Anda di halaman 1dari 6

http://dyuliardi.blogspot.co.id/2009/01/business-development-what-is-it-part-1.

html
Business Development: What is it? (Part 1)
Anda pasti pernah mendengar istilah Business Development (BD). Memang istilah ini terdengar familiar...
tapi apakah anda benar-benar tahu hal yang membedakan aktifitas yang satu ini dengan aktifitas lain di
sebuah perusahaan? Untuk sebuah perusahaan kecil, BD biasanya di-blend dengan kegiatan lain yang
lebih terlihat functional dan jelas KPI-nya, seperti: Marketing, sales, product development, corporate
strategy, dsb. Hal tersebut wajar, karena keterbatasan human resources dalam sebuah perusahaan
kecil--walau saya berpikir itu tetap langkah yang kurang bijak. Kenapa? Karena mayoritas dari kita belum
paham benar mengenai apa saja yang dikerjakan oleh fungsi BD. Saya mencoba share pemahaman
saya disini, dan saya sangat appreciate bila anda dapat memberikan insight yang lain mengenai BD.
Saya akan memulai dengan membedakan BD dengan fungsi lain, yang sering disalahpersepsikan oleh
banyak orang, sesuai dengan pemahaman saya.

Product Development bukan Business Development. Bisnis baru bukanlah selalu produk baru.
Begitu pula produk baru, bukanlah selalu bisnis baru. Sebagai contoh: suatu perusahaan selular
memiliki bisnis voice call dan SMS yang telah dilakukannya bertahun-tahun. Jika kemudian
perusahaan tersebut memunculkan produk kartu dengan brand baru dan fitur telfon murah dan
SMS gratis, maka itu bukan bisnis baru... tapi produk baru. Sebaliknya, jika misalnya perusahaan
tersebut melebarkan sayap ke luar negeri dan membuat sebuah anak perusahaan selular di
negeri tersebut, maka itu adalah bisnis baru. Bisa jadi produk yang dijual adalah produk yang
sama: voice call dan SMS dengan tipe bundling dan nama produk yang sama. Jadi, Product
Development dan Business Development bukan "barang" yang sama, kan?

Marketing bukan Business Development. Kegiatan marketing adalah mostly melakukan apa yang
disebut dengan 4P: Product, Price, Place and Promotion. Business yang akan dilakukan sudah
jelas, tinggal bagaimana membentuk produk yang harganya tepat sasaran, didistribusikan di
daerah yang sesuai target market dan message yang disampaikan mengenai produk ini dapat
dimengerti oleh calon konsumen. Business Development, dilain pihak, melakukan
pengembangan bisnis dengan mencari opportunity baru sehingga nantinya akan tercipta suatu
bisnis baru yang bisa di-"marketing"-kan. Selama terjadi proses marketing pun, BD terus
melakukan pengembangan. Jadi, jika keduanya berada di dalam proses value chain, maka dapat
dikatakan bahwa BD memiliki posisi sebelum dan juga paralel dengan marketing. Wilayah BD
adalah strategis, dalam hal ini melakukan evaluasi strategis terhadap suatu business
proposal dan mengeksplorasi potensinya secara mendalam termasuk roadmapnya ke depan.
Setelah bisnis terbentuk, maka fungsi BD akan berubah menjadi pengembangan atas bisnis yang
sudah ada dengan menciptakan bisnis baru

Dua perbandingan diatas saya rasa cukup untuk membedakan BD dengan fungsi lain dalam perusahaan.
Selanjutnya, apa saja yang dilakukan sebuah organisasi dalam menjalankan fungsi Business
Development-nya?
Dalam tahap membangun bisnis baru, prinsip dasar BD adalah melakukan valuasi strategis dan
eksplorasi potensi manfaat dari bisnis tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tentu perlu
dilakukan evaluasi yang paling tidak meliputi marketing, finance, knowledge management dan customer
service. Hasil analysis inilah yang akan menjadi bekal development team yang terdiri dari fungsi-fungsi
marketing, engineering, operations, legal, sales, dan lainnya, dalam membangun bisnis baru tersebut.
Prinsip dasar BD yang saya kutip dari wikipedia adalah sebagai berikut:

assessment of marketing opportunities and target markets

intelligence gathering on customers and competitors

generating leads for possible sales

advising on, drafting and enforcing sales policies and processes

follow-up sales activity

formal proposal or presentation management and writing

pitch and presentation rehearsals

business model design

Langkah-langkah diatas ada proses bagaimana BD berkontribusi dalam menciptakan dan


mengembangkan bisnis di perusahaan. Dalam setiap proses tersebut, banyak tools yang dapat
digunakan untuk membantu tim BD menciptakan strategi sebaik mungkin. Saat ini saya hanya ingin
menjabarkan proses yang paling penting dari Business Development: Penciptaan bisnis baru. Hal yang
paling awal adalah menentukan apa yang akan dikembangkan: produk lama market lama, produk lama
market baru, produk baru market lama atau produk baru market baru. Untuk ini, tools yang dapat
digunakan adalah Ansoff's Product/Market Grid:

Ansoff's Product/Market Grid


Pada prakteknya, proses penciptaan bisnis baru (New Business Development) tidak terlalu berbeda
dengan penciptaan produk baru (New Product Development/NPD), jika memang sebuah produk baru
akan dikembangkan. Untuk melakukan analysis awal mengenai produk baru yang akan dikembangkan,
maka anda dapat menggunakan salah satunya tool berikut untuk menentukan tipe produk yang akan
dibangun:

source: wikipedia
Dari prinsip dasar BD, saya akan jabarkan langkah-langkah yang biasanya diambil oleh tim BD
selanjutnya.
Penciptaan Ide (Idea Generation)
Prinsip utama dalam sebuah idea generation adalah, jangan pernah meremehkan sebuah ide baru.
Lakukan brainstorming, buat list atas semua ide yang muncul. Jangan lakukan filtering terlebih dahulu,
karena hal tersebut akan menghambat terciptanya ide yang unik dan brilian. Mayoritas penemuan
teknologi/bisnis yang esensial dalam hidup kita berasal dari ide-ide gila. Yang penting, tim terlebih dahulu
diberikan bekal yang cukup, seperti informasi mengenai market dan objective dari bisnis yang ingin
diciptakan.
Proses seleksi ide (Idea Screening)
Baru setelah semua ide di list down, dilakukanlah screening baik menggunakan tools yang tersedia
maupun simply sekumpulan pertanyaan yang akan memfokuskan ide kembali kepada objective dan
market-nya.
Pengembangan konsep (Concept Development)
Ide yang telah terseleksi kemudian dikembangkan menjadi konsep produk yang lebih baik dan matang,
dengan menggunakan tools yang sesuai. Lakukanlah SWOT analysis bila perlu, agar terlihat kelebihan
dan kekurangan suatu ide. Dan jangan lupa bahwa ide tetap harus berorientasi kepada objective dan
market yang dituju. Jika memungkinkan, analisa bagaimana produk ini dapat disupport oleh perusahaan
menggunakan value chain analysis.
Untuk sebuah ide yang benar-benar baru, ada baiknya kita lakukan survey kepada pelanggan/calon
pelanggan menggunakan metode2 yang ada. Misalnya saja: survey online, Forum Group Discussion
(FGD) ataupun Live Observation--tentunya jika budget mencukupi. Hasil dari survey ini biasanya
memberikan insight yang berharga bagi produk rancangan kita. Kita dapat mengembangkan produk
untuk sesuai atau bahkan lebih dari apa yang pelanggan/calon pelanggan mau.
Pengembangan konsep juga harus memiliki outlook jangka panjang. Analysis dapat dimulai dengan
membuat Product Portfolio atau dapat juga menggunakan BCG Matrix untuk dapat menganalisa
positioning produk dalam market. Ini akan memudahkan kita untuk melihat bagaimana prediksi kita
produk tersebut akan berevolusi terhadap produk-produk yang lain. Buatlah Product life cycle yang dapat

membantu kita untuk melakukan prediksi dan preparasi akan seperti apa produk ini diadopsi oleh market
dari awal perkenalan, growing sampai maturity. Gunakanlah data-data past experience sebanyak
mungkin agar dapat memperoleh benchmarking yang relevan.
Analisa bisnis (Business Analysis)
Analisa bisnis dapat menggunakan beberapa tools seperti Porter's 5 Forces untuk melihat peta kekuatan
kita dalam mengembangkan produk tersebut diantara para kompetitor, supplier, customers, new entrants
dan substitusi. Kemudian, kita buat strategi bisnis produk tersebut dengan menggunakan konsep
marketing mix atau 4P--Product, Price, Promotion dan Place. Analisa bisnis ini dapat dilakukan secara
paralel saat kita melakukan pengembangan konsep.
Langkah kemudian adalah menciptakan model bisnis dan prediksi finansial 3-5 tahun kedepan.
Bagaimana memulainya? Saya coba beri tips sedikit dibawah ini:

Explorasi data yang relevan sebanyak mungkin, sesuai dengan market, objektif dan strategi yang
sudah kita buat pada langkah-langkah sebelumnya.

Tentukan prediksi % early adopters berdasarkan analisis product life cycle kita, dan tentukan
juga growth rate berdasarkan prediksi-prediksi diatas.

Tentukan behaviour pelanggan dalam menggunakan produk/layanan ini, sesuai dengan analisis
anda sebelumnya menggunakan Porter's 5 Forces dan 4P.

Cari faktor-faktor ekonomi makro, seperti: tingkat suku bunga (atau WACC--jika perusahaan
sudah memiliki perhitungan tersendiri), kurs mata uang, dan lainnya.

Masukkan dalam sebuah financial projection worksheets. Kalkulasi: Pendapatan, P/L, OPEX,
CAPEX dan terakhir adalah cash flow.

Lakukan valuasi terhadap prediksi cashflow dalam 3-5 tahun kedepan, dengan mendapatkan
komponen setidak-tidaknya: IRR (Internal Rate Return), NPV (Net Present Value) dan Payback
Period. Untuk beberapa analisis dapat juga menggunakan Profitability Index, dan lainnya.

Presentation Deck for Management


Setelah membuat semua analisis diatas yang dituang dalam sebuah Project Brief, inilah saatnya
membuat output berupa presentasi ke manajemen, untuk dapat di-approve. Bentuk dari sebuah
presentasi dapat bermacam-macam tergantung dari kebutuhan dan kebiasaan management dalam
melihat sebuat proposisi. Yang penting: don't create too many pages, don't put cluttered pages.
Tips dari saya, mulailah dengan objektif anda (termasuk uang tentunya :)), value proposition produk, dan
overview market. Selebihnya, kombinasikan apa yang sudah dianalisis diatas. Pengalaman saya: cukup
10 halaman.
Proof of Concept dan Persiapan Komersialisasi
Ada kalanya kita harus melakukan percobaan terhadap sebuah produk yang sangat baru. Kita dapat
mengambil sample pengujian atau membentuk komunitas yang siap untuk melakukan percobaan.
Hasilnya Proof of Concept ini kita evaluasi dan akan menjadi bekal persiapan Komersialisasi bersama
unit-unit lain dalam perusahaan.

*****
http://hidayats.blogdetik.com/2010/10/05/3/
Business Development
Business Development
adalah salah satu fungsi manajemen perusahaan dalam upaya untuk
mengembangkan bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. namun dalam pengertian yang lebih luas
Business Development bukan hanya melakukan analisa bisnis yang ada pada saat ini tapi juga
bagaimana mengelola opportunity business yang ada menjadi sesuatu yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya
Banyak yang mengkaitkan Business Development dengan Marketing dengan menyatakan bahwa fungsi
Business Development adalah merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan fungsi marketing dan
bagimana melakukan penjualan, mencapai target penjualan, melakukan follow up terhadap marketing
program dan lain sebagainya terkait dengan permasalahan marketing. namun sesungguhnya fungsifungsi tersebut adalah hanya merupakan sebagian kecil dari fungsi Business Development karena
idealnya Business Development harus memiliki cakupan yang lebih luas hal ini terkait dengan
pengembangan business yang bukan hanya sekedar mengembangkan permasalahan marketing semata
namun lebih dari itu termasuk memilih business apa yang paling menguntungkan perusahaan dan
konsep seperti apa untuk dapat melaksanakan business tersebut untuk itu perlulah kiranya kita
mempelajari komponen komponen ideal yang seharusnya dimiliki oleh Business Development :
Komponen Komponen Penting Business Development
Research & Development
Research Development adalah salah satu fungsi manajemen berkaitan dengan upaya untuk
meningkatkan kemampuan perusahaan melalui pelaksanaan serangkaian riset yang bertujuan untuk
memberikan atau mendapatkan formulasi dan cara-cara baru yang lebih efektif bagi perusahaan output
reseach and development merupakan salah satu komponen inti yang menjadi landasan penting bagi
laporan business development terkait dengan feasibility study yang dilakukan untuk kepentingan
pengambilan keputusan manajemen dalam merancanakan bisnis di masa yang akan datang
Marketing Development
Analisa pasar dan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting terkait dengan targettarget penjualan perusahaan analisa ini meliputi fungsi marketing secara manyeluruh (termasuk
didalamnya program sales dan promosi) kaitannya dengan marketing development analisa pasar dan
pemasaran dalam fungsi marketing development bukan hanyapermasalahan bagaimana melakukan
penjualan terhadap produk yang telah dihasilkan tapi juga analisa berkaitan dengan produk seperti apa
yang sedang trend di pasar bagaimana konsep penjualan dan promosinya serta permasalahan target
pricing jauh hari sebelum produk diproduksi. Hasil dari analisa yang dilakukan oleh marketing
development akan menjadi acuan bagi business development dalam mengusulkan jenis produk yang
paling menguntungkan bagi perusahaan
Product Development
Keberhasilan perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh kualitas produk yang dihasilkannya maka
sangatlah penting untuk melakukan kajian kritis terhadap produk yang telah dihasilkan dalam kaitan
peningkatan kualitas produk. Business Development sangat konsern dengan permasalahan tersebut
sehingga rekomendasi business development terhadap produk yang akan dibuat mengacu pada hasil
analisis yang telah dilakukan oleh fungsi produk development

Financial support
Kita semua sepaham bahwa seunggul apapun metode yang dimiliki oleh sebuah perusahaan secanggih
apapun teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk tidak akan berarti apa-apa apabila
perusahaan tidak memiliki modal kerja yang cukup, maka tak heran banyak perusahaan tidak dapat
mempertahankan eksistensinya karena permasalahan tidak terkendalinya pengaturan keuangan
perusahaan baik dari sumber maupun penggunaan serta pengelolaannya untuk itu masalah financial
support ini menjadi satu hal penting yang akan digunakan oleh business development dalam mengkaji
kelayakan sebuah usaha.
Management Analysis
Salah satu output yang dihasilkan oleh business development adalah menyiapkan dan menyediakan
berbagai tools management berkaitan dengan analysis yang harus dilakukan oleh management dalam
pengambilan keputusan sehingga dengan adanya tools tersebut management dapat melakukan analisa
kritis dengan alat-alat analisis yang dapat menghasilkan keputusan yang rasional dan akuntabel.
*****

Anda mungkin juga menyukai