Perbankan
D3 Refraksionis
D3 Rekam Medik
D3 Teknik
Elektromedik
D3 Teknik Informatika
D3 Teknik Rontgen
2
1
1
1
1
10
9
0
2
1
10
Universitas Indonesia
53
D3 Teknik Sipil
D4 Gizi
1
1
402
TOTAL
20
102
Sumber: Bagian SDM RS X Tahun 2012
Berdasarkan Ketenagaan atau Profesi
Tabel 3.2
Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Profesi
S
No.
1.u
Medis
2.m
Paramedis Perawatan
Ketenagaan
b
3.e
Paramedis Penunjang
4.
5.
Dokter
Apoteker
Perawat
Bidan
Anasthesi
Analis Laboratorium
Refraksionis
Radiografer
Teknik Elektromedik
Fisioterapi
Asisten Apoteker
Ahli/ Penata Gizi
Jumlah
27
7
309
29
3
26
2
11
2
9
32
9
45
240
751
Listrik
2.
Air Bersih
: kapasitas 144 m3
3.
Universitas Indonesia
227
54
5.
Telepon
: 28 saluran
6.
Ambulance
: 3 unit
7.
Ambulance jenazah
8.
Kendaraan operasional
: 4 unit
9.
Kamar bedah
10. Perpustakaan
11. Kantin dan operasi
12. Anjungan Tunai Mandiri (BNI, BCA, Mandiri)
3.8 Kinerja Rumah Sakit X
Keberhasilan suatu rumah sakit dapat dilihat dari kinerja rumah sakit
tersebut. Kinerja berasal dari pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit
kepada para pelanggannya dalam periode wwaktu tertentu. Beberapa
indikator kinerja rumah sakit adalah sebagai berikut :
3.10.1. Bed Occupancy Rate (BOR)
Merupakan persentase pemanfaatan tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini dapat memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur. Nilai parameter dari BOR yang ideal antara 60% 85% (Wjayanto, 2008). Angka BOR Rumah Sakit X selama 3 tahun
terakhir, yaitu tahun 2009 dan 2010 telah mencapai nilai yang ideal yaitu 66
% dan 67,1 %, pada tahun 2011 terjadi penurunan yaitu 55,3 %, hal ini
disebabkan karena adanya renovasi ruang perawatan Hasanah I.
Rumus BOR:
Jumlah Hari Perawatan (HP)
x 100%
Jumlah Tempat Tidur x Hari
Universitas Indonesia
55
56
Jabatan Pelayanan
Jumlah
Kualifikasi Personil
Pendidikan : S1/S2 Keperawatan
Pelatihan :
Ka.Sub.Pelayanan
1. Service Excellent
2. Leadership/Managerial Skill
3. Manajemen Keperawatan
4. Manajemen Umum
Pendidikan : S1 Keperawatan
Keperawatan
Pelatihan :
Ka.Sub.Pengembangan
1. Leadership Skill
2. Manajemen Pelayanan Keperawatan
3. Service Excellent
4. Manajemen Umum.
Pendidikan : S1 Keperawatan
keperawatan
Pelatihan :
Ka.Sub.Penunjang
1. Leadership Skill
2. Manajemen
Pelayanan
Keperawatan
3. Service Excellent
4. Manajemen Umum.
Pendidikan : S1 Keperawatan
keperawatan
Pelatihan :
1. Leadership Skill
2. Manajemen
Keperawatan
3. Service Excellent
4. Manajemen Umum.
Pelayanan
Universitas Indonesia
57
Perawatan
Pendidikan : S1 Keperawatan/D3
Keperawatan/Kebidanan
Pelatihan :
Clinikal Instruktur, Kepribadian,
Komunikasi terapeutik, PPGD,
Perawatan Luka,
Service
Excellent, KMB, INOK, Pasien Safty,
dokumentasi keperawatan, Pelayanan
Islami, Bimbingan Khusnul Khotimah
Ka.Tim Perawatan
2-3
Pendidikan : S1 Keperawatan
Pelatihan :
Kepribadian, Komunikasi terapeutik,
PPGD, Perawatan Luka,
Service Excellent, KMB, INOK, Pasien
Safty, dokumentasi keperawatan,
Pelayanan Islami, Bimbingan Khusnul
Khotimah
PJ.Shift Perawatan
3-4
Pendidikan : S1 Keperawatan
Pelatihan :
Kepribadian, Komunikasi terapeutik,
PPGD, Perawatan Luka,
Service Excellent, KMB, INOK, Pasien
Safty, dokumentasi keperawatan,
Pelayanan Islami, Bimbingan Khusnul
Khotimah
Pelaksana Perawatan
Sesuai
Pendidikan : D3 Keperawatan
standar
Pelatihan :
Universitas Indonesia
58
ruangan
10
Komunikasi
Terapeutik,
PPGD,
Perawatan Luka,
Service
Excellent, Interpretasi EKG, Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah 10 kasus
terbanyak, Perawatan Keperawatan
Islami,
Pengendalian
Infeksi
Nosokomial, Pelatihan Terapi Cairan,
Analisa gas darah, Pemberian Terapi
Oksigen dan analisa hasil Lab Elektrolit
dan gula darah.
Sesuai
Pendidikan : SMU+
standar
ruangan
Kelas SVIP
: 1 kamar, 1 orang
Kelas VIP
: 1 kamar, 1 orang
Kelas I
: 1 kamar, 2 orang
Kelas II
: 1 kamar, 4 orang
Kelas III
: 1 kamar, 5 orang
Ruang isolasi
: 1 kamar, 1 orang
Universitas Indonesia
59
Tempat tidur khusus (dapat diatur posisi pasien sesuai kebutuhan, dengan
menggunakan remote ataupun manual)
2.
3.
4.
Alat BPM
5.
6.
7.
8.
9.
Universitas Indonesia
60
BAB 4
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN
DEFINISI OPERASIONAL
Universitas Indonesia
61
Prosedur Operasional,
Universitas Indonesia
62
Variabel dependen
Karakteristik individu :
1. Pendidikan
2. Pengalaman kerja
3. Kompetensi
4. Umur
Insiden Keselamatan
Pasien di unit rawat
inap RS X
Gambar 4.2. Kerangka konsep penelitian faktor faktor yang berhubungan dengan
risiko insiden keselamatan pasien oleh perawat
4.3. Hipotesis
4.3.1 Hipotesis mayor
Karakteristik individu, faktor sifat dasar pekerjaan, dan faktor
lingkungan organisasi & sosial sebagai penyebab terjadinya Insiden
Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit X.
Universitas Indonesia
63
Universitas Indonesia
64
Cara Ukur
Alat Ukur
Mengisi
Kuesioner
Kuesioner
Mengisi
Kuesioner
Kuesioner
Hasil Ukur
1. D3 Keperawatan
2. S1 Keperawatan
Skala Ukur
Ordinal
Kompetensi
Mengisi
Kuesioner
Kuesioner
1. PK I
2. PK II
3. PK III
4. PK IV
5. PK V
Ordinal
Untuk kepentingan
penelitian, jenjang
kompetensi
Universitas Indonesia
65
dikelompokkan menjadi
dua berdasarkan cut of
point :
Kompetensi rendah : PK
I dan PK II
Kompetensi tinggi : PK
III, PK IV, PK V
Umur
Mengisi
Kuesioner
Kuesioner
.tahun
Rasio
Untuk kepentingan
analisis, dilakukan
pengelompokan
kembali:
1. 30 tahun
2. > 30 tahun
Kompleksitas
Pengobatan
Kuesioner
1. Sangat setuju
Nominal
2. Setuju
3. Kurang Setuju
4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
analisis, hasil skor
dikelompokkan
berdasarkan nilai tengah
Universitas Indonesia
66
Kuesioner
Gangguan atau
interupsi
Kuesioner
1. Sangat setuju
Ordinal
2. Setuju
3. Kurang Setuju
4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
analisis, hasil skor
dikelompokkan
berdasarkan nilai tengah
skor dan uji normalitas :
Kerjasama kurang 5
Kerjasama baik > 5
1. Sangat setuju
Odinal
2. Setuju
3. Kurang Setuju
4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
analisis, hasil skor
dikelompokkan
Universitas Indonesia
67
Kuesioner
Kuesioner
1. Sangat setuju
Ordinal
2. Setuju
3. Kurang Setuju
4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
analisis, hasil skor
dikelompokkan
berdasarkan nilai tengah
skor dan uji normalitas:
Komunikasi tidak
efektif 9
Komunikasi efektif > 9
1. Sangat setuju
Nominal
2. Setuju
3. Kurang Setuju
4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
Universitas Indonesia
68
analisis, peneliti
mengelompokannya
kembali:
Persepsi tidak baik 13
Persepsi baik > 13
Kenyamanan
tempat kerja
Kuesioner
1. Sangat setuju
Nominal
2. Setuju
3. Kurang Setuju
4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
analisis, peneliti
mengelompokannya
kembali:
Tidak nyaman 13
Nyaman > 13
Variable dependen
Insiden
Setiap kejadian yang tidak Mengisi
Keselamatan
disengaja dan kondisi yang Kuesioner
Pasien
mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah
pada pasien
Kuesioner
1. Tidak Pernah
2. Kadang-Kadang
3. Sering
4. Selalu
Nominal
Untuk kepentingan
Universitas Indonesia
69
analisis, peneliti
mengelompokannya
kembali:
IKP Positif 90% skor
IKP Negatif > 90% skor
Universitas Indonesia
70
BAB 5
METODOLOGI PENELITIAN
5.3.2. Sampel
5.3.2.1. Kriteria Inklusi
Universitas Indonesia
71
n=
d2 (N-1)+Z21-/2PQ
n = Jumlah yang dibutuhkan
N = Jumlah Populasi
Z 1-/2 = tingkat kepercayaan sebesar 95%
p = Proporsi keadaan yang akan dicari p=50% (0,5)
q = (1-p)
d = sampling error sebesar 10%
n = 225. (1.96)2 . (0.5). (0.5)
(0.1)2. (225-1) + (1.96)2. (0.5). (0.5)
= 216.09
2.24 + 0.9604
= 67
Universitas Indonesia
72
rumus diatas
5.4.
faktor
yakni
faktor
karakteristik
individu
perawat
Universitas Indonesia
73
(pendidikan,
kerja).
5.4.2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengukur variable
independen dan dependen. Kuesioner berisi pernyataan pernyataan
yang terkait, untuk karakteristik individu mengenai variabel tingkat
pendidikan, masa kerja, kompetensi, dan umur; untuk sifat dasar
pekerjaan berisi pernyataan terkait variabel kompleksitas pengobatan,
kerjasama dalam unit, dan gangguan atau interupsi saat bekerja; serta
untuk lingkungan organisasi dan sosial yang berisi pertanyaan terkait
komunikasi, Standar Prosedur Operasional dan kenyamanan tempat
kerja.
Universitas Indonesia
74
5.6.
Analisis Data
Analisis data penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara:
1.
Analisis Univariat
Universitas Indonesia
75
2.
Analisis Bivariat
Dilakukan analisis hubungan antara setiap variabel bebas dengan
variabel terikat untuk melihat apakah hubungan yang terjadi bermakna
secara statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Squre untuk
menganalisis hubungan antara variabel bebas kategorik dengan variabel
terikat kategorik (Hastono, 2007).
Universitas Indonesia
76
BAB 6
HASIL PENELITIAN
6.1.
Universitas Indonesia
77
Frekuensi
Persentase (%)
D3
75
75%
S1
25
25%
Total
100
100%
Frekuensi
Persentase (%)
77
77%
> 6 tahun
23
23%
Total
100
100%
Universitas Indonesia
78
Variabel
Jenjang Kompetensi
Kompetensi rendah
Frekuensi
Persentase (%)
51
51%
Kompetensi tinggi
49
49%
Total
100
100%
Frekuensi
Persentase (%)
51
51%
> 30 tahun
49
49%
Total
100
100%
Universitas Indonesia
79
Pengobatan
(Asuhan
Keperawatan),
Kerjasama,
Frekuensi
Persentase (%)
61
77%
Tidak Kompleks
39
23%
Total
100
100%
Universitas Indonesia
80
Frekuensi
Persentase (%)
75
75%
Kerjasama baik
25
25%
Total
100
100%
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
64
64%
Rendah
36
36%
Total
100
100%
Universitas Indonesia
81
Variabel
Komunikasi
Tidak efektif
Frekuensi
Persentase (%)
57
57%
Efektif
43
43%
Total
100
100%
Frekuensi
Persentase (%)
16
16%
Persepsi baik
84
84%
Total
100
100%
Universitas Indonesia
82
Variabel
Kenyamanan
Tidak Nyaman
Frekuensi
Persentase (%)
88
88%
Nyaman
12
12%
Total
100
100%
responden.
83
pelayanan kepada pasien. Pada tabel 6.11 berikut ini tergambar distribusi
frekuensi responden berdasarkan kejadian IKP:
Frekuensi
Persentase
IKP Positif
51
51%
IKP Negatif
49
49%
Total
100
100%
6.2.
IKP
Perawat
Positif
n
Pendidikan
35
Total
Negatif
%
47%
n
40
53%
75
OR
(95% CI)
value
%
100%
D3
0.492
Pendidikan
16
64%
36%
25
100%
51
51%
49
49%
100
100%
0.2 1.2
S1
Jumlah
Universitas Indonesia
0.204
84
Dari table 6.12 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang
berpendidikan D3 jauh lebih banyak dari yang berpendidikan S1. Sebagian
besar, sebanyak 47%, dari jumlah responden yang berpendidikan D3
menyebabkan IKP (IKP Positif). Sementara pada responden yang
berpendidikan S1 memiliki proporsi yang lebih besar terhadap IKP. Akan
tetapi, jumlah perbedaan proporsi kedua kelompok responden berdasarkan
pendidikan ini tidak cukup menunjukkan hubungan antara variabel
pendidikan dengan terjadinya IKP. Hal ini juga terlihat pada P-value sebesar
0.204 yang menunjukkan
IKP
Positif
Total
Negative
OR
(95% CI)
value
6 tahun
35
64%
20
36%
55
100%
3.172
> 6 tahun
16
36%
29
64%
45
100%
1.395 7.210
Jumlah
51
51%
49
49%
100 100%
Universitas Indonesia
0.010
85
Kompetensi
IKP
Perawat
Kompetensi
Positif
Total
OR
(95% CI)
Negative
32
63%
19
37%
51
100%
Rendah
2.659
Kompetensi
P value
19
39%
30
61%
49
100%
51
51%
49
49%
100
100%
1.2 5.9
0.028
Tinggi
Jumlah
86
jumlah
responden
berkompetensi
tinggi
yang
tidak
Usia
IKP
Responden
Positif
Total
Negative
OR
(95% CI)
value
30 tahun
32
63%
19
37%
51
51%
2.66
> 30 tahun
19
39%
30
61%
49
49%
1.2 5.9
Jumlah
51
51%
49
49%
100
Universitas Indonesia
0.028
87
6.2.5. Hubungan
antara
Kompleksitas
Pengobatan
dengan
Insiden
Keselamatan Pasien
Pada table 6.16 di bawah ini, terlihat bahwa responden yang memiliki
persepsi bahwa pengobatan yang kompleks berjumlah lebih banyak (61
orang) dibandingkan jumlah responden yang berpersepsi sebaliknya (39
orang). Dari kelompok responden yang memilki persepsi bahwa asuhan
keperawatan kompleks, sebanyak 29 orang tersebut terkait atau menyebabkan
IKP (IKP Positif), sementara 32 orang lainnya tidak terkait atau
menyebabkan IKP (IKP Negatif). Sedangkan, pada kelompok responden
yang memiliki persepsi kompleksitas pengobatan tidak kompleks, sebagian
besar di antaranya justru terkait atau menyebabkan IKP.
Dari proporsi keduanya telah terlihat bahwa tidak ada perbedaan proporsi
yang signifikan antara kedua kelompok (tidak kompleks dan kompleks) pada
risiko menyebabkan insiden keselamatan pasien. Hal itu diperkuat lagi
dengan nilai p-value yang lebih besar dari nilai p-value sebesar 0.255.
Universitas Indonesia
88
Kompleksitas
IKP
Asuhan
Positif
Total
Negative
keperawatan
Kompleks
29
48%
32
53%
61
100%
Tidak
22
56%
17
47%
39
100%
51
51%
49
49%
100 100%
Kompleks
Jumlah
OR
(95% CI)
value
0.7
0.3 1.6
0.509
IKP
Positif
Total
Negative
26
68%
12
32%
38
100%
25
40%
37
60%
62
100%
51
51%
49
49%
100 100%
OR
(95% CI)
value
3.207
1.4 7.5
0.012
89
Gangguan
IKP
Positif
Total
Negative
36
56%
28
44%
64
100%
tinggi
OR
(95% CI)
value
1.8
Gangguan
15
42%
21
58%
36
100%
51
51%
49
49%
100
100%
0.8 - 4.1
0.233
rendah
Jumlah
Universitas Indonesia
90
Universitas Indonesia
91
Persepsi
IKP
terhadap
Komunikasi
Komunikasi
Positif
Total
Negative
28
49%
29
51%
57
(95% CI)
value
tidak efektif
Komunikasi
OR
0.840
23
54%
20
46%
43
100%
56
55%
44
44%
100 100%
(0,4-1.8)
0.818
efektif
Jumlah
Persepsi
IKP
terhadap SPO
Persepsi
Positif
Total
Negative
56%
44%
16
100%
Tidak Baik
Persepsi Baik
42
50%
42
50%
84
100%
Jumlah
51
56%
49
44%
100 100%
OR
(95% CI)
value
1.286
0.4 3.7
Universitas Indonesia
0.853
92
IKP
Kenyamanan
dalam
Positif
Total
Negative
Tempat Kerja
Tidak
46
52%
42
48%
88
100%
Nyaman
Nyaman
42%
58%
12
100%
Jumlah
51
51%
49
49%
100
100%
OR
(95% CI)
value
1.533
0.5 5.2
Universitas Indonesia
0.703
93
Universitas Indonesia
94
BAB 7
PEMBAHASAN
7.1. Pelaksanaan Penelitian
Rancangan penelitian dimulai pada Oktober 2012 dan mulai dilakukan
pengambilan data pada pertengahan Desember dengan menyebarkan kuesioner.
Kuesioner berisi tentang pernyataan-pernyataan yang harus dipilih sesuai
dengan persepsi dan kenyataan yang dihadapi perawat di Ruang Rawat Inap RS
X mengenai insiden keselamatan pasien. Penyebaran kuesioner dilakukan
terhadap 115 perawat yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi akan tetapi
kuesioner yang kembali hanya 100, sudah melebihi jumlah sampel minimum.
Data hasil penelitian kemudian dianalisis dan dibahas satu per satu untuk
menjawab tujuan penelitian ini sendiri.
Universitas Indonesia
95
7.3. Hasil
Analisis
Penyebab
Kejadian
Insiden
Keselamatan
Pasien
Insiden keselamatan pasien tidak terjadi hanya karena satu atau dua
penyebab melainkan banyak penyebab yang bisa berkontribusi, mulai dari
sistem yang menggerakkan pelayanan kesehatan, sarana & prasarana sampai
dengan kinerja perseorangan yang bersentuhan langsung dengan pasien, yang
kesemuanya berkolaborasi sehingga insiden tidak dapat dicegah. Demikian
pula pada pengendaliannya, suatu variabel yang berisiko menyebabkan insiden
keselamatan pasien harus dikendalikan secara menyeluruh meliputi sistem dan
lingkungan yang melingkupinya. Pada penelitian ini dilakukan analisis
terhadap sepuluh variabel, yaitu usia, pendidikan, masa kerja, kompetensi,
kompleksitas pengobatan, kerjasama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar
Prosedur Operasioanl (SPO), dan kenyamanan tempat kerja. Dari kesepuluh
variabel tersebut terdapat empat variabel yang menjadi penyebab insiden
keselamatan pasien (IKP) yakni usia, masa kerja, kompetensi dan kerjasama.
Enam variabel lain yang tidak menjadi penyebab bisa jadi berhubungan pula
dengan terjadinya insiden keselamatan pasien akan tetapi dapat dikendalikan
oleh sistem dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Pada variabel usia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara usia dengan sebab terjadinya insiden
keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit X, yakni semakin
meningkatnya usia perawat maka terjadinya IKP semakin kecil sementara
semakin muda usia perawat kecenderungan terjadi IKP semakin besar. Secara
teori, umur berkaitan dengan tingkat kedewasaan dan maturasi, dalam arti
meningkatnya umur akan meningkat pula kedewasaan/ kematangan secara
Universitas Indonesia
96
(2002) bahwa terdapat kecenderungan semakin tua usia perawat semakin etik
dalam melakukan asuhan keperawatan. Kenyataan ini akan membuatnya lebih
berhati-hati dan memperhatikan secara seksama terhadap asuhan keperawatan
yang ia lakukan
Sementara
pada
variabel
pendidikan,
hasil
penelitian
tidak
menunjukkan hal yang serupa dengan variabel usia. Variabel pendidikan tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan
pasien. Menurut Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(DPP-PPNI, 1999), yang dimaksud dengan perawat adalah seseorang yang
telah menyelesaikan pendidikannya pada pendidikan formal keperawatan
minimal lulusan D3 Keperawatan.
Universitas Indonesia
97
pendidikan.
Sehingga
dalam
hal
pebedaan
pendidikan
Universitas Indonesia
98
kelompok
kompetansi keperawatan
adalah
perawat
dengan
Universitas Indonesia
99
Universitas Indonesia
100
Universitas Indonesia
101
yang
keselamatan pasien. Salah satunya adalah faktor pasien yang tidak lain adalah
bentuk pengobatan yang diperlukan, termasuk kompleksitas pengobatan yang
meliputi: penyakit, faktor sosial, kondisi psikis,hubungan antara pasien dengan
pihak rumah sakit. Namun demikian, penelitian ini belum mampu
menunjukkan hubungan yang bermakna antara kompleksitas pengobatan
dengan kejadian insiden keselamatan pasien yang dilakukan oleh perawat. Hal
ini bisa disebabkan banyak hal. Dari sisi responden, perawat pelaksana bisa jadi
merasakan perbedaan asuhan keperawatan yang perlu dilakukan pada pasienpasien di unit tempat ia bekerja. Akan tetapi, dengan Pengalaman
kerjaminimum satu tahun perawat pelaksana bisa jadi telah terbiasa dengan
kondisi tersebut. Disamping itu dari jawaban-jawaban pada kuesioner terlihat
bahwa rata-rata perawat tidak merasa kesulitan dengan asuhan keperawatan
yang perlu dilakukan di unit perawatan. Hal ini juga dapat dikarenakan
diagnose yang tidak terlalu kompleks seperti halnya di ruang perawatan khusus,
ICU, mengingat pengambilan data hanya dilakukan pada ruang perawatan
umum.
Kerjasama tim merupakan suatu kelompok kecil orang dengan
keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen pada tujuan bersama,
sasaran-sasaran kinerja dan pendekatan yang mereka jadikan tanggung jawab
bersama (Katzenbach & Douglas, dalam Cahyono, 2008). Kerjasama
Universitas Indonesia
102
merupakan bentuk attitude dari perawat dalam bekerja di dalam tim karena
membuat individu saling mengingatkan, mengoreksi, berkomunikasi sehingga
peluang terjadinya kesalahan dapat dihindari. Dalam penelitian ini, kerjasama
juga menjadi faktor yang bermakna pada terjadinya insiden keselamatan
pasien. Dengan nilai OR 2.99, faktor kerjasama menjadi indikator bahwa
perawat yang memiliki persepsi kurang baik terhadap kerjasama memiliki
kecenderungan menyebabkan insiden keselamatan pasien 3 (tiga) kali lebih
besar dari perawat yang memiliki persepsi sebaliknya. Hasil penelitian ini
sejalan dengan kenyataan dilapangan bahwa dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien, perawat melakukannya hanya kepada pasien yang
menjadi tanggungjawabnya dari pada bekerja dalam tim. Setiap perawat
memiliki tanggung jawab dan tugasnya tersendiri terhadap pasien sehingga
perawat lain tidak saling mengetahui terhadap pekerjaan rekannya. Keadaan ini
jelas tidak akan terjadi saling cross check terhadap pekerjaan masing-masing
sehingga potensi timbulnya kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan
akan besar. Dengan demikian, hasil secara statistik ini bisa menjadi masukan
bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan kerja sama antara perawat. Tidak
hanya untuk meningkatkan kinerja dalam asuhan keperawatan tetapi juga untuk
meningkatkan keselamatan pasien selama melakukan perawatan.
Secara statitistik, gangguan atau interupsi pada penelitian ini tidak
berhubungan secara signifikan dengan terjadinya insiden keselamatan pasien
pada ruang perawatan inap. Ketidakbermaknaan ini bisa dikarenakan gangguan
atau interupsi sudah membudaya di rumah sakit ini. Tugas perawat di ruang
perawatan tidak hanya melakukan asuhan keperawatan tetapi juga melakukan
pekerjaan administrative seperti pengisian rekam medis, memfasilitasi pasien
makan, berpakaian, mengantar dan menjemput pasien saat konsul ke unit atau
rumah sakit lain, dan mengisi formulir lain yang terkait dengan asuhan
keperawatan. Di luar itu, perawat di rumah sakit ini juga dilibatkan dalam
Universitas Indonesia
103
for
Healthcare
Research
and
Quality/AHRQ
(2003)
Universitas Indonesia
104
telah berjalan dinilai cukup baik, hal ini dapat terlihat pada penilaian responden
terhadap komunikasi dengan rekan kerjanya pada kuesioner. Briefing atau
operan menjadi sarana untuk berkomunikasi secara lisan perihal asuhan
keperawatan yang perlu dilakukan perawat pelaksana yang menjalankan shift
selanjutnya. Namun demikian, dari hasil pengamatan di lapangan, komunikasi
tertulis yang dijalankan di lapangan sebenarnya telah menunjukkan risiko
terjadinya insiden keselamatan pasien. Salah satu bentuk komunikasi secara
tertulis adalah pengisian rekam medis. Dari sekian IKP yang dilaporkan, pernah
terjadi masalah komunikasi yang menyebabkan terjadinya IKP yang
disebabkan kurang lengkapnya pengisian rekam medis sehingga menimbulkan
persepsi yang salah dari perawat terhadap kondisi pasien yang sebenarnya.
Dengan demikian, meski secara statistik komunikasi tidak memiliki hubungan
yang bermakna pada kejadian IKP akan tetapi variabel ini tetap perlu
diperhatikan untuk menjaga keamanan pada asuhan keperawatan.
Peran perawat dalam keselamatan pasien yaitu memelihara keselamatan
pasien melalui transformasi lingkungan keperawatan yang lebih mendukung
keselamatan pasien dan peran perawat dalam keselamatan pasien melalui
penerapan standar keperawatan (IOM, 2000). Rumah Sakit ini telah lama
memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengatur pelaksanaan
asuhan keperawatan secara tertulis dan detail. Akan tetapi, dari hasil analisis
statistik, penelitian ini tidak menunjukkan hasil yang bermakna antara persepsi
perawat terhadap SPO dengan terjadinya insiden keselamatan pasien. Dilihat
dari distribusinya, perawat yang memiliki persepsi baik berjumlah jauh lebih
banyak dibandingkan dengan yang memiliki persepsi tidak baik. Hal ini juga
dapat menunjukkan bahwa SPO cukup terinternalisasi pada perawat sehingga
mendukung terhadap pelaksanaan pekerjaan. Namun demikian terlihat bahwa
masih terdapat perawat yang memiliki persepsi tidak baik terhadap SPO yakni
sekitar 16% dari responden, hal ini bisa terjadi karena tidak semua perawat
mengetahui mengenai jenis SPO apa saja yang ada di unit kerjanya, sehingga
Universitas Indonesia
105
masih terdapat perawat yang bekerja tidak berdasarkan SPO yang ada. Dengan
demikian, perlu dilakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif
terhadap pelaksanaan SPO sehingga perawat pelaksana dapat mengubah
persepsi terhadap SPO selama ini dan dapat merasakan kebermanfaatan adanya
SPO untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien.
Variable lain yang terkait dengan insiden keselamatan pasien adalah
faktor lingkungan fisik yang meliputi: pencahayaan, tingkat kebisingan,
temperature atau suhu ruangan, susunan tata ruang, dan ventilasi. Pengelolaan
gedung rumah sakit harus benar-benar memikirkan standar keselamatan baik
bagi pasien maupun keselamatan staf dengan memperhatikan syarat-syarat
kesehatan lingkungan seperti yang sudah diatur di dalam Permenkes nomor
1204/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Dari hasil analisis, faktor kenyamanan tempat kerja tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan pasien. Jika melihat
distribusi jumlah perawat berdasarkan persepsi terhadap kenyamanan tempat
kerja, sebagian besar memiliki persepsi kurang baik terhadap kenyamanan
tempat kerja. Meski demikian, kenyamanan tempat kerja tetap tidak cukup
menjadi faktor penentu terlaksananya asuhan keperawatan yang berpotensi
menimbulkan terjadinya insiden keselamatan pasien. Kondisi setiap ruang
perawatan di Rumah Sakit X ini berbeda-beda. Ada yang telah direnovasi
sehingga ruangan menjadi lebih terang tetapi ada pula yang masih dalam
kondisi lama dimana lantai dan pencahayaan alami yang kurang menyebabkan
ruang perawatan dirasa kurang mendukung bagi perawat pelaksana, terutama
bagi perawat dengan Pengalaman kerjabaru. Meskipun demikian, dengan
melihat angka IKP yang sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa perawat yang
menjadi responden telah mampu beradaptasi dengan kondisi tempat kerja dan
kemampuan mereka pun telah terasah untuk tetap menjalankan asuhan
keperawatan yang aman bagi pasien.
Universitas Indonesia
106
Universitas Indonesia
107
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan mencari penyebab terjadinya insiden keselamatan
pasien, baik itu yang berasal dari individu perawat seperti usia, pendidikan,
masa kerja, dan kompetensi maupun yang terkait dengan lingkungan seperti
kompleksitas pengobatan pada pasien, kerjasama dengan sesama profesi,
gangguan/ interupsi, komunikasi, persepsi terhadap SPO dan kenyamanan
tempat kerja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa :
8.1.1 Ada hubungan yang bermakna antara usia perawat dengan terjadinya
IKP di ruang perawatan Rumah Sakit X. Semakin dewasa/ tua usia
perawat
semakin
berhubung
tinggi
risiko
terjadinya
insiden
Universitas Indonesia
108
karakteristik
individu,
sehingga
pelayanan
yang
Universitas Indonesia
109
terbuka pada sistem yang ada serta bersedia ditingkatkan kemampuannya demi
terlaksananya asuhan keperawatan yang aman bagi pasien serta melakukan
pembinaan bagi perawat yang tidak disiplin dalam bekerja.
8.2
Saran
Penelitian ini hanya dilakukan di unit rawat inap menggunakan metoda cross
sectional dengan analisis univariat dan bivariat saja. Analisis dengan bivariat
hanya akan menunjukkan variable independen yang berhubungan dengan
variable dependen secara terpisah satu sama lain sehingga tidak bisa secara
mutlak dijadikan kesimpulan sebagai acuan untuk melakukan intervensi atau
perbaikan system secara menyeluruh di rumah sakit. Namun demikian
berdasarkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai data awal untuk
melakukan intervensi oleh Rumah Sakit X dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien dalam asuhan keperawatan di unit rawat inap. Intervensi
tersebut perlu dilakukan oleh beberapa pihak yang terkait sehingga terjadi
sinergi yang baik untuk mendukung keselamatan pasien di unit rawat inap
rumah sakit secara menyeluruh.
Adapun saran saran yang dapat kami berikan adalah :
8.2.1. Pihak Rumah Sakit X
1. Melalui Komite Keperawatan serta Komite Mutu, Keselamatan
Pasien dan Manajemen Risiko, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan dan SPO terkait keselamatan pasien meliputi:
Identifikasi Pasien; Kebijakan Komunikasi yang efektif dalam
pemberian informasi dan edukasi; Pedoman Peningkatan Keamanan
Obat yang Perlu Diwaspadai; Checklist Safe Surgery di Kamar
Bedah; Kebijakan Cuci Tangan; Kebijakan Pengurangan Risiko
Pasien Jatuh
2. Mengalokasikan dana yang cukup untuk melaksanakan pelatihan
keselamatan pasien untuk meningkatkan tingkat kompetensi perawat.
Universitas Indonesia
110
ruangan
harus
melakukan
sosialisasi
secara
rutin
Universitas Indonesia
111
ronde
keperawatan
secara
rutin
dan
dilakukan
pengelolaan
SDM
bekerjasama
dengan
bagian
Universitas Indonesia
112
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan data awal untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengukur variable lain yang
belum diteliti. Penelitian dapat dilakukan dengan metode observasi dan
wawancara yang mendalam agar faktor yang berhubungan dapat lebih
tergali, karena keselamatan pasien merupakan hal yang sangat
kompleks yang tidak cukup dilihat dari penilaian kuesioner saja. Untuk
itu, diharapkan agar penelitian selanjutnya dilakukan dengan desain
studi kohort dengan analisis hingga multivariat. Studi kohort yang
merupakan studi jangka panjang akan menunjukkan variable yang
secara konsisten menjadi penyebab insiden keselamatan pasien dalam
kurun
waktu
tertentu.
Sementara,
analisis
multivariat
akan
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
AHRQ (2003), Publication No. 07-E005. Rockville, MD: Agency for Healthcare
Research and Quality Maret: 151. www.ahrq.gov, diperoleh 30 Agustus 2012
Anderson B, Root Cause Analysis: Simplified Tools and Techniques, Fagerhaug T
Quality Press, Milwaukee, 2000.
Anugrahini, C. (2010). Hubungan faktor individu dan organisasi dengan kepatuhan
perawat dalam menerapkan pedoman patient safety di RSAB Harapan Kita Jakarta.
Tesis FIK UI. Tidak dipublikasikan.
Ballard, K.A. (2003). Patient Safety: A Share Responsibility. Online Journal of issues
in nursing. Volume 8 2003 No.3
Being Open. Communicating Patient Safety Incidents with Patients and their Carers.
The National Patient Safety Agency, 2005.
http://www.npsa.nhs.uk/site/media/documents/1456_Beingopenpolicy1_11.pdf,
diperoleh 30 Agustus 2012
Cahyono, J.B. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik
Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Carayon, Pascale, Ayse P. Gurses. Nursing Workload and Patient SafetyA Human
Factors Engineering Perspektive. Patient Safety and Quality: An Advance-Based
Handbook for Nurses: Chapter 30. Vol. 2. 2008
Clarcke, Sean P, Nancy E. Donaldson. Nurse Staffing and Patient Care Quality and
Safety in Nursing Practice. Patient Safety & Quality: An Evidence Based Handbook
for Nurses: Chapter 25. Vol. 2. 2008.
Cook R, Woods D. Operating at the sharp end: the complexity of human error. In:
Bogner M, ed. Human error in medicine. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum
Associates, Inc.; 1994. p. 255-310.
Dean L. Gano,Copyright, Apollo Root Cause Analysis A New Way of Thinking,
Third edition, 2007
DepKes. (2006). Pedoman Pengembangan Jenjang Karir Professional Perawat.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, DepKes RI
_______.(2008) Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta,
KKPRS
Universitas Indonesia
No.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Yully Harta Mustikawati. (2011). Analisis determinan Kejadian Nyaris Cedere dan
Kejadian Tidak Diharapkan di Unit Perawatan Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.
Tesis FIK UI. Tidak dipublikasikan.
xiii
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner 1
Case Processing Summary
N
Cases
%
82.6
Valid
19
Exclude
4
17.4
d(a)
Total
23
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.645
N of
Items
30
Item Statistics
c1
c2
c3
c4
c5
c6
c7
c8
c9
c10
c11
c12
c13
c14
c15
c16
c17
c18
c19
c20
Mean
1.89
2.63
1.53
2.58
2.95
3.74
3.79
3.53
3.53
3.16
3.11
3.47
2.11
2.68
2.11
3.68
3.16
3.37
3.47
3.21
Std.
Deviation
.875
1.012
1.020
.607
.780
.452
.419
.612
.612
.958
.567
.612
.809
.946
1.049
.582
.834
.597
.513
1.032
N
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
Universitas Indonesia
c21
c22
c23
c24
c25
c26
c27
c28
c29
c30
3.16
2.79
2.89
2.26
2.79
3.05
3.05
2.63
3.05
2.68
.501
.535
.658
.733
.535
.621
.621
.895
.780
.885
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
c1
c2
c3
c4
c5
c6
c7
c8
c9
c10
c11
c12
c13
c14
c15
c16
c17
c18
c19
c20
c21
c22
c23
c24
c25
c26
Scale Mean
if Item
Deleted
86.16
85.42
86.53
85.47
85.11
84.32
84.26
84.53
84.53
84.89
84.95
84.58
85.95
85.37
85.95
84.37
84.89
84.68
84.58
84.84
84.89
85.26
85.16
85.79
85.26
85.00
Scale
Cronbach's
Variance if Corrected
Alpha if
Item
Item-Total
Item
Deleted
Correlation
Deleted
43.140
.032
.654
46.257
-.218
.685
42.819
.031
.657
43.596
.039
.648
45.433
-.168
.669
41.006
.529
.620
41.094
.560
.620
42.485
.177
.638
43.152
.093
.644
45.655
-.177
.678
44.497
-.072
.655
40.813
.495
.622
52.164
.731
.718
37.468
.511
.599
42.719
.033
.658
40.246
.499
.615
40.099
.329
.623
38.228
.770
.594
39.702
.667
.607
43.918
-.052
.667
40.544
.545
.616
41.205
.465
.624
40.140
.444
.617
41.287
.260
.631
42.094
.273
.632
41.778
.263
.632
Universitas Indonesia
c27
c28
c29
c30
85.00
85.42
85.00
85.37
40.222
37.813
38.000
38.801
.465
.514
.589
.445
.616
.601
.598
.611
Scale Statistics
Mean
Variance
88.05
44.275
Std.
Deviation
6.654
N of
Items
30
Uji Validitas
Nilai r tabel dilihat dengan tabel r dengan menggunakan df = n-2
r table = 0.4132
Universitas Indonesia
Valid
Excluded(
a)
Total
%
19
82.6
17.4
23
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.840
N of Items
20
Item Statistics
Mean
3.79
Std. Deviation
.419
3.63
3.42
3.58
3.58
.761
.507
.769
.769
19
19
19
19
3.74
3.84
.452
.375
19
19
d38
d39
3.47
3.89
.513
.315
19
19
d40
d41
d42
d43
3.53
3.95
.513
.229
19
19
3.42
3.11
.507
.658
19
19
d44
d45
3.63
3.42
.496
.507
19
19
d46
d47
3.74
3.84
.452
.375
19
19
d48
d49
d50
2.95
2.74
1.177
1.098
19
19
2.11
1.150
19
d31
d32
d33
d34
d35
d36
d37
N
19
Universitas Indonesia
Item-Total Statistics,
Scale Mean if
Item Deleted
65.58
Scale
Variance if
Item Deleted
38.702
Corrected
Item-Total
Correlation
.774
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.824
65.74
65.95
35.982
39.942
.696
.423
.818
.833
d34
d35
65.79
65.79
35.509
35.509
.744
.744
.815
.815
d36
d37
d38
d39
65.63
65.53
40.690
40.485
.350
.480
.836
.833
65.89
65.47
39.544
40.930
.481
.467
.831
.835
d40
d41
65.84
65.42
37.363
42.702
.843
.053
.818
.843
d42
d43
65.95
66.26
39.497
38.316
.495
.511
.831
.829
d44
d45
d46
d47
65.74
65.95
42.316
39.053
.054
.568
.845
.828
65.63
65.53
39.801
40.708
.509
.432
.831
.834
d48
d49
66.42
66.63
67.26
32.146
33.357
48.538
.703
.659
.434
.816
.819
.896
d31
d32
d33
d50
Uji Validitas
Nilai r tabel dilihat dengan tabel r dengan menggunakan df = n-2
r table = 0.4132
Lampiran 2
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
Pendidikan * IKP90
100
Percent
100.0%
kat_pengkerja * IKP90
Kat_kompetensi * IKP90
100
100
100.0%
100.0%
0
0
kat_usia * IKP90
kompleks1 * IKP90
kerjasama * IKP90
gangguan * IKP90
100
100
100
100
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
komunikasi * IKP90
SPO4 * IKP90
100
100
100
100.0%
100.0%
100.0%
Kenyamanan * IKP90
Cases
Missing
Percent
0
.0%
Total
N
100
Percent
100.0%
.0%
.0%
100
100
100.0%
100.0%
0
0
0
0
.0%
.0%
.0%
.0%
100
100
100
100
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
0
0
0
.0%
.0%
.0%
100
100
100
100.0%
100.0%
100.0%
Pendidikan * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
35
40
46.7%
53.3%
16
9
64.0%
36.0%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
Pendidikan
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Total
Count
% within Pendidikan
Count
% within Pendidikan
Count
% within Pendidikan
Total
75
100.0%
25
100.0%
100
100.0%
Universitas Indonesia
Chi-Square Tests
Value
2.254b
1.614
2.280
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
2.232
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.133
.204
.131
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.168
.102
.135
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Pendidikan (D3
Keperawatan / S1
Keperawatan)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 =
Tidak IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
.492
.193
1.253
.729
.498
1.067
1.481
.843
2.604
100
Universitas Indonesia
kat_pengkerja * IKP90
katmk * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
35
20
63.6%
36.4%
16
29
35.6%
64.4%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
katmk
<= 6 tahun
> 6 tahun
Total
Count
% within katmk
Count
% within katmk
Count
% within katmk
Total
55
100.0%
45
100.0%
100
100.0%
Chi-Square Tests
Value
7.810b
6.726
7.913
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
7.731
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.005
.010
.005
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.009
.005
.005
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for katmk
(<= 6 tahun / > 6 tahun)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 =
Tidak IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
3.172
1.395
7.210
1.790
1.151
2.782
.564
.374
.852
100
Universitas Indonesia
Kat_kompetensi * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
32
19
62.7%
37.3%
19
30
38.8%
61.2%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
Kat_kompetensi
Kompetensi Rendah
Count
% within Kat_kompetensi
Count
% within Kat_kompetensi
Count
% within Kat_kompetensi
Kompetensi Tinggi
Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
5.745b
4.826
5.801
5.688
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.017
.028
.016
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.027
.014
.017
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Kat_
kompetensi
(Kompetensi Rendah /
Kompetensi Tinggi)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 =
Tidak IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.659
1.186
5.964
1.618
1.073
2.439
.608
.400
.926
100
Universitas Indonesia
Total
51
100.0%
49
100.0%
100
100.0%
kat_usia * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
32
19
62.7%
37.3%
19
30
38.8%
61.2%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
kat_
usia
<= 30 tahun
> 30 tahun
Total
Count
% within kat_usia
Count
% within kat_usia
Count
% within kat_usia
Total
51
100.0%
49
100.0%
100
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
5.745b
4.826
5.801
df
1
1
1
5.688
Asymp. Sig.
(2-sided)
.017
.028
.016
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.027
.014
.017
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for kat_usia
(<= 30 tahun / > 30 tahun)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 = Tidak
IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.659
1.186
5.964
1.618
1.073
2.439
.608
.400
.926
100
Universitas Indonesia
kompleks1 * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
29
32
47.5%
52.5%
22
17
56.4%
43.6%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
kompleks1
Kompleks
Count
% within kompleks1
Count
% within kompleks1
Count
% within kompleks1
Tidak Kompleks
Total
Total
61
100.0%
39
100.0%
100
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
.749b
.436
.750
.741
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.387
.509
.386
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.418
.255
.389
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
kompleks1 (Kompleks
/ Tidak Kompleks)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 =
Tidak IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
.700
.312
1.571
.843
.575
1.234
1.203
.783
1.849
100
Universitas Indonesia
kerjasama * IKP90
ks_kat * IKP90 Crosstabulation
IKP90
IKP
ks_kat
Total
Total
1.00
Count
2.00
% within ks_kat
Count
26
68.4%
25
Tidak IKP
12
31.6%
37
IKP
% within ks_kat
Count
40.3%
51
59.7%
49
100.0%
100
% within ks_kat
51.0%
49.0%
100.0%
38
100.0%
62
Chi-Square Tests
Pearson ChiSquare
Continuity
Correction(a)
Likelihood Ratio
Fisher's Exact
Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
df
Asymp.
Sig. (2sided)
7.443(b)
.006
6.362
.012
7.579
.006
7.369
Exact
Sig. (2sided)
Exact
Sig. (1sided)
.008
.006
.007
100
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
18.62.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Lower
3.207
1.368
7.515
1.697
1.170
2.461
.529
.318
.882
100
Universitas Indonesia
gangguan * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
36
28
56.3%
43.8%
15
21
41.7%
58.3%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
gangguan
Tinggi
Rendah
Total
Count
% within gangguan
Count
% within gangguan
Count
% within gangguan
Total
64
100.0%
36
100.0%
100
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
1.961b
1.421
1.967
df
1
1
1
1.941
Asymp. Sig.
(2-sided)
.161
.233
.161
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.212
.117
.164
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for gangguan
(Tinggi / Rendah)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 = Tidak
IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.800
.788
4.113
1.350
.867
2.102
.750
.507
1.110
100
Universitas Indonesia
komunikasi * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
28
29
49.1%
50.9%
23
20
53.5%
46.5%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
komunikasi
Tidak Efektif
Efektif
Total
Count
% within komunikasi
Count
% within komunikasi
Count
% within komunikasi
Total
57
100.0%
43
100.0%
100
100.0%
Chi-Square Tests
Value
.187b
.053
.187
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
.185
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.665
.818
.665
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.691
.409
.667
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
komunikasi (Tidak
Efektif / Efektif)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 =
Tidak IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
.840
.380
1.855
.918
.626
1.348
1.094
.726
1.648
100
Universitas Indonesia
SPO4 * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
9
7
56.3%
43.8%
42
42
50.0%
50.0%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
SPO4
Total
Count
% within SPO4
Count
% within SPO4
Count
% within SPO4
Total
16
100.0%
84
100.0%
100
100.0%
Chi-Square Tests
Value
.210b
.034
.211
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
.208
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.647
.853
.646
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.787
.427
.648
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for SPO4
(Persepsi Tidak Baik /
Persepsi Baik)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 =
Tidak IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.286
.438
3.772
1.125
.695
1.822
.875
.482
1.587
100
Universitas Indonesia
Kenyamanan * IKP90
Crosstab
IKP90
Tidak IKP
46
42
52.3%
47.7%
5
7
41.7%
58.3%
51
49
51.0%
49.0%
IKP
Kenyamanan
Tidak Nyaman
Count
% within Kenyamanan
Count
% within Kenyamanan
Count
% within Kenyamanan
Nyaman
Total
Total
88
100.0%
12
100.0%
100
100.0%
Chi-Square Tests
Value
.475b
.146
.477
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
.471
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.491
.703
.490
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.550
.352
.493
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Kenyamanan (Tidak
Nyaman / Nyaman)
For cohort IKP90 = IKP
For cohort IKP90 =
Tidak IKP
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.533
.452
5.201
1.255
.624
2.523
.818
.484
1.384
100
Universitas Indonesia
Tabel frekuensi
Variabel Usia
(sebelum dikategorikan)
Statistics
usiaasli
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
100
0
30.55
.616
30.00
6.163
22
46
Universitas Indonesia
Histogram
10
Frequency
2
Mean =30.55
Std. Dev. =6.163
N =100
0
20
25
30
35
40
45
50
usiaasli
Valid
<= 30 tahun
> 30 tahun
Total
Frequency
51
49
100
Percent
51.0
49.0
100.0
Valid Percent
51.0
49.0
100.0
Cumulative
Percent
51.0
100.0
Universitas Indonesia
Histogram
80
Frequency
60
40
20
Mean =1.49
Std. Dev. =0.502
N =100
0
0.5
1.5
2.5
kat_usia
Universitas Indonesia
Variabel Pendidikan
Statistics
Pendidikan
N
Valid
Missing
100
0
1.25
.044
1.00
.435
1
2
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pendidikan
Valid
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Total
Frequency
75
25
100
Percent
75.0
25.0
100.0
Valid Percent
75.0
25.0
100.0
Cumulative
Percent
75.0
100.0
Histogram
100
Frequency
80
60
40
20
Mean =1.25
Std. Dev. =0.435
N =100
0
0.5
1.5
2.5
Pendidikan
Universitas Indonesia
Variabel Kompetensi
Kat_kompetensi
Valid
Kompetensi Rendah
Kompetensi Tinggi
Total
Frequency
51
49
100
Percent
51.0
49.0
100.0
Valid Percent
51.0
49.0
100.0
Cumulative
Percent
51.0
100.0
Histogram
80
Frequency
60
40
20
Mean =1.49
Std. Dev. =0.502
N =100
0
0.5
1.5
2.5
Kat_kompetensi
Universitas Indonesia
Valid
Missing
100
0
6.70
.455
6.00
4.552
2
18
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Histogram
40
Frequency
30
20
10
Mean =6.7
Std. Dev. =4.552
N =100
0
0
10
15
20
Masakerja
Universitas Indonesia
Valid
<= 10 tahun
> 10 tahun
Total
Frequency
77
23
100
Percent
77.0
23.0
100.0
Valid Percent
77.0
23.0
100.0
Cumulative
Percent
77.0
100.0
Histogram
100
Frequency
80
60
40
20
Mean =1.23
Std. Dev. =0.423
N =100
0
0.5
1.5
2.5
kat_masakerja
Universitas Indonesia
Kompleksitas Pengobatan
Statistics
skor_kompleleks
N
Valid
Missing
100
0
10.23
.144
10.00
1.441
7
15
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
skor_kompleleks
Valid
7
8
9
10
11
12
13
15
Total
Frequency
4
7
14
36
23
10
5
1
100
Percent
4.0
7.0
14.0
36.0
23.0
10.0
5.0
1.0
100.0
Valid Percent
4.0
7.0
14.0
36.0
23.0
10.0
5.0
1.0
100.0
Cumulative
Percent
4.0
11.0
25.0
61.0
84.0
94.0
99.0
100.0
Universitas Indonesia
Histogram
40
Frequency
30
20
10
Mean =10.23
Std. Dev. =1.441
N =100
0
6
10
12
14
16
skor_kompleleks
kompleks1
Valid
Kompleks
Tidak Kompleks
Total
Frequency
61
39
100
Percent
61.0
39.0
100.0
Valid Percent
61.0
39.0
100.0
Cumulative
Percent
61.0
100.0
Universitas Indonesia
Histogram
100
Frequency
80
60
40
20
Mean =1.39
Std. Dev. =0.49
N =100
0
0.5
1.5
2.5
kompleks1
Variabel Kerjasama
Statistics
kerjasama_skor
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Valid
Missing
100
0
6.0600
.13913
6.0000
1.39132
4.00
8.00
Universitas Indonesia
Histogram
30
Frequency
20
10
Mean =6.06
Std. Dev. =1.391
N =100
0
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
kerjasama_skor
kerjasama
Valid
Kerjasama Kurang
Kerjasama Baik
Total
Frequency
75
25
100
Percent
75.0
25.0
100.0
Cumulative
Percent
75.0
100.0
Valid Percent
75.0
25.0
100.0
Universitas Indonesia
Variabel Gangguan
Statistics
skor_gangguan
N
Valid
Missing
100
0
13.04
.131
13.00
1.310
10
16
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Histogram
40
Frequency
30
20
10
Mean =13.04
Std. Dev. =1.31
N =100
0
8
10
12
14
16
18
skor_gangguan
Universitas Indonesia
gangguan
Valid
Tinggi
Rendah
Total
Frequency
64
36
100
Percent
64.0
36.0
100.0
Valid Percent
64.0
36.0
100.0
Cumulative
Percent
64.0
100.0
Variabel Komunikasi
Statistics
skor_komunikasi
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Valid
Missing
100
0
8.74
.194
9.00
1.936
5
12
Universitas Indonesia
Histogram
25
Frequency
20
15
10
5
Mean =8.74
Std. Dev. =1.936
N =100
0
4
10
12
14
skor_komunikasi
komunikasi
Valid
Tidak Efektif
Efektif
Total
Frequency
57
43
100
Percent
57.0
43.0
100.0
Valid Percent
57.0
43.0
100.0
Cumulative
Percent
57.0
100.0
Universitas Indonesia
Variabel SPO
Statistics
skor_spo
N
Valid
Missing
100
0
10.50
.194
11.00
1.936
5
14
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Histogram
40
Frequency
30
20
10
Mean =10.5
Std. Dev. =1.936
N =100
0
5
7.5
10
12.5
15
skor_spo
SPO4
Valid
Frequency
16
84
100
Percent
16.0
84.0
100.0
Valid Percent
16.0
84.0
100.0
Cumulative
Percent
16.0
100.0
Universitas Indonesia
Valid
Missing
100
0
11.14
.267
11.00
2.674
5
20
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Histogram
25
Frequency
20
15
10
5
Mean =11.14
Std. Dev. =2.674
N =100
0
5
10
15
20
skor_kenyamanan
Universitas Indonesia
Kenyamanan
Valid
Tidak Nyaman
Nyaman
Total
Frequency
88
12
100
Percent
88.0
12.0
100.0
Valid Percent
88.0
12.0
100.0
Cumulative
Percent
88.0
100.0
Valid
Missing
100
0
34.70
.331
35.00
3.311
24
40
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Histogram
20
Frequency
15
10
Mean =34.7
Std. Dev. =3.311
N =100
0
25
30
35
40
ikp_skor
Universitas Indonesia
IKP90
Valid
IKP
Tidak IKP
Total
Frequency
51
49
100
Percent
51.0
49.0
100.0
Valid Percent
51.0
49.0
100.0
Cumulative
Percent
51.0
100.0
Universitas Indonesia
Lampiran 3
KUESIONER
Assalamualaikum Wr. Wb
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Universitas Indonesia
Unit Kerja
Usia
: .
Pendidikan Terakhir
PK I
PK II
PK III
PK IV
PK V
B. Petunjuak Pengisian
1. Survey ini bertujuan untuk meminta anda memberikan pendapat mengenai
pekerjaan anda sehari-hari dalam memberikan pelayanan kepada pasien terkait
dengan isu-isu keselamatan pasien. Survey ini kira-kira memerlukan 10 15
menit untuk mengisi keseluruhan pernyataan.
2. Kuesioner ini bukan tes dengan jawaban benar atau salah, yang terpenting
adalah menjawab pernyataan dengan jujur sesuai pendapat dan keadaan yang
sebenarnya.
3. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i, karena kuesioner
ini semata-mata bertujuan untuk penelitian dan bukan untuk mengevaluasi
kinerja Anda.
4. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila semua pernyataan dijawab,
oleh karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pernyataan telah dijawab.
5. Silakan Anda mengisi dengan membubuhkan tanda ceklist ( V ) pada kolom
yang anda anggap benar, yaitu: Kuesioner 1, SS = Sangat Setuju; S = Setuju;
KS = Kurang Setuju; SKS = Sangat Kurang Setuju. Kuesioner 2, Tidak pernah;
Kadang-kadang; Sering; Selalu.
Universitas Indonesia
Pernyataan
SS
KS
SKS
Kompleksitas Pengobatan
1
dalam
melaksanakan
asuhan
keperawatan
Universitas Indonesia
dalam
memberikan
asuhan
11
12
13
Anda
tidak
pernah
melakukan
beberapa
15
Pembagian
tugas
dan
tanggung
jawab
untuk
memberikan
pelayanan
Dokter
memberikan
instruksi
yang
jelas
18
kesulitan
dalam
pelaksanaan
asuhan keperawatan
19
20
21
Standar
Prosedur
tindakan
Operasional
asuhan
mengenai
keperawatan
mudah
dimengerti
22
Standar
Prosedur
tindakan
Operasional
asuhan
mengenai
keperawatan
mudah
diterapkan
23
24
25
26
mendukung
dalam
memberikan
aman
bagi
pasien,
misalnya
saat
Universitas Indonesia
Suhu
ruangan
ditempat
anda
bekerja
30
D. Kuesioner 2
No
31
Pernyataan
Tidak
Kadang- Sering
Pernah
kadang
Selalu
32
Salah
memberikan
obat
kepada
pasien
34
pemberian
tindakan
dan
pasien
mengalami cedera
35
sehingga
terjadi
insiden
yang
Universitas Indonesia
37
38
39
40
41
insiden
yang
belum
sampai
terpapar ke pasien
42
43
44
dilakukan perbaikan
45
46
47
Penyimpanan
obat
kemasananya
hamper
yang
sama
rupa/bentuk
diletakan
berdekatan
48
49
50
Penandaan
area
yang
akan
dioperasi
Universitas Indonesia
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Universitas Indonesia
Unit Kerja
Usia
: ...
Pendidikan Terakhir
PK I
PK II
PK III
PK IV
PK V
B. Petunjuak Pengisian
7. Survey ini bertujuan untuk meminta anda memberikan pendapat mengenai
pekerjaan anda sehari-hari dalam memberikan pelayanan kepada pasien terkait
dengan isu-isu keselamatan pasien selama anda bekerja di RS X Jakarta.
Survey ini kira-kira memerlukan 10 15 menit untuk mengisi keseluruhan
pernyataan.
8. Kuesioner ini bukan tes dengan jawaban benar atau salah, yang terpenting
adalah menjawab pernyataan dengan jujur sesuai pendapat dan keadaan yang
sebenarnya.
9. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i, karena kuesioner
ini semata-mata bertujuan untuk penelitian dan bukan untuk mengevaluasi
kinerja Anda.
10. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila semua pernyataan dijawab,
oleh karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pernyataan telah dijawab.
11. Silakan Anda mengisi dengan membubuhkan tanda ceklist ( V ) pada kolom
yang anda anggap benar, yaitu: Kuesioner 1, SS = Sangat Setuju; S = Setuju;
KS = Kurang Setuju; SKS = Sangat Kurang Setuju. Kuesioner 2, Tidak pernah;
Kadang-kadang; Sering; Selalu.
Universitas Indonesia
Pernyataan
SS
KS
SKS
Kompleksitas Pengobatan
1
permasalahan
dalam
asuhan
keperawatan
6
Rekan
kerja
perawat
di
ruangan
saling
Universitas Indonesia
10
11
asuhan
13
14
Rekan
kerja
perawat
di
ruangan
mampu
16
18
19
20
Standar
Prosedur
Operasional
mempermudah
22
23
24
25
Tingkat
pencahayaan
mendukung
dalam
di
ruang
memberikan
perawatan
asuhan
Tingkat
kebisingan
mendukung
dalam
ditempat
anda
memberikan
bekerja
asuhan
D. Kuesioner 2
Tidak
Pernah
No
Pernyataan
29
KadangSering Selalu
kadang
gangguan
32
33
34
Universitas Indonesia
mengakibatkan
terjadinya
gangguan
kesehatan lain
36
37
38
Memberikan
asuhan
keperawatan
kepada
40
41
pengertian
dalam
melaksanakan
pelayanan
42
Obat
yang
mempunyai
rupa/bentuk
dan
44
45
46
47
48
Pasien
yang
dirawat
dilakukan
yang akan
Anda
mencuci
memberikan
tangan
asuhan
setiap
selesai
keperawatan
kepada
pasien.
Universitas Indonesia