Anda di halaman 1dari 36

SEJARAN PERUMNAS

PERUMNAS adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum
(Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Perumnas didirikan sebagai
solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke
bawah.
Perusahan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1988, dan disempurnakan melalui Peraturan
Pemerintah No. 15 Tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004. Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas
selalu tampil dan berperan sebagai pioneer dalam penyediaan perumahan dan permukiman
bagai masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Melalui konsep pengembangan skala besar, Perumnas berhasil memberikan


kontribusi signifikan dalam pembentukan kawasan permukiman dan kota-kota
baru yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sebagai BUMN pengembang dengan jangkauan usaha nasional, Perumnas mempunyai 7
Wilayah usaha Regional I sampai dengan VII dan Regional Rusunawa.
Helvetia Medan, Ilir Barat Palembang, Banyumanik Semarang, Tamalanrea Makasar, Dukuh
Menanggal Surabaya, Antapani Bandung adalah contoh permukiman skala besar yang
pembangunannya dirintis Perumnas. Kawasan Permukiman tersebut kini telah berkembang
menjadi "Kota Baru" yang prospektif. Selain itu, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi juga
merupakan "Kota Baru" yang dirintis Perumnas dan kini berkembang pesat menjadi kawasan
strategis yang berfungsi sebagai penyangga ibukota.

Visi Perumnas

"Menjadi Pengembang Permukiman dan


Perumahan Rakyat Terpercaya di
Indonesia"
Misi Perumnas

Mengembangkan perumahan dan permukiman yang bernilai tambah untuk kepuasan


Pelanggan

Meningkatkan professionalitas, pemberdayaan dan kesejahteraan Karyawan

Memaksimalkan nilai bagi Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lain

Mengoptimalkan sinergi dengan Mitra Kerja, Pemerintash, BUMN dan Instansi lain

Meningkatkan kontribusi positif kepada masyrakat dan lingkungan

Budaya Perumnas
1. Service Excellence

Mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan dalam menunjang


perkembangan perusahaan

bertindak proaktif dan dinamis untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

Tanggap dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan

2. Passion

Semangat

Selalu bersemangat tinggi untuk mencapai tujuan

Selalu berkeinginan kuat untuk mencapai tujuan

Bersikap optimis menghadapi tantangan

Antusias dalam pekerjaan

3. Integrity

Integritas

Mengutamakan kepentingan korporasi dari kepentingan yang lain

Memiliki komitmen yang tinggi demi kemajuan perusahaan

Bermoral baik

Jujur dan bertanggung jawab terhadap setiap perkataan

4. Innovative

Inovatif

Selalu mengupayakan terobosan baru untuk mendapatkan peluang secara maksimal

Berfikir terbuka dan kreatif untuk melakukan perbaikan/peningkatan

Secara kreatif mencari ide baru untuk meningkatkan produk, proses dan pelayanan

5. Focus

Fokus

Konsisten dalam melaksanakan tugas sesuai dengan skala prioritas

Mengerjakan pekerjaannya secara cermat, konsisten dan tuntas

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)


Tatakelola perusahaan yang baik atau good corporate governance selanjutnya disingkat dengan
GCG adalah proses untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabiltas perusahaan
guna mewujudkan nilai Pemilik Modal/RPB dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders perusahaan

berlandaskan

peraturan

dan

nilai

etika. Stakeholders perusahaan antara lain pemilik, kreditor, pemasok, asosiasi usaha,
karyawan, pelanggan, pemerintah dan masyarakat luas.
Pedoman Good Corporate Governance (GCG) Perum Perumnas ini merupakan wujud
komitmen dan langkah proaktif manajemen untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik bagi
perusahaan. Upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dengan dikeluarkannya SK
Menteri BUMN Nomor 117/MBU/2002 yang mewajibkan penerapan praktik good corporate
governance sebagai

landasan

operasional

pengelolaan

BUMN.

Sejalan

pula

dengan

ditetapkannya Undang-undang BUMN yang di dalamnya terkandung pengelolaan BUMN


dengan berlandaskan praktik dan prinsip good corporate governance.
Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN (termasuk Perum) memiliki peran strategis
sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar dan turut
membantu pengembangan usaha kecil/koperasi disamping sebagai sumber penerimaan negara
yang signifikan. Untuk dapat mengoptimalkan peran tersebut dan mampu mempertahankan
keberadaannya dalam perkembangan ekonomi yang semakin terbuka dan kompetitif, BUMN
perlu menumbuhkan budaya perusahaan dan profesionalisme melalui penerapan good
corporate governance dalam sistem pengelolaan BUMN.

Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas) adalah perusahaan yang


sahamnya dimiliki oleh negara. Pemilik mendelegasikan kewenangan pengawasan kepada
Dewan Pengawas sementara Direksi adalah organ perusahaan yang melaksanakan dan
bertanggung jawab penuh atas pengelolaan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perum
Perumnas serta mewakili Perum Perumnas, baik di dalam maupun di luar pengadilan (persona
standi in judicio)
TUJUAN GCG
Tujuan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance pada Perum Perumnas adalah:
1.

Memaksimalkan nilai perusahaan dalam bentuk peningkatan kinerja (high performance)


serta citra perusahaan yang baik (good corporate image).

2.

Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien serta


memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ perusahaan.

3.

Mendorong organ perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan


dilandasi dengan nilai etika/moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial perusahaan
terhadap stakeholders.

4.

Mendorong pengelolaan sumber daya dan risiko perusahaan secara lebih efisien dan
efektif.

5.

Mengurangi potensi benturan kepentingan organ perusahaan dan pekerja dalam


menjalankan bisnis perusahaan.

6.

Menciptakan lingkungan usaha yang kondusif terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Selengkapnya tentang GCG, dapat mengunduh Pedoman GCG dibawah ini :


Pedoman GCG 2015

DIREKTUR UTAMA

Himawan Arief Sugoto


Lahir pada tahun 1963 di Solo. Lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
pada tahun 1990, mendapat gelar Master in Project Management Universitas Indonesia pada
tahun 2001 dengan predikat Cum Laude. Mengawali karir sebagai Representative & Civil
Engineer di Siraishi Corporation Japan General Construction (1990 - 1995). Pernah menjabat
sebagai Chief Operation Officer di PT. Prosys Bangun Nusantara (Bakrie Group) pada tahun
1995-2000, sebagai President Director/CEO PT. Prosys Bangun Persada (Prosys Group) pada
tahun 2000-2007. Menjabat sebagai Direktur Utama Perum Perumnas (2007 - sekarang).

DIREKTUR KORPORASI dan PERTANAHAN

Herry Irwanto
Lahir pada tahun 1957 di Medan. Lulus dengan gelar sarjana Universitas Sriwijaya Palembang
(1988), mendapat gelar Magister Management Universitas Krisnadwipayana Jakarta pada
tahun 2000. Menjabat sebagai Deputy General Manager Regional VII (2005-2007), General
Manager Regional VII (2007-2008), General Manager Regional V (2008-2010), General
Manager Divisi Perencanaan & Perancangan (2010-2011), General Manager Regional III (20112012). Menjabat sebagai Direktur Korporasi dan Pertanahan Perum Perumnas (2012sekarang).

DIREKTUR PEMASARAN

Muhammad Nawir
Lahir pada tahun 1956 di Surabaya. Lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi
Surabaya pada tahun 1982, mendapat gelar Magister Manajemen UI di tahun 1992 serta Doktor
di Universitas Indonesia pada tahun 2011. Mengawali karir sebagai Arientasi Pada Proyek
Irigasi Madiun (1982), Manajer Proyek (1990-1995), Manajer Teknik (1995-1996), Manajer
Pengembangan Usaha (1997), Manajer Divisi Realty dan Property (1997-2000) di PT. Wijaya
Karya. dan melanjutkan karirnya sebagai Direktur Teknik Dan Pengembangan (2000-2005),
Direktur Utama (2005-2010), Komisaris (2010-2011) di PT. Wijaya Karya Realty. Pernah
menjabat sebagai Direktur Utama di PT. Wijaya Karya Gedung (2010-2012). Menjabat sebagai
Direktur Pemasaran Perum Perumnas (2012 - sekarang).

DIREKTUR PRODUKSI

HM. Kamal Kusmantoro


Lahir pada tahun 1954 di Purbalingga. Lulusan sebagai Sarjana Teknik dari Universitas Taman
Siswa pada tahun 1998, dan lulusan Program Magister Manajemen UNDIP pada tahun 2006.
Mengawali karir sebagai Kepala Unit Sako Kanten Palembang merangkap Kepala Unit Pangkal
Pinang (1992-1995), Manager Produksi & P2L (1999-2003). Pernah menjabat sebagai Deputy
GM Regional V Semarang (2003-2005), GM Regional IV Bandung (2005-2007). Menjabat
sebagai Direktur Produksi Perum Perumnas (2007-sekarang).

DIREKTUR KEUANGAN dan SDM

Hakiki Sudrajat
Lahir pada tahun 1968 di Bandung. Lulus dari Fakultas Peternakan di Universitas Padjajaran
Bandung pada tahun 1991, mengikuti Wijawiyata Manajemen MBA Program di Sekolah Tinggi
Manajemen PPM pada tahun 1993. Mengawali karir sebagai Manufacturing Manager Para
Groups pada tahun 1994, Monitoring Companies Manager (2000), Vice President Investment
Banking PT. Andalan Artha Advisindo Sekuritas (2001). Menjabat sebagai Direktur Keuangan
dan SDM Perum Perumnas (2007-sekarang).

REGIONAL PERUMNAS
REGIONAL I= Medan (Cab.NAD, Cab Sumut, Cab. Subar, Cab.Riau Daratan,
Cab.Riau Kepualauan)
Regional II= Jakarta (Bengkulu, Lampung, Jambi, Palembang, Palangkaraya,
Pontianak,
Regional III= Jakarta (Pulogebang, Cengkareng, Parung Panjang, Tangerang,
Bekasi, Kemayoran)
Regional IV= Bandung (Bandung, Cilegon, Karawang, Cirebon, Tasikmalaya,
Cianjur,)
Regional V= Semarang (Semarang, Purwokerto, Solo, Yogyakarta,
Kaltim,Kalsel, Tarakan)
Regional VI= Surabaya (Sby, Gresik, Mojokerto, Malang, Pasuruan, Bali,
Mataram, NTT)
Regional VII= Makassar (Sulawesi Selatan, Sulteng, Sulut, Maluku, Papua,
BTP, Buru)
Regional Rusunawa= Jakarta Batam

PRODUK
1. Perumahan
Perumnas sebagai Pengembang misi Pemerintah dalam menyediakan kebutuhan pokok
masyarakat, yaitu perumahan dan pemukiman, sejak didirikan pada tahun 1974 telah
membangun lebih dari 500.000 unit rumah dengan berbagai tipe di seluruh provinsi di
Indonesia.

Sebagai perintis pengembangan perkotaan, Perumnas telah berhasil melaksanakan misi


pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan sampai di wilayah terpencil. Hal ini
terbukti di antara kota-kota yang telah dibangun perumahan di lebih dari 150 kota. Dan
Perumnas selalu konsisten fokus pada pembangunan kelas menengah ke bawah.
Perumahan yang dibangun Perumnas telah dilengkapi dengan fasilitas sosialnya sehingga
tercipta lingkungan yang nyaman untuk ditinggali. Beberapa tipe Rumah Sederhana Sehat
(RSh, RUmah Sederhana (RS), Rumah Menengah (RM).

2. Rusunawa
Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) adalah rumah
susun sederhana yang disewakan kepada masyarakat perkotaan
yang tidak mampu untuk membeli rumah atau yang ingin tinggal
untuk sementara waktu misalnya para mahasiswa, pekerja
temporer dan lain lainnya. Rusunawa yang telah dibangun oleh
Perumnas tersebar di beberapa kota besar seperti di
Cengkareng, Koja, Kemayoran, Pasar Jumat, Pulogebang Jakarta,
Surabaya, Cirebon, Batam, Makasar, Padang, Pontianak dan
Samarinda
3. Rusunami
Program Sejuta rumah dan program 1000 Menara telah
mendorong Perumnas untuk memulai babak baru kembali ke
pusat kota untuk menata kota dan membangun rusunami ini

untuk mendekatkan msyarakat penghuninya ke tempat kerja


ataupun kegiatan lainnya.
ada beberapa tahuhn terakhir ini Perumnas memprogramkan
pembangunan perumahan bekerja sama dengan instansi,
Pemda, dll. Untuk menangani konsumen kolektif agar lebih dapat
memenuhi kekurangan rumah yang selama ini belum bisa
terpenuhi, baik oleh pengembang, pemerintah maupun swadaya
masyarakat.
Prestasi saat ini sudah dibangun beberapa Rusunami di
Jabodetabek, antara lain CityPark Cengkareng, Bandar
Kemayoran, Sentra Timur Pulogebang, Center Point Bekasi,
Malaka Green Klender dan akan terus berkembang. Sedang di
luar Jabodetabek direncanakan di Antapani & Sarijadi-Bandung,
Simpang 5 Semarang, Panakukkang Makasar, dan kota besar
lainnya.
PRODUK REGIONAL VI
RUKO SENTRALAND SURABAYA DRIYOREJO-GRESIK JAWA TIMUR
GRESIK KOTA BARU
CITRA SURODINAWAN ESTATE, MOJOKERTO, JAWA TIMUR
BUMI MOJOPURNO INDAH, MADIUN JAWA TIMUR

PRODUK RUSUNAWA

RUSUNAMI BANDAR KEMAYORAN (UNIT SEWA), JAKARTA


RUSUNAWA CENGKARENG, JAKARTA BARAT
RUSUNAWA SERUNI PULO GEBANG, JAKARTA TIMUR
RUSUNAWA TANJUNG PIAYU BATAM, BATAM

UNDANG_UNDANG
01. Undang Undang Nomor 72 Tahun 1957 Penjualan Rumah-Rumah Negeri Kepada
Pegawai Negeri Sebagai Undang-Undang
02. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
03. Undang Undang Nomor 7 Tahun 1971 Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan
04. Undang Undang Nomor 16 Tahun 1985 Rumah Susun
05. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1990 Serah-Simpan Karya Cetak Dan Karya
Rekam
06. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1992 Perumahan Dan Permukiman
07. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1997 Dokumen Perusahaan
08. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 Bangunan Gedung
09. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara
10. Undang Undang Nomor 19 Tahun 2003 Badan Usaha Milik Negara
11. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
12. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 Penataan Ruang
13. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas
14. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Informasi Dan Transaksi Elektronik
15. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik
16. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 Bendera, Bahasa Dan Lambang Negara
Serta Lagu Kebangsaan
17. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik
18. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2009 Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
19. Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 Kearsipan
20. Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 Peradilan Tata Usaha Negara
21. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 Perumahan Dan Kawasan Permukiman
22. Undang Undang Nomor 4 Tahun 2011 Informasi Geospasial
23. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 Rumah Susun
24. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanh Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum
25. Undang Undang Nomor 30 Tahun 2014 Administrasi Pemerintah

01. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974 Perusahaan


Umum Pembangunan Perumahan Nasional
02. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 Rumah Susun
03. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1988 Perusahaan
Umum Pembangunan Perumahan Nasional
04. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1994 Penghunian
Rumah Oleh Bukan Pemilik
05. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah
06. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996 Pemilikan
Rumah Temapt Tinggal Atau Hunian Oleh Orang Asing Yang
Berkedudukan Di Indonesia
07. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
08. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 Perusahaan
Umum
09. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 Penertiban
Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
10. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 Kawasan Siap
Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Kewenangan
Propinsi Sebagai Daerah Otonom
12. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001 Pengalihan
Kedudukan, Tugas Dan Kewenangan Menteri Keuangan Kepada
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 Pelimpahan
Kedudukan, Tugas Dan Kewenangan Menteri Keuangan Kepada
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
14. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004 Perusahaan
Umum Pembangunan Perumahan Nasional

15. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004 Penatagunaan


Tanah
16. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2005 Penyertaan
Modal Negara R.I. Untuk Pendirian Perusahaan Perseroan Di
Bidang Pembiayaan Sekunder Perumahan
17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
18. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 Rumah Negara
19. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 Tata Cara
Penyertaan Dan Penatausahaan Modal Negara Pada Badan
Usaha Milik Negara Dan Perseroan Terbatas
20. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan Dan Pembubaran Badan Usuha Milik
Negara
21. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 Impor Dan
Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Bersifat Strategis
Yang Dibebaskan Dari Pengenaan PPN
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
23. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 Pembayaran
Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas
Tanah Dan/Atau Bangunan
24. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2009 Jenis Dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementrian Negara Riset Dan Teknologi
25. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 Tata Cara
Privatisasi Perusahaan Perseroan
26. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Penertiban Dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar

27. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2015 Perusahaan


Umum Pembangunan Perumahan Nasional
28. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2015 Penambahan
Penyertaan Modal Negara RI Ke Dalam Modal Perusahaan Umum
Pembangunan Perumahan Nasional

01. Peraturan Menteri Nomor 01/PERMEN/M/2005 Pengadaan Perumahan Dan


Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS
Bersubsidi
02. Peraturan Menteri Nomor 04/PERMEN/M/2005 Pengadaan Perumahan Dan
Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS
Syariah
03. Peraturan Menteri Nomor 05/PERMEN/M/2005 Pengadaan Perumahan Dan
Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS
Bersubsidi
04. Peraturan Menteri Nomor 01/PERMEN/M/2006 Pengadaan Perumahan Dan
Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS
Syariah
05. Peraturan Menteri Nomor 02/PERMEN/M/2006 Pemberian Pinjaman Uang Muka
KPR Bagi PNS
06. Peraturan Menteri Nomor 05/PERMEN/M/2006 Dukungan Asuransi KPR/KPRS
Untuk Pembangunan Rumah Sederhana Sehat
07. Peraturan Menteri Nomor 06/PERMEN/M/2006 Pembangunan/Perbaikan
Perumahan Swadaya Melalui Kredit/Pembiayaan Mikro Dengan Dukungan Fasilitas
Subsidi
08. Peraturan Menteri Nomor 07/PERMEN/M/2006 Dukungan Penjaminan
Kredit/Pembiayaan Pembangunan/Perbaikan Perumahan Swadaya Melalui
Kredit/Pembiayaan
09. Peraturan Menteri Nomor 08/PERMEN/M/2006 Pedoman Pelaksanaan Pemberian
Stimulan Untuk Perumahan Swadaya Bagi MBR Melalui Lembaga Keuangan Mikro
10. Peraturan Menteri Nomor 12/PERMEN/M/2006 Perubahan Permen
05/PERMEN/M/2005 Pengadaan Perumahan Dan Permukiman Dengan Dukungan
Fasilitas Subsidi
11. Peraturan Menteri Nomor 14/PERMEN/M/2006 Penyelenggaraan Perumahan
Kawasan Khusus
12. Peraturan Menteri Nomor 15/PERMEN/M/2006 Penyelenggaraan Pengembangan
Kawasan Nelayan
13. Peraturan Menteri Nomor 17/Permen/M/2006 Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan Kawasan Perbatasan
14. Peraturan Menteri Nomor 25/PERMEN/M/2006 Perubahan Permen
25/PERMEN/M/2006 Dukungan Asuransi KPR/KPRS Untuk Pembangunan Rumah
Sederhana Sehat
15. Peraturan Menteri Nomor 26/PERMEN/M/2006 Dukungan Penjaminan
Kredit/Pembiayaan Pembangunan/Perbaikan Perumahan Swadaya Melalui
Kredit/Pembiayaan

16. Peraturan Menteri Nomor 32/PERMEN/M/2006 Petunjuk Teknis Kawasan Siap


Bangun Yang Berdiri Sendiri
17. Peraturan Menteri Nomor 05/PERMEN/M/2007 Pengadaan Perumahan Dan
Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS
Mikro
18. Peraturan Menteri Nomor 05/PRT/M/2007 Pedoman Teknis Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi
19. Peraturan Menteri Nomor 07/PERMEN/M/2007 Pengadaan Perumahan Dan
Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Sarusun
Bersubsidi
20. Peraturan Menteri Nomor 14/PERMEN/M/2007 Pengelolaan Rumah Susun
Sederhana Sewa
21. Peraturan Menteri Nomor 15/PERMEN/M/2007 Tata Laksana Pembentukan
Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Sederhana Milik
22. Peraturan Menteri Nomor 18/PERMEN/M/2007 Petunjuk Pelaksanan Perhitungan
Tarif Sewa Rumah Susun Sederhana Yang Dibiayai APBN Dan APBD
23. Peraturan Menteri Nomor 01/PERMEN/M/2009 Acuan Penyelenggaraan
Peningkatan Kualitas Perumahan
24. Peraturan Menteri Nomor 01/PERMEN/M/2010 Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat Di Bidang Perumahan Dan Permukiman
25. Peraturan Menteri Nomor 10/PERMEN/M/2010 Acuan Pengelolaan Lingkungan
Perumahan Tapak
26. Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2010 Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi
Dan KPR Syariah Bersubsidi Serta KPR Sarusuna Bersubsidi Dan KPR Sarusuna
Syariah
27. Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2010 Pengadaan Perumahan Melalui
Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas
Likuiditas
28. Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2010 Perencanaan Pembiayaan Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi
29. Peraturan Menteri Nomor 154/PMK.03/2010 Pemungutan Pajak Penghasilan
Pasal 22
30. Peraturan Menteri Nomor PER-02/MBU/2010 Tata Cara Penghapusbukuan Dan
Pemindahtanganan Aktiva Tetap Badan Usaha Milik Negara
31. Peraturan Menteri Nomor PER-06/MBU/2010 Perubahan Permen PER02/MBU/2010 Penghapusbukuan Dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap BUMN
32. Peraturan Menteri Nomor Per-15/MBU/2012 Perubahan Permen PER05/MBU/2008 Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa BUMN

33. Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 Pedoman Bantuan Stimulan


Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
34. Peraturan Menteri Nomor 07 Tahun 2013 Perubahan Permen 10 Tahun 2012
Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian Berimbang
35. Peraturan Menteri Nomor PER-02/MBU/2013 Panduan Penyusunan Pengelolaan
Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara
36. Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2014 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Perumahan Dan Kawasan Permukiman
37. Peraturan Menteri Nomor 03 Tahun 2014 Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan Dalam Rangka Pengadaan Perumahan Melalui KPR
38. Peraturan Menteri Nomor 04 Tahun 2014 Petunjuk Pelaksanaan Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan Dalam Rangka Pengadaan Perumahan
39. Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2014 Proporsi Pendanaan
Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera
40. Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2014 Pedoman Mitigasi Bencana Alam
Bidang Perumahan Dan Kawasan Permukiman
41. Peraturan Menteri Nomor 20/PRT/M/2014 FLPP Dalam Rangka Perolehan Rumah
Melalui KPR Sejahtera Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
42. Peraturan Menteri Nomor PER-04/MBU/2014 Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris, Dan Dewan Pengawas BUMN
43. Peraturan Menteri Nomor PER-22/MBU/12/2014 Perubahan Permen PER02/MBU/2010 Tata Cara Penghapusbukuan Dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap
BUMN
44. Peraturan Menteri Nomor 05/PRT/M/2015 Pedoman Umum Implementasi
Konstruksi Berkelanjutan Pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan
Umum
45. Peraturan Menteri Nomor 19/PRT/M/2015 Standar Dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang Dan Bangun
46. Peraturan Menteri Nomor 20/PRT/M/2015 Perubahan Permen 20/PRT/M/2014
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Dalam Rangka Perolehan Rumah Melalui
KPR
47. Peraturan Menteri Nomor 22/PRT/M/2015 Fasilitas Bantuan Tabungan
Perumahan Pegawai Negeri Sipil
48. Peraturan Menteri Nomor 107/PMK.010/2015 Perubahan Permen
154/PMK.03/2010 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
49. Peraturan Menteri Nomor 122/PMK.010/2015 Penyesuaian Besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak
50. Peraturan Menteri Nomor 269/PMK.010/2015 Batasan Harga Jual Unit Hunian
Rumah Susun Sederhana Milik Dan Penghasilan Bagi Orang Pribadi

51. Peraturan Menteri Nomor PER-01/MBU/01/2015 PEdoman Penanganan Benturan


Kepentingan Di Lingkungan Kementerian BUMN
52. Peraturan Menteri Nomor PER-02/MBU/02/2015 Persyaratan, Tata Cara
Pengangkatan Dan Pemberhenian Anggota Komisaris Dan Dewan Pengawas BUMN
53. Peraturan Menteri Nomor PER-03/MBU/02/2015 Persyaratan, Tata Cara
Pengangkatan Dan Pemberhenian Anggota Direksi BUMN
54. Peraturan Menteri Nomor PER-04/MBU/02/2015 Perubahan Permen PER05/MBU/2011 Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian BUMN
55. Peraturan Menteri Nomor PER-06/MBU/04/2015 Persyaratan Pengisian Jabatan
Pimpinan Tiggi Secara Terbuka di Lingkungan Kementerian BUMN
56. Peraturan Menteri Nomor PER-07/MBU/05/2015 Program Kemitraan BUMN
Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan
57. Peraturan Menteri Nomor PER-08/MBU/06/2015 Pedoman Pelaporan Realisasi
Penggunaan Tambahan Dana PMN Kepada BUMN
58. Peraturan Menteri Nomor PER-09/MBU/07/2015 Program Kemitraan Dan
Program Bina Lingkungan BUMN
59. Peraturan Menteri Nomor PER-11/MBU/09/2015 Perubahan Permen PER08/MBU/06/2015 Pedoman Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan Dana PMN
60. Peraturan Menteri Nomor 13/PMK.05/2016 Tata Cara Optimalisasi Penyelesaian
Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri Pada BUMN

Jokowi Berikan Kemudahan


Masyarakat Punya Rumah Murah
Berita
Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman pada 25
Mei 2016.
Lingkup Peraturan pemerintah ini meliputi: a. Penyelenggaraan perumahan; b. Penyelenggaraan
kawasan permukiman; c. Keterpaduan prasarana, sarana, utilitas umum perumahan dan kawasan
permukiman; d. Pemeliharaan dan perbaikan; e. Pencegahan dan peningkatan kualitas
perumahan kumuh dan permukiman kumuh; f. Konsolidasi tanah; dan g. Sanksi administrasi.
Menurut PP ini, penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman bertujuan untuk: a.
Mewujudkan ketertiban dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, b.
Memberikan kepastian hukum bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan tugas
dan wewenang serta hak dan kewajibannya dalam penyelenggara perumahan dan kawasan
permukiman; dan c. Mewujudkan keadilan bagi seluruh pemangku kepentingan terutama bagi
MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman.
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman merupakan satu kesatuan sistem yang
dilaksanakan secara terkoordinasi, terpadu dan berkelanjutan, dan dilaksanakan dengan prinsip
penyelenggaraan kawasan permukiman sebagai dasar penyelenggaraan perumahan, bunyi Pasal
4 ayat (1,2) PP ini, seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, setkab.go.id, Senin (13/6/2016).
PP ini menegaskan, bahwa pembangunan perumahan dilakukan dengan mengembangkan
teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan serta mengembangkan industri bahan
bangunan yang mengutamakan pemanfaatan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal yang
aman bagi kesehatan.
Selain itu, dilaksanakan melalui upaya penataan pola dan struktur ruang pembangunan rumah
beserta prasarana, sarana, dan utilitas umum yang terpadu dengan penataan lingkungan sekitar.
Badan Hukum yang melakukan pembangunan perumahan wajib mewujudkan perumahan
dengan Hunian Berimbang, yang dalam satu hamparan, kecuali untuk Badan Hukum Perumahan
yang seluruhnya pemenuhan rumah umum, bunyi Pasal 21 ayat (1,2,3) PP No. 14 Tahun 2016.

Dalam hal pembangunan perumahan dengan Hunian Berimbang tidak dalam satu hamparan,
menurut PP ini, pembangunan rumah umum harus dilaksanakan dalam satu daerah
kabupaten/kota, khusus untuk DKI Jakarta dalam satu provinsi.
Badan Hukum yang melakukan pembangunan perumahan dengan Hunian Berimbang tidak
dalam satu hamparan wajib menyediakan akses dari rumah umum yang dibangun menuju pusat
pelayanan atau tempat kerja, tegas Pasal 21 ayat 5 PP ini.
Kewajiban Pemerintah
Menurut PP ini, pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR (Masyarakat
Berpenghasilan Rendah), yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
melalui kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program perencanaan
pembangunan perumahan secara bertahap dan berkelanjutan.
Kemudahan dan/ atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR sebagaimana
dimaksud dapat berupa: a. subsidi perolehan rumah; b. stimulan rumah swadaya; c. insentif
perpajakan; perizinan; asuransi dan penjaminan; penyediaan tanah; sertifikasi tanah; dan/atau
prasarana, sarana, dan utilitas umum, bunyi Pasal 37 ayat (1,2,3) PP No. 14 Tahun 2016 itu.
Bantuan pembangunan rumah bagi MBR itu, menurut PP ini, dapat diberikan dalam bentuk: a.
dana; b. bahan bangunan rumah; dan/atau c. prasarana, sarana, dan utilitas umum, yang
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bantuan pembangunan rumah bagi MBR dapat diperoleh dari Badan Hukum melalui tanggung
jawab sosial dan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, bunyi Pasal 40
PP ini.
Pemasaran
PP ini juga menegaskan, bahwa rumah tinggal dan/atau rumah deret yang masih dalam tahap
proses pembangunan dapat dipasarkan melalui sistem perjanjian pendahuluan jual beli sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perjanjian pendahuluan jual beli sebagaimana dimaksud dilakukan setelah memenuhi
persyaratan kepastian atas: a. status pemilikan tanah; b. hal yang diperjanjikan; c. kepemilikan
izin mendirikan bangunan induk; d. ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas Umum; dan e.
keterbangunan perumahan paling sedikit 20%.
Badan Hukum yang melakukan pembangunan rumah tinggal dan/atau rumah deret, tidak boleh

melakukan serah terima dan/atau menarik dana lebih dari 80% dari pembeli, sebelum memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud, bunyi Pasal 22 ayat (5) PP ini.
Mengenai pemanfaatan, PP ini menegaskan bahwa rumah dimaksud dapat digunakan sebagai
kegiatan usaha secara terbatas tanpa membahayakan dan tidak mengganggu fungsi hunian.
Selain itu, pemanfaatan rumah selain digunakan untuk fungsi hunian juga harus memastikan
terpeliharanya perumahan dan lingkungan hunian.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu tanggal 27 Mei 2016,
sesuai pengundangan yang dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.

Kementerian PUPR Akan Bantu PSU Rusun


Sentraland Jakabaring
Berita

Bisnis.com, JAKARTA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)


melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan akan membantu prasarana, sarana dan utilitas
(PSU) untuk rumah susun (rusun) Sentraland Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan.
Diperkirakan bantuan PSU untuk rusun yang akan digunakan sebagai wisma atlet selama ajang
ASIAN Games 2018 tersebut sebesar Rp36 miliar.
Kementerian PUPR akan memberikan bantuan PSU sebesar Rp 36 Miliar untuk Rusun
Jakabaring ini. PSU itu nggak murah dan sudah ada aturannya, ujar Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono melalui siaran pers, Sabtu (11/6/2016).
Hal tersebut disampaikannya di sela-sela kegiatan Peresmian Pembangunan Rumah Susun
Umum Dalam Rangka Mendukung ASIAN Games 2018 di Palembang sekaligus Program Satu
Juta Rumah Untuk Rakyat di Kompleks Olahraga Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera
Selatan, Kamis (9/6/2016).
Menteri Basuki saat itu didampingi Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Syarif
Burhanuddin.
Adanya bantuan PSU, imbuh Basuki, akan membuat suasana yang baik dan nyaman bagi
masyarakat yang tinggal di Rusun yang dibangun oleh Perumnas tersebut.
Oleh Perumnas nantinya Rusun tersebut akan dinamakan sebagai Apartemen Sentraland
Jakabaring Palembang untuk tempat tinggal masyarakat serta para pegawai negeri sipil (PNS)
yang bekerja di daerah tersebut.
Lebih lanjut, Basuki menerangkan, kerjasama yang dilaksanakan oleh Perumnas dengan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan ini sangat membantu pemerintah dalam program
penyediaan hunian yang layak bagi masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR).
Pemanfaatan tanah-tanah negara yang dimiliki oleh pemerintah provinsi Sumatera Selatan
sebagai hunian vertikal diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya.
Saya harap Rusun yang dibangun oleh Perumnas ini kualitasnya tidak kalah dengan Rusun yang
dibangun oleh swasta. Apalagi Rusun ini dibangun di atas tanah Pemda sehingga bisa menekan

harga jualnya. Dan Pemda pun bisa memanfaatkan Rusun ini agar para PNS dan masyarakat
yang masih membutuhkan tempat tinggal layak serta mengurangi backlog perumahan,
terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumnas Himawan Arief Sugoto menjelaskan, pembangunan
Apartemen Sentraland Jakabaring Palembang ini diharapkan dapat selesai sebelum
penyelenggaraan ASIAN Games 2018 mendatang.
Apartemen yang diklaim memiliki kualitas bintang tiga ini nantinya terlebih dahulu akan
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal para atlet yang bertarung di ajang olahraga ASIAN Games.
Apartemen Sentraland Jakabaring Palembang ini dibangun di atas lahan seluas lima hektar dan
2.600 unit Rusun.
Kami berterimakasih atas bantuan PSU dari Kementerian PUPR, terangnya.

Hingga Mei, Pemerintah Klaim


Sudah Bangun 798.000 Rumah
Berita

PALEMBANG, KOMPAS.com - Dalam rangka realisasi pembangunan sejuta rumah untuk


rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum danperumahan Rakyat (PUPR) terus menggalakkan
percepatan pembangunan rumah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan tahun 2015 silam terdapat 678.000 rumah
yang sudah dibangun terkait Program Sejuta Rumah.
Kemudian hingga semester pertama 2016, jumlah itu kian bertambah seiring pembangunan
rumah yang dilakukan pemerintah dan swasta.
Sampai bulan Juni 2016 ini kita sudah bangun 120.000 rumah dengan anggaran yang naik terus,
kemarin Rp 12 triliun, sekarang Rp 20 triliun, sebut Basuki, di sela peresmian Rumah Susun
Umum Jakabaring, di Palembang, Kamis (9/6/2016).
Agar bisa mempercepat target Program Sejuta Rumah, Basuki berharap pembangunannya tidak
terbatas pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saja melainkan juga tanpa APBN.
Menurut Basuki, rumah susun (rusun) yang selama ini dibangun Kementerian PUPR terus
dibiayai APBN maka rusun tersebut hanya bisa disewakan ke masyarakat.

Namun lain halnya jika tanpa APBN seperti Rumah Susun Umum atau Wisma Atlet Palembang
yang dibangun berkat kerja sama Perum Perumnas, Pemprov Sumsel, dan Kementerian PUPR.
Kalau saya bisa bangun pakai APBN pasti nggak bisa dibeli. Nah untuk supaya bisa dibeli ya
dibangun di tanah Pemprov sehingga menekan harga dan bisa dibeli pegawai negeri sipil (PNS)
dan MBR, jelas dia.
Rumah Susun Umum Jakabaring dibangun di atas lahan Pemprov Sumsel seluas lima hektar dan
akan terdiri dari enam tower dengan total 2.600 unit hunian.
Dengan demikian, Basuki berharap pembangunan rusun di atas lahan milik Pemprov bisa juga
dilakukan di semua daerah di Indonesia guna semakin mempercepat realisasi Program Sejuta
Rumah.

Perumnas Bangun 2.600 Unit Rusun untuk


Atlet Asian Games
Berita

Palembang -Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) meresmikan pembangunan


dan meluncurkan pendaftaran perdana pemesanan Rumah Susun Umum Jakabaring yang
berlokasi di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.
Pembangunan rusun ini dilakukan atas kerjasama yang dilakukan oleh Perumnas dan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan, yang didukung oleh Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN.
Pembangunan rumah susun ini ditargetkan rampung pada 2017 mendatang sebelum perhelatan
Asian Games dilaksanakan.

Total ada enam tower rumah susun yang dibangun di atas lahan seluas 5 hektar yang akan
menampung sekitar 2,600 unit hunian dan akan terhubung langsung dengan Light Rail Train
(LRT) dan jembatan Musi 4.
Kawasan hunian atlet yang berkonsep rumah susun umum ini akan menjadi yang terbesar dan
terintegrasi di Palembang, dan tidak membebankan APBN dalam pembangunannya, jelas
Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto pada acara peresmian pembangunan
dan peluncuran rumah susun umum Jakabaring, Palembang, Kamis (09/06/16).
Setelah dihuni oleh para atlit Asian Games 2018 nanti, kawasan hunian ini rencananya juga akan
ditargetkan kepada para PNS, instansi pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan masyarakat
umum lainnya dengan kualitas yang telah disesuaikan dengan standar internasional (AOC).
Harga jual rusun ini terbagi atas dua tipe, yaitu tipe studio dengan harga jual Rp 204 juta dan luas
semi gros 23,5 meter. Dan tipe 2 bed room dengan harga Rp 284,727 juta dan luas 33 meter.
Progress pembangunan ini telah sampai pada struktur bawah yang sudah dirampungkan
sehingga sekitar 10% progress pembangunan telah dicapai, kata Himawan.
Proyek ini sendiri meraup dana sebanyak Rp 600 miliar, dan dari sisi pendanaan selain dari
internal Perumnas, juga menjalin kerjasama dengan perbankan nasional dan daerah.
Sementara itu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyambut baik terdapatnya proyek nasional
yang tidak membebankan APBN ini. Dia mengatakan ini seharusnya dapat digulirkan di wilayah
lainnya di Indonesia guna mempercepat program sejuta rumah pemerintah.
Dengan menjalin sinergi dengan pemerintah daerah dalam hal penyediaan lahan dan perizinan
serta sektor perbankan dalam hal pendanaan, program seiuta rumah dan penanganan backlog
perumahan akan dapat terealisasi ke depannya. Proyek Jakabaring Palembang ini yang dapat
dijadikan contoh, pungkasnya. finance.detik.com
Selain peresmian pembangunan rusun ini, BUMN yang bergerak di bidang perumahan atau
permukiman ini juga melakukan launching pemasaran untuk 2.600 unit rusun yang ditargetkan
rampung 2017. Hingga pukul 16.00 WIB hari ini, detikFinance mencatat sudah ada sekitar 190
unit rusun terjual.

Pembenahan Manajemen Aset


Tuntaskan Sengketa Tanah
Berita
JAKARTA Satu akedemisi menilai bahwa pemerintah perlu melakukan pembenahan
manajemen aset untuk menyelesaikan sengketa tanah negara.
Sudah saatya segera dilakukan manajemen aset negara terkait dengan tanah dan bangunan baik
itu statusnya milik negara, milik negara yang sudah dipisahkan, atau milik BUMN, kata
pengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Dian Pudji Simatupang, Rabu (1/6).
Apabila kondisinya dibiarkan tidak teratur seperti saat ini, ujarnya, bukan tidak mungkin akan
semakin banyak tuntutan dan gugatan hukum baik oleh perorangan atau pihak-pihak tertentu
terhadap aset yang telah diperoleh, dimiliki, atau dikuasai negara.
Menurut Dian, untuk tertibnya, Kementerian Keuangan dapat melakukan remanajemen aset
dengan menentukan mana saja aset negara yang sudah dipisahkan ke BUMN, mana aset negara
yang masih dikuasai dan terdaftar sebagai aset negara.
Kemudian juga harus ditegaskan, mana saja aset negara yang masih dikuasai dan tenlantar
sebagai aset negara dan mana aset negara yang dikuasai pihak lain, serta aset negara yang
diserahkelolakan kepada pihak lain.
Dian menjelaskan, identifikasi tersebut penting agar negara dapat mengetahui kemungkinan
risiko dan mengatasi masalah hukum secepatnya.
Menurutnya, kasus-kasus sengketa tanah antam negam dan pihak lain disebabkan belum adanya
upaya manajemen aset. Di sisi lain, dalam mengatasi tuntutan dan gugatan tanah, paparnya,
Presiden perlu menetapkan Tim Penyelesaim Sengketa Aset Negara berupa tanah yang dipimpin
Menkeu dengan anggota Mented BUMN, Menteri ATR/Kepala BPN, Jaksa Agung, dan Kepala
BPKP.
Tim ini, sambungnya, akan mengoordinasikan kemungkinan putusan pengadilan yang
mendukung pengalihan aset negara.
Selain itu, kata Dian, sosialisasi kepada peradilan bahwa aset negara berupa tanah bangunan
berbeda dengan tanah dan bangunan pada umumnya perlu dilakukan.

Putusan pengadilan tidak dapat menjadi satu-satunya dasar untuk melepaskan aset negara karena
harus ada prosedur syarat yang ditetapkan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang
milik negara.
Dengan demikian, putusan berkekuatan hukum tetap dalam sengketa tanah tetap harus menunggu
syarat prosedur temebut. Bisnis Indonesia, hal 27 (3/6)

Rp1,4 Triliun Untuk Bangun


Rumah Khusus
Berita
Housing-Estate.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kemenpupera) menganggarkan Rp1,4 triliun untuk pembangunan 6.000 unit rumah khusus di
seluruh Indonesia. Rumah khusus ini dibangun di daerah tertinggal, pedalaman, wilayah
perbatasan, untuk nelayan, dan anggota TNI/Polri.
Anggaran tahun 2016 lebih kecil dibandingkan tahun 2015 yang bisa digunakan untuk
membangun 6.359 unit. Rumah khusus yang dibangun anggarannya Rp90 -120 juta per unit
tergantung indeks kemahalan harga bahan bangunan di daerah tersebut, ujar Lukman Hakim,
Direktur Rumah Khusus Dirjen Penyediaan Perumahan Kemenpupera, kepada media di Jakarta,
Rabu (1/6).
Selama 5 tahun, lanjut Lukman, target Kemenpupera membangun lebih dari 50 ribu unit rumah
khusus yang salah satu tujuannya untuk memperkuat daerah-daerah dan kawasan perbatasan.
Peruntukan rumah khusus ini juga dimungkinkan untuk pembangunan kawasan yang terkena
bencana, menampung lansia, warga miskin, dan kebutuhan khusus lainnya seperti hunian warga
transmigrasi, perawat kesehatan, PNS, dan lainnya.
Rumah yang dibangun akan memperhatikan aspek lokal. Misalnya rumah bisa dibangun dengan
bentuk rumah panggung, joglo, rumah kopel, rumah tunggal, rumah deret, atau mengikuti bentuk
tipologi lahannya.
Rumah ini bukan menjadi milik masyarakat yang bisa diperjual-belikan. Pengguna rumah ini
hanya memiliki hak pakai, kepemilikannya nanti menjadi aset pemerintah daerah setelah
dihibahkan dari pemerintah pusat. Jadi, pemerintah daerah yang akan menentukan siapa saja
yang berhak menempati, imbuh Lukman.

Inovasi Bayar Sewa Rusun


Berita

Nomor Telepon Seluler Menjadi Nomor Rekening


JAKARTA, KOMPAS Perum Perumnas bekerja sama dengan PT Digital Artha Media dan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk meluncurkan cara baru untuk pembayaran sewa rumah susun. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi besarnya pasokan rumah susun yang akan dibangun ke
depan.
Bagi konsumen Perum Perumnas, metode pembayaran ini cukup unik ketika nomor telepon
seluler menjadi nomor rekening. Perumnas tentu tidak ingin tetap konvensional, kata Direktur
Keuangan dan Sumber Daya Manusia Perum Perumnas Hakiki Sudrajat dalam peluncuran sistem
pembayaran transfer pemakai (merchant payment transfer), Senin (30/5), di Jakarta.
Cara pembayaran ini adalah layanan akun virtual dengan tujuan memudahkan pelanggan untuk
bertransaksi dengan menggunakan nomor telepon seluler sebagai nomor rekening.
Dalam layanan ini, nomor telepon seluler digunakan sebagai kode bayar bagi pelanggan.
Menurut rencana, layanan tersebut dapat mulai aktif pada pertengahan Juni mendatang. Ke
depan, selain pembayaran sewa, dengan layanan tersebut dimungkinkan pula pembayaran cicilan
rumah.
Menurut Hakiki, melalui kerja sama tersebut, keluarga yang menghuni rumah susun sewa
(rusunawa) milik Perum Perumnas akan semakin dimudahkan untuk membayar sewa sebab
dapat dilakukan dari mana pun dan kapan pun. Saat ini, Perum Perumnas memiliki dan
mengelola 6.000 unit rusunawa di seluruh Indonesia.
Semakin diperlukan
Kebutuhan layanan transaksi digital tersebut akan semakin diperlukan ke depan karena Perum
Perumnas secara bertahap diberi tugas oleh pemerintah untuk mengelola 100.000 unit rusunawa
yang akan dibangun pemerintah. Saat ini, sekitar 4.000 unit rusunawa yang dibangun pemerintah
akan diserahkelolakan kepada Perum Perumnas.
Dengan semakin bertambah banyaknya rusunawa yang harus dikelola, metode pembayaran
konvensional berupa pembayaran ke loket atau kantor Perum Perumnas mesti diubah agar
semakin memudahkan penghuni.

Kami mendorong agar orang pun memiliki karier perumahan. Jadi di awal, hanya menyewa
rusunawa. Setelah ekonominya membaik, dia dapat membeli rumah sendiri. Jadi tidak selamanya sewa, kata Hakiki.
Saat ini, angka kekurangan rumah menyentuh 15 juta unit dengan kebutuhan sebesar 800.000
unit per tahun.
Sosialisasi
Pada kesempatan tersebut, Senior Vice President Transaction Banking Retail PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk Rahmat Broto Triaji mengatakan, pengenalan atau sosialisasi sebuah metode
pembayaran baru kepada masyarakat memerlukan proses dan waktu yang panjang. Namun,
pihaknya optimistis sosialisasi tersebut bisa dilakukan ke masyarakat.
Dia mencontohkan, pengenalan pembayaran melalui ATM dengan menggunakan kartu
memerlukan setidaknya 25 tahun sejak diperkenalkan pada tahun 1990-an.
Ini adalah edukasi yang berkelanjutan. Sekarang, era digital dengan harga ponsel dan data yang
murah, masyarakat tidak hanya bisa menggunakan kartu untuk pembayaran, tetapi juga
bertransaksi menggunakan ponsel, kata Rahmat.
Direktur Utama PT Digital Artha Media Indra Suryawan mengatakan, dengan menggunakan
nomor telepon seluler sebagai nomor rekening, proses bertransaksi akan lebih mudah dan cepat.
Menurut Indra, dengan metode pembayaran tersebut, Perum Perumnas akan dapat
mengembangkan inovasi lain untuk memudahkan layanan bagi para pelanggannya. Koran
Kompas, hal 18 (31/5/16)

Mei, Realisasi Program Sejuta


Rumah Baru 89 Ribu Unit
Berita
JAKARTA Realisasi Program Sejuta Rumah hingga Mei 2016 tercatat sudah mencapai 89 ribu
unit rumah. Jumlah tersebut terbilang masih jauh dari target yang dicanangkan pemerintah jika
mengingat tidak lama lagi memasuki pertengahan tahun.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Syarif Burhanuddin mengaku, kendala yang dihadapi saat ini adalah daya beli
masyarakat terhadap rumah yang masih lemah.
Daya beli masyarakat, kelihatannya seperti itu, belum normal ini masih sama dengan 2015,
ujar Syarif, di Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Syarif mengaku, pemerintah tidak memasang target realisasi di semester pertama 2016.
Sedangkan untuk target tahunan pemerintah mematok target hingga 700 ribu unit rumah.
Hal senada juga diutarakan oleh Pengamat Properti Ali Tranghanda, seperti yang sudah
diberitakan, dia mengatakan, beberapa hal menjadi alasan konsumen untuk menunda
pembeliannya, mengingat di triwulan II-2016 banyak kebutuhan jangka pendek yang mendesak
untuk lebih diprioritaskan, seperti Lebaran dan tahun ajaran baru. Okezone.com

Anda mungkin juga menyukai