kelompok
kontrol
sebagai
pembanding.
Penelitian
terhadap responden yang telah terpilih sesuai dengan krateria inklusi yang
dibuat oleh peneiti.
Pelaksanaan terapi Progressive Muscle Relaxation dilakukan selama 2
kali sehari pagi dan sore hari selama 2 hari berturut-turut dan total
pelaksanaan Progressive Muscle Relaxation ini dilakukan sebanyak 4 kali.
Setiap
pelaksanaan
Progressive
Muscle
Relaxation
ini
peserta
Karakteristik Responden
Responden adalah anggota Posbindu Mawar yang telah memasuki
usia menopause sampai dengan usia post menopause.
a.
Skor ansietas
Rerata
Median
Ansietas
22,93
23,00
Simpangan
Minimum Maksimum
Baku
2,369
20
27
b.
Status Pernikahan.
Berikut
ini
tabel
yang
menyajikan
karakteristik
responden
Frekuensi
Persentase
5
9
14
35,7 %
64.3 %
100 %
dibandingkan dengan metode plot dan histogram. Metode analitis juga lebih
sensitif dibandingkan metode plot dan histogram. Metode analitis yang dipilih
adalah dengan menggunakan uji shapiro Wilk karena jumlah responden 50
yaitu 14 responden. Distribusi data dinyatakan normal jika nilai kemaknaan
(p) >0,05 (Dahlan, 2010).
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Uji Normalitas Data.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Pretest
post
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
.221
.148
14
14
.063
.200*
.894
.908
14
14
.093
.146
Tabel 4.4
Rerata
Media
n
Simpangan
Baku
Minimum
Maksimum
Ansietas sebelum
Progressive Muscle
Relaxation
22,93
23,00
2,369
20
27
Rerat
a
Median
Simpangan
Baku
Minimu
m
Maksimum
Ansietas setelah
Progressive Muscle
Relaxation
12,79
11,00
3,683
19
b. Analisa Bivariat
Reratas.b
Perbedaan
Rerata s.b
IK 95%
14
22,932,36
10.143.80
12,33-7,94
0,000
14
12,793,68
Dari tabel 4.6 terlihat bahwa nilai significancy 0,000 (p<05) yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor ansietas yang bermakna pad
waninta menopause sebelum dan sesudah diberikan terapi selam 2 hari berturutturut. Rerata skor ansietas saat pretest didapatkan 22,93 (SD2,36), sedangkan
setelah diberikan terapi posttest memiliki nilai skor rerata 12,79 (SD 3,68) dan
memperoleh perbedaan rerata 10,14 point. Dari faktor peluang saja mampu
menerangkan sebesar 0,00% (<5%) maka hasil ini dianggap bermakna.
C.
Pembahasan
A. Univariat
1
Variabel
sebelum
diberikan
terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
Dari hasil penelitian di atas di dapatkan rerata skor ansietas sebelum
diberikan terapi Progressive Muscle Relaxation adalah 22,93, dengan standar
deviasi 2,369 dan nilai minimal 20 dan nilai maximal adalah 27. Dan dalam
hal ini terapi Progressive Muscle Relaxation diberikan kepada wanita
menopause dengan skor ansietas sedang.
Menurut Mulyani (2014) gangguan hormon yang menyebabkan
perubahan fisik pada wanita menopaus merupakan salah satu penyebab yang
dapat menimbulkan ansietas. Gangguan keseimbangan hormon dapat
mengakibatkan atrofi berbagai organ dan menyebabkan terganggunya protein
tubuh yang diperlukan untuk regenerasi tulang sehingga menopaus diiringi
dengan pengeroposan tulang (Osteoporosis). Gangguan hormon yang terjadi
pada wanita menopaus juga menyebabkan berkurangnya neurotransmitter
dalama otak (Mulyani, 2014).
Teori Model Stres Adaptasi yang dikembangkan oleh Stuart (2013)
menyebutkan ansitas terjadi disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya
faktor predisposisi, faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap
stresor, sumber koping, dan mekanisme koping. Ansietas juga menyebakan
perubahan respon tubuh seseorang bergantung dari tingkatan ansietas yang
dialaminya mulai dari ansietas ringan, sedang, berat hingga kelevel panik.
paling sering keluhan yang dilaporkan oleh subyek adalah gejala urogenital
(71,6%).
Ketidaknormalan sekresi hormon estrogen dapat berefek terhadap sistem
organ dan jaringan tubuh wanita menopause. Ganguan fisik yang terjadi
mulai dari rasa terbakar di muka (hot flushes) Atropi organ yang
menyebabkan wanita merasa tidak seperti wanita yang normal sebelum
menopaus. Inilah salah satu faktor pencetus ansietas pada wanita menopaus.
Gangguan sekresi hormon estrogen juga meningkatkan neurotransmitter
seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin, di sinap saraf yang dapat
mempengaruhi
pelepasan,
reuptake
dan
inaktivasi
enzim
pada
Relaxatio.
Hasil analisis didapatkan rerata sesudah dilakukan terapi Progressive
Muscle Relaxation adalah 12,79 dengan standar deviasi 3,683, nilai minimal 6
dan nilai max 19. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkam bahwa 95%
diyakini bahwa rerata ansietas reponden sesudah diberikan terapi Progressive
Muscle Relaxation berada pada tingkat ansietas ringan.
Pada hasil posttest ini, rata-rata komponen yang dinilai mengalami
perubahan yang positif. Hal ini bisa dibandingkan dengan hasil skor pretest
pada saat sebelum diberikan terapi. Walaupun perubahan skor yang didapat
tidaklah banyak tetapi rata-rata responden mengalami perubahan yang positif.
Perubahan tanda dan gejala yang lebih membaik juga faktor yang
mempengaruhi, karena hal ini berperan pada gangguan-gangguan yang bisa
mengganggu ansietas seseorang yang kemudian menyebabkan ansietas.
Penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukan oleh Stuart (2013)
tanda-tanda perilaku relaksasi seseorang apabila penurunan nadi, tekanan
darah menurun, respirasi menurun, konsumsi oksigen menurun, tingkat
metabolisme menurun, penyempitan pada pupil, vasodilatasi perifer,
peningkatan suhu perifer. Pada kognitif